Rezeki
Rezekimu tahu dimana dirimu. Mungkin kau tak tahu dimana rezekimu, tapi rezekimu tahu dimana dirimu. Dari lautan biru, bumi dan gunung. Allah memerintahkannya menuju dirimu. Allah menjamin rezekimu sejak usiamu 4 bulan 10 hari dalam kandungan ibumu.
Amatlah keliru bila rezeki dimaknai dari hasil bekerja. Karena bekerja adalah ibadah dan rezeki adalah urusan-Nya. Melalaikan kebenaran (ibadah) demi mengkhawatirkan apa yang telah dijamin oleh-Nya adalah kekeliruan ganda.
Mannusia membanting tulang demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggalkannya karena tidak dibawa mati. Mereka lupa bahwa hakekat rezeki adalah apa yang telah dinikmatinya, bukan yang tertulis dalam angka.
Rezeki kita tidak selalu diletakkan pada pekerjaan kita. Allah meletakkannya sekehendak-Nya. Diulang bolak-balik 7x antara sofa dan marwa tapi zam-zam justru muncul dekat kaki bayinya. Ikhtiar itu perbuatan, rezeki itu kejutan.
Dan jangan lupa bahwa rezekimu akan ditanya, dari mana dan untuk apa ? Karena rezeki adalah hak pakai. Halalnya akan dihisab, haramnya akan di adzab. Maka jangan kau iri dengan rezeki orang lain, karena harus iri juga dengan takdir dan matinya.
Karena Allah telah membagi rezeki, jodoh dan usia hamba-Nya tanpa bisa tertukar satu dengan lainnya. Jadi, bertawakkal-lah dan ridho dengan semua ketentuan-Nya. Sehingga apapun itu, engkau akan merasa cukup dan menikmatinya. Selamat bekerja untuk ibadah semata-mata mencari ridho-Nya. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan sampaikan komentar anda terhadap postingan (tulisan) ini. Terima kasih