Coretan teman wartawan

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABI'UL AWWAL ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi ridwankajianmanarul, Senin 25 Agustus 2025, 1 Rabiulawwal 1447H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bersegeralah Beramal Sholeh Sebelum Datang Musibah

Jika kita melihat sebagian orang begitu menggebu mengejar cita-cita dunia, maka seharusnya seorang muslim jauh lebih bersemangat dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul khairat). Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Bersemangatlah dalam menggapai hal yang bermanfaat untukmu.” (HR. Muslim no 2664)

Indikasi ia bersemangat adalah tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan. Allah ‘Azza Wajalla berfirman, “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 148)

Dalam ayat yang lain, Allah ‘Azza Wajalla menyifati orang- orang mukmin sebagai orang yang bersegera dan berlomba dalam kebaikan, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan kebaikan, dan merekalah orang- orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mukminun: 60-61)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan “Dalam hal bersegera mengerjakan kebaikan, obsesi mereka adalah setiap perbuatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah. Harapan mereka hanya ingin bebas dari siksa neraka. Setiap kebaikan yang mereka dengar atau ada kesempatan melakukannya, maka mereka akan segera bertindak saat itu juga. Mereka melihat orang-orang terpilih Allah telah jauh melampaui mereka, dari sisi kanan dan kiri mereka. Maka, mereka bersegera mengerjakan kebajikan dan berusaha sedekat mungkin dengan Rabb mereka. Mereka begitu kekeuh.”

“Dan kebaikan yang dimaksud mencakup ibadah wajib dan sunah. Berupa salat, puasa, zakat, haji, umrah, jihad, dan amalan jangka panjang maupun jangka pendek. Semakin kuat dorongan hati seseorang dalam bersegera dan giat dalam mengerjakan kebaikan, sebesar itu pula pahala yang Allah limpahkan kepada hamba tadi.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 72)

Semangat mengerjakan kebaikan ini hendaknya tidak boleh padam di tengah jalan dengan menunda-nundanya. Nabi Muhammad  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Bersegeralah mengerjakan kebaikan sebelum datangnya fitnah yang seperti gelapnya malam. Sehingga ada di antara orang-orang yang paginya beriman, sore harinya telah kufur. Atau sebaliknya, di sore hari ia beriman, kemudian kufur di esok paginya. Mereka menukar agama mereka dengan perbendaharaan dunia.” (HR. Ahmad no. 8017 dan Muslim no. 118). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. RENUNGAN JELANG MAGHRIB ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM), Ahad 24 Agustus 2025, 30 Shafar 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menakjubkan Nyaris Sama

Sungguh  menakjubkan ! Saat lahir, kita diadzankan di telinga tanpa sholat. Dan saat mati, kita disholatkan tanpa diawali adzan. Sungguh  menakjubkan! Saat lahir, kita tidak tahu siapa yang mengeluarkan kita dari perut ibu.

Dan saat mati, kita tidak tahu siapa yang memasukkan kita ke dalam kubur.Sungguh  menakjubkan ! Saat lahir, kita dimandikan dan dibersihkan. Dan begitu pula saat mati, kita dimandikan dan dibersihkan.

 Sungguh  menakjubkan ! Saat lahir, kita tidak tahu siapa yang riang gembira atas kelahiran kita.
Dan saat mati, kita pun tidak tahu siapa yang menangis sedih atas kematian kita. Sungguh  menakjubkan !

Saat di perut ibu, kita berada di ruang yang sempit lagi gelap. Dan saat mati, kita pun berada di ruang yang sempit lagi gelap. Sungguh  menakjubkan ! Saat lahir, kita dibungkus dengan kain untuk menutupi.

Dan saat mati, kita pun dibungkus dengan kain untuk menutupi. Sungguh  menakjubkan !
Saat lahir dan tumbuh besar, orang-orang bertanya tentang prestasi dan kebaikan-kebaikan kita. Dan saat mati, di alam kubur malaikat akan bertanya tentang amal-amal yang pernah kita perbuat.

Lalu ... Apa yang telah kita siapkan untuk akhirat ? "Ya muqallibal quluub tsabbit qalbi ‘alaa diinik".(Wahai Dzat yang Maha Membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu). Do'a Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam di pagi hari : "Allahumma Inniy  As-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan". (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima). (HR : Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM). @room sappt denpasar bali, Sabtu 23 Agustus 2025 - 29, Shafar 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cara Allah Wa Ta'ala Menjaga Kita

DALAM HIDUP KITA tidak sedikit muncul kejadian yang tanpa disadari. Ada 5 Cara Allah Wa Ta'ala membantu kita, tanpa kita sadari. Satu, dijauhkan dari orang yang bikin capek, kita mungkin bingung kenapa tiba-tiba ada orang yang pergi dari hidup kita. Tapi bisa jadi itu tanda kita lagi dilindungi dari drama yang lebih besar. 

Dua, dikasih rezeki pas banget ketika lagi butuh, pernah tidak, lagi kepepet banget eh tiba-tiba ada rezeki datang masuk? Itu bukan kebetulan. Allah Wa Ta'ala tahu kapan kita butuh, tinggal kita nya saja peka apa tidak.

3. Ketemu orang yang nyentil Scroll IG, tiba-tiba nemu konten yang bikin kita mikir: “Iya juga ya.” Bisa jadi itu Allah Wa Ta'ala lagi negur kita lewat jalan yang paling halus.

4. Gagal dapat kerja disaat kita sudah usaha mati- matian tapi tetap tidak lolos. Bukan berarti kita tidak layak, tapi karena Allah Wa Ta'ala tahu itu bukan tempat yang terbaik buat kita untuk berkembang.

5. Dikuatin pas kita udah mau nyerah dan nangis ditengah malam, tapi besoknya tetap bisa bangun dan kerja. Kita kuat bukan karena kita hebat, tapi karena Allah Wa Ta'ala tidak ninggalin kita.


Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah)

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad. Yaa Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu petang. 

Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu kebangkitan bagi semua makhluk. Yaa Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezeki yang halal, dan amal yang diterima di sisiMu dan mendapatkan ganjaran yang baik. Robbana Taqobbal Minna. Yaa Allah terimalah doa dan amalan kami, aamiin..... In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah.  fimdalimunthe55@gmail.com. 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM), Jumat 22 Agustus 25, 28 Shafar 1447 H @room sappt denpasar bali. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SHALAT dan PAHALANYA

JUMAH MUBARAK. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78) 

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain yaitu shalat shubuh dan ashar maka dia akan masuk surga” (HR. Bukhari no.574 Muslim no.635). "Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar)”. (HR. Muslim no. 634) 

Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminanNya. "Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminanNya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam”. (HR. Muslim no. 163) 

Barangsiapa yang shalat Isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya”. (HR. Muslim no.656) 

Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh)”. (HR. Bukhari no.137 Muslim no.632). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com. 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi kajianmanarulilmi, Rabu 20 Agustus 2025, 26 Shafar 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Belajar Akidah Agama agar Paham antara JIKA dan MAKA

Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa angka 13 adalah merupakan angka sial. Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bila adikmu menikah lebih dahulu anda sebagai kakak akan susah mendapatkan jodoh.

Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini apabila menabrak kucing di jalan adalah tanda akan sial. Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa bayi yang baru lahir bajunya harus disematkan peniti dan jika tidak ia akan diganggu setan.

Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa foto bertiga di antara salah satunya akan meninggal duluan. Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa jika telinga anda berdenging itu tanda anda sedang di omongin orang.

Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yg benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa jika memberi sesaji di kuburan, pohon keramat, laut, gunung dapat menolak balak. Jika anda tidak belajar agama dan aqidah yang benar, maka anda akan tetap meyakini bahwa dukun, peramal dan paranormal mampu mengetahui masa depan dan perkara yang gaib.

Sungguh hari ini kita dapati begitu banyak saudara saudara kita yang masih percaya dengan berbagai khurafat, mitos dan cerita tahayul, semua itu karena mereka malas belajar agama tentang tauhid dan aqidah yang benar, dan mereka masih terlalu percaya dengan ajaran nenek moyang, kebiasaan adat setempat dan ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran syariat islam.

Padahal kita bisa jadi terjerumus dalam perbuatan syirik karena kita tidak tahu bahwa perbuatan itu termasuk sebuah kesyirikan. Karena itu pentingnya setiap seorang muslim untuk belajar agama tentang tauhid dan aqidah yang benar. 

Karena kedudukan tauhid dan aqidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama islam dan karena Allah menciptakan kita untuk mentauhidkanNya. Dalam ayat disebutkan, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kata para ulama, maksud beribadah kepada Allah adalah mentauhidkan Allah, berarti hanya beribadah kepada Allah semata, tidak boleh Allah disekutukan. As-Sudi rahimahullah mengatakan bahwa ibadah itu ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat. 

Orang- orang musyrik mengenal Allah, tetapi tidak bermanfaat karena mereka masih menyekutukan Allah atau berbuat syirik. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:38). Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan rasulNya dengan dalil dalil yang pasti, dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah sifat-sifat yang sempurna; dan mensucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan yang dimiliki makhluk, serta dan membenarkan risalah seluruh rasul- rasulNya. 

Dengan ilmu Tauhid kita terhindar dari pengaruh aqidah- aqidah yang menyeleweng dari kebenaran. Semoga hal ini menjadi perhatian kita semua dan semoga Allah Ta'ala memberikan kita taufiq dan hidayah untuk belajar agama dan tetap berpegang teguh di atas tauhid dan aqidah yang benar, sehingga kita dapat terhindar dan meninggalkan dari segala bentuk kesyirikan. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi ba'da subuh kajianmanarul, Selasa  19 Agustus 2025, 25 Shafar 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Setiap Kesulitan Pasti Disertai Kemudahan

HIDUP memang tidak selalu indah. Terkadang kita diuji dengan kesulitan, sempitnya rezeki, atau beratnya ujian hidup. Tapi ingat, setiap kesulitan pasti disertai kemudahan. Jangan menyerah, apalagi sampai bermaksiat saat sedang terpuruk.

"Inna ma'al 'usri yusra" adalah penggalan ayat Al-Quran Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6, yang artinya "Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan." Ayat ini mengajarkan untuk tidak berputus asa dalam menghadapi kesulitan, karena kemudahan pasti akan datang. 

Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Ketahuilah bahwasannya kemenangan itu bersama kesabaran,  dan jalan keluar itu bersama kesulitan, dan bahwasanya bersama kesulitan ada kemudahan". (HR. Tirmidzi 2516, HR. Ahmad 2803) 

Jangan biarkan pesimisme merusak keyakinan kita. Pesimis bisa membuat hati gelap dan menjauh dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala Justru saat sulit, itulah waktu terbaik untuk semakin dekat kepadaNya.

Cobaan besar adalah tanda kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala ingin kita kembali, ingin mengangkat derajat kita, dan menghapus dosa-dosa kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga." (QS. Aṭ-Ṭalāq : 2-3)

Yakinlah, selama kita sabar, tawakal dan tidak putus asa, pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan datang tepat pada waktunya. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM) Senin 24 Shafar 1447, 18 Agustus 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ketetapan Allah Pasti Lebih Indah Dari Rencana Kita

Sungguh Ketetapan Allah itu jauh Lebih Indah dari setiap rencana kita. Percayalah ! Pernah tidak rencana kita yang sudah matang ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan ? Pernah tidak hal yang tidak terencana justru hasilnya lebih baik. 

Disitulah menandakan bahwa Allah Maha Besar dan Perencana terbaik bagi hambaNya. Kita punya rencana tapi sebaik-baik rencana adalah rencana Allah. Kita menginginkan yang terlihat baik tapi Allah memberikan yang benar-benar terbaik untuk kita. 

Percaya saja dengan Allah sebab Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Allah punya rencana indah di atas rencana kita. Apa yang kita alami sudah menjadi RencanaNya, dan di atas RencanaNya, Allah mempunyai Rencana lain untuk kita. 

Sadarilah bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta’ala adalah sebaik baiknya Dzat Perencana. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim PROKLAMASI NKRI, Ahad 17 Agustus 2025, 23 Shafar 1447, ba'da subuh@puriindahsdjo. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Doa 80 Tahun Indonesia Merdeka 

"Ya Allah jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." (QS. Ibrahim: 35). "Ya Allah, jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman sentosa dan berilah rezeki dari buah- buahan kepada warganya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian." (QS. Al-Baqarah: 126)

Ya Allaah, aku berlindung kepadaMu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung daripada sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung kepadaMu dari cengkaman hutang dan dari penindasan orang /bangsa lain.

Merdeka tidak sekedar terlepas dari cengkeraman penjajahan bangsa lain secara fisik saja, tapi juga merdeka dalam segala bidang. Ideologi bangsa semakin mantap POLitik luar negeri semakin kukuh dan berdaulat dari tekanan bangsa lain.

EKonomi semakin mengakar serta mandiri dan tidak tergantung pada bangsa lain. SOSial ciri khas bangsa gotong royong, kekeluagaan,dan saling menghormati tetap terjaga dari sifat egosentris dan disintegrasi.

BUDaya tidak bergesernya nilai-nilai luhur dan adiluhung bangsa ini dari pengaruh budaya asing serta kepastian tegaknya hukum tanpa pandang bulu. PertaHANan KeAManan rakyat semesta dengan TNI/Polri sebagai kekuatan utama yang profesional dan berjiwa nasionalis sejati semakin mantap, berwibawa, dan disegani

In syaa Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menganugerahkan kemerdekaan hakiki kepada NKRI 🇲🇨 dan terwujud bangsa Indonesia sejahtera sentosa. Aamiin." MERDEKA..... MERDEKA MERDEKA. DIRGAHAYU INDONESIAKU KE-80. Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju. Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim berikan rahmat kasih sayangMU kepada negeri ini. Aamiin...... Silakan disebarkan untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR ditulis oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi kajianmanarulilmi, Sabtu 16 Agustus 25 22 Shafar 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Empat Janji Allah dalam Al-Qur’an

Yakinlah bahwa ikhtiar dan doa kita akan di-ijabah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana dijelaskan dalam QS. 'Ali `Imran : 194 “Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul- rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji".

Secara garis besar ada empat janji Allah yang ditegaskan dalam kitab-Nya, empat janji itu populer yaitu: Pertama yaitu jika kita bersyukur maka Allah akan tambahkan nikmat-Nya. Firman Allah : “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)

Bersyukur itu sifat para nabi, sifat orang beriman, dan bersyukur itu ibadah. Meskipun cobaan datang dan rintangan menghadang, Nabi Nuh tetap bersyukur kepada Allah: “Yaitu anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3)

Meskipun jadi kekasih Allah, Nabi Ibrahim AS tetap bersyukur kepada Allah: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang orang yang musyrik, ia senantiasa mensyukuri nikmat nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukkinya pada jalan yang lurus” (QS. An-Nahl: 120-121)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga, sebagaimana diceritakan oleh ‘Aisyah Ra: “Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam biasanya jika beliau sholat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. 

‘Aisyah bertanya: ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa- dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah bersabda: "Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur ?" (HR. Bukhari  1130, Muslim 2820).

Kedua, janji Allah yang kedua yaitu Allah akan mengingat hamba yang selalu mengingatnya, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 152 “Ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepada kalian.” Cara mengingat Allah adalah dengan mendirikan Sholat, membaca  Al-Qur’an, selalu bersyukur,  Ingat kematian dan tidak tergiur dengan dunia, dan dengan berdzikir dan mengerjakan ibadah sunnah

Ketiga, janji Allah yang Bu ketiga  adalah mengabulkan doa. Allah berjanji akan mengabulkan semua doa makhluknya. “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir : 60)

Jika pun doa tidak dikabulkan maka bersabar dan yakinlah bahwa itu ketentuan Allah yang terbaik. Sebagimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam : “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya

Keempat, janji Allah yang keempat yaitu, Allah akan menghindarkan azab bagi yang memohon ampun, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Anfal :33  “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun”

Tidak ada yang dapat menyelamatkan diri kita dari adzab Allah, kecuali kita memohon ampun dan segera bertaubat atas segala kesalahan. Sayyidina Ali karamallahu wajhah berkata, “Sungguh aneh orang yang binasa padahal ia memiliki kalimat penyelamat.” Ditanyakan kepadanya, “Apa itu?” Ia berkata, “istighfar.” In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi narsum Muhammad Abduh Tuasikal, tafsir Alquran  dan alhadits, Ahad 29 Juni 2025, 03 Muharram 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tanda Ikhlas  Menganggap Sama Pujian dan Celaan

Di antara tanda ikhlas adalah menggap sama antara pujian dan celaan. Dengan adanya pujian tidak menjadikan dirinya bangga. Dan adanya celaan pun tidak menyurutkan semangatnya untuk beramal. Tanda ikhlas seperti inilah yang dituntut saat beramal dan berdakwah.

Perintah untuk ikhlas disebutkan dalam ayat, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya (artinya: ikhlas) dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda tentang bahaya riya’ (gila pujian) bahwasanya amalan pelaku riya’ tidaklah dipedulikan oleh Allah. Dalam hadits qudsi disebutkan, “Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukanKu dengan selainKu, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya) dan perbuatan syiriknya.” (HR. Muslim 2985)

Ibnul Qayyim dalam Al Fawaid mengatakan, “Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara ikhlas dan mengharap pujian serta tamak pada sanjungan manusia kecuali bagaikan air dan api". Seperti kita ketahui bahwa air dan api tidak mungkin saling bersatu, bahkan keduanya pasti akan saling membinasakan. Demikianlah ikhlas dan pujian, sama sekali tidak akan menyatu. Mengharapkan pujian dari manusia dalam amalan pertanda tidak ikhlas.

Ada yang menanyakan pada Yahya bin Mu’adz, “Kapan seorang hamba disebut berbuat ikhlas?”, Yahya menjawab “Jika keadaanya mirip dengan anak yang menyusui. Cobalah lihat anak tersebut dia tidak lagi peduli jika ada yang memuji atau mencelanya.”

Muhammad bin Syadzan berkata, “Hati-hatilah ketamakan ingin mencari kedudukan mulia di sisi Allah Ta’ala, namun di sisi lain masih mencari pujian dari manusia.” Maksud beliau adalah ikhlas tidaklah bisa digabungkan dengan selalu mengharap pujian manusia dalam beramal.

Ada yang berkata pada Dzun Nuun Al Mishri rahimahullah, “Kapan seorang hamba bisa mengetahui dirinya itu ikhlas?”, Dzun Nuun menjawab, “Jika ia telah mencurahkan segala usahanya untuk melakukan ketaatan dan ia tidak gila pujian manusia.” 

In syaa Allah,  Allah memudahkan kita untuk selalu ikhlas dalam beramal dan berdakwah. in syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com dari @muslim.co.id

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (FIM), Sabtu 28 Juni 2025, 02 Muharram 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rasulallah  Tinggalkan Majlis Bila Syaitan Masuk

Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam sedang duduk bersama Abu Bakar as-Siddiq RA. Seorang lelaki datang dengan wajah benci dan lidah yang penuh cacian. Tanpa salam, terus dia memaki Abu Bakar dengan kata- kata kasar dan tajam.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam senyum. Tenang. Abu Bakar pun diam. Cacian makin menjadi-jadi. Lelaki itu menuduh Abu Bakar lemah, hina, tak layak berdiri di sisi Rasulallah. Tapi Abu Bakar tetap sabar. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam masih senyum dengan damai. 

Tidak sedikit pun baginda Rasulallah mengubris dengan provokasi itu. Akhirnya, bila penghinaan itu melampaui batas, Abu Bakar menjawab sepatah dua kata. Wajah Rasulullah terus berubah. Baginda bangun dan tinggalkan majlis. 

Abu Bakar segera mengikuti dan bertanya, “Kenapa engkau pergi, wahai Rasulallah ?” Jawaban baginda sangat dalam : “Ketika engkau diam, malaikat menjawab bagi pihakmu". "Tapi bila engkau menjawab, syaitan pun masuk. Maka aku tidak mau duduk bersama syaitan.”

Riwayat ini diriwayatkan dalam Musnad Ahmad dan Adab al-Mufrad. Lihat betapa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bukan hanya mengajari melalui perkataan tapi juga perbuatan. Bila syaitan hadir dalam suasana, baginda Rasulallah mundur.

Bukan kerana takut, tapi karena baginda Rasulallah mau menjaga hati dan marwah Islam. Zaman sekarang, orang cepat panas bila dikritik. Di media sosial, satu komen kasar boleh jadi perang beratus komen. 

Semua ingin jawab, semua ingin menang. Tapi Rasulallah mengajari kadang- kadang diam itu lebih tinggi nilainya. Senyuman Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam majlis tadi bukan tanda lemah.
Itu tanda kekuatan jiwa. Tanda keyakinan kepada bantuan Allah. 

Selagi kita sabar, ada malaikat yang akan membela. Tapi bila emosi ambil alih, ruang untuk syaitan makin terbuka. Kita patut ambil pelajaran besar dari peristiwa ini. Ada waktu kita  melawan, tapi ada waktu juga kita mengalah.

Bila suasana sudah dikotori syaitan, kita tak rugi apa-apa jika memilih untuk pergi. In syaa Allah, Allah beri kita kekuatan jiwa mencontoh Rasulallah. Bila diuji dengan provokasi kita mampu senyum. Bila dicerca, kita tetap tenang. 

Dan bila suasana jadi gelap, kita tahu bila patut mundur untuk jaga marwah diri. MasyaAllah. besarnya akhlak Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Tingginya kesabaran baginda Rasulallah. In syaa Allah kita pun diajar untuk kuat seperti baginda Rasulallah, dan bukan mudah terseret dalam perang mulut yang sia-sia. Mari kita saling mengingatkan diri masing masing. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com. @warbnnsdjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Renungan Ba'da Jum'atan 01 Muharram  1447 H, 27 Juni 2025 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Barangsiapa mengaku sebagai seorang muslim hendaknya selalu menjalin hubungan baik dengan orang- orang di sekitarnya.

Rasulallah bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim, shalatlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat” (HR.Ibnu Majah dan At Tirmidzi)

Sesungguhnya menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam” (HR. Bukhari)

Marilah sekarang ini kita berdoa dan bertobat, sekaligus membuat komitmen baru untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti. In syaa Allah dengan niat baik ini Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita.

Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala petaka, musibah dan dijauhkandari marabahaya. Diluaskan rezeki kita. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang. Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 27 Juni 2025, 1 Muharram 1447 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Balasan Bagi Orang yang Hijrah

JUMAH MUBARAK. Bagi orang-orang yang jujur dan ikhlas dalam hijrahnya ia akan mendapat balasan kenikmatan, dengan tambahan rizki. Memang hijrah itu tidaklah mudah, sebab hal ini sebagai ujian baginya, apakah ia jujur dalam meninggalkan suatu keburukan karena Allah atau hanya pura pura saja. 

Padahal, seandainya ia mau bersabar sedikit saja, kesusahan dan rasa berat itu akan segera mejadi lezat dan manis. Dengan hijrah ia mendapati bahwa rizki Allah itu luas dan bumiNya sangat luas. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala berfirman “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An-Nisaa: 100)

Landasi hijrahmu dengan ilmu. Maka landasilah hijrahmu dengan niatan karena Allah Ta’ala semata. Untuk mencari ridhonya, niscaya kau akan dapati kenikmatan yang luar biasa. “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363)

Doa dikuatkan dalam hijrah. Doa berikut ini sebaiknya sering kita amalkan dan sudah selayaknya kita hafalkan dalam setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah agar kita terjaga diatas hidayah dan agamaNya,

Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rahmatan, innaka Antal-Wahhaab. (Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Pemberi (karunia). (QS. Ali Imran: 8)

Dan doa ini, Ya Muqallibal Quluubi Tsabbit Qalbiy ‘Alaa Diinika. (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.) (HR.At-Tirmidzi 3522 lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi 2792). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com @terasmsjdalkautsar

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 26 Juni 2025, 30 Dzulhijjah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

TAKWA BEKAL MENUJU AHKIRAT

Kita harus bertransformasi dengan sungguh- sungguh, agar  selamat dari siksa Allah yang sangat pedih, sehingga kita menjadi orang yang beruntung di dalam hidup kita, di dunia dan akhirat. Inilah tujuan yang paling mendasar dalam hidup kita yang setiap saat dan setiap waktu kita mohon kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Allah tidak menciptakan manusia di dunia ini kecuali diperintah untuk mengabdikan diri kepadaNya.

Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Adz Dzariyaat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” Maka apalah arti hidup ini, jika kita tidak mengabdikan diri kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala : sebaik-baik bekal untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah takwa.

Allah Ta'ala Berfirman : “Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa…” (QS. Al Baqarah : 197). Kenapa takwa, menjadi bekal yang paling baik untuk akhirat, Karena orang yang takwa selalu berperilaku baik, dan selalu mengerjakan amal shaleh yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, dan sesama.

Allah Ta'ala Berfirman : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah berikan baginya jalan keluar dan Allah akan berikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak dia sangka-sangka”. (QS. At-Thalaq : 2-3)

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah jadikan baginya kemudahan dalam urusannya” (QS. At-Thalaq: 4). Persiapkan bekal menuju negri Ahkirat, Sebaik-baik bekal adalah Taqwa sehingga kelak saat menghadap Allah bekal itulah yang menjadi kawan kita menuju surga yang penuh kenikmatan. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com @terasmsjdalkautsar

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Jelang Pergantian Tahun Hijriah. Komplek Deplu Pondok Aren. Rabu, 25 Juni 2025. 29 Dzulhijjah 1446 H. In syaa Allah Jumat besok lusa 27 Juni 2025 awal tahun Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah

SAAT USIA BERTAMBAH

Suatu saat Fudhail bin Iyadh rahimahallah, menasihati seseorang lelaki, beliau berkata kepada lelaki itu: “Berapa tahun usiamu sekarang ?”  Tanya Fudhail. Lelaki itu menjawab: “Enam puluh tahun.” Fudhail berkata:  “Berarti sejak enam puluh tahun yang lalu engkau telah menempuh perjalanan menuju Allah Wa Ta'ala dan mungkin saja engkau hampir sampai.”

Lelaki itu menjawab: “Sesungguhnya kita ini milik Allah Wa Ta'ala dan akan kembali kepadaNya.” Maka Fudhail berkata:  “Apakah engkau faham arti ucapanmu itu. Engkau berkata: Aku ini milik Allah Wa Ta'ala dan akan kembali kepadaNya?"

 Fudhail bin Iyadh berkata : "Barang siapa yang menyadari bahwa dia adalah hamba milik Allah Wa Ta'ala dan akan kembali kepadaNya, maka hendaknya dia mengetahui, bahwa dia akan berdiri di hadapanNya pada Hari Qiamat nanti".

"Dan barang siapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapanNya, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia". "Dan barang siapa yang mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, maka hendaknya dia memersiapkan jawabannya”.

Maka lelaki itu bertanya : “Kalau demikian, bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri ketika itu?” Fudhail menjawab: “Caranya mudah”. Lelaki itu bertanya lagi:  “Apa itu?” Fudhail berkata: “Engkau berbuat kebaikan dan beramal saleh pada sisa umurmu, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosamu di masa lalu." "Kerana jika engkau tetap berbuat buruk pada sisa umurmu yang masih ada, engkau akan disiksa pada Hari Qiamat kerana dosa-dosamu di masa lalu, dan dosa-dosamu pada sisa umurmu.” 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran, nukilwatknas mariasofia, Selasa 24 Juni 2025, 28 Dzulhijjah 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarahkatuh

Perhari Basahi Lisan Kita dengan 7 MAHKOTA

Awali semua dengan "Bismillah" dan akhiri dengan "Alhamdulillah". Allah Ta'aala berfirman : “Sungguh Kami telah menciptakan atas kamu semua Tujuh Buah jalan dan kami yang sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami.” (QS.Al-Mu'minuun,17)

Jadikanlah 7  Mahkota ini membasahi lisan kita : 1. Mahkota Dzikir : "Laa ilaaha illAllahu wahdahu laa syarikalah lahul mulku wallahul hamdu wahuwa 'alaa kulli sya'in qadiir." 2. Mahkota Tasbih : "Subhanallah wabihamdihi 'adada khalqihii waridha nafsihii wa zinata 'arsyihii wa midaada kalimaatihi.

3. Mahkota Doa : Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wafil 'aakhirati hasanatau waqinaa 'adzaa bannaar 4. Mahkota Istighfar : "Allahumma Anta rabbii Laa ilaaha illaa anta, khalaktani wa anaa abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wawa'dika mas tatha'tu, a' uudzubika min syarri maa shana'tu, wa abuu'u laka bini'matika 'alayya wa abuu'u bidzanmbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirufz dzunuuba illaa anta."

5. Mahkota Perlindungan : "Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil Ardhi walaa fis-samaa-i wahuwas samii'ul 'aliim." 6. Mahkota Pelepas Bencana : "Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadzh-dzhalimiin."

7. Mahkota Penenang Hati : "Laa haula walau quwwata illaa bilaahil 'aliyyil 'adzhiim." Bagikan amalan doa ini dengan niat baik, Kerana kita semua tidak tahu pahala mana yg akan memasukkan kita ke dalam SyurgaNya Allah Subhaanahuu Wa Ta'aala.

Mudah-mudahan dengan mengamalkan Mahkota-mahkota tersebut Allah mengangkat segala cobaan, menghindarkan dari musibah, mengampuni dosa dan kesalahan kita, serta memasukkan kita ke dalam SyurgaNYA. Aamiin ya rabbal Alaamin. In syaa Allah bermanfaat, silahkan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com @terasmsjdalkautsar

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 23 Juni 2025, 27 Dzulhijjah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh.

KEUTAMAAN dan MANFAAT BERSEDEKAH.

Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu, dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.

Allah Ta'ala Berfirman : “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik- baiknya” (QS. Saba': 39). Berikut keutamaan sedekah sebagaimana yang sudah disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadits :

Media penghapus dosa : Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda : “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api” (HR. At-Tirmidzi). Media untuk melipat gandakan pahala :

Allah Ta'ala Berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang bersedekah baik laki laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat- gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18)

Sedekah Tidak Mengurangi Harta : “Sedekah adalah : ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim)

Menjadi naungan dihari kiamat : Dijelaskanlah dalam hadits Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam : bahwasannya yang menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya. “Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)

Memanjangkan usia dan mencegah kematian buruk : Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani)

Sedekah dapat menjauhkan diri dari api neraka : Sebagaimana sedekah bisa menghapus dosa- dosa, Rasulallah bersabda : "Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (Muttafaqun ‘alaih)

Menjadi obat bagi orang yang sakit : Sedekah dapat mengobati orang yang sakit, sebagaimana yang tercantum dalam hadits berikut:  “Obatilah orang sakit kalian dengan sedekah” (HR. Abu Daud). Bersedekah memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. 

Bersedekah dengan ikhlas dan tidak kikir, serta mempercayai janji Allah Subhanallahu Wa Ta'ala tentang pahala dan keberkahan bersedekah. Subhanallah Tabarakallah. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran, Ahad 22 Juni 2025, 26 DZULHIJJAH 1446 H. @astonheritagebjnro. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

HATI antara SUCI, SEHAT dan KOTOR

Orang yang beruntung adalah yang hatinya suci dari kotoran nafsu. Sebaliknya sungguh celaka yang mengotori hatinya. "Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams 9-10)

Ada beberapa tips mendiagnosa apakah hati ini  SUCI, SEHAT atau justru KOTOR berpenyakit ; Jika seorang hamba sudah bisa menerima kebenaran walaupun  dari orang yang dibencinya, juga tidak minta selalu dihormati (gila hormat), maka itu pertanda hatinya SEHAT karena tidak ada sifat "kibr" kesombongan di dalamnya.

Jika seorang hamba sudah bisa ikut merasa gembira dengan keunggulan orang lain atau nikmat apapun yang diberikan Allah kepada orang, maka itu pertanda hatinya SEHAT, karena tidak ada "hasad" kedengkian di dalamnya.

Jika seorang hamba sudah bisa menerima qona'ah dengan yang dimiliki dan  mensyukurinya, tidak lagi tertarik mencari yang haram, maka itu pertanda hatinya SEHAT terbebas dari "hirsh" rakus cinta dunia. Jika seorang hamba sudah merasa biasa- biasa saja saat dipuji atau dicaci, maka itu pertanda hatinya SEHAT karena jauh dari riya' pamer / caper dari selain Allah.

Untuk mencapai kesucian hati harus ada upaya sungguh- sungguh agar matahari kalbu tidak mengalami gerhana dan bulannya selalu memberi penerangan. Dan seseorang harus berusaha agar siangnya tidak keruh dan tidak pula kegelapannya bersinambungan.

Memang benar tidak ada manusia yang tidak pernah salah yang berakibat kotor hatinya, namun orang yang SEHAT SUCI hatinya adalah yang mau bangkit untuk TAUBAT dan memperbaiki diri dalam sisa umur hidupnya. 

Dan itu butuh ikhtiar lahir dengan memperbaiki ibadahnya dan batin dengan terus beristighfar dan mohon pertolonganNYA. "ALLAHUMMA ATI NAFSI  TAQWAHA WA ZAKKAHA ANTA KHOIRU MAN ZAKKAHA, ANTA WALIYYUHA WA MAULAHA"  

“Ya Allah, berilah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah jiwaku. Engkaulah sebaik-baik Dzat yang  mensucikannya. Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya.” Aamiin. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta nukil wagtoknas dari BS, Sabtu 21 Juni 2025, 25 Dzulhijjah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SABAR TAK BERTEPI, SYUKUR TAK TERUKUR

Lima hari lagi kita bertemu Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H. In syaa Allah kita semua diberi Allah Wa Ta'ala usia  barakah, aamiin. Tidak ada kebahagiaan yang abadi. Dan tak ada kesedihan yang tak berkesudahan. Semua memiliki waktunya masing- masing

Dalam Al-Quran, Allah berbicara tentang sabar : "Hai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

Ayat ini menggaris bawahi pentingnya sabar dalam menghadapi tantangan dalam hidup. Bila bahagia itu tiba, bahagialah secukupnya, namun perbanyaklah rasa syukurnya. Rasa syukur akan mengingatkanmu bahwasannya segala yang kita miliki hanya titipan Allah.

Dalam Al-Quran, Allah berbicara tentang syukur : "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka azabKu sangat pedih." (QS Ibrahim, 14:7)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah memberikan lebih banyak nikmat kepada orang yang bersyukur. Semua ada hikmah dibaliknya dab kelak akan kembali kepadanya. Seperti kebahagiaan yang mungkin akan tergantikan dengan kesedihan.

Bila sedih itu tiba, maka menangislah sekedarnya dan bersabarlah sekuatnya. Sabar memanglah tak selalu mudah. Pada prosesnya akan ada rasa sakit yang kerap Kita rasakan. Namun tidak ada yang lebih baik selain memelihara sabar di dalamnya. Ingatlah jika waktu akan terus bergulir. Hari akan berganti. Dan kesedihan akan pergi.

Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. "Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (QS.Al-Baqarah: 286)

Sabar tanpa tapi dan syukur tanpa tepi adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna, bahagia dan  sejahtera. Semoga kita semua dapat menerapkan makna sejati dari kedua konsep ini dalam setiap langkah hidup kita. Insyaallah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. Tabarakallah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta nukil KMI, Jumat 20 Juni 2025, 24 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. JUMAT MUBARAK

Nikmat Allah Sungguh Tak Terhingga

Maaf materi EPCDH hari ini cukup panjang. Sesungguhnya para ulama mengatakan: “Iman itu terdiri atas dua perkara, separuhnya sabar, dan separuhnya yang lain adalah syukur.” Yaitu, seseorang bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan dan bersabar atas ujian dan musibah yang Allah berikan. 

Ketika telah terkumpul pada diri seorang sifat sabar dan syukur maka telah sempurnalah imannya. Oleh karena itu, terdapat dalam banyak ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggabungkan dua sifat ini. Contohnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaranNya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.” (QS. Luqman : 31) 

Pada kesempatan kali ini, kita akan berbicara tentang syukur.  Diantara hal yang membantu kita untuk pandai bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu merenungkan bahwasanya nikmat Allah kepada kita sangatlah banyak. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah.” (QS. An-Nahl : 53). Nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat tauhid kepada Allah ,  kesehatan, nikmat keluarga, nikmat memiliki rumah, nikmat keamanan, nikmat ketenteraman, nikmat jabatan, dan segala nikmat apapun yang kita rasakan semuanya berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Terlebih lagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam dua ayat yang lain: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. An-Nahl : 18) Jika seseorang duduk, kemudian dia berjam-jam bahkan berhari-hari mencoba untuk menghitung nikmat-nikmat Allah yang Allah berikan kepadanya, kata Allah: “Kalian tidak akan mampu untuk menghitungnya.” 

Kenapa seseorang tidak bisa menghitung nikmat Allah ? Karena nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala terlalu banyak yang diberikan kepada kita. Di antara bentuk- bentuk nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah nikmat yang lahir dan nikmat yang batin. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmatNya untukmu lahir dan batin.” (QS. Luqman : 20) 

Nikmat lahir adalah nikmat yang sering kita lihat dan yang kita rasakan secara langsung seperti kesehatan, memiliki rumah, memiliki istri, miliki anak-anak, hidup bernegara, hidup dengan ketenteraman, hidup dengan kenyamanan, kita bisa belajar, bisa sekolah, bisa melihat anak-anak bermain dengan ceria, ini semua adalah kenikmatan yang lahir.

Selain itu, terdapat pula nikmat batin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahkan nikmat tersebut merupakan nikmat yang sangat mulia melebihi nikmat zahir yang kita rasakan. Diantara nikmat batin tersebut adalah nikmat iman, dan nikmat tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Oleh karena itu, tatkala Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan surat An-Nahl, sebagian ulama menambahkan surat ini dengan surah An-Ni’am, yaitu surah tentang nikmat- nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Mengapa? Karena pada surah ini Allah membuka dengan menyebut nikmat- nikmatNya, yaitu mulai ayat pertama sampai ayat ke delapan belas, dan ketika sampai ayat ke-18, Allah berfirman: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. An-Nahl : 18) 

Pada surah An-Nahl tersebut, nikmat pertama yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebutkan: “Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat datangnya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. 

Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintahNya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, dengan berfirman yaitu, “Peringatkanlah hamba-hambaKu, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepadaKu.” (QS. An-Nahl : 1-2)

Ternyata nikmat pertama yang Allah sebutkan dari rentetan nikmat- nikmatNya adalah nikmat tauhid. Dan hal Ini terkadang tidak kita sadari, padahal ini adalah nikmat batin yang luar biasa. Lihatlah manusia di sekeliling kita, betapa banyak bahkan milyaran manusia masih menyembah manusia, masih menyembah Nabi. Bahkan miliaran manusia masih menyembah berhala, menyembah sapi. 

Dan juga betapa banyak orang yang masih melakukan kesyirikan, masih banyak percaya kepada dukun, masih banyak memberi sajen kepada ruh-ruh dan jin-jin, sementara Allah katakan: “Peringatkanlah hamba-hamba-u, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepadaKu.” (QS. An-Nahl : 2)

Itulah nikmat iman dan nikmat tauhid, nikmat yang akan menyelamatkan seorang kelak di akhirat dari neraka Jahannam yang kekal abadi, menuju kepada kenikmatan surga yang abadi pula. Di antara nikmat batin yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan adalah nikmat ketenteraman dan nikmat kebahagiaan.

Betapa sering kita merasa tenang meskipun kita tidak memiliki harta yang banyak, meskipun kita tidak memiliki kemewahan, bahkan terkadang tatkala kita tidak memiliki jabatan. Akan tetapi dengan ketaqwaan dan keimanan-lah sehingga Allah berikan kebahagiaan kepada orang yang beriman. 

Itu adalah nikmat batin. Allah berfirman : “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki- laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nah : 97) 

Inilah di antara nikmat-nikmat Allah, baik nikmat lahir maupun batin. Selain itu, ada pula nikmat-nikmat dari Allah yang senantiasa kita ingat. Nikmat-nikmat tersebut adalah nikmat yang luar biasa, sehingga terkadang kita sujud syukur karena nikmat tersebut. 

Diantaranya adalah nikmat kelulusan, nikmat naik pangkat, nikmat naik jabatan, nikmat naik gaji, nikmat menikah, nikmat meraih gelar, ini semua di antara nikmat-nikmat yang selalu kita ingat. Bahkan lebih dari itu, kita terkadang mengingat nikmat seperti tatkala kita sakit parah, namun tiba-tiba disembuhkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang seperti ini terkadang nikmat yang selalu kita ingat-ingat.

Selain itu, ada pula jenis nikmat yang lain, yaitu nikmat yang sering kita lupakan. Saking seringnya nikmat tersebut terus kita rasakan, sehingga seakan-akan nikmat tersebut adalah suatu perkara yang biasa dan akhirnya kita lupakan. 

Di antara nikmat- nikmat tersebut, contohnya adalah firman Allah Subhanahu Wa ta’ala: “Dan pada diri kalian, apakah kalian tidak memperhatikan?” (QS.Adz-Dzariyat : 21). Lihatlah anggota tubuh kita ini, bagaimana sistem pernapasan ? 

Setiap detik kita bernapas, bukankah ini nikmat ? Allah sediakan udara, oksigen untuk kita hirup. Allah letakkan jantung kita sehingga kita masih bisa menghirup udara. Kalau sekiranya Allah berkehendak menghilangkan oksigen tersebut dan menghentikan detak jantung kita, maka selesailah hidup kita. 

Nikmat tatkala kita sedang tidur, kita tidak bisa melakukan apa-apa, namun kita tetap bisa bernapas, jantung kita tetap berdetak, sungguh ini adalah nikmat yang luar biasa. Selain itu, ada pula nikmat pandangan mata. 

Sistem penglihatan yang Allah berikan kepada seorang manusia adalah sebuah nikmat yang luar biasa. Tidak ada teknologi secanggih apa pun yang bisa meniru ciptaan Allah. Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sesembahanmu selain Allah.” (QS. Luqman : 11) 

Nikmat yang sehari- hari kita rasakan, sampai seringnya kita rasakan seakan-akan ini suatu hal yang harus bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga kita terkadang melupakan nikmat tersebut. Pada ini nikmat yang sangat luar biasa.

Di antara bentuk- bentuk nikmat yang Allah berikan kepada kita, nikmat yang kita minta dan nikmat yang tidak kita minta. Betapa banyak nikmat Allah dari apa-apa yang kita minta kepada Allah. Kita berdoa pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam sujud kita, kemudian setelah sholat kita menadahkan tangan minta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Tatkala umrah dan haji kita bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dalam sholat malam kita berdoa kepada Allah, dan Allah memberikan banyak hal dari permintaan- permintaan yang kita minta. Sebaliknya, disana ada nikmat- nikmat yang Allah berikan meskipun kita tidak minta. 

Di antaranya Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebutkan dalam surah Ibrahim : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dengan air hujan itu Dia mengeluarkan berbagai buah- buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan sungai- sungai bagimu. Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus menerus beredar dalam orbitnya; dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.” (QS. Ibrahim : 32-33)

Pada ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan nikmat- nikmat yang semua itu tidak pernah kita minta, akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala sediakan kepada kita. Bahkan setelah ayat itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

"Dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari nikmat Allah" (QS.Ibrahim : 34)

Artinya banyak nikmat yang kita tidak minta ternyata Allah sediakan. Oleh karenanya tatkala Nabi Musa AS berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Tha-ha waktu dia diutus kepada Firaun, maka dia berdoa :

“Dia Musa berkata : ‘Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun, saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan adanya dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, agar kami banyak bertasbih kepadaMu, dan banyak mengingatMu, sesungguhnya Engkau Maha Melihat keadaan kami” (QS. Thaha : 25-35)

Allah kemudian kabulkan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa (QS. Thaha : 36). Setelah itu, Allah ingatkan kepada Nabi Musa AS tentang nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya yang tidak pernah dia minta. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan sungguh, Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain sebelum ini” (QS. Ibrahim : 37). Kapan datangnya nikmat tersebut ? Yaitu waktu Nabi Musa AS masih kecil. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, yaitu, letakkanlah dia Musa di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai Nil, maka biarlah arus sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh Fir‘aun musuhKu dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu; dan agar engkau diasuh di bawah pengawasanKu.” (QS. Ibrahim : 38-39)

Ketika Nabi Musa AS masih kecil dan belum bisa minta apa apa, Allah sudah berikan nikmat kepada Nabi Musa AS. Sesungguhnya kita pun demikian, betapa banyak nikmat yang tidak kita minta kepada Allah, namun Allah berikan lebih daripada yang kita harapkan. 

Betapa banyak kenikmatan yang kita tidak tahu itu adalah nikmat yang terbaik, ternyata Allah berikan nikmat tersebut kepada kita. Dan di antara sekian banyak bentuk nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah nikmat dalam bentuk musibah. 

Kita menyangka itu musibah, akan tetapi ternyata dibalik musibah  tersebut ada hikmah dan ada nikmat yang luar biasa yang Allah berikan kepada kita. Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman : “Bisa Jadi kalian tidak menyenangi sesuatu, padahal itu lebih baik bagi kalian” (QS.Al-Baqarah : 216)

Betapa banyak orang terkena musibah ternyata dibalik musibah tersebut Allah berikan nikmat yang luar biasa. Contohnya adalah Nabi Yusuf AS yang terkena musibah. Beliau dilemparkan oleh saudaranya dalam sumur, kemudian beliau dijual sebagai budak, kemudian setelah itu dia dituduh berzina dengan seorang wanita, kemudian di penjara. 

Akan tetapi apa ujung dari musibah tersebut ? Yaitu beliau menjadi Menteri Keuangan di negeri Mesir. Kalau begitu, sebuah musibah jika ditambah dengan musibah berikutnya, kemudian ditambah musibah berikutnya, kemudian ditambah musibah lagi berikutnya, maka akan menghasilkan kenikmatan.

Oleh karena itu, hendaknya kita merenungkan nikmat- nikmat Allah agar kita bisa bersyukur dengan baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Nikmat-nikmat yang kita rasakan mengharuskan kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Namun bagaimanapun kita bisa berusaha untuk bersyukur, kita tidak bakalan mampu untuk mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita. Mengapa demikian ? Karena segala nikmat yang kita rasakan tidak mampu kita mengumpulkannya. 

Disuruh menghitungnya saja kita tidak bakalan mampu. Nikmat napas saja kalau kita menghitungnya maka kita tidak akan mampu, nikmat detak jantung juga tidak akan mampu kita menghitungnya. Belum nikmat-nikmat yang lainnya. 

Dari nikmat melihat, sudah berapa banyak yang sudah kita lihat ? Dari nikmat pendengaran, sudah berapa banyak yang kita dengar ? Dari nikmat lisan, sudah berapa banyak yang kita ucapkan ? Dari nikmat tulisan, sudah berapa banyak yang kita tuliskan ? 

Kalau kita disuruh untuk mensyukuri itu semua, maka kita tidak akan mampu. Makanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat dzolim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” (QS. Ibrahim : 34)

Akan tetapi, kita tetap harus berusaha semaksimal mungkin untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Lihatlah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang shalat sampai kaki beliau bengkak, waktu ditanya oleh ‘Aisyah RA tentang mengapa beliau sholat sampai demikian ? 

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur ?” (HR. Muslim). Kita tentu tidak mampu seperti Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS.Al-Baqarah : 286)

Maka dari itu, lakukanlah yang wajib wajib yang Allah perintahkan sebagai bentuk kecil rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Allah Maha Pengampun. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam ayat yang lain:

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl : 18). Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu sabar dan bersyukur kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala ketika menerima cobaan dan ujian atau ketika menerima nikmatNYA. In syaa Allah bermanfaat, silahkan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran surah Al Baqarah, Kamis 19 Juni 2025, 23 Dzulhijjah 1446 H. Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

​SABAR itu SUSAH, tapi pada akhirnya akan INDAH 

Jadikanlah ​sabar​ seperti sabarnya ulat yang menanti menjadi kepompong, dan kepompong pun harus bersabar untuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Jadikanlah ​sabar​ seperti sabarnya kaktus yang bertahan di padang pasir yang panas untuk menanti mekarnya kuncup bunga sebagai penghiburnya.

Jadilah ​sabar​ seperti sabarnya bumi menanti hujan yang turun dari langit untuk menumbuhkan biji-bijian dalam perutnya. ​Sabar​, bukan berarti lemah, bukan pula berarti kalah. Justru ​sabar​ adalah benteng keselamatan dari keputus asaan.

Bertawakalah atas segala ujian. "Sesungguhnya ALLAH beserta orang orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com nukil KMI

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta nukil judilatif manhajsalaf, Rabu 18 Juni 2025, 22 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bahaya Gibah dan Namimah

Di era sekarang, dengan adanya kemudahan mengakses informasi dan keterbukaan, rawan sekali seorang muslim terjatuh ke dalam perbuatan gibah dan namimah. Dua dosa besar yang membahayakan seorang muslim.

Namun terkadang sebagian besar dari kita terjerumus ke dalamnya. Entah karena mudahnya di dalam menerima informasi yang belum jelas. Lalu  ketidak ingin tahuan terhadap sebuah kebenaran, ataupun kemalasan untuk melakukan tabayyun dan klarifikasi, seorang muslim terkadang dengan mudahnya menulis komentar- komentar yang bermuatan gibah dan namimah kepada saudara muslim lainnya. 

Sungguh, hal ini sangatlah disayangkan dan harus menjadi perhatian kita bersama. EPCDH kali ini, akan sedikit kita paparkan kembali, ayat-ayat dan hadits-hadits serta pembahasan singkat terkait bahaya gibah dan namimah. 

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran darinya dan berhati- hati dari terjerumus ke dalam dua dosa besar tersebut. Perbuatan mengadu domba (namimah), dan melemparkan berita berita tak berdasar akan merusak hubungan seorang muslim dengan muslim lainnya. 

Perbuatan semacam ini hukumnya haram secara mutlak tanpa ada perselisihan di antara para ulama. Dalil-dalil syariat secara jelas menunjukkan keharaman namimah dan gibah. Allah Ta’ala tatkala memberikan pembelaan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam surah Al-Qalam, di antara perintah-Nya kepada Nabi Muhammad adalah menjauhi orang-orang yang gemar mengadu domba (namimah). 

Lalu, bagaimana hukumnya jika kita sendiri yang melakukan sendiri aktifitas adu domba tersebut ? Tentu hal tersebut lebih terlarang di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi hina, yang suka mencela, yang ke sana ke mari menyebarkan namimah (adu domba).” (QS. Al-Qalam: 10-11)

Bahaya gibah dan namimah (mengadu domba). Begitu banyak ancaman dan bahaya namimah dan gibah yang Allah dan Rasul-Nya sebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits, di antaranya: Pertama: Merupakan salahsatu penyebab siksa kubur. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suatu hari melewati dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa. Beliau bersabda, “Sesungguhnya kedua penghuninya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena dosa besar (menurut pandangan manusia). 

Adapun salah satunya tidak menjaga diri dari air kencingnya, dan yang lainnya suka berjalan menyebarkan namimah (adu domba).’ Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan satu bagian di setiap kuburan. 

Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulallah, mengapa engkau melakukan ini ? Beliau bersabda, Semoga siksaan keduanya diringankan selama pelepah kurma ini belum kering (HR. Bukhari  Muslim). Kedua: Merupakan sebab masuk neraka. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Tidaklah masuk surga orang- orang yang gemar mengadu domba di antara manusia.” (HR. Bukhari 6056 dan Muslim 105, teks hadits ini adalah riwayat Muslim)

Ketiga: Mendapatkan hinaan langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bersabda, “Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang lebih baik daripada derajat puasa, salat, dan sedekah?’ Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Beliau bersabda, ‘Mendamaikan perselisihan di antara manusia, dan merusak hubungan di antara manusia adalah penghancur (pahala).” (HR. Abu Dawud  4919 dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud)

Tindakan mengadu domba, erat kaitannya dengan dosa gibah, karena gibah sejatinya adalah menyebutkan aib orang lain ataupun hal yang tidak disukainya, hingga seringkali orang yang mendengar hal tersebut akan membencinya.

Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah kalian tahu, apa itu gibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda, “Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak ia sukai.” Ditanyakan, “Bagaimana jika apa yang aku katakan memang ada pada saudaraku ?” Beliau bersabda, “Jika apa yang engkau katakan memang ada padanya, maka engkau telah menggibahinya. Dan jika tidak ada padanya, maka engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim 2589)

Dengan menceritakan keburukan seseorang, maka sejatinya diri kita sedang menanamkan bibit- bibit kebencian pada saudara-saudara muslim lainnya kepada orang tersebut. Inilah hakikat namimah yang telah jelas akan keharamannya.

An-Nawawi rahimahullah berkata tentang gibah, “Gibah itu adalah ketika engkau menyebut sesuatu yang ada pada saudaramu, sedang dirinya tidak menyukainya. Baik engkau menyebutnya dengan lisanmu, atau dalam tulisanmu, atau dengan isyarat, atau dengan mengedipkan mata, atau tangan, atau kepala. Batasannya adalah: setiap apa yang kamu sampaikan kepada orang lain yang menunjukkan kekurangan seorang muslim, maka itu adalah gibah yang diharamkan.” (Kitab Al-Adzkar, 522)

Para ulama sepakat bahwa gibah merupakan dosa besar sebagaimana halnya mengadu domba, pelakunya wajib bertobat serta memohon ampunan kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman, “Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menunjukkan akibat buruk gibah dan namimah di akhirat. Beliau bersabda, “Ketika aku diisra’kan (diangkat ke langit ketika Isra’ Mi’raj), aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya, "Siapakah mereka ini, wahai Jibril ?" Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan menjatuhkan harga diri mereka.” (HR. Abu Dawud  4878 dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam kitab Shahih At-Targhib 2839)

Beberapa kiat agar dapat menjauhkan diri kita dari adu domba dan gibah. Pertama: Ingatlah keburukan di akhirat yang dihasilkan perbuatan tersebut. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Engkau akan menemukan di antara seburuk-buruk manusia pada hari kiamat di sisi Allah adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kelompok ini dengan satu muka dan kelompok itu dengan muka lain.” (HR. Bukhari 3493 Muslim  2526)

Kedua: Pikirkan jumlah pahala kita yang akan hilang karena gibah dan namimah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Tahukah kalian siapa orang yg bangkrut ?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta.” 

Beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, namun ia datang (setelah) mencaci maki ini, menuduh ini, memakan harta ini, menumpahkan darah ini, dan memukul ini. 

Maka diberikanlah pahala kebaikan- kebaikan orang ini kepada yang dicaci, dan pahala kebaikan kebaikan orang ini kepada yang dituduh. Jika kebaikannya habis sebelum melunasi kewajibannya, maka diambil dari dosa- dosa mereka, lalu dibebankan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim  2581)

Ketiga: Sebelum membicarakan orang lain dan kekurangannya lalu kemudian mengadu domba mereka, bercerminlah dan lihatlah kekurangan diri kita terlebih dahulu. Sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ingat ! 

Tentu kita tidak akan rela jika orang lain menggibahi dan merendahkan kita, lalu bagaimana mungkin kita memperlakukan orang lain dengan sesuatu yang kita pun tidak menyukainya ?! Ketahuilah bahwa perasaan ini menyebabkan rasa sakit bagi orang lain. 

Sebelum berburuk sangka kepada orang lain yang akan menjerumuskan kita kepada gibah ataupun namimah, alangkah lebih baiknya diri kita bertabayyun (melakukan klarifikasi) dan memastikan kebenarannya terlebih dahulu.

Keempat: Carilah teman yang shaleh dan bergaulah dengan orang-orang baik.Carilah lingkungan pertemanan yang menjauhkan kita dari gibah, membicarakan orang lain, dan menyebabkan permusuhan di antara kaum muslimin.

Mari kita bersihkan hati kita dan lisan kita dari prasangka buruk, gibah, dan juga namimah. Lebih berhati-hati di dalam bermedia sosial, tidak mudah berkomentar dan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya, apalagi jika hal tersebut mengakibatkan adanya permusuhan di antara kaum muslimin.

Dosa gibah dan namimah terkadang nampak begitu sepele, hanya karena ketikan jari kita yang memakan waktu kurang dari satu menit tanpa terasa akan membebani diri di akhirat nanti. Karena sejatinya, setiap perbuatan kita dan segala tindak tanduk kita, maka akan dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf : 18). Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayahNya kepada kita, dan memudahkan kita untuk senantiasa istikamah dalam kebaikan, menjauhi hal-hal yang diharamkan, serta melindungi kita dari segala keburukan dan fitnah. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com. manhajsalaf.

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 17 Juni 2025, 21 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Harus Selalu Ikhlas 

Rasulallah bersabda : “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim). Terlebih dahulu marilah kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Hidup kadang kala bahagia, kadang kala mendapat musibah. Di kala kita berada di puncak kesuksesan, kita akan mudah dan bahagia menjalankannya. Ibarat gula, diri kita akan disanjung- sanjung banyak orang. Banyak orang yang ingin mendekat dengan kita karena rasa manisnya. 

Ketika kita sedang banyak rejeki, segala kebutuhan dan keinginan fisik kita akan mudah terpenuhi. Mau makan enak dan lezat, bisa. Mau bepergian ke tempat tempat destinasi mewah, bisa. Mau apapun kita bisa lakukan. Kita pastinya ingin hidup seribu tahun lagi.

Namun bagaimana jika kita sedang mendapatkan ujian. Ujian musibah, ujian penyakit hingga ujian kekurangan harta ? Hidup bagaikan roda yang terus menggelinding dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. 

Tidak ada sanjungan dari orang orang yang dahulu mendekati, kini satu persatu menjauh. Kekayaan yang sebelumnya kita mudah dapat, kini sangat sulit. Tidak ada lagi kemewahan, yang ada malah kesengsaraan dan kelaparan. 

Pada posisi ini, terkadang kebanyakan dari kita mengeluh. Tiada hari tanpa berkeluh kesah. Kebanyakan dari kita memaki keadaan. Padahal, pada kondisi ini jiwa kita tengah diuji oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 155-157, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. 

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah : 155-157)

Surah ini seharusnya menjadi dasar kita dalam menjalani hidup. Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. 

Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur? Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini.  

Dengan kesadaran itu, maka Insya Allah kita akan lebih mudah menjalani hidup. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapan pun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.

Inilah makna dari hidup ikhlas. Ikhlas dalam menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kekayaan. Ikhlas pula tatkala kita tengah mendapatkan ujian hidup sengsara dan miskin harta. Jalanilah kesusahan sebagai pengalaman pertama. 

Jalani kegagalan sebagaimana itu sebagai pengalaman pertama hidup kita. Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.

Seperti Sabda  Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam : “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridho maka Allah akan ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Tiada henti - hentinya cobaan akan menimpa orang muslim, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dalam keadaan telah bersih dari dosa. (HR. Tirmidzi).

Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran” (HR. Bukhari  Muslim). Kita harus rela menerima segala  ketentuan  Allah  dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dalam kitab Lauhul Mahfuzh. 

Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS. al-Hadid : 22). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com.

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 16 Juni 2025, 20 Dzulhijjah 1446 H 

Bersegeralah Bertaubat Sebelum Terlambat

Dari Agharr bin Yasar Al Muzani, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Hai sekalian manusia ! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali” (HR. Muslim)

Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai, atau pun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepadaNya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Setiap hari beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan, bahwa beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya

“Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,” Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan, ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepadaMu, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang”(HR. At-Tirmidzi)

Jika seorang muslim dan muslimah pernah berbuat dosa-dosa besar atau dosa yang paling besar, maka segeralah bertaubat. Tidak ada kata terlambat dalam masalah taubat, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.

Dalam sebuah hadits dari Abu Musa ‘Abdullah bin Qais Al Asy’ari RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu membuka tanganNya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari, dan Allah membuka tanganNya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di malam hari. Begitulah, hingga matahari terbit dari barat” (HR. Muslim)

Hadits ini dan hadits hadits yang lainnya menunjukkan, bahwasanya Allah Azza Wa Jalla senantiasa memberi ampunan di setiap waktu dan menerima taubat setiap saat. Dia selalu mendengar suara istighfar dan mengetahui taubat hambaNya, kapan saja dan dimana saja. 

Oleh karena itu, jika manusia mengabaikan perkara taubat ini dan lengah dalam menggunakan kesempatan untuk mencapai keselamatan, maka rahmat Allah nan luas itu akan berbalik menjadi malapetaka, kesedihan dan kepedihan di padang mahsyar. 

Hal ini tak ubahnya seseorang yang sedang kehausan, padahal di hadapannya ada air bersih, namun ia tidak dapat menjamahnya, hingga datanglah maut menjemput sesudah merasakan penderitaan haus tersebut. 

Begitulah gambaran orang- orang kafir dan orang orang yang durhaka. Pintu rahmat sebenarnya terbuka lebar, tetapi mereka enggan memasukinya. Jalan keselamatan sudah tersedia, namun mereka tetap berjalan di jalan kesesatan.

Dan apabila tanda- tanda Kiamat besar telah tampak, yakni matahari sudah terbit dari barat. Kematian sudah di ambang pintu, yakni nyawa sudah berada di tenggorokan, maka taubat tidak lagi diterima. Wal’iyadzubillah.

Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan. Kita wajib bertaubat dan meninggalkan semua sifat yang tercela. Bertaubat nowajib dengan segera, tidak boleh ditunda. Beristighfar dan bertaubat itu hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berusaha mengadakan ishlah (perbaikan). 

Pintu taubat masih tetap terbuka siang dan malam. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima taubat, apabila ruh sudah berada di tenggorokan, dan apabila matahari telah terbit dari barat (hari Kiamat). Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam setiap hari beristighfar dan bertaubat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala cinta kepada orang-orang yang bertaubat. Allah Azza Wa Jalla berfirman :“Taubat itu bukanlah bagi orang-orang yang berbuat kemaksiyatan, sehingga apabila kematian telah datang kepada seseorang di antara mereka lalu ia berkata: “Sungguh sekarang ini aku taubat” dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati dalam keadaan kafir. Bagi mereka Kami sediakan siksa yang pedih” (QS. An Nisa` : 18)

Allah Azza wa Jalla berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni murninya). Mudah- mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami Budan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At-Tahrim : 8)

Allah Azza Wa Jalla berfirman : “Kecuali orang-orang yang bertaubat beriman dan beramal shalih, maka Allah akan ganti kejahatan mereka dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Furqan : 70). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com.

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 15 Juni 2025, 19 Dzulhijjah 1446, @kusumaagrowisata. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

LAKUKANLAH KEBAIKAN SEGERA JANGAN DITUNDA

“Jika terbetik dalam hatimu keinginan untuk berbuat kebaikan, maka lakukanlah dengan segera. Karena ketika itu, sebenarnya Allah sedang memberimu hidayah.” Terkadang Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā mengetuk hati seorang hamba dengan dorongan untuk berbuat baik.

Bisa jadi keinginan itu muncul secara tiba-tiba: ingin bersedekah, ingin membaca Al-Qur’an, ingin shalat sunnah, ingin menasihati dengan lembut, atau ingin meminta maaf. MAKA JANGAN DITUNDA!

Tunda kebaikan = peluang hidayah bisa hilang. Rasūlullāh bersabda: "Bersegeralah kalian dalam melakukan amal-amal shalih" (HR Muslim  118). KARENA Bisa jadi kesempatan itu hanya sebentar. Jika engkau menunda, mungkin hatimu sudah berubah, kesibukan mengganggu, atau bisikan setan membelokkan niatmu.

Setan tidak akan tinggal diam ! Ia selalu berusaha menghalangimu dari amal saleh, memunculkan keraguan, rasa malas, dan penundaan. Allāh Subḥānahu wa Ta‘ālā memperingatkan kita: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh (yang nyata)." (QS. Fāṭir: 6)

Jadi, saat muncul bisikan menunda, "nanti saja", "lagi capek", "masih ada waktu", Sadarilah itu tipu daya setan. Lawan segera ! Tiba-tiba ingin infaq ? Langsung lakukan. Tiba-tiba ingin baca Al-Qur’an? Langsung ambil mushaf. Tiba-tiba ingin shalat sunnah? Langsung ambil wudhu.

Tiba-tiba ingin istighfar ? Langsung ucapkan. Jangan biarkan cahaya hidayah itu padam karena kelalaian menunda. Allāh Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman: "Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan."(QS. Al-Baqarah: 148)

Jangan terlalu banyak berpikir ketika hati tergerak pada kebaikan. Lakukan segera. Karena ketika itu, Allāh sedang memudahkanmu menuju jalan-Nya. Jangan beri celah bagi setan untuk menghalangimu! Ayoo bersemangat melakukan kebaikan karena sesungguhnya kebaikan itu untuk diri kita sendiri. Wallahu waliyyut taufiq. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com dari Forum Cahaya Sunnah

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi Alhadits, Sabtu 14 Juni 2025, 18 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banyak Dosa dengan Banyak Bicara Sia-Sia. Lisan Lurus Badan pun Tak Berbelok

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Manusia yang paling banyak dosanya adalah yang paling banyak bicara sia-sia tentang sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. Dalil yang menunjukkan bahwa kebanyakan dosa itu berasal dari lisan sangatlah banyak.

Terdapat pula hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ketika seorang manusia memasuki pagi harinya, sesungguhnya seluruh anggota badannya tunduk pada lisannya dan mengatakan, ‘Bertakwalah kepada Allah atas kami, sesungguhnya kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, maka kami pun lurus. Jika engkau berbelok, maka kami pun berbelok". (HR. At-Tirmidzi 2407, dihasankan oleh Al-Albani dlm Shahih At-Tirmidzi  2501)

Bengkoknya lisan menyebabkan bengkoknya seluruh anggota badan. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah istikamah iman seorang hamba, sampai istikamah hatinya. Tidaklah istikamah hatinya, sampai istikamah lisannya.” (HR. Ahmad 13048, dihasankan oleh Al-Albani, Shahih At-Targhib no. 2554)

Istikamahnya lisan membuat istikamahnya badan. Dan bengkoknya lisan juga dapat menyebabkan bengkoknya badan dan seluruh anggota badan. Barangsiapa yang banyak ucapan sia-sianya, maka banyak pula dosanya.

Contohnya, ghibah, namimah, merendahkan, berdusta, mengolok olok, dan yang lainnya yang termasuk perkataan- perkataan yang diharamkan. Hal-hal tersebut tidaklah bermanfaat bagi seorang muslim menurut pandangan syariat.

Makna, tidak berguna adalah sesuatu yang tidak patut untuk diberi perhatian, namun patut untuk dijauhi. Jika seseorang memenuhi lisannya dengan perkataan yang tidak berguna, maka dia akan terseret ke dalam dosa yang banyak. Ada sebuah perkataan di masa silam dari Umar bin Khattab RA,

“Barangsiapa yang banyak tertawa, maka sedikit wibawanya. Siapa saja yang banyak bersenda gurau, maka dia akan diremehkan. Siapa saja yang banyak dalam satu hal, maka dia akan dikenal karenanya. Siapa saja yang banyak bicaranya, maka dia banyak tergelincir, sedikit malunya, dan sedikit wibawanya. Dan barangsiapa yang sedikit wibawanya, maka akan mati hatinya. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 4994)

Riwayat yang semisal ini terdapat nash yang banyak dari ulama salaf. Imam Ahmad mengatakan di dalam Az-Zuhd bahwa hadits ini mauquf dari Salman. Diriwayatkan juga oleh Waki’ dalam Az-Zuhd bahwa hadits ini mauquf dari Abdullah bin Mas’ud. Oleh karena itu, hadits ini mempunyai makna yang benar dan didukung oleh riwayat-riwayat yang sahih yang telah disebutkan.

Referensi: Al-Badr, Abdurrazaq bin Abdul Muhsin. 2018. Syarh Ar-Risalah Al-Mu’inah fii As-Sukuti wa Luzuumil Buyut. Darul Atsariyyah, Al-Jazair. In syaa Allah bermanfaat, silahkan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com ba'da subuh@masjidalikhlaspontiarasdjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 13 Juni 2025, 17 Dzulhijjah 1446 H. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ALLAH itu Dekat dengan Hambanya yang berDO'A

"Dan apabila hamba- hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh petunjuk". (QS. Al Baqarah 186)

"Dan sungguh , Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui doa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya." (QS. Al Qof : 16). "Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku perkenankan bagimu". (QS. Al Gofir : 60)

Nabi Ayub AS berdoa meminta dengan pinta yang indah, dan berdialog dengan percakapan yang penuh cinta. "Sesungguhnya hamba telah disentuh kepayahan, sedang Engkau adalah lebih Penyayang dari sekalian penyayang". (QS. Al Anbiya : 83)

Nabi Ibrahim AS ketika diuji sakit, berdoa dengan doa yang sangat indah . "Dia yang telah menjadikan aku , maka Dia  pula yang memberikan petunjuk. Dan Dia yang memberiku makan dan memberiku minum. Dan apabila aku sakit , Dia yang menyembuhkan aku" (QS. As Syu'ara : 80). Isyaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 11 Juni 2025, 15  Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

DO'A yang diajarkan Rasulallah saat Kesusahan

Apakah seluruh 124.000 nabi dan rasul kita sejak awal jaman, pernah mengalami kesusahan ? Ya. Tentu saja. “(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya. Diujilah seseorang sesuai dengan kadar agamanya. Kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasalah seorang hamba diuji oleh Allah, sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan Bumi tanpa memiliki dosa.” (HR. At-Tirmidzy, 'Ibnu Majah, dan berkata Syaikh Al-Albany mengenai ini: "Hasan Shahih")

Perlu diketahui pula bahwa jumhur ulama berpendapat bahwa hikmah dari musibah yang menimpa orang yang beriman selain menggugurkan dosa adalah mengangkat derajatnya, sebagaimana disebutkan oleh Imaam An-Nawawy (Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim 16/128)

Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam - bersabda : “Tidaklah menimpa seorang mu'min (yang beriman) satu musibah, duri atau musibah yang lebih besar daripada itu, kecuali Allaah akan mengangkat derajatnya atau menggugurkan dosanya.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim, dan lafadz ini milik Imam Muslim)

Imaam 'Ibnu Katsir - rahiimahulloh - ketika menafsirkan ayat 141 surah Aali Imraan : beliau berkata : “Yakni Allaah menggugurkan sebagian dosa-dosa mereka kalau memiliki dosa, dan kalau tidak (memiliki dosa) maka diangkatlah derajatnya sesuai dengan musibah yang menimpanya.” (Tafsir Al-Quranil ‘Adhziim 2/127)

Dan manakala Rasulallah Muhammad - Shallallahu 'Alaihi Wasallam - mengalami kesusahan, beliau berdoa ini. Dan mengajarkannya pula kepada kita : "Laa ilaaha illallaahul 'Adzhiimul Haliim. Laa ilaaha illallaahu Robbul 'Arsyil 'Adzhiim. Laa ilaaha illallaahu Robbussamawaati wa Robbul 'Arsyil Kariim."

Artinya : Tidak ada Ilaah (Tuhan Yang Disembah) yang haq (benar), kecuali hanya Allaah Yang Maha Agung lagi Maha Santun (Halus). Tidak ada Ilaah (Tuhan Yang Disembah) yang haq (benar), kecuali Allaah semata, Robb (Tuhan Pengatur) ‘Arsy yang agung. Tidak ada Ilaah (Tuhan Yang Disembah) yang haq (benar), kecuali hanya Allaah semata, Robb (Tuhan Pengatur) lapisan-lapisan langit dan bumi serta Robb (Tuhan Pengatur) ‘Arsy yang mulia. (HR. Bukhori 6346)

Demikian. Alhamdulillaah. Wallohua'lam. Wastaghfirulloh. Wa laa ilaa ha illallooh. Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 10 Juni 2025, 14 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

HAKEKAT REZEKI

Yang kerja keras belum tentu mendapat banyak. Yang kerja biasa belum tentu mendapat sedikit. Karena sesungguhnya sifat rezeki adalah mengejar, bukan dikejar. Rezeki akan mendatangi, bahkan akan mengejar, hanya kepada orang yang pantas didatangi 

Maka, pantaskan dan patutkan diri untuk pantas didatangi, atau bahkan dikejar rezeki. Inilah hakikat ikhtiar. Setiap dari kita telah ditetapkan rezekinya sendiri-sendiri. Karena ikhtiar adalah kuasa manusia, namun rezeki adalah kuasa Allah Azza Wa Jalla.

Dan manusia tidak akan dimatikan, hingga ketetapan rezekinya telah ia terima, seluruhnya. Ada yang diluaskan rezekinya dalam bentuk harta, Ada yang diluaskan dalam bentuk kesehatan, Ada yang diluaskan dalam bentuk ketenangan, keamanan, Ada yang diluaskan dalam kemudahan menerima ilmu, Ada yang diluaskan dalam bentuk keluarga dan anak keturunan yang shalih, Ada yang dimudahkan dalam amalan dan ibadahnya. Dan yang paling indah, adalah diteguhkan dalam hidayah Islam. Hakikat Rezeki bukanlah hanya harta, rezeki adalah seluruh rahmat Allah Ta’ala. 

8 JENIS REZEKI DARI ALLAH TA’ALA : 1. Rezeki yang telah dijamin. “Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya” (QS.  Hud : 6) ; 2.Rezeki Krn Usaha “Tidaklah manusia mendapatkan apa- apa kecuali apa yang dikerjakannya.” (QS. An-Najm : 39)

3. Rezeki Karena Bersyukur. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim : 7) ; 4. Rezeki Tak Terduga. “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi nya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangkanya.” (QS. At-Thalaq : 2-3)

5. Rezeki Karena Istighfar. “Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.” (QS. Nuh : 10-11)

6. Rezeki Karena Menikah. “Dan nikahkanlah orang-orang yg masih membujang di antara kamu, dan juga orang orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurniaNYA” (QS. An-Nur : 32)

7. Rezeki Karena Anak. “Dan janganlah kamu membunuh anak- anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (QS. Al-Israa’ : 31) ; 8. Rezeki Karena Sedekah. “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak dan sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah: 245). In syaa Allah bermanfaat, raih pahala amal jariyah dengan menyebarkan kiriman ini. Jazakumullahu khairan katsira, fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 9 Juni 2025, 13 Dzulhijjah 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Rendah Hati Akhlak Terpuji

Rendah hati disebut juga dengan tawadhu. Ini merupakan akhlak terpuji dalam Islam. Karena  menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Akan tetapi ada juga beberapa ulama mengatakan bahwa Sesungguhnya menyombongi orang yang sombong termasuk sedekah, seperti halnya menyombongi orang yang fasik, agar mereka cepat sadar diri akan kekeliruannya

"Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah.” (HR Muslim). Untuk bisa bersikap tawadhu, seseorang harus menanggalkan sifat sombong yang ada dalam dirinya, karena hanya dengan cara inilah sikap tawadhu dalam diri seseorang dapat tumbuh dengan baik.

"Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR Muslim) "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Lukman : 18)

Marilah kita berdoa dan bertobat, Semoga dengan doa kita ini Allah SWT memberikan kelancaran dalam segala urusan kita. Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala mara bahaya. Diluaskan rezeki kita. 

Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang. Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 8 Juni 2025, 12 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Carilah Sahabat Shalih yang Mengingatkan pada AKHIRAT 

Di zaman kini yang penuh dengan fitnah ini, sahabat yang shalih bukan sekedar kebutuhan.. Tapi bisa jadi penyelamat. Karena sahabat shalih akan ; Mengingatkanmu saat lalai, Menemanimu dalam taat, Menangis untukmu dalam doanya, Bahkan bisa jadi penyebabmu masuk surga.

Allaah Wa Ta'ala berfirman (artinya) ; "Teman-teman akrab pada hari itu (kiamat) sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf : 67). Rasulallaah bersabda, "Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia berteman." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rasulallaah juga bersabda, "Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan diantara mereka ada pula yang menjadi kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan sebagai kunci kebaikan di tangannya." (HR. Ibnu Majjah)

Bahkan disebutkan bahwa sahabat shalih bisa memberikan syafaat kelak di yaumil kiamat, karena Rasulullaah bersabda; "Mereka (penghuni surga) berkata: "Ya Rabb kami, sesungguhnya kami memiliki saudara-saudara yang shalat bersama kami, berpuasa bersama kami, dan berhaji bersama kami. Tapi mereka tidak bersama kami (disurga)." Maka Allaah berfirman; "Pergilah dan keluarkan mereka yang kalian kenal dari api neraka." (HR. Bukhari)

Maka perbanyaklah sahabat shalih.. Sebab dunia ini singkat, dan akhirat terlalu panjang untuk kita tempuh sendiri.. Jangan sekedar mencari teman yang nyaman, tapi carilah teman yang menuntun menuju  surgaNYA. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmai.con 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi sendiri, Sabtu 7 Juni 2025, 11 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mengeluh hanya Menambah Gundah dan Masalah

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir" (QS. al-Ma'arij :19- 20). Pernahkah kita berkeluh kesah ? Dan apakah itu akhirnya menyelesaikan masalah ? Tidak kan ? Malah bertambah Gundah dan Masalah ? 

Dalam ajaran Islam, mengeluh dilarang karena dapat melemahkan iman dan membuat seseorang tidak berdaya. Mengeluh juga dapat membuat seseorang tidak bersyukur atas segala anugerah dan rahmat Allah. 

Mengeluh hanya akan menjadikan rezeki menjauh. Mengapa tidak menggelar sajadah, melantunkan dzikir, doa-doa dan tilawah. bermunajah. Lalu, actionlah dengan jiddiyyah, penuh kesungguhan dan pengharapan.

Jiddiyyah artinya menjalankan tugas- tugas berdasarkan ketentuan syariah tentang pentingnya pengetahuan dan moral dalam pendidikan Islam dan tahapan dakwah untuk pembentukan  ideologi islam dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal.

Dan akhiri dengan evaluasi, dan disertai dengan  bertawakal kepada Allah. Ketika ada masalah, selesaikan tugas kita dengan berikhtiar. Biarkan Allah memberikan hasilnya untuk kita. Berdoalah dan tetap dalam sabar serta bersyukur. Itulah fase terbaik dalam hidup kita.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Barang siapa yang tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada manusia maka kesusahannya tidak akan teratasi. Dan barang siapa tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada Allah, maka Allah akan memberi jalan keluar dari kesusahan, cepat atau lambat” (HR. Tirmidzi). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi artikel arab yang diterjemahkan oleh Izzatur Rifdah Ismail tahun 2021, Kamis 5 Juni 2025, 9 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

HARI ARAFAH

Bukan hari untuk beberes rumah,  belanja, tidur atau istirahat. Arafah adalah hari agung dan mulia. Bahkan Allah menyebut Ahli Arafah adalah penduduk langit. Hari pembebasan dari api neraka. Hari ketaatan.

Hari mujahadah dengan ibadah. Dan waktu yang paling agung untuk berdoa adalah Hari Arafah. Berusahalah memenuhi hari itu dengan ketaatan atau taqarrub pada Allah.  Seandainya saja kamu memiliki satu permata dunia, pasti kamu akan tergoda dan tergila-gila. 

Apa lagi jika kamu memiliki satu hari paling baik di dunia. Jika Lailatul Qadar tidak diketahui kapan waktunya, sedangkan Hari Arafah diketahui pasti kapan ia ada. Jika pada malam Lailatul Qadar malaikat pada turun, sedangkan Hari Arafah Allah Subhanahu Wa Ta'ala langsung yang turun.

Maka, manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan dan berusahalah semaksimal yang kalian bisa dengan jadwal istimewa pada Hari Arafah. Kirimkan pada orang yang kalian sayangi, karena ia hanya sehari dalam setahun

1. Tidur lebih cepat agar bisa maksimal beribadah esok harinya ; 2. Bangun sebelum shubuh untuk sahur dengan niat puasa arafah ; 3. Sholat minimal 2/4 rakaat , mintalah kebaikan dunia akhirat dalam sujud, perbanyak tahmid berharap Allah menyampaikan kita pada hari turunnya rahmat dan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ; 

4. Perbanyak istighfar sebelum shubuh sampai Allah menetapkan kita dalam golongan yang bertaubat di waktu sahur ; 5. Bersiap berwudhu 5 menit sebelum azan shubuh. Resapi dan rasakan dosamu berguguran bersamaan dengan aliran air wudhu ;

6. Berdoa setelah berwudhu ; 7. Sholat subuh kemudian berdiam dirilah di mushalla sampai waktu syuruq sekitar 15 menit ; 8. Mulailah membaca takbir setelah salam ; 9. Bacalah Al-Quran, perbanyak tasbih, tahmid,  tahlil dan jangan lupa dzikir pagi ; 

10. Shalat Syuruq 2 rakaat agar mendapat pahala haji dan umrah bersama Rasul.  Jangan  sampai ketinggalan ; 11. Kamu bisa memilih tidak tidur sama sekali pada hari Arafah agar tidak terlewat sedetikpun kecuali dipenuhi dengan ibadah dan zikir, dan yakinlah Allah akan mengabulkannya ;

12. Atau kamu bisa tidur dengan niat supaya bisa kuat beribadah ; 13. Kemudian bangunlah, berwudhu , dan shalat dhuha minimal 4 rakaat dan sertai dengan ibadah lainnya. Takbir,  dzikir, tilawah dan perbanyak baca "La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku  wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodir" ;

14. Shalat dzuhur, kemudian bertakbirlah, bertasbihlah dan baca Al-Quran ; 15. Dengarkanlah khutbah arafah dengan segenap jiwa, insyaallah tahun ini akan menjadi lebih luar biasa ; 16. Shalat ashar , takbir dan baca dzikir sore ; 

17. Bacalah Al-Quran sebelummaghrib lalu mulailah berdoa dengan khusyu'.  Sampaikanlah kondisi dan hajatmu pada Allah. Sertakan juga doa untuk saudara muslim seluruh dunia ; 18. Berdoalah pada Allah agar matahari tidak terbenam kecuali kita tercatat sebagai hamba yang terbebas dari api neraka ;

19. Semoga Allah memberikan kita taufiq untuk beramal shalih dan kita berdoa agar diterima segala amalan kita. Jangan lupa mengingatkan keluarga dan orang tersayang.  In syaa Allah, Allah jadikan kita sebagai orang yang diterima amalannya dan dibebaskan dari api neraka. Jangan lupa shalawat pada Nabi. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, serta dari kajianmanurilili, Rabu 8 Dzulhijjah 1446 H, 4 Juni 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Idul Adha, Berqurban dan Puasa Hari Arafah

Saat hari Idul Adha, in syaa Allah hari Jumat (10 Dzulhijah, 6 Juni)  ada dua bentuk ibadah besar sebagai media pendekatan diri kepada Allah Ta’ala sekaligus peristiwa  bersejarah bagi umat Islam. Dua ibadah tersebut  ialah : ibadah haji dan penyembelihan hewan qurban. 

"Di sana terdapat tanda tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana." (QS. Ali Imran : 97)

"Daging daging unta dan darahnya itu sekali kali tidak dapat sampai kepada Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang orang yang berbuat baik” (QS. al-Hajj : 37)

Keutamaan Puasa hari Arafah. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.

Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no 1162). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist : Puasa Arafah adalah Salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) bagi kaum muslimin yang tidak sedang berhaji.

Keutamaannya sangat luar biasa, dijelaskan dalam banyak hadits shahih. Diperintahkan bagi kaum muslimin ; yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji, puasa arafah hukumnya sunnah muakkadah. Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah.

Dari Ikrimah, ia mengatakan: “aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya : tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah”. Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah.” (HR.Ibnu Majah dan Ahmad).

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran : Dikatakan demikian karena puasa mengandung hikmah menyucikan tubuh dan mempersempit jalan jalan setan : "Hai orang-oranfyang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa".  (Qs.Al-Baqarah: 183)

Puasa amalan yang bisa menghapus dosa dan mendatangkan pahala yang besar : "...Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka (Qs. Al-Ahzab: 35). In syaa Allah bermanfaat dan silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy catatan ba'da subuh. Selasa 3 Juni 2025. Dosen Itu Wafat di Tengah Gurun untuk Menuju ke BaitAllah, ditulis oleh FIM, narsum rosadijamani, satupenakalbar, 7 Dzulhijjah 1446 H

Beberapa hari lalu beritanya viral di medsos dan online,  SM wafat di tengah gurun Jumum saat menuju BaitAllah Kab'ah untuk menunaikan rukun Islam ke 4. In syaa Allah almarhum Husnul khotimah langsung menjadi tamu Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, aamiin.

TAK ADA yang lebih menyedihkan dari melihat seorang manusia wafat dalam perjalanan menuju ke BaitAllah di Makkah, Ka'bah rumah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.. bukan karena ia durhaka, tetapi karena terlalu rindu.

Almarhum namanya SM. Dosen di sebuah universitas Islam di Madura. Ia bukan siapa-siapa di mata dunia, tapi di matanya sendiri, ia seorang tamu Allah  yang sedang mencari jalan pulang. Ia tahu bahwa haji adalah kewajiban sekali seumur hidup. 

Ia tahu bahwa Makkah adalah titik pertemuan manusia dengan langit. Ia tahu bahwa barangkali, di antara semua doa yang terucap sejak kecil, satu yang belum tercapai adalah melihat dan menyentuh Kakbah dengan tangan sendiri, dan mengadu langsung kepada Sang Pemilik Semesta. 

Namun, hidup tak selalu memberi tiket resmi untuk kerinduan. SM hanya punya visa ziarah multiple. Sebuah dokumen yang dalam logika dunia hanyalah tiket tamasya. Bukan undangan haji. Tapi apakah Tuhan peduli soal visa ? 

Apakah keikhlasan seseorang bisa ditolak hanya karena ia tidak memegang barcode ? Barangkali tidak. Tapi dunia, dan aturan dunia, sudah lama tidak meniru cara Allah mencintai manusia. Bersama beberapa WNI lain, almarhum SM menumpang taksi ilegal, menyusuri padang tandus yang diguyur matahari seperti api. 

Sopir taksi panik karena di tengah jalan Drone militer Arab Saudi berkeliaran di langit. Pengawasan supercanggih itu tak hanya melacak teroris, tapi juga mereka yang ingin mencium Hajar Aswad tanpa izin tertulis. Takut ditangkap, sang sopir menurunkan mereka di tengah gurun Jumum. Tidak ada teduh. 

Tidak ada tempat berteduh. Hanya pasir dan langit yang saling membakar. Di sinilah takdir Allah menemukan SM. Dehidrasi, tubuhnya mulai melemah. Ia bukan lagi seorang dosen. Bukan lagi warga Madura. Ia bukan turis, bukan jamaah resmi. 

Ia hanya manusia biasa yang mencoba memeluk Allah Ta'ala dari arah yang berbeda menurut dunia. Ia tergeletak, lalu tak bangun lagi. Tubuhnya ditemukan wafat oleh patroli drone, teknologi tercanggih untuk melacak mereka yang ingin beribadah tanpa kartu izin. Kemenag Pamekasan bungkam. 

Kepala kantornya mengatakan bahwa seluruh jajaran dilarang bicara soal jamaah haji ilegal. Seolah-olah kisah ini harus dibungkam, agar dunia tak tahu bahwa ada orang yang wafat karena terlalu ingin menyembahNYA. Tapi Kepala Desa Blumbungan membenarkan. SM memang warganya. 

Kabar wafatnya sudah tiba lebih dulu dari jenazahnya. Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi memperketat pengawasan. Tahun ini, lebih dari 269.000 orang dicegat karena mencoba masuk Makkah tanpa izin. Lebih dari 23.000 penduduk Saudi sendiri dikenai sanksi. 

Sebanyak 400 perusahaan haji dicabut izinnya. Negara itu kini bukan sekadar penjaga dua tanah suci, tapi juga pengelola sistem keamanan spiritual yang lebih ketat dari bandara internasional. Haji, ibadah yang harusnya menjadi ziarah cinta, kini berubah menjadi operasi militer. 

Siapa yang sah dan siapa yang tidak sah, ditentukan oleh sensor dan administrasi. Padahal tak ada satu pun ayat yang mengatakan bahwa Allah hanya menerima tamu dengan visa resmi. SM wafat di gurun. Tapi, in syaa Allah di langit Allah Wa Ta'ala menyambutnya dengan peluk hangat, lebih hangat dari pasir yang membakarnya. 

Karena hanya Allah yang tahu, siapa yang datang dengan iman dan taqwa serta cinta, dan siapa yang hanya datang karena bisa. Kini, almarhum SM tak perlu barcode lagi. Ia telah tiba di hadapanNya. Tanpa izin, tanpa nusuk, tanpa tasreh, tanpa drone, tanpa loket. 

Hanya dengan air mata dan niat yang tak pernah tercatat dalam sistem manusia. Husnul khotimah almarhum SM saudara seimanku yaa ahlul jannah (fim/rj). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala amal jariyah fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 2 Juni 2025, 6 Dzulhijjah 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kekuatan Doa

Doa Dapat Mengubah Yang Tidak Mungkin Menjadi Kenyataan itulah "Kekuatan Doa, the Power of Doa”. Doa adalah senjata orang mukmin dalam segala keadaan dan suasana. Tatkala bahagia dia harus bersyukur dengan banyak memuji kepada Allah Ta’ala. 

Dalam keadaan berduka seorang hamba harus mohon kekuatan dan keteguhan hati agar Allah Ta’ala menjadikannya kuat dan tegar. Begitulah doa dengan izin Allah Ta’ala, akan selalu memotivasi kita untuk optimis menjalani kehidupan, membuat semangat menatap masa depan dan menjauhkan dari berbagai bisikan- bisikan setan yang melemahkan iman. 

Betapa dahsyatnya kekuatan sebuah doa. Banyak kesusahan diangkat, penyakit disembuhkan, kesuksesan diraih, dan berbagai prahara kehidupan dapat diselesaikan dengan doa dan pertolongan Allah Ta’ala.  

Sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi bisa menjadi kenyataan indah karena kekuatan sebuah doa yang diucapkan dengan ikhlas kepada Allah Ta’ala, dengan kesabaran yang disertai keimanan yang mantap hanya fokus pada pertolongan Allah Ta’ala. 

Jangan berputus asa ketika doa belum dikabulkan, yakinlah Allah Ta’ala akan mencintai orang yang banyak bermunajat kepadaNya. Bisa jadi doa Anda dikabulkan dalam bentuk lain atau dikabulkan di akhirat. Yang pasti, Allah Maha Mendengarkan lagi Mengabulkan doa.

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik. (QS. Al-Anbiya' : 89). In syaa Allah bermanfaat, silakan dibagikan untuk meraih amal pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah no Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM), Jum'at, 30 Mei 2025, 3 Dzulhijah 1446 H.

HIDAYAH ITU ANUGERAH TERINDAH DARI ALLAH

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Wahai sekalian hambaKu, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim 6737)

Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits: Bila seorang bertanya tentang anugerah Allah Azza Wa Jalla yang terindah, maka hidayahlah jawabannya. Kita bisa shalat karena hidayah dari Allah Azza Wa Jalla. Kita bisa puasa karena hidayah dari Allah Azza Wa Jalla. 

Kita bisa menuntut ilmu karena hidayah dari Allah Azza Wa Jalla, dan seterusnya. Kita bisa hidup bersama Allah Azza Wa Jalla karena hidayahNya. Merasakan manisnya iman dan indahnya islam juga karena hidayahNya. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta petunjuk-Nya, karena hanya Allah Azza Wa Jalla saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran. 

Hidayah adalah anugerah Allah Azza Wa Jalla yang teragung dan terindah. Bila kita diperintahkan untuk mensyukuri nikmat- nikmat Allah Azza Wa Jalla  maka nikmat hidayah adalah yang paling harus kita syukuri. 

Syukur dengan ucapan, perbuatan dan pengakuan bahwa nikmat itu datang dari Allah Azza Wa Jalla. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam adalah manusia paling mulia, imamnya para Nabi dan Rasul. Namun bagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang beliau Shalallahu Alaihi Wasallam

“Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. 

Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat. Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74)

Imam Asy-Suyuti rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya, mengenai sebab turunnya ayat ini. Beliau menukil riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas RA berkata,” Umayah bin Kholaf, Abu Jahl serta beberapan orang Quraisy pergi menemui Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, lalu mereka berkata,” Wahai Muhammad kemari sembahlah tuhan kami, niscaya kami akan masuk ke agamamu bersamamu.”

Berat terasa oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam untuk berpisah dengan kaumnya, beliau amat menginginkan keislaman mereka. (Di saat beliau berada dalam dilema) Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat,

“Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. 

Kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, (di atas hidayah), niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka” (QS. Al-Isra’: 73-74). Asy-Suyuti rahimahullah melanjutkan, ” Saya berpendapat bahwa riwayat ini adalah riwayat paling shahih yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat ini. Sanadnya jayyid dan ada syahidnya (ada sanad lain yang menguatkan sanad ini).” (Lubab At-Taquul fi Asbaabi An-Nuzul, 183)

Allah Ta’ala mengingatkan RasulNya bahwa hidayah serta taufik yang menjadikan hati Rasullah Shalallahu Alaihi Wasallam tetap teguh di atas kebenaran adalah dari Allah Ta’ala. Apalagi kita manusia biasa yang berlumuran dosa ?! Sungguh hidayah adalah anugerah Allah Azza Wa Jaalla. 

Jangan pernah mengira bahwa hidayah yang kita dapatkan, karena usaha kita sendiri. Namun sadarilah bahwa itu semua adalah anugerah Allah Ta’ala. Maka segala puji bagi Allah ﷻ atas nikmat hidayah. Anda bisa bayangkan betapa besar karunia Allah ﷻ kepada hambaNya, Dialah Allah ﷻ yang telah menetapkan syariat dan jenis-jenis ibadah yang mendatangkan pahala. 

Dia pula yang memberi pahala atas ibadah yang kita lakukan, bahkan melipatkan pahala menjadi berlipat ganda. Dia pula yang telah menyiapkan surga sebagai tempat kembali untuk hamba hambaNya yang sholih. 

Tak cukup itu saja, Dia pulalah yang memberi taufik serta hidayah untuk melakukan kebaikan dan istoqomah di atas jalan kebenaran kepada hambaNya. Padahal Allah ta’ala tidak butuh kita, tidak butuh ibadah kita.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 16). Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an: Allah Azza Wa Jalla berfirman : “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)

Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 23)

“Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. 

Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat. Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74). In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih amal jariyah. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 29 Mei 2025, 02 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istiqamah Mengikuti Al Quran dan Asunnah

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada taqwa. Dan kita diperintahkan untuk bertaqwa kepadaNya sebagaimana disebutkan dalam ayat, : “Hai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadaNya; dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Dalam EPCDH pagi hari ini membahas pentingnya istiqamah. Yaitu berada terus di atas jalan yang lurus, mengikuti ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah dan kiat agar mudah istiqamah. Ada beberapa ayat yang membicarakan tentang istiqamah , antara lain :

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13) .

Dan Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

Allah juga berfirman : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)

Juga dalam hadits disebutkan, dari Abu ‘Amr ada yang menyebut : ia berkata : “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, : “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim, 38)

Dari hadits di atas ada 3 poin penting yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin ketika menjelaskan hadits Al-Arba’in An-Nawawiyah nomor 21, yaitu : Pertama: Siapa saja yang kurang dalam melakukan yang wajib, berarti kita tidak istiqamah, dalam diri kita terdapat penyimpangan. Kita semakin dikatakan menyimpang sekedar dengan hal wajib yang ditinggalkan dan keharaman yang dikerjakan.

Kedua: Sekarang tinggal kita koreksi diri, apakah kita benar-benar istiqamah ataukah tidak. Jika benar-benar istiqamah, maka bersyukurlah kepada Allah. Jika tidak istiqamah, maka wajib baginya kembali kepada jalan Allah.

Ketiga: Istiqamah itu mencakup segala macam amal. Siapa yang mengakhirkan sholat hingga keluar waktunya, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang enggan bayar zakat, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang menjatuhkan kehormatan orang lain, ia juga tidak istiqamah. Siapa yang menipu dan mengelabui dalam jual beli, juga dalam sewa- menyewa, maka ia tidak disebut istiqamah.

Bagaimana cara istiqamah? Ada tiga kiat utama yang bisa diamalkan agar kita bisa istiqamah di jalan yang lurus , antara lain yaitu : Pertama: Mencari teman bergaul yang sholeh. Dari Abu Musa RA Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Seseorang yang duduk berteman dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari: 2101)

Kedua: Rajin hadiri majelis ilmu. Karena orang yang punya banyak dosa saja bisa banyak terpengaruh. Dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda ketika itu para malaikat berkata : “Wahai Rabbku, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya. Ia hanya melewati saja majelis ilmu lalu ikut duduk bersama mereka.” Lalu Allah berfirman : “Aku pun mengampuninya, mereka adalah satu kaum yang tidak akan sengsara orang yang duduk bersama mereka.”

Ketiga: Memperbanyak doa kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Allah Ta’ala berfirman, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia.” (QS. Ali Imran: 8)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA,  berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, : “Allahumma Mushorrifal Quluub Shorrif Quluubanaa ‘Ala Thoo'atik - Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu” (HR. Muslim 2654). Dalam riwayat selengkapnya disebutkan : “Sesungguhnya hati manusia seluruhnya di antara jari jemari Ar-Rahman seperti satu hati, Allah membolak-balikkan nya sekehendak-Nya.” (HR. Muslim  2654)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengajarkan faedah yang bagus tentang doa ini dalam Syarh Riyadh Ash-Shalihin di mana kalimat "ala thoo’atik" mempunyai makna sangat dalam. Artinya, kita minta kepada Allah supaya hati kita terus berada pada ketaatan dan tidak beralih kepada maksiat. 

Hati jika diminta supaya balik pada ketaatan, berarti yang diminta adalah beralih dari satu ketaatan pada ketaatan lainnya, yaitu dari shalat, lalu beralih pada dzikir, lalu beralih pada sedekah, lalu beralih pada puasa, lalu beralih pada menggali ilmu, lalu beralih pada ketaatan lainnya. 

Maka sudah sepantasnya doa ini diamalkan. Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberi taufik dan hidayah kepada kita semua, aamiin. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULHIJJAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 28 Mei 2025, 01 Dzulhijjah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

HIDUP KITA LEBIH BAIK DARI WAKTU KE WAKTU, KARENA ALLAH

Allah Maha Mengetahui segalanya. Allah Azza wa Jalla mengetahui apa-apa yang menjadikan hidup kita lebih baik dari waktu ke waktu, maka saat kejadian tidak baik yang disebut sebuah ujian dari ketetapanNya datang menerpa, tetaplah bersabar dan tawakkal. Sebab di balik ujian yang telah digariskanNya untuk kita pasti tersimpan hikmah yang luar biasa.

Karena sesuatu yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan kepada kita tidak akan pernah sia-sia, semuanya pasti mengandung hikmah yang luar biasa, namun kita saja yang tidak mudah secara cepat untuk memahaminya.

Beruntunglah orang orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap yang terjadi di kehidupannya, karena hidup itu akan selalu menjadikan pemiliknya merasa indah dan damai. Jika kita mampu memaknai ujian yang ada dengan selalu meyakini bahwa hikmah yang Allah Azza wa Jalla persiapkan selalu elegan dan sempurna. Karena, akan selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita.

Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu- waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” 
(QS. Al-Balad: 4)

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi hendaknya ia mengingat firman Allah Azza wa Jalla,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini merupakan kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah Azza wa Jalla lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata untuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak. 

Bukti yang menunjukkan bahwa keputusan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik, di antaranya adalah: Kisah ibunda Nabi Musa As yang menghanyutkan anaknya di atas laut. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menginggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Tetapi, tanpa diduga tragedi itu berbuah manis di kemudian hari. Perhatikan pula dengan seksama kisah hidup Nabi Yusuf AS, maka kita akan menemukan bahwa kaidah ini cukup menggambarkan drama mengharukan antara Nabi Yusuf dan sang ayah, Nabi Ya’qub ‘Alaihi Sallam

Inti dari semua ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang penyair, "Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan. Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya."

Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya adalah salah satu bentuk kasih sayangNya. Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatanNya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah Azza wa Jalla berikan, yakinlah ketetapan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik. 
Allah Azza Wa Jalla berfirman: “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

In syaa Allah, Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayahNya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa tabah, ikhlas dan sabar menerima segala ketetapanNya untuk meraih ridhaNya. Aamiin Yaa Rabb. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 27 Mei 2025, 29 Dzulqa'idah 1446 H. Ditulis ba'da subuh di masjid Al Ikhlas kantor Kemenag Sdjo mengantar jamaah haji Al Multazam kloter 89. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

KEUTAMAAN PUASA di BULAN DZULHIJJAH.

Puasa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan dalam Islam, terutama puasa pada hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Beberapa keutamaan puasa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah : Keutamaan Puasa 10 Hari Pertama Dzulhijjah: Puasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dicintai oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,"Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah". Jadwal Puasa : Puasa dapat dilakukan pada tanggal 1-9 Dzulhijjah (28 Mei - 5 Juni 2025) dengan penekanan khusus pada puasa hari Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah (5 Juni 2025).

Puasa Hari Arafah: dapat melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya."

Dalil Al-Qur'an dan Hadits: Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah disebutkan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Fajr ayat 1-3, dan dalam beberapa hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Dengan demikian, umat Islam dapat memperoleh pahala dan ampunan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan menjalankan puasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, terutama pada hari Arafah. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim EPCDH DZULQAIDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 25 Mei 2025, 27 Dzulqa'idah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

KEBENARAN TIDAK akan TEGAK kalau MASIH LOYAL pada KEDZALIMAN dan KETIDAK-ADILAN

Membenci orang yang dzalim itu wajib. Termasuk membenci siapapun yang mendukungnya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai kezaliman dan para pelakunya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai kebohongan dan para pendustanya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai pengingkar dan para pelakunya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai pengkhianatan dan para pelakunya... 

Adalah keliru, jika kita diminta diam atau mengambil sikap netral pada kemaksiatan. Kita wajib bersuara, menampakkan kebencian, ketidakridhaan, kepada kezaliman dan para pelakunya. Posisi kita harus jelas, tidak boleh abu- abu. Benar jelas, salah jelas. Memberikan kecintaan pada ketaatan, menunjukkan kebencian dan kemarahan pada kezaliman dan ketidakadilan.

Jangan tertipu, nanti khawatir dituduh menyebar kebencian dan permusuhan berdasarkan SARA. Agama Islam yang memerintahkan, untuk membenci kezaliman sekaligus melawannya. Agama Islam yang mengajarkan memusuhi ketidakadilan dan berlepas diri darinya.

Tidak mungkin tegak kebenaran, kalau masih ada sikap loyal pada kezaliman dan ketidak-adilan. Tidak mungkin ada kemaslahatan dari orang yang mencintai dan menyayangi kedzaliman. Islam telah memerintahkan kita menyandarkan rasa cinta dan benci berdasarkan syariat. Dan Syariat, telah mengajarkan kita untuk membenci kezaliman dan ketidak-adilan.

Salamah bin Dinar rahimahullah berkata, "Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; Engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintainya, dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla membencinya." (Al Ma’-rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381)

Ada nasehat tentang kebutaan atas kebaikan orang lain akibat kebencian, "Jika cinta dapat membuat seseorang buta terhadap segala keburukan, maka kebencian dapat membuatnya buta atas segala kebaikan." (Al-Jahidh)

Malik ibn Dinar rahimahullah berkata, "Sesungguhnya badan jika sakit maka dia tidak akan enak makan, minum, tidur, dan istirahat. "Demikian juga keadaan hati, jika dia diikat dengan kecintaan terhadap dunia, maka berbagai nasehat tidak akan bermanfaat baginya." (Az-Zuhd al-Kabir, hlm. 25)

Berhati-hatilah terhadap ambisi yang akan memperbudak kita, "Kamu menjadi manusia bebas terhadap sesuatu yang tak pernah kamu inginkan, dan kamu menjadi budak terhadap sesuatu yang kamu ambisikan". (Ibnu Athaillah As-Sakandari)

Bersabarlah jika kita diperlakukan dzalim dan tidak adil, janganlah bersedih karenanya. Sesungguhnya kita lebih mengutamakan kepentingan akhirat yang ada keadilan sejatinya di sana. Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaymin rahimahullah berkata, "Engkau akan menjumpai orang- orang yang mengutamakan akhirat tidak akan bersedih karena dunia yang terluput dari mereka, jika sesuatu dari dunia datang kepada mereka maka menerimanya, namun jika ada sesuatu yang terluput maka mereka tidak bersedih karenanya." (Syarh Riyadhush Shalihin, jilid 3 hlm. 48)

Ketika kita menanam kebahagiaan di hati orang lain, yakinlah, akan datang suatu hari di mana orang lain menanam kebahagiaan di dalam diri kita. Teruslah berbuat baik. Jangan bosan berbagi. Allah Azza Wa Jalla senantiasa mengawasi. Kebaikan tidak akan terlupakan Jangan terlalu berharap pada manusia. Tapi beramal untukNya semata.

Ingat firmanNya, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula." (QS. Ar-Rahman: 60). Mari kita awali hari ini dengan berdoa memohon Segala ampunanNya, Yaa Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, keberlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku.

Yaa Allah, ampunilah diriku dalam kesungguhanku, kelalaianku, Kekhilafanku, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua itu adalah berasal dari sisiku. Yaa Allah, ampunilah aku dari segala dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, segala dosa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahui dari padaku, Engkau Yang Maha Mendahulukan dan Yang Mengakhirkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (HR. Bukhari 6398 dan Muslim 2719)

In syaa Allah Allah Azza Wa Jalla senantiasa mengaruniakan hidayahNya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah tidak terikat oleh ambisi cinta kepada dunia yang fana ini. Di dunia yang hanya sementara ini, in syaa Allah kita diberikan kemampuan menegakkan keadilan untuk meraih ridhaNya Aamiin Yaa Rabb. In syaa Allah bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran, Sabtu 24 Mei 2025, 26 Dzulqa'idah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semua akan Kembali ke Kita

Hidup sejatinya tak ubahnya seperti roda sepeda yang berputar, Baik atau buruk yang kita lakukan, maka pada akhirnya semua akan kembali kepada kita. Jika kita berbuat buruk, maka keburukan pula yang akan kita dapatkan.

Dan jika kita berbuat baik, maka kebaikan pula yang akan kita dapatkan. Maka perbaikilah terus apa yang kita lakukan. Sebab setiap kali engkau memperbaiki niatmu untuk kebaikan, maka Allah juga akan memperbaiki keadaanmu untuk kebaikan,

Dan setiap kali engkau memberikan Kebaikan untuk orang lain, maka engkau juga akan mendapatkan kebaikan dari arah yang tidak kamu sangka-sangka. Dan saat kita hidup membahagiakan orang lain, maka Allah juga akan memberikan kita rizki berupa orang lain yang akan membahagiakan kita.

Maka itu berusahalah untuk terus memberi banyak hal dalam kebaikan. Sebab setiap kali engkau memberi, Maka engkau akan menerima sebuah kebaikan tanpa meminta sekali pun. Karena tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (Qs. Ar rahman : 60)

Karena itu terus berusahalah untuk tetap melakukan kebaikan, walaupun itu kecil. Sebab merugilah jika hidup yang singkat ini, namun setiap hari kita kosong dalam catatan kebaikan. In syaa Allah hal ini menjadi penyemangat kita semua dalam melakukan kebaikan dan kita termasuk diantara orang-orang yang istiqamah dalam kebaikan dan yang akan mendapat banyak kebaikan dari Allah. Aamiin. In syaa Allah  bermanfaat, silakan dishare untuk meraih pahala jariyah fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 22 Mei 2025, 24 Dzulqa'idah 1446H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

AR-RAQIIB, ALLAH YANG MAHA MENGAWASI.

Ar Raqib artinya : Allah Maha Mengawasi. Nama ini merupakan salahsatu nama paling agung milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala yang biasa dikenal muslim dengan sebutan Asmaul Husna. Secara bahasa, kata Ar-Raqib bermakna tampil tegak lurus untuk memelihara sesuatu.

Allah Ta’ala yang maha Mengawasi disebutkan diantaranya tiga ayat dalam al-Qur’an : “Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian” (QS. an-Nisaa’ :1). “Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (QS. al-Ahzaab :52)

Ada 3 Cara ALLAH mengawasi MANUSIA. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala melakukan pengawasan secara langsung : Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Tidak tanggung- tanggung yang Menciptakan kita selalu bersama dengan kita dimanapun dan kapanpun saja. Bila kita bertiga, maka Dia yang keempat. Bila kita berlima, maka Dia yang keenam." (QS. Al Mujadilah: 7). Bahkan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf  : 16). 

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala melakukan pengawasan melalui malaikat : Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman: “Ingatlah ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaf : 17)

Kedua malaikat ini akan mencatat : "segala amal perbuatan kita yang baik maupun yang buruk, yang besar maupun yang kecil. Tidak ada yang tertinggal. Catatan tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada kita." (QS. Al Kahfi :49)

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri : Ketika kelak nanti kita meninggal : maka anggota tubuh kita seperti tangan dan kaki akan memberikan kesaksian yang sebenarnya.

Allah Ta'ala dalam firman-nya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yg dahulu mereka usahakan.” (QS. Yaasiin 65).

Ingat bahwa hidup kita tidak akan bisa terlepas, dimanapun dan kapanpun saja dari pengawasan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala : Tidak ada tempat untuk mengingkari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Yakinlah bahwa perbuatan sekecil apapun akan tercatat dan akan dipertanyakan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dihari perhitungan kelak. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits. Rabu 23 Dzulqa'dah 1446 H, 21 Mei 2025 

Agama adalah Nasehat  

Dari Abu Ruqayah Tamin bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Agama itu nasihat.” Kami bertanya, “Bagi siapa ya Rasulullah?” Baginda bersabda, “Bagi Allah, kitab- kitabNya, Rasul- RasulNya, para pemimpin umat Islam dan umat Islam pada umumnya.” (HR. Muslim)

Beberapa pelajaran yang yerdapat dalam Hadits : Nasihat itu bagian penopang utama eksistensi berdiri dan tegaknya agama Islam. Nasihat itu begitu penting karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadikannya bagian dari agama.

Bagusnya pengajaran Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau menyampaikan sesuatu secara umum (global) terlebih dahulu, lalu menyebutkan rinciannya. Para sahabat haus akan ilmu, apa yang butuh dipahami dengan baik, mereka selalu menanyakannya agar jelas.

Kewajiban saling memberikan nasihat dalam kebaikan, dalam perkara yang haq dengan kesabaran, kelemahlembutan dan kesantunan (bil hikmah). Seorang muslim itu semestinya tidak anti nasihat, saran dan kritik.

Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memulai penyebutan dengan hal terpenting lalu yang penting lainnya karena beliau menyebutkan nasihat bagi Allah, lalu kitab-Nya, lalu rasul-Nya, lalu kepada imam kaum muslimin, lalu kepada kaum muslimin secara umum. Sedangkan kitab Allah didahulukan daripada Rasul, karena kitab itu langgeng, sedangkan Rasul telah tiada. Namun nasihat kepada keduanya saling terkait.

Makna nasihat untuk Allah Ta’ala adalah; mentauhidkannya, menyifatinya dengan sifat yang sempurna dan mulia, menyucikannya dari sifat-sifat yang bertentangan dengan kesempurnaan dan kemuliannya, tidak bermaksiat kepada-Nya, melakukan pengabdian dengan penuh ketaatan.

Nasihat untuk kitab-Nya adalah; beriman kepadanya, mengagungkannya, menyucikannya, membacanya dengan bacaan yang benar. Memperhatikan perintah-perintah dan larangan-larangannya, berusaha memahami ilmu-ilmunya dan, meresapi kandungan ayat-ayatnya, mengamalkan dan mendakwahkannya, dan mencegah usaha orang-orang yang ingin merubahnya dan mencelanya.

Nasihat untuk Rasul-Nya, yaitu; beriman kepadanya dan kepada apa-apa yang ia bawa (risalah ajaran Islam), menghormati dan mengagungkannya, senantiasa berpegang teguh dengan penuh ketaatan kepadanya, menghidupkan sunnah-nya, menyebarluaskan ilmu dan ajarannya, berakhlak dengan menteladani akhlaknya, mencintai keluarga dan para sahabatnya.

Adapun yang dimaksud dengan nasihat untuk para pemimpin kaum Muslimin adalah; membantu dan menolong mereka dalam kebenaran dan ketaatan, mengingatkan mereka di saat mereka lalai dengan cara yang baik dan lemah lembut, mendoakan mereka agar mereka diberi taufiq oleh Allah Ta’ala, dan menganjurkan atau mengajak orang-orang yang menginginkan kebaikan agar mendoakan mereka.

Maksud nasihat untuk kaum muslimin secara umum adalah; membimbing mereka untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan maslahat bagi mereka. Tema Hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an, Allah Ta’ala berfirman : 

“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-oarng yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (QS. Yusuf : 108)

(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mngetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (QS. Ibrahim : 52)

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 20 Mei 2025 22 Dzulqa'idah 1446H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ZUHUD

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi yang artinya : "Wahai Musa ! Sesungguhnya orang tidak akan dapat berpura-pura berbuat zuhud (sederhana) kepadaKu dalam hidup di dunia dan tidak akan dapat mendekatkan diri kepadaKu dengan berpura-pura berbuat wara' (hati-hati) dari segala hal yang diharamkan kepada mereka, dan tidak akan dapat berpura- pura beribadah kepadaKu dengan cara menangis seolah-olah takut kepadaKu." (HR. Qudla'i sumber dari Ka'ab RA)

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberitahukan kepada Nabi Musa AS sesungguhnya ada tiga macam amal kebajikan yang tidak ada bandingannya. Melakukan ZUHUD dalam kehidupan dunia, dalam arti berpaling dari kehidupan mewah dan tidak mengikuti hawa nafsu.

BERUSAHA JADI ORANG ZUHUD

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi yang artinya : "Tidak ada amalan yang mendekatkan diri seorang hamba Mu'min kepada-Ku seperti zuhud dunia , dan tidak ada satu amal ibadah pun (yang mendekatkan diri kepada-Ku) , seperti menunaikan apa yang Ku-fardhukan kepadanya." (HR Qudla'i  bersumber dari Ibnu Abbas RA)

Di riwayat yang lain Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku lakukan, Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku.” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia, maka Allah akan mencintaimu. Begitu pula, zuhudlah dari apa yang ada di tangan manusia, maka manusia akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah 4102 Syaikh Al-Albani dalam  Al-Ahadits Ash-Shahihah 944 hadits ini hasan)

Zuhud secara bahasa berarti meninggalkan. Ibnul Qayyim mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, berkata, "Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.”

Allah Subhanallahu wa ta'ala mengingatkan kita tentang kehidupan dunia dan zuhud. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an. "Tapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'la : 16-17)

"Apa-apa yang ada pada sisi kalian (yang menjadi milik kalian di dunia ini) akan habis binasa, dan apa-apa yang ada di sisi Allah (di akhirat kelak) tetap kekal." (QS. An-Nahl : 96). "Katakanlah wahai Muhammad ! kesenangan dan kemewahan hidup dunia itu sangat sebentar , sedangkan kehidupan akhirat, lebih baik bagi orang yang taqwa." (QS. An-Nisa' : 77). "Dan tidak lain kehidupan dunia itu hanyalah kemewahan yang palsu." (QS. Ali Imran : 185)

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan taufikNya kepada kita semua sehingga kita terjaga dari amalan yang tidak diridhai olehNya. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya." (HR Bukhari  Muslim)

Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan. Barakallah fikum. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 19 Mei 2025, 21 Dzulqa'idah 1446H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pentingnya BERSYUKUR hanya kepada ALLAH

Bersyukur adalah : ekspresi rasa terima kasih kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan olehNya. Rasa syukur ini tak sekadar lewat ucapan, tetapi juga tindakan nyata. Ada banyak manfaat yang secara langsung akan kita dapatkan dengan Bersyukur:ca. Kita akan jauh dari berbagai penyakit hati. b. Hidup akan penuh keberkahan. c. Allah janjikan surga. d. Allah akan tambah nikmat.

Gimana cara bersyukur : Kita bisa ucapkan "alhamdulillah" setiap kali menerima kebaikan, rezeki, kabar gembira, dan kenikmatan, kesehatan dan sebagainya. 4 Langkah cara Bersyukur kepada Allah : 1. Bersyukur dengan Hati. 2. Bersyukur dengan Lisan. 3. Bersyukur dengan Tindakan. 4. Merawat Kenikmatan.

Bagaimana tanda tanda orang yang pandai bersyukur ? 1. Tidak mudah iri maupun sombong. 2. Sering mengucap syukur. 3. Di dalam hatinya tidak ada rasa memiliki. 4. Tidak mudah sedih dan gelisah. 5. Selalu berbagi dengan orang lain.

Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), sesungguhnya azabKu benar-benar sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)

Cara Rasulullah Mensyukuri Nikmat Allah yang Menginspirasi Keteladanan Abadi : Syukur dengan Hati : Mengakui Allah sebagai pemberi segala nikmat. Syukur dengan Lisan : Memuji Allah atas segala karuniaNya. Syukur dengan Perbuatan : Memanfaatkan nikmat untuk kebaikan.

Doa bersyukur yang dibaca sebelum salam setiap sholat : Allahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik. Artinya: "Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu."

Bersyukur dengan hati dapat dilakukan dengan menyadari sepenuh hati : bahwa segala nikmat dan rezeki yang kita dapatkan semata mata merupakan karunia serta kemurahan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada orang lain, maka ia tidak berterima kasih kepada Allah.” (Abi Daud). In syaa Allah, kita bisa menjaga lisan dengan selalu mengatakan hal-hal baik. Agar tidak merugikan atau menyakiti hati orang lain adalah bentuk syukur kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'IDAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 20 Dzulqa'idah 1446, 18 Mei 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tiga Hal Penyebab Kehancuran

Ungkapan tentang tiga penyebab kehancuran umat- umat terdahulu yaitu — terlalu banyak bicara, terlalu banyak makan, dan terlalu banyak tidur — Meski tidak secara eksplisit tercantum dalam Al-Qur’an sebagai teks ayat, pernyataan ini bersandar pada berbagai riwayat dan hikmah para ulama, termasuk dalam kitab-kitab seperti Nasrul ‘Ibad karya Imam Nawawi al-Bantani.

Berikut penjelasan dari ketiga penyebab tersebut : Satu, Terlalu Banyak Bicara (Katsratul Kalam). Terlalu banyak bicara tanpa manfaat dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa lisan, seperti ghibah (menggunjing) namimah (adu domba), dusta, dan kesombongan.

Dalam hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”(HR. Bukhari  Muslim). Imam Nawawi dan para ulama tasawuf memandang diam sebagai bentuk penjagaan diri, dan berbicara hanya jika ada manfaat. Umat yang tenggelam dalam perdebatan sia-sia dan omongan kosong akan kehilangan keberkahan ilmu dan persatuan.

Dua, Terlalu Banyak Makan (Katsratul Akli). Makan secara berlebihan dapat melemahkan ruhani dan mendorong seseorang kepada kemalasan, syahwat, dan kesombongan. Islam menganjurkan pola makan seimbang sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam : “Tidak ada wadah yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Umat yang terlalu cinta makanan dan kenikmatan dunia akan kehilangan kekuatan ruhani dan semangat jihad (baik dalam arti spiritual maupun sosial).

Tiga, Terlalu Banyak Tidur (Katsratun Naum). Terlalu banyak tidur menyebabkan lalai dari ibadah, malas menuntut ilmu, dan menunda-nunda kewajiban. Padahal, orang-orang saleh terdahulu dikenal sebagai pribadi yang bangun malam untuk bermunajat kepada Allah. 

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman : "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Rabb mereka dengan rasa takut dan harap.” (QS. As-Sajdah: 16). Umat yang tenggelam dalam kenyamanan tidur akan kehilangan kekuatan spiritual dan ketajaman akal dalam menghadapi tantangan zaman.

Kesimpulan : Tiga hal ini — banyak bicara, banyak makan, dan banyak tidur — merupakan simbol dari kelalaian, kenikmatan duniawi berlebihan dan kelemahan jiwa. Jika tiga ini menjadi budaya dominan dalam suatu umat, maka kehancuran moral, intelektual, dan spiritual akan menjadi akibatnya. 

Hal ini menjadi peringatan agar umat Islam hidup dengan tawazun (keseimbangan), muhasabah (introspeksi) dan mujahadah (kesungguhan dalam melawan hawa nafsu). In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 17 Mei 2025, 19 Dzulqa'dah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Kaidah "LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH"

Laa haula wala quwwata illa billah" adalah : kalimat yang sangat penting dalam Islam. Manusia tanpa pertolongan Allah ibarat bumi tanpa sinar matahari. Tanpa matahari bumi akan gelap. Begitu juga manusia bisa terlihat hebat, terlihat pandai, terlihat cemerlang itu semata mata karena pertolongan Allah.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait kaidah ini : Arti dan Makna ; "Laa haula wala quwwata illa billah" Artinya "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala : Kalimat ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah dengan kehendak dan kuasa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan tidak ada suatu kekuatan pun kecuali dengan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala" (QS. Al-Kahfi: 39)

Rasulullah SAW bersabda : "Laa haula wala quwwata illa billah adalah kalimat yang dapat menjadi perbendaharaan harta di surga." (HR. Bukhari)

Manfaat dan Hikmah : Kaidah "Laa haula wala quwwata illa billah" memiliki beberapa manfaat dan hikmah, antara lain :

Menguatkan iman : Kalimat ini dapat menguatkan iman dan keyakinan kita kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Menghilangkan rasa takut : Kalimat ini dapat menghilangkan rasa takut dan kecemasan kita terhadap sesuatu yang tidak kita inginkan.

Meningkatkan kesadaran : Kalimat ini dapat meningkatkan kesadaran kita akan kekuasaan dan kehendak Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Setiap kebaikan yang kita lakukan adalah nikmat, setiap dzikir juga nikmat yang Agung : Oleh karena itu, maka marilah kita perbanyak syukur kita kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala atas semua limpahan karunianya kepada kita.

Dengan demikian, kaidah "Laa haula wala quwwata illa billah" adalah ; kalimat yang sangat penting dalam Islam, yang dapat menguatkan iman, menghilangkan rasa takut, dan meningkatkan kesadaran kita akan kekuasaan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 16 Mei 2025 18 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

ISTIGHFAR

JUMAH MUBARAK. Memperbanyak Istighfar adalah salah satu amalan yang mengundang rahmatnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebesar apapun dosa seorang hamba, maka Allah akan mengampuni segala kesalahannya. 

Makna istighfar itu sendiri adalah memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan kalimat: Astaghfirullaahal'adzhiim atau dengan kalimat lain yang semakna. Permohonan Ampun ini dilakukan dengan hati yang tulus dan dibarengi dengan penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat serta bertekad untuk tidak mengulanginya.

Dengan Istighfar : 1. MENDATANG KAN AMPUNAN ALLAH TA'ALA. Maka aku berkata (kepada mereka) Mohonlah ampun kepada RABBmu sesungguhnya DIA adalah Maha Pengampun. (QS. Nuh : 10)

2. MENGATASI KESULITAN DAN TERBUKA NYA PINTU RIZKI. Barangsiapa beristighfar secara rutin, pasti ALLAH memberinya jalan keluar dalam kesempitan dan memberi rizki yang tiada terhingga padanya. (HR. Abu Daud)

3. MENAMBAH KEKUATAN. Dan (Hud berkata): Hai kaumku, mohonlah Ampunan kepada RABBmu lalu bertaubatlah kepadaNYA, Niscaya DIA akan menurunkan hujan yang sangat deras dan DIA akan menambahkan kekuatan diatas kekuatan mu. (QS. Hud : 52)

4. MEMPEROLEH BANYAK KENIKMATAN. Dan hendak-lah kamu memohon Ampun kepada RABBmu dan bertaubat kepadaNYA Niscaya DIA akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan. (QS. Hud : 3)

5. TURUN NYA RAHMAT. Hendaklah kamu memohon ampun kepada Alloh Ta'ala, agar kamu mendapat rahmat. (QS. An-Naml : 46)

6. SEBAGAI KAFARATUL MAJLIS. Barangsiapa yang duduk dalam satu Majlis (perkumpulan orang) lalu di dalamnya banyak perkataan sia-sianya atau (perdebatan) kemudian sebelum ia bangkit dari Majlis membaca (Istighfar): Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta Astaghfiruka wa atuubu ilaik (Maha suci ENGKAU YAA Allah, dan aku memuji-MU dan aku bersaksi bahwa tiada Allah melainkan ENGKAU, aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMU). Maka ia akan diampuni kesalahan-kesal ahan yang diperbuatnya selama di Majlis itu. (HR. Ath-Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Hibban, Abu Daud dan Al-Hakim)

7. TERHINDAR DARI ADZAB ALLAH TA'ALA. Dan tidak-lah (pula) Allah Ta'ala akan mengadzab mereka, sedang mereka masih memohon ampun (Istighfar). (QS. Al-Anfal : 33). Dan banyak lagi manfaat dibalik istighfar itu sendiri. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi Alhadits, Kamis 15 Mei 2025, 17 Dzulqa'dah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarrakatuh

5 HAL yang HARUS DISEGERAKAN

Dari Hatim Al Ashom, “Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari setan kecuali dalam 5 perkara ini : 1. Menyajikan makanan ketika ada tamu : Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda : “barang siapa yg beriman kepada Allah & hari akhir, maka harus memuliakan tamunya” (HR: Al - Bukhari).

2. Mengurus mayit ketika mati : Merawat Jenazah, Ilmunya Fardhu Ain Pelaksanaanya Fardhu Kifayah, segera diurus. Dimandikan, dikafani, dishalati kemudian dikuburkan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda.: “Sesungguhnya balasan yg pertama kali diberikan kepada seorang mukmin sesudah matinya adalah diampuninya dosa orang-² mengantarkan jenazahnya ke kubur.” (HR. Baihaqi)

3. Menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya : Rasululah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Barangsiapa menikahkan anak perempuannya, maka kelak pada hari kiamat Allah akan memberikannya mahkota raja kepadanya.” (HR. Ibnu Syahin).

4. Melunasi utang ketika sudah jatuh tempo : Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.: “Siapa saja yg berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

5. Segera bertaubat jika berbuat dosa : Segera taubat. Salah satu karakter seorang muslim adalah segera memperbarui taubat. Jadi ini perkara yang harus disegerakan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sungguh kami pernah menghitung bahwa dalam satu majelis Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam membaca ‘Rabbighfirlii wa tub’alayya innaka antattawwabul ghofur.’ (Ya Rabb, ampunilah dosaku dan terimalah tobatku, sesungguhnya engkau maha penerima taubat lagi maha pengampun) sebanyak 100 kali.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM). referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 16 Dzulqa'da 1446 H / 14 Mei 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Haji dan Umroh, Mengajarkan Zuhud  

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash RA Nabi Shallallahu ’Alahi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla membanggakan orang-orang yang wukuf di Arafah di depan para MalaikatNya, di sore hari Arafah. 

Allah berfirman: lihatlah para hambaku ini yang datang kepadaKu dalam keadaan kusut dan penuh debu” (HR. Ahmad). Beberapa pelajaran yang terdapat dalam hadits :

⿡ Bukan berarti orang yang berhaji dan berumrah harus berkusut-kusut, berkotor-kotor atau bersusah-susah, namun intinya haji mengajarkan zuhud terhadap dunia dan fokus pada akhirat, tidak berambisi pada dunia dan berambisi pada akhirat.

⿢ Kalau kita renungkan dalam manasik haji dan umrah terdapat: Perintah untuk berpakaian hanya dengan dua helai kain (bagi laki-laki), Larangan menggunakan penutup kepala (bagi laki-laki), Larangan memakai minyak wangi, Larangan memakai khuf, Menginap di Muzdalifah beratapkan langit, Wukuf di Arafah, dan lain-lain.

⿣ Semuanya ini mengajarkan zuhud dan mengingatkan kita akan peristiwa dikumpulkannya manusia kelak di padang Mahsyar. Harapannya, setelah ibadah haji dan umrah, kita menjadi orang yang zuhud pada dunia dan berambisi pada akhirat. 

Oleh karena itu Al Hasan Al Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Apa haji mabrur itu ? Beliau menjawab, “Yaitu orang yang setelah kembali dari haji ia menjadi lebih zuhud terhadap dunia dan lebih bersemangat mencari akhirat” (At Tabshirah karya Ibnul Jauzi, 2/282)

⿤ Inilah pelajaran besar dari ibadah haji dan umrah, yang perlu direnungkan oleh setiap orang baik yang sudah berhaji, sedang berhaji atau belum berhaji. Yaitu berusaha menjadi orang yang zuhud terhadap dunia dan berambisi pada akhirat. 

Dalam hadits dari Abdullah bin Umar RA, Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda : “Jadilah anda di dunia ini seperti orang yang asing atau orang yang sekedar singgah dalam suatu perjalanan” (HR. Bukhari no.6416)

⿥ Fasilitas mewah dan nyaman ketika berhaji atau umrah boleh-boleh saja. Semua itu seharusnya untuk memudahkan ibadah dan lebih menambah semangat dalam beribadah. Namun jangan sampai fasilitas mewah dan kenyamanan justru menipu dan memperdaya kita sehingga kita tidak mendapatkan pelajaran zuhud dari ibadah haji.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an, Allah Ta’ala berfirman : “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa- apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya” QS. al-Hajj : 30).

Dan Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. al Hajj : 32). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 13 Mei 2025 15 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Waktu antara Baik dan Buruk

Marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta,'ala. Dengan taqwa kita terus berupaya sekuat tenaga untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan cara memacu semangat kita dalam beribadah. 

Taat atas perintah  perintahNya dan tunduk atas segala hal yang telah dilarang Allah. Dengan begitu, arti taqwa benar-benar bermakna untuk kita, memiliki efek positif, berubah menjadi hamba lebih baik lagi. Kita perlu menyadari bahwa waktu ini terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. 

Pada kesempatan yang sama, sebetulnya porsi usia kita makin berkurang. Itulah sebabnya penting sekali memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dan tidak pernah melewatkannya waktu dengan sia sia mengejar dunia lupa akhirat.

Kita harus terus berikhtiar mempergunakan waktu untuk mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Karena hanya iman dan taqwa sebagai bekal terbaik kita di dunia ini sebelum harus kembali kepada Sang Khaliq. 

Ada satu kalimat mengenai pentingnya kita tidak menyia- nyiakan waktu ini. Sekaligus menjadi pengingat penting untuk kita semua, yaitu : "Tidak akan pernah kembali hari hari waktu yang telah berlalu." 

Ini adalah peringatan bagi kita semua khususnya untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Waktu terus mengalir, umur terus berkurang Melewatinya secara sia-sia tidak akan dapat terlunasi selamanya. Hari ini barangkali akan datang lagi pada minggu-minggu berikutnya, namun hari ini dan yang sudah lewat tidak akan pernah terulang kembali. 

Itulah mengapa waktu diibaratkan seperti pedang; bila tidak pandai menggunakannya ia akan melukai pemiliknya. Menyadari tentang waktu yang tidak akan pernah berulang, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengisinya dengan segala hal yang bermanfaat. 

Hidup ini sejatinya hanya menunggu waktu kematian kita, sementara kita tidak pernah tahu kapan waktu kematian itu akan tiba. Yang pasti usia kita terus berkurang terkikis oleh pergantian waktu. Oleh karena itu, di sisa usia yang diberikan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala ini mari kita gunakan sebaik- baiknya dengan ibadah dan amal sholeh. 

Kematian tidak pernah memihak dan berkompromi terhadap usia. Anak- anak, tua, muda bila waktunya sudah tiba, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia?

Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik benar perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia ? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”

Dari hadits ini dapat dipahami, bahwa umur yang panjang tidak hanya menjadi nikmat dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, tetapi juga menjadi penentu kebaikan dan keburukan manusia. Mereka yang dikaruniai umur panjang, kemudian umur tersebut digunakan untuk mengerjakan kebaikan, memperbanyak ibadah, dan terus konsisten dalam ketaatan, maka kita termasuk dalam golongan paling baiknya manusia.

Sebabnya karena kita telah dikaruniai umur panjang dan berhasil menggunakannya untuk kebaikan. Begitu juga sebaliknya, orang yang dikaruniai umur panjang oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala namun tidak ada tambahan kebaikan sama sekali dalam hidupnya, justru selalu melakukan keburukan, kemaksiatan, melanggar perintah- perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan tidak pernah menunaikan kewajibanNya, maka orang ini termasuk dalam golongan orang-orang yang buruk.

Oleh karena itu, marilah jadikan setiap waktu yang terus berlalu ini sebagai momentum untuk merenungi hakikat umur yang telah diberikan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Sudahkah tambahan umur juga menjadi perantara untuk menambah kebaikan, menambah ibadah dan ketaatan ? 

Atau justru sebaliknya, kemaksiatan terus bertambah dan kejelekan terus dilakukan ? Karena itu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita semua agar senantiasa berdoa kepada Allah, menjadikan hidup di dunia sebagai ajang untuk selalu menambah kebaikan. 

Adapun lafal doanya adalah sebagai berikut : “Ya Allah, jadikanlah kehidupan ini sebagai nilai tambah bagiku dalam semua kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagiku dari segala kejahatan.” (HR. Muslim)

In syaa Allah nikmat umur kita ini bisa menjadi perantara untuk memacu diri meningkatkan kebaikan, ketaatan, dan menjauhi larangan-larangan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Mari kita isi waktu demi waktu yang terus berjalan ini dengan hal-hal yang bermanfaat, sebagai bagian dari ikhtiar kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 12 Mei 2025, 14 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

S a b a r

Adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. 
Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

Sesungguhnya Allah Subhanallahu Wa Ta'ala bersama orang orang yang sabar. Begitulah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menegaskan di dalam firmanNya, bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala begitu dekat dengan orang-orang yang sabar. 

Lalu bentuk sabar yang bagaimana yang sering manusia jalani dan hadapi setiap waktu. Meski secara umum pandangan masyarakat Muslim, bahwa bersikap sabar itu ketika sedang terjadi musibah. Padahal sabar juga bisa dalam bentuk memenuhi ketaatan: menjalankan perintah dan menjauhi larangan.  

Kepada seluruh Muslim diharapkan memahami tentang kesabaran sebagai akhlak para utusan Allah yang mesti diteladani. Karena hampir seluruh kisah para Nabi dan Rasul banyak mengajarkan suri tauladan kesabaran. 

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan dilebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala: "Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. an-Nahl: 96) 

Firman Allah Ta’ala: "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu," (QS. ar-Ra’d: 24). Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. 

Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu :   

Sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan. Pada pagi hari yang suhu udaranya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. 

Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Subuh. Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala. 

Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah Ta’ala. Sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala haramkan.
Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, maka pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. 

Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat sholat sunnah. 

Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan- akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. 

Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan. Sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa. 

Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.  

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa- dosanya". (HR. al-Bukhari) 

Dalam hadits lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : Barangsiapa yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya, (HR. al-Bukhari) 

Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah yang menimpanya.   
 
Sabar dalam menghadapi musibah artinya musibah yang menimpa tidak menjadikan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 
Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta dengan jalan mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan - perbuatan lain yang diharamkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, maka artinya ia telah bersikap sabar dalam menghadapi musibah kemiskinan yang menimpanya.   

Musibah yang menimpa, terkadang tidak hanya menyebabkan seseorang melakukan perbuatan haram. Bahkan lebih dari itu, terkadang menjadikannya melakukan atau mengucapkan perkataan yang menjerumuskannya pada kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota keluarganya meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah dzolim, Allah tidak adil, Allah bukan tuhan yang berhak disembah, dan perkataan lain yang membatalkan keislaman dan keimanannya. Na’udzu billah min dzalik. 

Hal yang demikian wajib kita hindari. Seseorang yang memahami ilmu agama dengan baik dan memegang teguh ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah yang menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah.

Bahkan para wali Allah, kegembiraan mereka atas bala’ dan musibah yang menimpa mereka lebih besar daripada kegembiraan mereka atas kelapangan hidup dan keluasan rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. 

Oleh karena itu, sebagian kaum sufi mengatakan: Datangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para pencari kebahagiaan di akhirat. Mereka menganggap bahwa musibah yang menimpa adalah hari raya bagi mereka. 

Dengan itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan ibadah mereka kepada Allah Ta’ala. Suatu ketika, datang seorang perempuan ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tujuan agar beliau berkenan memperistri putrinya. 

Perempuan itu memuji putrinya di hadapan beliau dengan mengatakan bahwa putrinya sangat cantik jelita dan memiliki kesehatan yang sempurna. Bahkan sakit kepala pun tidak pernah ia rasakan. Rasulullah lantas menjawab:

Saya tidak membutuhkannya, saya tidak mau menikahinya. Kenapa Rasulullah menolak tawaran itu?Karena beliau mengetahui bahwa seseorang yang berlimpah kesenangan di dunia dan tidak pernah ditimpa musibah, maka ia adalah orang yang sedikit kebaikannya di akhirat. 

Seseorang yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan pada dirinya berbagai musibah di dunia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Manusia yang paling berat ujian dan musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka. 

Seseorang diuji berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh agamanya” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad). Diceritakan bahwa ada seorang yang sholih, kedua tangannya terpotong, kedua kakinya terpotong dan kedua matanya buta. 

Ia juga terjangkit suatu penyakit yang menggerogoti beberapa anggota tubuhnya. Anggota-anggota tubuhnya yang terkena penyakit itu menjadi menghitam lalu berjatuhan dan berguguran. Tidak ada satu pun yang mau merawatnya. 

Ia dibuang di jalanan. Banyak serangga yang mengerubungi kepalanya dan menggigitnya. Namun apa daya. Ia tidak punya tangan untuk menjauhkan dirinya dari serangga serangga itu. Ia juga tidak punya kaki untuk bergerak dan berpindah dari tempat duduknya. 

Suatu ketika, beberapa orang melewatinya. Ketika melihat orang shalih tersebut, mereka mengatakan: Subhanallah, alangkah tabah dan sabarnya laki-laki ini. Mendengar perkataan mereka, orang shalih itu kemudian mengatakan:

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan hatiku khusyu’, lisanku berdzikir, dan badanku bersabar atas musibah. Ya Tuhanku, seandainya Engkau menimpakan kepadaku musibah seberat apa pun, kepadaMu aku bertambah rasa cinta.

Umar bin Khaththab RA berkata : "Kami menjumpai kebahagiaan hidup itu dengan Kesabaran" (Fathul Majiid I/436). Di antara keutamaan orang yang sabar: (01). Allah mencintainya (QS. Al Imran : 146 (02). Allah pun bersamanya (QS. Al Anfal : 46) (03). Allah menyanjungnya (QS. Sad : 44) (04). Mendapatkan shalawat, rahmat dan  hidayah (QS. Al-Baqarah : 155-157) (05). Mendapatkan balasan dengan Surga (QS. Al-Mukminun : 111, QS Al-Insan : 12) (06). Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar (QS. Hud : 11) (07). Mendapatkan balasan yang lebih baik (QS. An-Nahl : 96) (08). Mendapatkan pahala tanpa batas (QS. Az-Zumar : 10) (09). Mendapat "keselamatan" dari tipu muslihat musuh (QS. Ali Imran : 120) (10). Mendapatkan kemenangan dan juga pertolongan (QS. Ali Imran : 125) (11). Mendapatkan keberuntungan (QS. Ali Imran : 200) (12). Mendapatkan ucapan selamat dari Malaikat di akhirat (QS. Ar-Ra’du : 23-24)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman : "Maka Bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu "benar" dan mohonlah ampun untuk "dosamu", dan bertasbihlah seraya "memuji" Tuhanmu pada waktu petang dan pagi". (QS. Ghaafir : 55). Dan tidak ada yg bisa Bersabar, kecuali yang hatinya disibukkan dengan akhirat... In syaa Allah bermanfaat fimdaliunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Renungan Ahad Sore 11 Mei 2025. Assalaamu'alaikum

Sentuhan Qolbu

Jika kamu bertemu orang yang sedang dalam kesusahan atau kesulitan, jangan berfikir bahwa Allah sedang menguji hidupnya, Justru Allah sedang mengujimu, Apakah kamu mampu mengulurkan 
tanganmu untuk membantunya. 

Lakukanlah kebaikan sekecil apapun, Karena kebaikan itu, walau sekecil apapun Maknanya tidak pernah sederhana, Walaupun hanya sesuap nasi, Itu bisa menolong pada yang kelaparan. Walaupun hanya seteguk air, Itu bisa menolong pada yang kehausan,

Bahkan ban bekas, lebih berarti /berharga, dibandingkan emas, sa'at seseorang Akan tenggelam. Jadi lakukanlah kebaikan sekecil apapun, sebisa dan semampunya. Karena kita tidak pernah tahu kebaikan apa yang dapat menolong kita dihari perhitugan kelak.Selamat beraktifitas di hari Ahad, tetap semangat selalu bersyukur masih mampu beribadah hari ini. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 11 Mei 2025, 13  Dzulqa'dah 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Hablum minallah Hablum minannas

Salahsatu keharusan muslim adalah menjalin dua hubungan yaitu : hablum minallah (hubungan yang baik dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan baik dengan manusia). “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah, yang paling bagus akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi 2612, shahi)

Allah telah menganugrahkan kita dengan begitu banyak kenikmatan; tentu saja, kesehatan, rizki, perlindungan dan pertolonganNya, akal ilmu dan kreativitas, serta kenikmatan lain yang tak bisa dihitung jumlah dan nilainya.

Perbaiki hubunganmu dengan Allah (Habluminallah), Semestinya kita malu kepadaNya bila kita tak menjalankan perintahnya bahkan enggan dan malas, Seharusnya sebaliknya membuat kita menjadi bertaqwa.

Pedoman habluminallah tertuang dalam Al-Quran surat Az-Zariyat Ayat 56  : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu". Kita harus berhati- hati dalam kehidupan sosial (Hablum minannas), agar kita tidak malu, dengan cara meningkatkan ahlaq kita sesuai yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, mengutamakan kejujuran dan selalu menyebarkan kebaikan.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya” (HR.AtTirmidzi 2263). Setiap ibadah yang diperintahkan Allah, tentunya bertujuan untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang.

Dalam bacaan shalat pun ada hubungan dengan Allah dan hubungan antara sesama manusia : Dalam pelaksanaan ibadah shalatpun, diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, mendoakan seluruh makhluk yang ada di bumi ini.

Buah dari ketaqwaan seorang hamba Dalam Al-qur'an Surat Ali Imran ayat 133-134 : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 10 Mei 2025, 12 Dzulqa'dah 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang Perlu Dijaga dan Diingat Dalam Hidup

JAGALAH pikiranmu, karena ia akan menjadi ucapanmu. JAGALAH ucapanmu, karena ia akan menjadi tindakanmu. JAGALAH tindakanmu, karena ia akan menjadi kebiasaanmu. JAGALAH kebiasaanmu, karena ia akan menjadi karaktermu. 

JAGALAH karaktermu, karena ia akan menjadi nasibmu”. JAGALAH lisan dan ucapanmu, dimanapun dan dengan siapapun kamu berhadapan. Sebab kata kata yang terucap yang akan melukai hati hanya bisa dimaafkan, namun sulit untuk dilupakan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Ketahuilah bahwa di dalam jasad ini terdapat segumpal daging. Jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa dia adalah hati“. (HR. Bukhari-Muslim)

Perbaikilah urusan akhiratmu, maka Allah Ta'ala akan memperbaiki urusan duniamu, Perbaikilah batinmu, niscaya Allah Ta'ala akan memperbaiki urusan dhahirmu. Sesungguhnya, manusia yang terlahir itu pasti akan didatangi oleh kematian : Dan ternyata ada hal lain yang lebih dahsyat dari kematian itu sendiri, yaitu : Lalai dalam menghadapi kematian : Yang berpaling dan sedikit mengingat kematian serta meninggalkan amal shalih yang merupakan bekal setelah kematian.

Seseorang itu akan mati sesuai dengan kebiasaan dan keadaan ketika hidup : dimana kebiasaan seseorang di dalam kehidupannya itu akan mengingatkan menjelang kematiannya. Jika seseorang terbiasa melakukan berbagai ketaatan, maka itulah yang akan diingatnya ketika kondisi sakaratul maut :

Firman Allah Ta'ala : “Demi masa sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh  nasehat- menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Asr : 1-3)

Marilah kita membiasakan dalam  kebaikan dan menjaga diri dari keburukan baik pikiran maupun perbuatan, untuk saling bertukar kebaikan dengan cara saling mengingatkan untuk kebaikan. In syaa Allah keluarga kita disehatkan dzohir dan bathin, dilindungi dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan, dijadikan manusia yang bermanfaat dan selalu bisa menjaga lisan kita. Aamiin Allahuma Aamiin..... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 09 Mei 2025, 11 Dzulqa'dah 1446 H. JUMAH MUBARAK

Mari Berpacu dan Berlomba Berbuat Kebaikan

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memiliki sifat adil atas setiap hambaNya, tidak ada satu pun yang Allah dzalimi di antara mereka. Setiap amal manusia akan menuai balasan, dan Allah akan memberikan balasan sesuai dengan apa yang kita kerjakan. 

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala mengisyaratkan hal ini dalam banyak firmanNya, di antaranya :
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat sesuai dengan apa yang dikerjakannya. 
Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 132)

Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa kelak pada Hari Kiamat, jin dan manusia akan diberi balasan sesuai dengan amal mereka. Orang-orang yang menaati Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan ditempatkan di surga dan yang durhaka akan disiksa di neraka. 

Ayat ini juga menjelaskan bahwa pahala yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala siapkan juga bertingkat-tingkat, sesuai dengan amal ketaatan yang dikerjakan. Dalam ayat lainnya, Allah juga menyebutkan tentang hal senada. Allah berfirman: “Kedudukan mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan” (QS. Ali Imran: 163)

Setiap manusia memiliki sifat dan karakter ingin menjadi orang yang terbaik, menjadi orang yang teristimewa dan ingin menjadi sang juara, khususnya dalam hal yang baik. Untuk mencapai hal tersebut tentunya tidak sekonyong  konyong didapatkan, akan tetapi perlu usaha yang keras dan maksimal. 

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala mengisyaratkan kepada kita untuk mengarah ke sana melalui dorongan untuk berlomba sebagaimana firmanNya : “Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya. 

Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS. Al-Hadid: 21). Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman: “Dan untuk yang demikian itu, hendaklah orang- orang berlomba- lomba”. (QS.al-Muthaffifin: 26)

Dua ayat di atas adalah ayat yang mendorong agar umat Islam menjadi umat yang selalu berpacu dan berlomba untuk menjadi yang terbaik dalam kebaikan. Kebaikan-kebaikan apa yang perlu kita lakukan agar mendapatkan kedudukan dan kehormatan yang tinggi di mata Allah dan manusia:

Beberapa amal ibadah untuk berpacu dan berlomba agar menjadi yang terbaik dalam kebaikan, antara lain adalah : Pertama, menjadi penolong atau solusi bagi saudara kita. Menolong orang lain yang membutuhkan sangatlah baik dalam pandangan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala maupun manusia. 

Siapa yang menolong akan ditolong dan orang yang menolong akan mendapatkan kebaikan dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan memberikan 10 kebaikan. Siapa yang menolong maka Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan menolong kita.

Tidak ada orang yang tidak punya masalah, bahkan terkadang untuk menyelesaikannya memerlukan bantuan orang lain. Keterpanggilan nurani untuk berkontribusi membantu menyelesaikan problem orang lain merupakan hal yang sangat mulia, karena mulianya sampai dijuluki manusia terbaik oleh Nabi, sebagaimana sabdanya : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad, Thabrani ad-Daruquthni). 

Kedua, menjadi ahli tahajud. Sholat Tahajud termasuk ke dalam ibadah malam atau sholat malam. Meski bukan ibadah wajib, ada makna besar dan beberapa berkah yang terkait dengan tahajud. Sholat tahajud dianggap sebagai bagian dari Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yaitu bulan  Muharram. 
Dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam” (HR. Muslim :1163). Orang yang melaksanakan Sholat Tahajud secara teratur akan mendapatkan berkah dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 

Dikatakan juga bahwa sholat ini membawa seorang Muslim lebih dekat kepada Yang Mahakuasa dan hidupnya dipenuhi dengan kedamaian. “Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri” (QS. Al-Furqan: 64). Allah berfirman : "Pada sebagian malam lakukanlah Sholat Tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra : 79) 

Ketiga, menjadi sabahat dekat Al-Qur’an. Kesadaran bahwa Al-Qur’an adalah bacaan terbaik umat Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman umat Islam dalam mengarungi kehidupan, dan Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang penuh makna dan inspirasi bagi ummat Islam. 

Karenanya sangat wajar jika kita ingin menjadi orang yang baik, hidup tentram dan penuh inspirasi, maka bersahabatlah dengan Al-Qur’an yang setiap saat selalu bersama Al-Qur’an, membaca dan mencari inspirasi dengan Al-Qur’an serta mendapat pertolongan dari Al-Qur’an baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya”. (HR. Muslim : 1337) 

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda : “Diperintahkan kepada orang yang membaca menghafalkan Al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia membacanya dengan tartil. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca dan hafal.” (HR Ibnu Majah, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad). Jadi, sebaik-baik sahabat karib adalah Al-Qur’an yang dengannya akan membuat hati kita tentram, bahagia, dan lebih dari itu Al-Qur’an akan menjadi pembela kita di hari Kiamat kelak.

Keempat, menjadi orang berilmu. Untuk menjadi orang  yang berilmu tentunya harus melalui proses belajar yang baik dan tekun dan restu orang tua serta guru. Banyak cara dan metode yang bisa dilakukan agar mendapatkan ilmu yang banyak dan bermanfaat. 

Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang yang menyatakan dirinya beragama Islam. Bahkan ayat yang kali pertama turun juga perintah membaca atau perintah belajar dan belajar dari buaian sampai liang lahat sangat dianjurkan.  

Manfaat atau efek dari belajar yang baik dan benar adalah memiliki ilmu yang banyak sehingga sampai pada posisi orang yang berilmu dan orang yang berilmu akan punya kedudukan yang tinggi karena diangkat derajatnya oleh Allah sebagaimana firmanNya:

“Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah:11)

In syaa Allah kita bisa jadi juara dalam berlomba kebaikan, mendapat ampunan, memiliki derajat yang tinggi dan dekat dengan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Aamiin.... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 08 Mei 2025, 10 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Derajat Manusia Disisi Allah Sama, Hanya Iman dan Amal Sholeh Pembedanya

Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan memotivasi diri untuk selalu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena hanya dengan ketaqwaanlah kita dapat selamat menuju keharibaanNya kelak.   

Derajat manusia pada hakikatnya adalah sama di sisi Allah, hanya iman dan amal sholeh yang menjadi pembedanya. Dengan memahami hal ini, umat Islam akan terbebas dari perasaan bahwa dirinya lebih tinggi derajatnya dibandingkan yang lain dan bisa fokus terhadap diri sendiri dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Islam adalah agama yang menolak dengan sangat tegas adanya diskiriminasi dan intimidasi terhadap sesama. Islam memandang hak seluruh umat manusia, baik laki-laki dan perempuan, sebagai hamba Allah Subhanallahu Wa Ta'ala yang setara dan tidak ada perbedaan di antara keduanya. 

Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nahl ayat 97: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”  

Dalam ayat lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 124 : “Siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam Surga dan tidak didzalimi sedikit pun”.

Pada surat An-Nahl ayat 97 tersebut, Allah menegaskan kesetaraan dengan menjelaskan bahwa seluruh umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki derajat yang sama di sisi Allah. Allah menjanjikan kehidupan yang baik dan balasan melebihi amal perbuatan bagi mereka yang melakukan kebaikan, berupa amal saleh dengan didasari keimanan di dalam hati mereka.   

Selanjutnya, pada surat An-Nisa ayat 124 Allah Subhanallahu Wa Ta'ala juga menjanjikan surga dan tidak akan ada kedzaliman bagi siapa saja yang melakukan sesuai dengan perintahNya. Dalam menafsirkan Surat An-Nahl ayat 97, Imam Ibnu Katsir  menjelaskan, hal ini merupakan janji dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala bagi orang yang melakukan amal sholeh, yaitu amal yang mengikuti kitab Allah dan sunnah nabiNya, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada Allah dan rasulNya.    

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan menjanjikan kepada mereka berupa kehidupan yang baik di dunia. Selain itu, Allah juga akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya.   

Dari apa yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir tersebut, dapat dipahami bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memperlakukan setara dan tidak ada tebang pilih terhadap hambaNya. Konsep kesetaraan derajat yang digaungkan oleh Islam adalah untuk menyatukan umat manusia dalam ikatan tali persaudaraan, saling mengenal satu sama lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 

Oleh karenanya, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberi penjelasan yang sangat terang bahwa yang dapat menjadi pembeda di antara umat manusia hanya kadar ketaqwaan kepadaNya. Allah Ta’ala dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 :  

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”.   

Ayat ini dengan sangat jelas menggambarkan adanya perbedaan suku dan bangsa merupakan kehendak Allah dan menjadi gambaran tentang kesetaraan. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menciptakan umat manusia dengan perbedaan bangsa, suku, etnis, bahasa, dan yang lainnya agar saling mengenal satu sama lain. 

Ayat ini juga menjelaskan bahwa hanya ketaqwaan lah yang menjadi pembeda derajat manusia di sisi Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Oleh karenanya, tidak selayaknya bagi kita umat manusia merasa diri kita lebih tinggi derajatnya dibanding yang lain dan tetap fokus untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kita hanya kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 9 Dzulqa'dah 1446 H /  7 Mei 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Melakukan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Merupakan Jihad  

Dari Abu Said al-Khudri RA dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Jihad yang paling utama adalah mengucapkan perkataan yang benar (adil) di hadapan pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Dawud)

Kewajiban penegakkan amar makruf dan nahi mungkar di setiap lapisan masyarakat, mulia dari rakyat biasa sampai kepada para pemimpinnya. Pelajaran penting bahwa mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran itu termasuk kategori jihad.

Menasehati pemimpin yang zalim termasuk jihad yang utama. Jihad itu bertingkat- tingkat dan tidak sama intensitasnya. Ada yang lebih utama dari yang lain. Bolehnya berhadapan dengan pemimpin yang zalim ketika ia berbuat zalim dengan mengajaknya pada kebaikan dan melarangnya dari kemungkaran dengan cara yang patut lagi penuh hikmah. 

Namun hendaknya ketika menasehati dikedepankan bersikap lemah lembut, bukan karena takut atau ingin menjilat penguasa, namun demikianlah tuntunan syariat dalam adab memberikan nasihat. bisa jadi ia mau menerima, maka itu lah yang terbaik. Jika ia menolak, maka risalah nasihat telah tersampaikan.

Nasihat itu bagi sebagian orang terdengar keras, maka lembutkanlah dengan nasihat yang beradab penuh kesantunan. Di antara ujian pemimpin itu adalah dekat dan mampu berbuat zalim sebesar-besarnya karena faktor asal yang mendukung hal tersebut. 

Maka berbahagialah rakyatya bila ada pemimpin yang lebih dekat dengan keadilan da kebijaksanaan. Menasehati penguasa itu ada dua macam. Pertama, ada yang mendukung perangai jelek penguasa. Setiap yang penguasa lakukan, dipuji dan dibela padahal yang dilakukan bisa jadi sejelek-jelek perbuatan zalim. Yang melakukan seperti ini adalah para penjilat dan pengejar dunia.

Kedua, menasehati yang baik itu adalah dengan melihat pada perkara yang Allah dan RasulNya ridai. Ketika penguasa keliru, maka dinasehati dengan cara yang baik secara rahasia, bukan dengan mengumbar aib menjatuhkan kehormatan mereka di hadapan orang banyak, karena hal ini dilarang.

Allah Ta’ala berfirman : "Dan berjihadlah kamu di jalan Allâh dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allâh) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’ân) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allâh. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong" (QS. al-Hajj : 78)

"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allâh. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS. at-Taubah : 41)

"Sesungguhnya orang orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allâh dan orang orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang- orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allâh Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" (QS. al-Anfâl :72). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 6 Mei 2025, 7 Dzulqa'dah 1446 H

Penghalang Ittiba’ : Mendahulukan Akal Di Atas Dalil Yang Shahih

Allah telah memberikan kemuliaan dan keutamaan kepada manusia dengan akal. Dan di dalam kitabNya, Dia memuji orang-orang yang memiliki pikiran dan akal-akal yang terang. Allah Ta’ala berfirman, “Hanya orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (QS. Ar-Ra’du: 19)

“Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang yang memiliki pikiran bisa mengambil pelajaran” (QS. Shaad: 29). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak membiarkan akal pada kedudukan yang telah Allah tetapkan, yang menghalangi mereka untuk ittiba’. 

Bahkan mereka tergelincir menjadi dua golongan manusia : Pertama, Golongan yang meniadakan akal dan tidak menghargainya sedikitpun. Kedua, Golongan yang berlebih-lebihan terhadap akal, menjadikannya sebagai sumber pembuatan syariat dan mendahulukannya di atas dalil-dalil yang shahih.

Mereka membangun kesesatan-kesesatan pada diri mereka dengan menamakannya kadang-kadang sebagai hakikat, perkara yang meyakinkan atau maslahat dan tujuan yang hendak diwujudkan oleh nash-nash meskipun sesungguhnya tidak ditunjukkan oleh nash itu. 

Kemudian mereka mengambil nash- nash shahih yang mereka istilahkan dengan zhanniyyat (yang masih berupa persangkaan, tidak memberi faidah yakin), lalu mereka menghadapkannya dengan kesesatan- kesesatan itu. 

Maka nash yang sesuai dengannya mereka terima, sedangkan yang bertentangan dengannya mereka tolak, dengan bersandar kepada suatu kaidah “al-yaqin laa yazuulu bisy syakk” (sesuatu yang meyakinkan tidak bisa hilang dikarenakan sesuatu yang meragukan).

Mereka tidak mengetahui bahwa akal memiliki batasan-batasan di dalam mengetahui sesuatu. Dan Allah tidak memberikan jalan bagi akal untuk mengetahui segala sesuatu. Sebagaimana mereka tidak mengetahui bahwa Allah menjaga agamaNya dan melindungi NabiNya dari ketergelinciran dan penyimpangan di dalam menyampaikan agamaNya. 

Maka segala sesuatu yang beliau bawa adalah kebenaran yang tidak ada keraguannya, sedangkan yang mereka namakan dengan hakikat dan perkara yang meyakinkan adalah kebatilan. Hal itu ditunjukkan oleh adanya perbedaan akal dan pemahaman manusia di dalam menentukan hakikat hakikat dan maslahat maslahat. 

Dan juga, Allah telah memerintahkan kita untuk menerima hukum Allah dan RasulNya dengan penerimaan yang mutlak tanpa menghadapkan nash itu kepada akal sebelum menerimanya. Sebagaimana firman Allah, “Maka demi Rabbmu, mereka tidaklah beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak mendapati pada diri mereka rasa keberatan terhadap apa yang kamu putuskan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An-Nisaa: 65). in syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 5 Mei 2025, 6 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lapang Dada

Alhamdulillah kita dipertemukan hari Senin, in syaa Allah kita semua bersama keluarga sehat wal afiyaa, aamiin.... Pagi ini waktunya kita berkarya. Sebelumnya mari kita renungkan dibawah ini. Orang yang lapang dada kesabarannya panjang.

Lapang dada menimbulkan sifat dermawan, lapang dada membuat mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Lapang dada menjauhkan dari sifat dengki dan hasad, lapang dada menjadikan pelakunya tidak tergesa gesa dalam mengambil sikap.

Lapang dada menimbulkan ketabahan dalam menghadapi berbagai macam kesusahan, lapang dada mendatangkan sifat tidak cepat marah. Oleh karena itu, Allah menyebutkan nikmat pertama kepada Rasulallah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam adalah lapang dada.

Allah berfirman: "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)..? (QS. Asy-Syarh : 1). "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. al-A’râf :199).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata : "Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya izzah (kemuliaan)" (HR Muslim no. 6535).

"Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik". "Maha Suci Engkau Ya Allah, dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq disembah melainkan diriMu, aku memohon pengampunanMu dan bertaubat kepadaMu". In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta kejadian sehari hari terkini, Ahad 4 Mei 2025, 5 Dzulqa'dah 1446 H. Assallammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

FITNAH AKHIR ZAMAN, OBATNYA SABAR

Pada akhir zaman ini, fitnah banyak bertebaran, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sejak dulu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun telah memberikan pesan kepada umat Islam terkait fitnah di akhir zaman dan umat harus memiliki bekal untuk menghadapinya.

Menurut Ibnu Arabi, fitnah dapat bermakna ujian, cobaan, harta, maupun anak-anak. Ia berkata, “Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat di antara manusia.” (Linasul Arab, Ibnu Mandzur al-Ifriqi, 13/317)

Seorang Muslim hendaklah kembali kepada Allah Azza wa Jalla dan senantiasa meminta perlindungan kepadaNya dalam menghadapi fitnah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun selalu memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dan memerintahkan umatnya mengerjakannya...

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA  mengatakan, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa, ‘Ya Allah aku meminta perlindungan padamu dari azab kubur, dan dari azab neraka dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam kitabnya yang berjudul Ighatsatul Lahfan, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan tidak ada obat bagi fitnah kecuali Sabar. Sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. 

Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang Mukmin yang jujur... Sesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah Azza wa Jalla saat fitnah akhir zaman merupakan faktor besar yang mendukung seorang Mukmin bisa teguh di jalan Allah Azza wa Jalla. 

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga berpesan kepada umatnya segera melakukan amal shaleh saat terjadi fitnah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan- potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia” (HR. Muslim). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmaniirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 3 Mei 2025, 4 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Berpihaklah pada KEBENARAN

Kebenaran dan kebatilan selamanya tidak akan pernah bisa dipertemukan dan dikompromikan. Setiap orang harus memiliki sikap yang tegas terhadap salah satu dari kedua hal tersebut, berpihak pada kebenaran atau kebatilan. 

Orang yang berakal tentu akan berpihak pada sebuah kebenaran.... Setiap orang yang mengaku beriman harus memiliki keberpihakan yang jelas terhadap sebuah kebenaran yang kini sudah mulai pudar, lentur dan luntur. 

Sangat sedikit orang yang tegas berpihak pada kebenaran. Kebanyakan hanya diam membisu... Memang, keberpihakan tidak akan merubah takdir Allah Azza Wa Jalla. Namun sikap tersebut akan menentukan posisi keberpihakan kita ada dimana dihadapan Allah Azza Wa Jalla. 

Allah Azza Wa Jalla berfirman, "Dan katakanlah, kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap" (QS. Al Isra': 81). “Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang orang yang ragu” (QS. Al-Baqarah: 147)

“Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu” (QS. Al-Kahfi: 29). “Hal itu karena sesungguhnya Allah sajalah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-Hajj: 6)

Al Imam Abu Is-haq Ibrahim bin Musa asy Syathibiy rahimahullah berkata, "Akal jika tidak mengikuti syariat maka tidak tersisa baginya selain hawa nafsu dan syahwat" (Al I'-tisham, jilid 1 hlm. 51). Rasulullah telah memberikan peringatan kepada kita, dimana pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, semakin banyak kebathilan dan kemungkaran, semakin banyak yang menentang kebenaran, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat kekuasaan dan condongnya manusia cinta kepada dunia…

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Akan datang suatu masa, dimana orang yang bersabar  berpegang teguh  pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api.” (HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir 8002)

Di situasi dan kondisi bagaimanapun kita dianjurkan untuk tetap istiqamah senantiasa berpihak pada kebenaran... Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, "Dunia ini adalah negeri untuk beramal, sedangkan akhirat adalah negeri balasan, maka siapa yang tidak beramal di sini, dia pasti akan menyesal di sana." (Az-Zuhd, al-Baihaqy No. 725)

Dunia ini dapat diibaratkan sebagai ladang kehidupan, tanamlah berbagai tanaman kebaikan. Yakinlah, suatu saat nanti kita akan memanen hasilnya berupa pahala kebaikan-kebaikan... Tetaplah bersyukur dan bersabar atas segala sesuatu yang telah mejadi iradahNya, karena sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mengatur segalanya. 

Hidup itu seperti gelombang badai laut, menggempur kemudian kembali tenang. Maka dari itu janganlah putus asa karena Allah Azza Wa Jalla sudah mengatur dalam segala urusan... In syaa Allah, Allah Azza Wa Jalla mengaruniakan hidayah kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa pada kebenaran untuk meraih ridhaNya... Aamiin Yaa Rabb. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 02 Mei 2025, 04 Dzulqa'dah 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. JUMAH MUBARAK

Siapakah Orang Asing yang Beruntung

Dari Abu Ghurairoh RA berkata bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya. Karena itu, beruntunglah orang-orang yang ‘asing’.” Dikatakan: Siapa al-ghuroba ya Rasulullah ? Rasulallahu Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: (Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan tatkala manusia telah rusak). Dan pada riwayat lain ditanya tentang al-ghuroba, Rasulallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Yaitu orang-orang yang menghidup- hidupkan sunahku tatkala orang-orang telah mematikannya" (HR Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist : 1- Akan ada zaman ketika melaksanakan tuntunan menjadi tontonan. Akan ada masa tatkala menunaikan keta’atan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dianggap sebagai keanehan. Akan ada saat manakala bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajiban agama dipandang sebagai perilaku berlebihan dan bahkan melampaui batas. Akan datang suatu masa saat berpegang teguh kepada dienul Islam ini dianggap radikal, ketidakwarasan. Mereka asing di mata manusia, dan manusiapun mengasingkannya. Tetapi mereka adalah sebaik-baik manusia 

Dari Abdullah bin Amr ibnul AS berkata: "Pada suatu hari kami  bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda: Beruntung orang yang asing. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ditanya, siapa itu orang yang asing ? Beliau menjawab: Orang-orang yang shaleh ditengah orang-orang yang jelek. Orang-orang yang berbuat maksiat lebih banyak dari pada yang ta'at". (HR Ahmad  dishahihkan al-Bani)

2- Jika telah tiba masanya, yang bersungguh-sungguh melaksanakan agama ini dianggap aneh. Amalan mereka tampak asing. Mereka melaksanakan amal shalih dan ‘ibadah berdasarkan tuntunan shahih dari Rasulullah ShallaLlahu ‘Alaihi Wasallam, tapi manusia mengingkari. Orang- orang yang dianggap asing dan terasingkan itu sesungguhnya justru orang yang shalih ditengah- tengah kerusakan yang menimpa ummat.

3- Masa ketika petunjuk yang terang dari nash (Al-Qur’an dan Sunnah) diabaikan. Nash diambil bukan untuk dalil, tapi untuk pembenaran. Inilah masa ketika orang banyak yang beramal berdasarkan perkataan-perkataan orang yang pandai bicara, meski nyata bertentangan dengan nash. Inilah masa ketika berpegang teguh pada sunnah justru dianggap meninggalkan sunnah. Mereka dicerca dan tersisih. Kebenaran bagai bara api. “Akan datang kepada manusia masa (ketika) orang yang bersabar menjalankan agamanya di antara mereka seperti memegang bara api.” (HR. Tirmidzi)

4- Orang-orang yang istiqomah dalam ketaatan menjalankan agamanya itulah yang beruntung. Tetap berada diatas sunah, walupun sudah merajalela bid'ah. Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran : Pertama, Orang yang beruntung : "Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik". (QS. Ar-Rad : 29)

Kedua, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan selalu melindungi orang shaleh. "Sesungguhnya pelindungku ialah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang- orang yang saleh". (QS. Al-Araf : 196). In syaa Allah kita senantiasa dalam rahmat Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, aamiin... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 01 Mei 2025 3 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kita Rugi hanya Mengejar Dunia

Usia 40 tahun sudah bukan lagi waktunya sibuk main Tik Tok, sibuk upload foto selfie, hobby nongkrong, nonton drakor, dengerin musik, joged-gemoy. Tapi sebaliknya ia harus mulai sibuk menjalani hidupnya dengan ibadah, amal shalih, menuntut ilmu, menjaga perilaku, menjaga syahwat dan meninggalkan ketamakan pada dunia.

Usia 40 tahun adalah dimana manusia telah mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosi, maupun spiritualnya. Ia telah meninggalkan masa mudanya dan melangkah ke masa dewasa yang sebenar-benarnya...

Maka siapa saja yang telah mencapai 40 tahun hendaknya ia berusaha memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, serta membuang kejahilan ketika usia muda, dan lebih berhati-hati.

Ia harus melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh keimanan, semakin meneguhkan tujuan hidup, menjadikan uban sebagai peringatan dan semakin memperbanyak syukur. Bila Usia 40 tahun, maka hendaknya kita mulai meningkat minatnya terhadap agama, dimana semasa mudanya jauh sekali dari agama. 

Maka sekarang mulailah menutup aurat dan banyak mengikuti kajian-kajian agama. Bila Usia 40 Tahun, namun belum ada juga minatnya terhadap agamanya, maka bisa jadi pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya di dunia.

Bila Usia 40 tahun, maka tidak lagi banyak memikirkan "masa depan" keduniaan, mengejar karir dan kekayaan. Tetapi sudah jauh berpikir tentang nasibnya kelak di akhirat. Bila Usia 40 tahun, jika masih gemar melakukan dosa dan maksiat, mungkin meninggalkan shalat, berzina, mengumbar aurat, mabuk, dan lain lain maka akan lebih sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.

Bila Usia 40 tahun, maka hendaknya ia mulai bersungguh sungguh perbaiki apa apa yang telah lewat dan manfaatkan dengan baik hari-hari yang tersisa dari umur yang ada, sebelum ruh sampai di tenggorokan. Sehingga menjadi pemenyesal kemudian hari yang tiada guna.

Ibrahim al-Nakha’i rahimahullah berkata : “Mereka (para salaf) berkata, jika seseorang telah mencapai usia 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya.

Misalnya ada yang bersedekah cuma ingin dapat balasan di dunia, tidak ingin balasan akhirat sama sekali. Begitu pula orang yang beramal hanya mengharap dunia semata, ia benar- benar merugi. Allah Ta’ala berfirman,

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syuraa: 20)

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Celakalah hamba dinar, dirham, qathifah dan khamishah. Jika diberi, dia pun ridha. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridha, dia akan celaka, dan akan kembali binasa.” (HR. Bukhari, no. 2886). Qathifah dan khamishah adalah sejenis pakaian yang mewah.

Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham, dan pakaian yang mewah ? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta- harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati). In syaa Allah bermanfaat fimdalimuthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi alhadits, Rabu 30 April 2025, 02 Dzulqa'dah 1446 H.  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

TAWADHU

Berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan. Dengan sifat TAWADHU, Kita senantiasa akan merendahkan diri kepada Allah, Dan...... Tidak berbuat semena-mena Serta .... Tidak memandang remeh orang lain.

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat TAWADHU : Pertama, Dia tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang terkenal. Kedua, Mau bergaul dengan fakir miskin dan bahkan tulus mencintai mereka. Ketiga, Menjunjung tinggi kebenaran, serta bersedia membantu orang lain.

KEUTAMAAN Orang yang mempunyai sifat TAWADHU : Pertama, Diangkat Derajatnya oleh Allah. Kedua, Menghindarkan dari Perilaku Aniaya. Ketiga, Menghindarkan Diri dari Sifat Sombong. Rasulallah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda : Dan tidaklah seorang BERTAWADHU dengan niat semata- mata hanya karena Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, melainkan Allah Azza Wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim)

Mari kita berusaha memiliki sifat tawadhu, karena memiliki sifat tawadhu bisa menghindarkan diri dari sifat sombong dan akan diangkat derajatnya. Dan semoga kita termasuk orang yang memiliki sifat tawadhu. Aamiin...

In syaa Allah kita selalu sehat wal'afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Aamiin yaa Rabbal aalamiin. Barakallahu fiikum.... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH DZULQA'DAH oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 29 April 2025, 01 Dzulqa'dah 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

MANUSIA TIDAK SELAMANYA hidup di dunia. Pada waktunya cepat atau lambat akan berpulang dan menjalani alam yang kekal, yaitu akhirat. Dan setiap perbuatan yang telah dilakukan manusia di dunia akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. 

Entah itu perbuatan yang buruk atau yang baik, besar atau kecil, semua akan dihitung dan dihisab tidak ada yang luput. Dan setelah itu akan ditetapkan surga atau neraka yang akan menjadi ketentuan Allah sebagai balasannya.

Maka beruntunglah orang yang ditetapkan ke dalam surga karena ia akan mendapatkan banyak kenikmatan yang tiada tara, sebaliknya celakalah orang yang ditetapkan ke dalam neraka, karena ia akan mendapat berbagai bentuk siksaan.

Karena itu sudah seharusnya kita sebagai orang muslim yang beriman pada Allah dan rasulNya tentu kita ingin masuk ke dalam golongan orang orang ahli surga. Maka itu, saat inilah waktu terbaik bagi kita untuk mempersiapkan bekal amal shalih.

Sebab SEBAIK-BAIKNYA BEKAL ADALAH IMAN dan TAQWA. Adapun bekal cantik, tampan, kaya, cerdas, kuat, gelar pada akhirnya semua akan sirna dan tinggalah hanya hanya iman dan taqwa. Dan itulah mengapa bekal iman dan taqwa menjadi bekal terabaik, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman : "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai orang- orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 197)

Karena itu mari kita kita siapkan sebaik baiknya bekal tersebut, selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Jangan sia siakan kesempatan terbaik ini. Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua diatas iman dan ketaqwaan, dan semoga kelak kita termasuk orang orang yang beruntung dalam baris penghuni surga. Aamiin yaa rab. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmabirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 28 April 2025, 29 Syawal 1446 H. 

Ada Allah Jangan Pernah Putus Asa, Bumi Ini Luas

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menceritakan ketika Nabi Yunus AS berada didalam perut ikan yang begitu gelap, beliau berdoa : ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang- orang yang dzalim."(QS. Al-Anbiya’ : 87)

Ayat ini berbicara tentang harapan dalam kondisi sesulit apapun. Jangan pernah berkata aku tidak memiliki apa-apa lagi. Jangan pernah berpikir tidak ada jalan lagi bagiku. Ingatlah ditangan kita ada banyak kemampuan dan kesempatan.

Kita tidak sedang didalam perut ikan ! Nabi Yunus AS tidak berputus asa walau berada didalam perut ikan. Beliau pun tak pernah putus harapan walau seakan tidak ada lagi jalan. Akankah kita berputus asa? Alhamdulillah sampai hari ini kita masih bebas bergerak ?

Kita masih bisa menjalan perintah Allah dan menjauhi laranganNYA. Kita masih bebas memandang ?Kita masih bisa berjalan kemanapun. Ada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Kita berada diatas bumi yang luas ... Mari bangkit dan rubahlah hidup kita dan bersyukurlah atas setiap nikmat Allah ! In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran, Ahad 27 April 2025, 28 Syawal 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di era akhir jaman ini kita mungkin pernah melihat gambar seorang penjual yang gerobak dagangannya bertuliskan kalimat : Bagaimana mungkin aku takut kepada kemiskinan, sedangkan aku adalah hambaNya Yang Mahakaya. Ungkapan tersebut sangat baik untuk diresapi. Sebagai hamba Allah Subhanallahu Wa Ta'ala seharusnya kita tidak perlu takut dan khawatir selama kita hanya bersandar kepadaNya. 

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sendiri menjanjikan beberapa hal untuk hambaNya. Tidak seperti janji manusia yang terkadang atau malah sering kali dilanggar, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala selalu menepati janjiNya sendiri.

Namun, tentu saja kita sebagai hamba Allah Subhanallahu Wa Ta'ala harus berikhtiar melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan. Mungkin kita tidak menyadari nikmat Allah Subhanallahu Wa Ta'ala karena kita selalu merasa kurang dan tidak cukup. 

Rasa kekurangan itu datangnya dari kurangnya rasa syukur kita kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim : 7)

Marilah kita berdoa dan bertobat, Semoga dengan doa kita ini Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita... Keberkahan dalam rezeki kita... Dijaga dari segala marabahaya... Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu. Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khotimah... Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 25 April 2025, 26 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. JUMAH MUBARAK

Amalan untuk Meraih Rahmat Allah

Seorang hamba sangat membutuhkan rahmat Allah Ta’ala. Ketika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dirundung duka, beliau berdoa kepada Allah Ta’ala : “Wahai Allah, dengan rahmatMu aku berharap, janganlah sandarkan diriku kepadaku walau sekejap matapun dan perbaikilah keadaanku seluruhnya, sungguh tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Berikut ini diantara amal shalih untuk meraih rahmat Allah Ta’ala : Memperbanyak Istighfar. Allah Ta’ala berfirman : “Nabi Shalih berkata, “Hai kaumku, mengapa kalian minta disegerakan keburukan sebelum (kalian minta) kebaikan? Hendaklah kalian meminta ampun kepada Allah, agar kalian mendapat rahmat.” (QS. An Naml: 46)

Taat kepada Allah dan RasulNya. Allah Ta’ala berfirman : “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kalian diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 132). Berbuat baik kepada hamba Allah. Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang- orang yang berbuat baik.” (QS. Al A’raf: 56)

Diam dan mendengarkan dengan baik Saat dibacakan Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman : “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)

Kasih sayang kepada Makhluk. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud)

Sabar ketika mendapatkan gangguan. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Semoga Allah merahmati Musa yang mendapatkan gangguan lebih banyak daripada ini, maka beliau bersabar.” (HR. Bukhari)

Memperbanyak doa kepada Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa diantara kalian yang dibukakan baginya pintu doa, maka dibukakan baginya pintu rahmat.” (HR. Tirmidzi)

Shalat Sunnah 4 rakaat sebelum Shalat Ashar. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Membangunkan pasangan untuk Shalat malam. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :“Semoga Allah merahmati seorang yang bangun di malam hari lalu shalat tahajjud dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan untuk bangun maka iapun memercikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di tengah malam lalu shalat tahajjud dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan untuk bangun maka iapun memercikkan air ke wajah suaminya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Menunggu antara satu Shalat ke Shalat berikutnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, melainkan dianggap mengerjakan shalat selama ia berada dalam keadaan suci. Para malaikat akan mendo’akannya: Ya Allah, ampuni dan rahmati dia.” (HR. Muslim)

Menjenguk orang sakit. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Siapa saja yang menjenguk orang sakit, dia akan masuk kedalam rahmat Allah, sehingga apabila duduk, dia akan berada di dalam rahmat tersebut.” (HR. Bukhari didalam al-Adab al-Mufrad)

Membantu anak agar berbakti ke Orangtua. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Allah merahmati orangtua yang membantu anaknya untuk berbakti kepadanya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf)

Shalat diawal waktu. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Semoga Allah merahmati saudaraku, Abdullah bin Rawahah; dimana saja dia mendapati shalat maka dia segera menambatkan ontanya.” (HR. Ath Thabrani di Mu’jamul Kabiir). Dia bersegera melaksanakan shalat diawal waktu. Semoga Allah Ta’ala anugerahkan rahmatNya kepada kita. Aamiin... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 24 April 2025 25 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hidayah di Tangan Allah

Allah berfirman : "Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki." (QS. Al-Qashash: 56). Hidayah mutlak milik Allah bukan hasil usaha manusia semata. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam pun tidak kuasa memberi hidayah tanpa izin Allah.

Hidayah Bisa Dicabut Jika Allah Menghendaki. Allah berfirman : "Ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah pun memalingkan hati mereka." (QS. Ash-Shaff : 5). Contoh : Iblis, awalnya ahli ibadah, tetapi hidayah dicabut karena kesombongannya (QS. Al-A’raf : 12). Orang Munafik : Allah tutup hati mereka karena kemunafikannya (QS. Al-Baqarah: 7)

Mengapa Allah Mencabut Hidayah ? Diantaranya karena : 1. Kesombongan (contoh seperti Fir’aun) 2. Kedurhakaan yang terus-menerus (QS.Al-Baqarah 6-20) 3. Penolakan terhadap kebenaran setelah jelas petunjuk (QS. Al-An’am : 110). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran dan alhadits, Rabu 23 April 2025, 24 Syawal 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh                           

SELAGI ADA WAKTU SIAPKAN AMALAN UNTUK BEKAL MENUJU SURGA

Perjalanan kita masih sangat jauh. Sudah siapkah kita dengan kehidupan setelah kematian ?? Sudah cukupkah bekal kita untuk kembali ke kampung halaman yang sesungguhnya?? 

Sedangkan kehidupan di akhirat adalah kekal.. Dan kita hanya punya waktu yang sangat sebentar di dunia.

(1 hari di akhirat = 1000tahun di dunia). Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. 

Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan, “Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)

Dunia tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akhirat tempat kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang kekal abadi itu. Barangsiapa yang mengumpulkan bekal yang cukup maka dengan izin Allah dia akan sampai ke tujuan dengan selamat, dan barang siapa yang bekalnya kurang maka dikhawatirkan dia tidak akan sampai ke tujuan.

Rasulullah Shallallahu ‘Qlaihi Wasallam  mengajarkan kepada kita sikap yang benar dalam kehidupan di dunia dalam sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : 

“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Al Bukhari 6053)

Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala jadikan kita diantara hamba- hamba yang menyegerakan diri dalam kebaikan dan kebenaran. In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 22 April 2025, 23 Syawal 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mengambil yang Halal dan Tinggalkan yang Syubhat

Ketika hati kita ragu maka tinggalkanlah. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya. An-Nu'man bin Basyir RA berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda : "Yang halal sudah jelas, demikian pula yang haram sudah terang, dan diantara keduanya ada hal samar yang kebanyakan manusia tidak mengetahui, maka siapa yang menghindari syubhat, berarti telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam syubhat, bagaikan penggembala yang menggembala di sekitar tempat terlarang, sangat mungkin dia masuk ke dalam larangan itu. Ingatlah ! Setiap raja mempunyai tempat-tempat terlarang. Ingatlah bahwa larangan Allah di atas bumi ini ialah yang diharamkan. Ingatlah, bahwa dalam jasad manusia ada segumpal darah, jika baik maka baiklah semua jasadnya, dan bila rusak, rusaklah semua badannya. Ingatlah, itulah hati." (HR. Bukhari)

Ketika berhadapan dengan yang meragukan (syubhat), tinggalkan ! Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an. "Dan kamu sekalian menganggapnya sesuatu yang ringan, padahal hal itu sangat besar menurut Allah"(QS. An-Nur : 15)

"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar selalu mengawasi" (QS. Al-Fajr : 14). Sesungguhnya rezeki kita telah dijamin oleh Allah, maka carilah rezeki yang baik (halal) dan  diridhaiNya. "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Hud : 6)

Dan jangan kejar duniamu yang hanya sementara ini dengan cara yang dilarangNya sedang akhiratmu dilalaikannya. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an. "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan , perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu" (QS. Al-Hadid : 20) 

Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menyelamatkan kita dari perbuatan yang dilarangNya. Aamiin. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya". (HR. Bukhari  Muslim)

Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan. Barakallahu fiikum. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits. Senin 21 April 2025, 22 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Waspada Azab Menimpa

Musibah dan bencana datang silih berganti. Ini pertanda dunia makin tua. Sementara manusia berlomba lomba memenuhi kesenangan dan lupa akan kewajiban mensyukuri nikmatAllah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 

(QS. Yusuf : 105-107) "Dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling darinya. Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka menyekutukanNya. Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?" 

(QS. An-Nahl : 45-47) "Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya Bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu)," 

(QS. Al- 'araf : 4-5) "Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari, atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari. Maka, ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak lain, hanya mengucap Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." 

(QS. Al- 'araf : 96-100) "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur ? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain ? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi. Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya ? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka karena dosa-dosanya; dan Kami mengunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran)."

(QS. An-nisa : 13) "Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan rasulNya, Dia akan memasukkannya ke dalam Surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung."

(QS An-nisa : 14) "Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasulNya dan melanggar batas- batas hukumNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan". In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadist. Ahad 20 April 2025, 21 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penderitaan  Salahsatu Bentuk Ujian Iman Islam

Marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang masih memberikan anugerah, hidayah, taufik dan inayahNya. Sholawat dan salam selalu kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in dan semuanya yang mengikuti jejak beliau sampai yaumul qiyamah.

Ujian iman dalam Islam salahsatunya melalui penderitaan. Tidak dikatakan beriman manakala seorang muslim dalam hidupnya ditempa terlebih dahulu dengan berbagai penderitaan. Allah memberikan penderitaan berupa sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta untuk menyeleksi hamba-hambaNya.

Allah berjanji akan mengangkat derajat manusia yang mampu menerima cobaan berupa derita dengan sabar, tenang, dan ikhlas. Sebagaimana tertera dalam QS. al-Baqarah ayat 155, Allah Ta'ala berfirman: "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Kesan penderitaan sebagai alat ukur kualitas keimanan dalam perkembangannya membuahkan sikap keagamaan yang cenderung aneh. Rasa-rasanya semakin menderita semakin dekat dengan Tuhan. Akhirnya mereka kadang membuat  buat penderitaan dalam beragama. Meskipun bukan perbuatan yang dilarang, namun ada orang yang tetap memaksakan puasa saat bepergian, enggan melaksanan sholat jamak saat dalam perjalanan, dan melakukan sembahyang sholat lengkap dengan sajadah dan mukena di tengah-tengah keramaian terminal. 

Ketaatan yang keras kepala ini sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan kualitas keimanan. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam pernah menegur sahabat yang beribadah secara berlebih- lebihan. Kisah yang direkam Aisyah ini menceritakan tiga orang sahabat yang mengaku menjalankan agamanya dengan baik.

Masing-masing dari ketiga sahabat itu mengaku rajin berpuasa dan tidak berbuka; selalu sholat malam dan tidak pernah tidur; dan tidak menikah lantaran takut mengganggu ibadah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam saat itu menegaskan bahwa ‘aku yang terbaik di antara kalian’. Karena Nabi berpuasa dan berbuka, sholat malam dan tidur, dan menikah.

Nabi Shalallahu Alaihi  Wasallam tujuan utama diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak bukan untuk memberikan penderitaan kepada orang- orang beriman. Dalam QS. al-Anbiya ayat 107 ditegaskan bahwa “Tiadalah Kami mengutus engkau Muhammad melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta”. 

Kalau pun diberikan sedikit penderitaan, Allah telah pastikan dalam QS. al-Baqarah ayat 286 bahwa : "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". Dengan demikian, Islam tidak mengajarkan pencapaian prestasi spiritual melalui penderitaan. Memang pelaksanaan kewajiban agama itu ada yang menyukarkan, namun kesukarannya berada dalam kewajaran manusiawi. 

Apabila terdapat kesukaran yang di luar batas manusiawi, maka terdapat kaidah kaidah dan asas-asas yang memayungi dan memberi keringanan. Islam mewajibkan kepada umatnya agar mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Itulah orientasi tunggal yang harus dipegang oleh kaum muslimin ketika menjalani kehidupan. Islam lalu memerintahkan umatnya agar melaksanakan perintah Allah dengan segenap potensi yang ia miliki dan tidak melanggar larangan- larangan Allah.

Namun demikian, Islam adalah "din waqi’iy" yakni agama yang sangat menghormati realitas obyektif dan realitas kongkrit yang terdapat di sekitar dan dalam diri manusia. Ketika manusia menyukai keindahan, kecantikan, ketampanan, kelezatan dan kemerduan, Islam kemudian menghalalkannya. (QS. An-Nahl : 6, QS. al-A’raf : 31)

Dengan syarat hal tersebut didapatkan dengan cara yang baik dan dilakukan dengan cara yang benar. Sebagaimana Firman-Nya : "Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 42)

Islam bukanlah agama yang membelenggu dan membatasi manusia. Islam juga bukanlah agama yang utopis, yang memperlakukan manusia seolah- olah malaikat yang tidak memiliki keinginan atau nafsu sama sekali. Islam memperlakukan manusia sesuai dengan naluri kemanusiaannya. Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup, asalkan tidak melampaui batas. 

Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas." (QS. al-Maidah: 87). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 19 April 2025, 20 Syawal 1446 H. Assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Memaafkan Sikap Mulia

Alhamdulillah saat ini kita masih berada di hari ke 20 bulan Syawal masih tersisa suasana lebaran idul fitri. Suasana yang membawa setiap orang untuk ingin silaturrahmi dan saling bertemu dalam suasana hangat untuk meminta maaf atas kesalahan yang sengaja diperbuat maupun tidak sengaja, baik lisan maupun perbuatan, baik lahir maupun batin. Penerima maaf pun akan memberikan maaf dengan sukarela.

Memaafkan merupakan sikap mulia yang amat dianjurkan dalam agama Islam. Seberat atau sepedih apa pun manusia mengalami dampak akibat kesalahan yang dilakukan orang lain, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala tetap memerintahkan setiap hamba untuk melapangkan dada terhadap kesalahan sesama. 

Dalam Al-Quran Allah berfirman : “Dan hendaklah mereka memberi maaf dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah mengampuni kalian ? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Ayat di atas menegaskan bahwa memaafkan merupakan sikap mulia yang hendaknya dimiliki setiap orang karena Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sendiri maha pemberi maaf dan menyayangi hambaNya. Pemberian maaf sebagaimana ditekankan dalam ayat ini tidak harus menunggu permintaan maaf. Substansi memaafkan berdasarkan ayat tersebut adalah berlapang dada dan membuka pintu maaf selebar-lebarnya kepada orang lain dengan kesadaran penuh bahwa kesalahan merupakan suatu keniscayaan yang pasti pernah dilakukan oleh setiap manusia.

Mengapa kita harus memaafkan ? Dikehidupan yang kita jalani pasti kita pernah merasakan kecewa, entah itu dikecewakan oleh orang tua, teman, pacar, ataupun orang terdekat kita yang membuat kita merasa sangat kecewa lewat perbuatan mungkin atau perkataan.

Apapun itu yang membuat kita kecewa dan membuat kita sakit hati tidak harus dipendam terus- menerus karena akan menjadi penyakit hati untuk kita. Cara satu- satunya untuk  menghilangkan sakit hati yang ada yaitu dengan memaafkan !.

Karena untuk menyembuhkan penyakit hati ini hanya dengan memaafkan orang yang mengecewakan kita dan menyelesaikan masalah yang ada agar kita sembuh dari penyakit hati ini. Memaafkan membuat kita bebas dari penyakit hati yang ada tanpa merasa terbeban dengan masalah yang ada dengan sesama kita.

Memaafkan membuat hati kita lebih tenang dan sejahtera, karena kita telah memaafkan orang yang mengecewakan kita sehingga kita menjadi lebih tenang dan merasa damai. Memaafkan membuat kita sehat, karena saat kita memikirkan masalah yang ada membuat kita stress dan dapat memicu penyakit lainnya.untuk itulah kita harus memaafkan agar supaya tidak menjadi pikiran yang dapat membuat stress.

Memaafkan membuat kita bahagia, memaafkan dapat membuat kita bahagia karena tanpa memikirkan apapun kita dapat menjalani kehidupan ini dengan perasaan bahagia tanpa merasa terbebani. Memaafkan meningkatkan kualitas hubungan, saat kita mudah memaafkan itu berarti kita lebih mengutamakan kedamaian tanpa harus memperbesarkan masalah yang ada.

Dengan alasan alasan tersebut diatas, kenapa kita sulit memaafkannya ? Padahal Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sendiri dapat memaafkan kita dengan begitu gampangnya kenapa kita manusia sulit memaafkan, mungkin ada beberapa alasan yang membuat kita sulit memaafkan.

Cara agar supaya dapat memberikan maaf dengan tulus kepada orang yaitu dengan merelakannya, karena apa yang sudah terjadi tidak akan terulang lagi jadi relakanlah dan berikan dia kesempatan untuk berubah dan maafkanlah dia.  

Jangan simpan dendam, ketika kita sudah memaafkan terkadang kita masih menyimpan rasa dendam untuk orang itu. Rasa dendam yang ada dapat berakibat buruk bagi kesehatan, dendam dapat memicu stress dan depresi serta menyimpan dendam dapat membuat sulit berpikir jernih.

Pikirkan keuntungan dari memaafkan dengan tulus yaitu hidup kita damai, tidak dapat penyakit apapun. Sedangkan kalau sulit memaafkan dapat menjadi dosa kita bertambah. Sehingga akan banyak keuntungan yang bisa kita dapat jika kita  bisa memaafkannya.

Tetapi bagaimana hati kita dapat dengan tulus memaafkan orang yang sudah membuat kita kecewa  ?Coba pikirkan bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala saja yang berkuasa atas semua ini dapat mengampuni kita umatnya walaupun kita sudah berkali-kali menyakiti dan mengecewakan  Allah Subhanallahu Wa Ta'ala tetapi tetap saja Allah Wa Ta'ala masih mau memaafkan dan mengampuni kita.

Masak kita sebagai umatnya sulit untuk memaafkan ? Maafkanlah orang  orang yang mengecewakan kita walaupun yang diperbuatnya itu sudah sangat mengecewakan kita. Maafkanlah dia dengan tulus karena tidak ada keuntungan apapun untuk diri kita jika kita menyimpan dendam kepada seseorang. 

Hal itu hanya akan membuat rugi diri kita sendiri karena akan membuat kita stress saat mengingatnya dan akan membuat penyakit hati yang bisa berefek menimbulkan penyakit fisik. Pasti kita semua menghendaki dilapangkan, diluaskan dan mudahkan rizkinya oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala

Dan pasti kita semua menghendaki dipanjangkan umurnya oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Kuncinya adalah menjaga hubungan silaturahmi karena silaturrahmi merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab dilapangkan, diluaskan dan mudahkan rizki serta  dipanjangkan umurnya. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi). Pasti kita semua menghendaki dimasukkan dalam golongan ahli surga dan dipelihara dari siksa api neraka oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Kuncinya adalah senantiasa menyambung silaturahmi karna memutus silaturahmi termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Tidak akan masuk surga bersama orang orang yang lebih awal masuk surga orang yang memutus silaturahim". (HR. Bukhari Muslim)

Jadi maafkanlah seseorang yang telah mengecewakan kita dengan tulus, teruslah berdoa seiring berjalannya waktu Tuhan pasti akan membukakan hati kita untuk dapat memaafkan dan kita terbebas dari rasa dendam yang ada.

Dan disaat kita sudah mampu memaafkan dengan tulus maka kehidupan kita akan selalu dipenuhi, kedamaian, kebahagian, ketenangan dan insyaallah akan terhindar dari segala penyakit. Tetap sambungkanlah tali silaturahmi, berhati- hatilah dari memutuskannya. 

Masing-masing kita akan datang menghadap Allah dengan membawa pahala bagi orang yang menyambung tali silaturahmi. Atau ia menghadap dengan membawa dosa bagi orang yang memutus tali silaturahmi. Marilah kita memohon ampun kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Catatan Akhir Pekan. Sabtu 19 April 2025. 20 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sesekali Ayo Wisata ke Rumah Sakit”

Sesekali ayo wisata ke RUMAH SAKIT. Jangan cuma ke MALL saja. Mari wisata ke Ruang ICCU Lihat pasien yang sedang berjuang mempertahankan nyawanya. Mereka terlihat sangat lemah sehingga dibantu berbagai macam alat (baik alat monitor dan selang) untuk mempertahankan hidup.

”Mari kita lanjut wisata ke Ruang Kemoterapi” Disini kita melihat orang tengah berjuang melawan penyakit kanker. Wajah mereka pucat tidak ada keceriaan dan terlihat kurus kulit mereka menghitam. ”Kita lanjut ke ruang Hemodialisa”. Di ruang ini berjejer pasien dengan tangan terikat selang. 

Mesin hemodialisa sedang menggantikan peran ginjal yang sudah tidak berfungsi. Kita ke ruang Rawat Inap Disini kita menemukan berbagai macam orang dengan penyakit dari sesak nafas sampai susah BAB, DBD, diabetes, stroke, jantung dll.

Wisata kita terakhir ke bagian  Administrasi kita akan melihat keluarga pasien membayar jutaan rupiah bahkan puluhan juta rupiah sebagai biaya pengobatan karena pasien sudah sembuh. Bahkan sudah meninggalpun tetap harus bayar biaya administrasi.

Bagaimana dengan diri kita yang hidup nyaman di rumah ? Hidup relatif tidak dibantu alat apapun, enak kan ? Bernafas di alam bebas tanpa dibantu oksigen, nikmat. Kita leluasa makan dan minum, sedap. Apakah kita sudah bersyukur hari ini dengan melaksanakan perintah agama ? In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com, saatnya Adzan Isya. 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits. Jum'at 18 April 2025 19 Syawwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Takutilah Doa Orang yang Didzhalimi

JUMAH MUBARAK. Dari Abu Ghuraira RA berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala -yang tidak diragukan tentang do’a ini-, yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya yang kedua do’a orang yang musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketiga do’a orang yang didzhalimi” (HR Imam Bukhari dalam Adabaul Mufrad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits : 1- Orang yang berdoa dalam keadaan didzhalimi : Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabulkan doa jeleknya kepada orang yang telah mendzhaliminya. Begitu juga Allah mengabulkan doanya bagi orang yang telah membantunya dalam menghilangkan kedholiman terhadapnya.

2- Maka oleh kerana itu... Wahai orang orang yang dzallim takutlah kamu kepada azab Allah dan ancaman yang keras dari Allah dan Rasul...azab yang pedih menanti kamu di dunia lagi. Hentikanlah kedzaliman kamu !!!

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran : Orang-orang dzalim langsung tidak gentar dengan hukuman dari Allah.. Langsung tidak peduli dengan ancaman Allah dan Rasul... Mereka sanggup berbohong, mengherdik dan memfitnah demi memenuhi impian mereka yang terang- terang bertentangan dengan hukum Allah !!

Wahai orang-orang dzalim... insaflah.. hentikanlah kezaliman kamu !! Ingatlah !! Allah tidak suka seseorang mengatakan sesuatu yang buruk kepada seseorang dengan terang-terangan melainkan orang yang didzalimi maka dia boleh menceritakan kedzaliman tersebut ; dan Allah itu maha mendengar dan maha mengetahui." (QS. An-Nisa :148). In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 17 April 2025 18 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jalan Kebaikan 

Jalan menuju kebaikan itu banyak ragamnya, agar manusia dapat mencari kemuliaan diri. Sebab seseorang itu terkadang mendapatkan kebosanan dalam melaksanakan aktivitas amal shalih, maka dia bisa mengusahakan amalan shalih yang lainnya.

Sebagaimana seseorang terbiasa melaksanakan SHALAT SUNNAH, namun karena sebab, kemudian ia susah melaksanakannya, maka bisa diganti dengan amalan PUASA SUNNAH. Terkadang ada orang begitu giat melakukan amalan PUASA SUNNAH namun karena ada sesuatu hal tidak bisa lagi melaksanakan puasa sunnah, maka bisa diganti dengan melakukan amalan dzikir atau banyak membaca al-Qur'an atau bersedaqah atau suka membantu kesusahan orang lain, atau perbuatan baik lainnya.

Pokoknya carilah kebaikan setiap harinya, mungkin dengan kebaikan itu, Allah akan memudahkan semua perkara di dunia maupun akhirat. Namun perlu diperhatian bahwa untuk mencari aktivitas amalan shalih itu harus sesuai dengan kehendak Rabbnya, bukan dengan kehendak diri sendiri. Dengan cara itu niscaya akan menjadi orang yang beruntung.

Allah berfirman : "Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 215). Sebagaimana ada kisah seorang laki- laki muslim berbuat kebaikan yang DIANGGAP SEPELE namun mendapatkan kabar tentang ampunan dosa baginya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Ketika seorang laki- laki berjalan pada suatu jalan dan menemukan dahan berduri lalu ia membuangnya maka Allah menyanjungnya dan mengampuni dosanya.”(HR. Bukhari, Muslim)

Ternyata kandungan hadits ini adalah : 'PERINTAH' untuk menyingkirkan segala sesuatu yang mengganggu jalannya kaum muslimin, meskipun amalan itu dianggap remeh. Begitu juga berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kaum muslimin, serta berupaya menjauhkan kaum muslimin dari marabahaya.

Kandungan lainnya dari hadits di atas adalah : "Bahwa agama Islam agama yang mencintai kebersihan, melindungi kelestarian lingkungan yang baik, serta 'MENGUTAMAKAN KESELAMATAN UMUM." Oleh sebab itu seandainya di gang- gang kampung ada gundukan jalan, hendaknya diratakan karena bisa membahayakan orang lain.

Bisa jadi ada orang hamil terjatuh karena gundukan jalan yang berakibat janinnya mati. Bisa jadi anak kecil terjatuh karena tersandung gundukkan jalan yang dipasang melintang kemudian jatuh dan patah tangannya.

Tentu dosanya akan ditanggung si pembuat dan juga yang memerintah membuat gundukkan. Dalam hadits riwayat Muslim di jelaskan : "Ada laki-laki yang berjalan melewati dahan pohon yang berada di tengah jalan, lantas dia berkata, 'Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menggangu kaum muslimin. Maka, dia kelak dimasukkan ke dalam surga karena perbuatan itu."

Sederhana beramal shalih akan membuat seseorang akan dimuliakan oleh Allah Azza Wa Jalla. Perhatikanlah waktu- waktu dengan baik agar menjadi kebaikkan yang membanggakan dihadapan Rabb kita. 

Jangan terlantarkan waktu dengan hal-hal yang membuat dosa dan sengsara. In syaa Allah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan kita petunjuk, rahmat, taufiq, hidayah, keberkahan, perlindungan dan keridhaan, agar di setiap ilmu yang kita miliki, dapat menggerakkan kita untuk lebih dekat lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 16 April 2025, 17 Syawal 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sholat Subuh

Adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

Ancaman bagi yang Meninggalkan Shalat Subuh. Padahal banyak keutamaan yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat subuh. Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalakan shalat subuh ? Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat subuh karena aktivitas tidur. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Cukuplah ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini. Marilah kita dan seluruh keluarga kita selalu bersyukur sehat walafiat, jaga hati jaga fikiran yang baik, kuatkan kwalitas keimanan dan ketakwa'an kita kepada Allah, terhindar dari munafik dan semoga kita tergolong orang selalu istiqamah ikhlas beramal ibadah, memiliki derajat mulia disisi Allah, Aamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 15 April 2025 16 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sibuk Introspeksi Diri Sendiri

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mengenal dirinya, niscaya ia akan sibuk memperbaiki diri dan tidak peduli dengan aib orang lain. Dan barangsiapa mengenali Rabbnya, niscaya ia akan sibuk beribadah kepadaNya dan tidak peduli dengan hawa nafsunya” (Al-Fawaid, hal. 80)

Introspeksi diri merupakan perkara penting yang kadang terluput dari kita terlebih lagi bagi orang yang merasa dirinya memiliki banyak kelebihan yang sejatinya hal ini merupakan nikmat dari Allah. Namun bagi orang beriman, mengoreksi kekurangan diri sendiri dan memandang dirinya serba kurang dalam beribadah dan beramal shalih merupakan langkah penting agar terpacu untuk menjadi mukmin yang lebih gemar beribadah, sosok yang lebih takut kepada Allah dan senantiasa dalam jalur ketakwaan.

Orang yang menyibukkan hatinya untuk menghitung segala aibnya, dosa- dosanya maka tak akan lisannya menikam saudaranya dengan ghibah. Hatinya tak akan memandang remeh dan hasad dengan mencari-cari kekurangan saudaranya. 

Sebagaimana makna potongan ayat Al-Quran :“Dan janganlah mencari- cari keburukan orang” (QS. Al-Hujurat: 12). Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan ayat ini, “Jangan memeriksa rahasia seorang muslim dan jangan mencari-carinya. Tinggalkanlah mereka apa adanya, dan lupakan kesalahan-kesalahan mereka, karena jika dicari-cari akan terjadi hal (buruk) yang tidak seharusnya terjadi” (Tafsir Karim Ar-Rahman, hal. 801)

Sibuk meneliti kesalahan, cela dan aib sesama muslim bisa membuat hati keras dan tidak peka pada aib sendiri, menghabiskan waktu dan bisa memicu permusuhan serta bukti nyata buruknya akhlak seorang mukmin.

Muhasabah diri akan membuat kita tidak ada waktu dan tidak ada kesempatan untuk mengoreksi aib sesama. Membuat hati lebih tenang karena tidak ada pikiran-pikiran buruk kepada orang lain. Kita tak memperoleh manfaat akhirat, justru menuai dosa menyebabkan kerugian di sisi Allah Ta’ala.

Al-Hasan Al Bashri berkata, “Seorang mukmin senantiasa mengoreksi dirinya karena Allah, hisab pada hari kiamat terasa ringan bagi kaum yang telah melakukan muhasabah dirinya di dunia. Sebaliknya, hisab pada hari kiamat terasa berat bagi orang yang tak pernah melakukan muhasabah” (Ihya Ulumuddin IV:404)

Ada nasehat sangat menyentuh iman dari sahabat Umar bin Khathab RA beliau berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Sungguh akan lebih meringankan diri kalian di dalam hisab, jika hal ini kalian telah melakukan hisab terhadap diri kalian. Dan hisablah untuk menghadapi hari yang paling besar, “Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu) tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)” (QS. Al-Haqqah: 18) (Tahdzib Madarijis Salikin I:176)

Saatnya kita merenungi diri untuk bangkit memperbaiki diri dan memantapkan diri menjadi sosok yang lebih dalam berakidah, berakhlak mulia, beramal shalih dan senantiasa menjauhi larangan- larangan Allah. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 14 April 2025, 15 Syawal 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segalanya Milik Allah, Ikhlaskan Bila Menerima CobaanNYA

Mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar- benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan Rasulallah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam serta menjauhi apa yang dilarang.

Hidup kadang kala bahagia, kadang kala mendapat musibah. Di kala kita berada di puncak kesuksesan, kita akan mudah dan bahagia menjalankannya. Ibarat gula, banyak semut yang datang. Diri kita akan disanjung- sanjung banyak orang. Banyak yang ingin mendekat dengan kita. 

Segala kebutuhan dan keinginan fisik kita akan mudah terpenuhi. Mau makan enak dan lezat, bisa. Mau bepergian ke tempat tempat destinasi mewah, bisa. Mau apapun kita bisa lakukan. Kita pastinya ingin hidup seribu tahun.

Namun, bagaimana jika kita tengah mendapatkan ujian. Ujian musibah, ujian penyakit hingga kekurangan harta ? Hidup bagaikan roda yang terus menggelinding dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Tidak ada sanjungan dari orang. Orang-orang yang dahulu dekat, kini satu persatu menjauh. Kekayaan yang sebelumnya kita mudah dapat, kini sangat sulit. 

Tidak ada lagi kemewahan, yang ada malah kesengsaraan dan kelaparan. Pada posisi ini, terkadang kebanyakan dari kita mengeluh. Tiada hari tanpa berkeluh kesah. Kebanyakan dari kita memaki keadaan. Padahal, pada kondisi ini jiwa kita tengah diuji.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang- orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Baqarah : 155-157)

Surah ini seharusnya menjadi dasar kita dalam menjalani hidup. Ketahuilah sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. 

Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur ? Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta'ala pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan kesadaran itu, maka Insya Allah kita akan lebih mudah menjalani hidup. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah.  

Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti pasti akan kembali pada pemiliknya, kapan pun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita. Maka kita harus dengan rela memberikannya.

Inilah makna dari hidup ikhlas. Ikhlas dalam menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kekayaan. Ikhlas pula tatkala kita tengah mendapatkan ujian hidup sengsara dan miskin harta. Jalanilah kesusahan sebagai pengalaman pertama. 

Jalani kegagalan sebagaimana itu sebagai pengalaman pertama hidup kita. Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.

Seperti Sabda  Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam : “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang muslim, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dalam keadaan telah bersih dari dosa" (HR. Tirmidzi).

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran” (HR. Bukhari Muslim). Kita harus rela menerima segala  ketentuan  Allah  dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan.

Allah Subhanallahu Wa Ta,'ala berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS. al-Hadid : 22). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL, oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 13 April 2025, 14 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

WAHAI LAKI-LAKI. Bila ibumu, isterimu, anak perempuanmu, adik, kakak dan keponakanmu (yang perempuan) TIDAK MENUTUP AURAT. Kewajibanmu MENASEHATI karena engkau akan DITANYA tentang hal itu DI AKHIRAT KELAK.

Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan dan isteri-isteri orang mukmin : 'HENDAKLAH MEREKA MENGULURKAN JILBABNYA KESELURUH TUBUH MEREKA'.

"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Ahzab: 59). Belajarlah ilmu agama, karena kelak engkau akan memiliki murid yang akan engkau bimbing selamanya.

Murid yang paling istimewa adalah isteri dan anak-anakmu, karena engkau DIPERINTAHKAN UNTUK MENJAGA (MENYELAMATKAN) MEREKA DARI NERAKA. Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Wahai orang yang BERIMAN, jagalah dirimu dan keluargamu dari API NERAKA..." (QS. At-Tahrim: 6)

Bebanmu berat, JANGAN ANGGAP ENTENG PERIHAL AGAMA.
Isterimu, anak perempuanmu tak sholat, tak tutup aurat, tak bisa baca Al-Qur'an. Engkau dihisab di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

Begitu juga dengan ibumu, saudari perempuanmu dan engkau akan ditanya tentang pertanggung jawabanmu. Mereka bisa MENYERETMU KE NERAKA bila tak dinasehati. Dosa suami ketika tidak mengajarkan ilmu agama kepada isterinya; Kalau isteri tidak bisa masak, tidaklah mengapa, suami tidak berdosa. 

Akan tetapi ketika isterimu tidak bisa wudhu' dengan benar, tidak bisa sholat dengan benar, tidak bisa menutup aurat dengan benar, MAKA SUAMINYA BERDOSA. Seorang laki-laki adalah PEMIMPIN atas keluarganya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya di akhirat kelak.

Dan banyak rumah tangga yang hancur karena SUAMI TAK BELAJAR AGAMA DAN ISTERI TIDAK PATUH DENGAN SYARI'AT AGAMA. Itulah pentingnya menjadi pasangan yang menunaikan hak dan kewajiban, bukan saling menuntut. Pakaian seorang anak perempuan, mencerminkan didikan ibunya dan kepemimpinan ayahnya. Barakallahu fiikum. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 12 April 2025, 13 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rusaknya Tauhid dan Akidah Penyembah Kubur. 

IMAN MEREKA BERCAMPUR DENGAN KEMUSYRIKAN. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al An’am : 82)


Orang yang berbuat syirik akan sesat di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’ : 116)

Orang yang berbuat syirik akbar (besar) tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’ : 48)

Hadits hadits yang  melarang kuburan dijadikan sebagai masjid. Pertama : Dari Aisyah RA beliau berkata: “Rasulallah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda tatkala sakit yang beliau tidak bisa bangkit, beliau berkata: “Allah telah melaknat orang orang Yahudi serta Nashrani yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid- masjid”.

Aisyah berkata: “Kalau bukan karena takut akan laknat tersebut, niscaya kuburan beliau ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut kuburannya itu akan di jadikan sebagai masjid” (HR Bukhari no: 156, 198, 114 dan Muslim no: 67)

Sejelek jeleknya manusia. Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya diantara sejelek jeleknya manusia adalah orang-orang yang merasakan dahsyatnya hari kiamat dan orang- orang yang menjadikan kuburan  sebagai tempat ibadah" (HR. Ahmad dari Ibnu Mas'ud RA Tahdzirus Sajid : 12). 

Penjelasan : (1) Orang yang masih hidup ketika terjadi hari kiamat adalah orang musyrik dan kafir, yaitu semua orang yang menyembah kepada selain Allah 'Azza Wa Jalla atau tidak mengikuti agama Allah 'Azza Wa Jalla (2) Orang-orang kafir adalah seburuk buruk makhluk, sebagaimana juga firman Allah ta'ala, "...mereka adalah seburuk- buruk makhluk" (Al-Bayyinah: 6) (3) Termasuk seburuk-buruk ini makhluk adalah orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena dua sebab :

Pertama : Mereka melakukan dosa terbesar, yaitu dosa syirik menyembah penghuni kubur dengan cara berdoa kepadanya, atau menyembelih untuknya, atau bertawakkal kepadanya, atau mencari berkah darinya dan kuburannya, dan lain-lain.

Kedua: Mereka masih menyembah Allah tapi menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, mereka termasuk seburuk-buruk makhluk, karena perbuatan mereka mengantarkan kepada penyembahan terhadap penghuni kuburan tersebut dan menyesatkan manusia.

4. Makna menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah mencakup tiga makna : Pertama: Membangun masjid di kuburan. Kedua: Mengubur di masjid. Ketiga: Beribadah di kuburan walau tanpa ada bangunan masjid.

5. Hadits yang mulia ini juga mengandung larangan berbuat syirik dan kufur, dan larangan semua perbuatan dan ucapan yang mengantarkan kepadanya.In syaa Allah bermanfaat fimdaliunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 11 April 2025, 12 Syawal 1446 H. Assallamualaikum Warrahmatullaahi Wabarrakatuh

Ilmu lebih Baik daripada Harta

JUMAH BARAKAH. Seperti yang disampaikan oleh Sayyidina Ali Bin Abi Thalib : Ilmu itu lebih baik dari kekayaan, karena kekayaan harus dijaga, sedangkan ilmu menjagamu. Sayyidina Ali bin Abu Thalib berkata :

"Ilmu akan menjaga engkau, dan engkau yang menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan".

Kelebihan ilmu terhadap harta dapat diketahui melalui beberapa sisi yang bertolak belakang sebagai berikut : Ilmu akan menjaga pemiliknya. Sedangkan, harta itu harus dijaga oleh pemiliknya. Ilmu kian bertambah, dengan diamalkan dan dibagikan, sedangkan harta berkurang, setiap kali diinfakkan (dikeluarkan)

Pemilik harta, ketika meninggal dunia, Harta meninggalkannya. Sementara, ilmu akan ikut ke dalam kubur bersama pemiliknya. Hati itu jadi mulia, tenang, bersih dengan adanya ilmu Sehingga memiliki ilmu dianggap sebagai kesempurnaan dan kemuliaan jiwa. Sedangkan harta jika bertambah, tidak menjadikan kita mulia, malah muncul sifat sifat jelek seperti rakus dan kikir.

Harta bisa mengantarkan pada sifat semena-mena, bangga diri, dan sombong. Sedangkan, ilmu mengantarkan pada sifat, tawadhu‘ dan menghambakan diri kepada Allah (‘ubudiyah). Pemilik harta itu disanjung, manakala ia rida melepaskan dan memberi harta miliknya (TAKHLIYYAH) Sementara orang yang berilmu, dipuji saat menyandang dan memilikinya (TAHLIYYAH)

Orang kaya harta selalu ditemani dengan ketakutan dan kesedihan, sedih sebelum mendapatkan dan merasa takut akan kehilangan hartanya, Sedangkan orang yang kaya ilmu, selalu ditemani rasa aman, kebahagiaan dan kegembiraan.

Sesungguhnya ‘aalim itu, mengajak manusia kepada Allah dengan ilmu dan keadaannya. Sedangkan, orang yang mengumpulkan harta, mengantarkan manusia pada dunia dengan penampilan  hartanya. In syaa Allah bermanfaat, ilmu itu lebih baik dari kekayaan, karena kekayaan harus dijaga, sedangkan ilmulah yang menjagamu. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 10 April 2025, 11 Syawal 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

W a k t u

Identik dengan usia (umur) manusia. Betulkah ? Banyak orang beranggapan seperti itu. Alasannya selama kita hidup itu WAKTU adalah kesempatan yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berikan untuk kita MENIKMATI.

Kita bebas menggunakan (nikmat WAKTU) semau kita, tetapi ada yang perlu diingat bahwa WAKTU (kesempatan) yang Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berikan ini akan diminta tanggungjawabnya di akhirat.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Kemudian kamu benar-benar akan di tanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)" (QS. At Takatsur : 8). Hendaknya orang yang berakal selalu mempersiapkan diri untuk bertemu Allah di setiap saat, karena ia tidak tahu kapan kematian menjemput. 

Dengan begitu, tidak mungkin dirinya mampu memperbaiki kelalaian yang telah dilakukan semasa hidup sehingga yang ada hanyalah penyesalan akan berlalunya WAKTU tanpa ada manfaat yang diperoleh.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal" (QS. Luqman : 34)

Memaknai ayat di atas, kita tidak tahu kapan kita diwafatkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, sampaikah nanti diusia pensiun, tahun depan atau sebentar lagi ; bahkan besokpun kita belum tahu, sahabat kita sore ini masih ngaji bareng di masjid ternyata besok Subuh sudah dipanggil Allah maka disetiap waktu (kesempatan) jangan sia-siakan.

Karena itu disetiap kesempatan perbanyak Istighfar, berzikir, bertasbih untuk selalu MENGINGAT Allah. Setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban di hari kiamat terkait umur. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Manusia akan ditanya tentang umurnya dihabiskan untuk apa, dan dari masa mudanya dihabiskan untuk apa” (HR. Tirmidzi 2416)

Kesehatan serta tersedianya waktu luang adalah salah satu kenikmatan dari Allah Ta’ala yang tidak disadari nilainya oleh mayoritas manusia kecuali setelah hal tersebut berlalu. Oleh sebab itu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Ada dua nikmat yang manusia banyak terperdaya tentangnya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhori 6412)

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberi banyak kesempatan untuk hambaNya agar meminta ampunan kepadaNya. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda "Allah telah banyak memberi kesempatan meminta maaf, kepada seseorang yang Dia tangguhkan ajalnya hingga mencapai umur enam puluh tahun" (HR. Bukhari)

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi mengatakan, seseorang yang sudah memasuki umur 40 tahun sudah waktunya menyadari betapa banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala kepadanya, kepada orangtuanya  dan wajib baginya mensyukurinya.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang Ibu bapaknya , ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan sampai umurnya 40 tahun ia berdoa, "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai ; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang- orang yang berserah diri" (QS. Al-Ahqaf : 15)

Dan bagaimana dengan orang yang lalai ketika dipanjangkan umurnya ? Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? "maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun" (QS. Faathir : 37)

Waspadalah terhadap umur (usia) sudah baikkah amal ibadah kita atau sebaliknya ? Saat ini....saat Allah Subhanallahu Wa Ta'ala masih berikan untuk kita kesempatan, mari kita pergunakan semampu kita untuk MENGIBADAHINYA , inilah kesempatan terakhir kita.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS. Ali Imran : 185)

Semoga kita BUKAN TERMASUK orang yang menyia-nyiakan waktu dan semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menjadikan kita sebagai hambaNya yang diridhaiNya. Aamiin.... Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya" (HR. Bukhari Muslim). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits. Rabu 09 April 2025, 10 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surga bagi Orang yang BerTakwa Dan BerSyukur

Sholawat serta salam marilah senantiasa kita persembahkan untuk junjungan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, juga kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga keberkahannya melimpah kepada kita semua. 

Semoga kita tercatat sebagai umatnya yang setia mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Marilah keTakwaan kepada Allah Wa Ta'ala senantiasa kita tingkatkan dengan terus istiqamah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Pentingnya Takwa sudah diamanatkan oleh Allah, salah satunya melalui QS. Maryam ayat 63 : “Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba- hamba Kami yang selalu berTakwa”. Betapa pentingnya Takwa bagi umat muslim, sampai- sampai Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, menjanjikan balasan surga bagi hambaNya yang memilih jalan Takwa dalam menjalani kehidupannya.

Jadi, apa sebenarnya urgensi Takwa bagi umat manusia, sehingga Allah Wa Ta'ala sangat serius memperingatkan manusia untuk menjadi orang yang berTakwa? Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 194: “BerTakwalah kepada Allah Wa Ta'ala, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang orang yang berTakwa”.

Dari ayat tersebut jelas tergambar bahwa urgensi Takwa bagi manusia ialah agar Allah Wa Ta'ala selalu bersama kita dalam setiap langkah kehidupan. Karena dengan bekal Takwa, kita akan mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala

Dalam salah satu hadits disebutkan bahwa : “Sungguh ajaib mukmin itu. Apa saja yang terjadi itulah yang terbaik untuknya. Semua itu hanya ada pada diri seorang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan ia bersyukur dan itu yang terbaik untuknya. Dan jika ia mendapat kesedihan ia bersabar dan itu juga yang terbaik untuknya.” (HR. Muslim)

Ciri utama seorang mukmin sejati ialah taat total kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan Rasulnya dan senantiasa menjaga spirit ishlah atau membina hubungan baik dan damai dan berTakwa hanya kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Tidaklah nama Allah Yang Maha Agung disebutkan, kecuali hatinya bergetar karena takut kepada adzabNya dan rasa harap memperoleh ampunan dan RahmatNya.

Selain bekal Takwa, umat muslim juga harus menjadi hamba dan umat yang pandai berSyukur. Sama dengan Takwa, orang yang senantiasa berSyukur atas segala ketetapan Allah akan beruntung di dunia maupun di akhirat. 

Allah berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 144 berikut ini: “Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. Dalam Tafsir Al-Wajiz dijelaskan bahwa ayat tersebut turun saat beredar berita bahwa Nabi gugur dalam Perang Uhud, pasukan muslim yang imannya lemah meninggalkan medan perang bahkan ada yang kembali kafir dan minta perlindungan Abu Sufyan, pemimpin pasukan kafir. Allah kemudian mengingatkan bahwa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam hanyalah seorang Rasul yang suatu saat pasti akan meninggal dunia sebagaimana sebelumnya telah berlalu, yakni telah meninggal dunia, beberapa rasul baik karena terbunuh atau sakit biasa.

Apakah jika dia wafat atau dibunuh lalu kamu berbalik ke belakang meninggalkan Islam dan menjadi murtad ? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun, tapi ia sendiri yang akan rugi dan celaka karena kembali kepada kesesatan. 

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur, yang tetap mempertahankan iman dan melaksanakan tugas dengan baik dalam situasi terancam sekalipun. Takwa dan rasa Syukur kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala harus menjadi bekal utama dalam kehidupan, agar Allah  senantiasa menjaga dan bersama langkah hidup kita. 

Selain itu, Takwa dan Syukur merupakan predikat agung yang disematkan oleh Allah untuk hambanya yang senantiasa bersandar dan berharap hanya kepadaNYA. In syaa Allah kita selalu dalam bimbingan dan perlindunganNYA dan senantiasa berada dalam ketaatan dan ketaqwaan, sehingga mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, yaitu surga yang abadi. Aamiin yaa rabbal ’alamiin..... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 08 April 2025, 09 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Taubatlah, Allah Pasti Mengampuni Dosa Kita meski seperti Buih di Laut

Marilah kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kadang dalam hati kita pernah bertanya, apakah pintu taubat saat ini masih terbuka ? Sedangkan dosa kita teramat banyak. Bahkan dosa tersebut terus berulang. Dan baru sekarang kita ingin bertaubat. Jika kita banyak dosa, tidak perlu berputus asa. 

Jika benar kita ingin bertaubat dan kembali jadi baik, pintu taubat begitu terbuka. Ingatlah, Allah mengampuni setiap dosa umatnya sebanyak apapun. Allah berfirman : “Katakanlah, Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi” (QS.Az Zumar: 53-54). Ada 3 hal yang harus kita perhatikan agar dijauhkan dari api neraka yaitu : Setiap Dosa Bisa Diampuni, Segeralah Bertaubat, Jangan ditunda- tunda, dan Waspada, jangan sampai  Berputus Asa dari Rahmat Allah.

Saudaraku seiman yang dirahmati Allah, Ayat di atas adalah seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan dosa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 

Ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan yang tak mungkin terhitung. 

Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika orang yang berbuat syirik bertaubat, maka ia pun diampuni. 

Lihat keterangan Ibnu Katsir mengenai ayat di atas dalam kitab tafsir beliau. Dalam ayat lain disebutkan: “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya?” (QS. At Taubah: 104).

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110)

“Sesungguhnya orang orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada agama Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS.An Nisa’ 145-146)

Kepada orang Nasrani yang menyatakan ideologi trinitas, masih Allah seru untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya kafirlah orang orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” (QS. Al Maidah: 73). 

Kemudian setelah itu, Allah Ta’ala berfirman : “Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya ? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maidah: 74).

Walau mereka kaum Nashrani berkata keji dengan mengatakan bahwa Allah adalah bagian dari yang tiga, namun Allah masih memiliki belas kasih dengan menyeru mereka untuk bertaubat jika mereka mau.

Lihatlah orang yang telah membunuh wali Allah, juga diseru untuk bertaubat jika mereka ingin : “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka adzab Jahannam dan bagi mereka adzab neraka yang membakar” (QS. Al Buruj:10). 

Al Hasan Al Bashri Ra mengatakan : “Lihatlah pada orang-orang yang merasa mewah tersebut, mereka telah membunuh wali-wali Allah dan Allah masih menyeru mereka untuk bertaubat”. Ayat semisal di atas teramat banyak yang juga menerangkan tentang hal yang sama bahwa setiap dosa bisa diampuni bagi yang mau bertaubat. 

Lihatlah sampai dosa kekafiran pun bisa Allah ampuni jika kita benar-benar bertaubat, apalagi dosa di bawah itu. Sehingga tidak boleh seorang hamba berputus asa dari rahmat Allah walau begitu banyak dosanya. 

Karena ingatlah bahwa pintu taubat dan rahmat Allah begitu luas. Setelah Allah menyebutkan ayat di atas, lalu Allah mendorong untuk segera bertaubat, jangan ditunda- tunda. Allah Wa Ta’ala berfirman : “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi” (QS.Az Zumar: 53-54).

Maksud ayat ini adalah kembalilah pada Allah dengan berserah diri padaNya sebelum datang siksaan yang membuat mereka tidak mendapat pertolongan, yaitu maksudnya bersegeralah bertaubat dan melakukan amalan sholih sebelum terputusnya nikmat. 

Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa- dosa di bawah syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa berbuat syirik kepada Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar” (QS. an-Nisa': 48). 

Dan kita juga harus waspada dengan berputus asa dari rahmat Allah, karena ini termasuk dosa besar. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87). 

Ayat ini juga menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala adalah di antara ciri khas orang-orang kafir. Dan hadits ini juga menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat dan luasnya ampunan Allah termasuk dosa besar.

In syaa Allah, Allah memberi kita taufik hidayahnya untuk  menjadi hamba yang tidak berputus asa dari luasnya rahmat dan ampunan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, Aamiin... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 7 April 2025, 08 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tiga Kunci Dasar Untuk Masuk Surga

Rasulullah bersabda : “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim). Mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta,'ala dan rasulNya Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Subuanallahu Wa Ta'ala dan RasulNya Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam

Dengan bekal iman dan taqwa InshaaAllah kita akan menjadi penghuni Surganya Allah. Surga merupakan suatu kenikmatan yang akan diberikan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala kepada manusia yang beriman. Sehingga banyak manusia yang berlomba-lomba untuk mencapainya dengan berbagai cara. Salahsatunya dengan memperbanyak mengucap syahadat, mengerjakan sholat dan mencintai orang - orang fakir dan miskin.

Maka kita semua sebagai umat muslim yang hidup di dunia sudah selayaknya menempuh berbagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Siapakah yang tidak menginginkan surga ? Orang-orang beragama tentu menginginkannya karena mendapatkan surga berarti mendapat tempat terbaik nan abadi di alam baka. 

Namun surga memiliki pintu-pintu yang hanya dapat dibuka dan dilalui oleh mereka yang memiliki kunci kuncinya. Berdasarkan beberapa hadits terdapat tiga kunci utama untuk membuka pintu-pintu surga yaitu sebagai berikut : 

Pertama, bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Rasulullah Shalallahi Alaihi Wasallam bersabda: "Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah" (HR. Ahmad). Terkait dengan hadits tersebut sebagai berikut: Sesungguhnya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah merupakan fondasi kunci.  

Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah menjadi dasar pertama apakah seseorang akan dapat masuk surga atau tidak. Tanpa amal batiniah yang disebut tauhid ini semua amal kebaikan manusia tidak ada artinya dalam kaitannya dengan keselamatan di akhirat. 

Ia tidak akan masuk surga karena surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersaksi dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya. Jadi iman tauhid merupakan fondasi dari semua amal manusia.   

Sedemikian penting syahadat atau kesaksian seperti itu hingga Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa mati sedang ia percaya Tiada Tuhan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam surga" (HR. Muslim)

Memang sedemikian penting syahadat tauhid tersebut dalam kaitannya dengan surga. Kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan mengucapkan kalimat tersebut agar kita memiliki fondasi kunci utama surga. Beberapa hadits juga menunjukkan barang siapa di akhir hayat mengucapkan kalimat tersebut dengan meyakini sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka itu pertanda bahwa ia akan menempati surga dalam hidupnya di akhirat kelak.   

Kedua, menegakkan sholat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Kunci surga adalah menegakkan sholat" (Dari Jabir bin Abdillah RA). Sholat adalah kunci utama kedua setelah syahadat. Sholat merupakan amal lahiriah sekaligus merupakan perwujudan iman kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Hubungan sholat dengan syahadat adalah sebagai berikut, Sholat dan masing- masing rukunnya merupakan gigi-gigi kunci yang memungkinkan terbukanya pintu surga. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam juga menjelaskan dalam sebuah haditsnya tentang pentingnya sholat dalam hubungannya dengan keselamatan seseorang di hari Kiamat karena sholat adalah amal jasmaniah pertama yang akan dihisab sebagai berikut: "Amal pertama kali seorang hamba akan dihisab di hari Kiamat adalah sholat. Apabila shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya buruk, rusaklah semua amalnya" (HR. at-Thabrani).  

Sholat memiliki pengaruh kuat terhadap amal-amal seseorang di luar sholat. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amal lainnya. Artinya jika sholat dikerjakan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan adab yang berlaku, tentulah sholatnya akan diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 

Hal ini berpengaruh positif terhadap amal-amal seseorang di luar sholat. Jika sholatya buruk, maka seluruh amal lainnya juga buruk. Artinya jika seseorang selalu berperilaku buruk dalam kehidupan sehari-harinya bisa jadi karena sholatnya memang buruk. 

Atau ia sudah menjalankan sholat tapi cara melaksanakannya tidak sesuai dengan syarat dan rukunnya serta adab sholat yang berlaku sehingga sholatnya tidak berpengaruh positif terhadap perilakunya. Adab-adab sholat antara lain adalah : tidak menunda- nunda, ikhlas, selalu ingat Allah dan penuh penghayatan atau khusyu’.   

Selain itu, sholat yang dilakukan dengan menjalankan rukun- rukun dan sunnahnya akan menjadi kunci sukses dalam menjawab enam pertanyaan di alam kubur, yakni: Siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitab sucimu, di mana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Mengapa demikian ? 

Sebab keenam pertanyaan itu jawabannya terdapat dalam pelaksanaan sholat. Jawaban pertanyaan pertama terdapat dalam bacaan takbir, jawaban kedua ada dalam perintah sholat bahwa sholat merupakan kewajiban dalam agama yang diridhai Allah, jawaban ketiga ada dalam bacaan sholawat ketika duduk, jawaban keempat terkait dengan nama kitab yang memuat bacaan bacaan surat dalam sholat, jawaban kelima terkait dengan arah sholat, jawaban keenam terkait dengan para jamaah sholat terutama di masjid 

Ketiga, mencintai fakir miskin. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  bersabda : "Dan kunci surga adalah mencinta fakir-miskin" (Ibnu Umar RA). Mencintai fakir miskin merupakan kunci surga yang mewakili ibadah sosial dalam ranah akhlak. 

Al-Qur’an menyebut orang- orang yang tidak peduli terhadap anak yatim, fakir  miskin sebagai para pendusta agama. Ayat-ayat itu berbunyi : "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS. Al-Ma’un : 1-3)  

Dalam surat lain, Allah melarang berbuat aniaya terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin sebagai berikut: "Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya". (QS. Ad-Duha : 9-10)

Mencintai fakir- miskin termasuk anak anak yatim merupakan akhlak terpuji. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  melaksanakan hal ini secara nyata. Disebutkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut :

Rasulullah mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, nomembesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang fakir miskin. Jadi memang untuk dapat masuk surga seseorang tidak cukup hanya memiliki keshalihan personal dengan melaksanakan ibadah ibadah personal seperti sholat, puasa dan haji, tetapi ia juga harus memiliki keshalihan sosial seperti mengeluarkan zakat dan sedekah kepada fakir-miskin. 

Ia juga harus memiliki akhlak yang baik terhadap mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sebagaimana disebutkan di atas. Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kunci utama untuk dapat membuka pintu surga dan masuk ke dalamnya yaitu :

Pertama adalah dalam ranah aqidah yakni bertauhid dengan bersaksi Tiada Tuhan selain Allah. Kedua adalah dalam ranah syariat yakni menegakkan sholat. Ketiga adalah dalam ranah akhlak yakni kesholehan sosial dengan mencintai fakir miskin. 

Dalam istilah lain secara berturut-turut ketiganya disebut Iman, Islam dan Ihsan. Mudah- mudahan kita semua termasuk orang- orang yang berhasil memiliki ketiga kunci utama tersebut. Aamiin, aamiin, yaa robbal aalamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@ gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 06 April 2025, 07 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Seminggu Ditinggal Ramadhan, Sampai Jumpa Tahun Depan

Mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan ketaqwaan yang sebenar- benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan rasulNya Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam serta menjauhi apa yang dilarang olehNYA.

Bulan lalu kita kedatangan sang tamu agung yaitu bulan suci nan mulia Ramadhan. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh semangat dan gembira, begitu juga dengan kepergiannya akan menjadi sesuatu kehilangan yang sangat mendalam.

Ini tentunya akan sangat terasa bagi mereka yang mampu mengimplementasikan ibadah selama bulan suci Ramadhan dengan ikhlas bukan hanya sekedar retorika. Sudah 7 hari Ramadhan berpisah dengan kita. 

Selama Ramadhan kita setiap hari senantiasa sibuk dengan ibadah untuk memburu derajat ketaqwaan. Namun, kehadiran Ramadhan ada limit waktunya. Hanya sebulan yaitu 29 atau 30 hari. Sang kekasih Ramadhan, pasti sangat kita rindukan, mungkin banyak hamba Allah yang masih belum menemukan arti Ramadhan yang sesungguhnya. Semua kebiasaan sudah kita jalani dan mulai terbiasa denganmu Ramadhan. 

Meski tidak semua orang menyambutnya, namun semua makhluk merindukannya kembali. Mengupas datang dan pergi hanya soal waktu. Namun esensi ibadah Ramadhan tidak terlewatkan bagi orang-orang istiqamah beribadah dan tidak mengenal waktu tertentu, tetapi "the power ibadah" sesungguhnya dapat dilihat pasca Ramadhan. 

Realita dalam kehidupan sehari-hari masih banyak diantara kita berguguran di tengah jalan, tidak sanggup lagi meladeni Ramadhan. Para sahabat di akhir Ramadhan, mulai tampak kesedihan di hati mereka dan gundah gulana di wajahnya, mengapa demikian ? 

Karena tamu agung syahrul Mubarak Ramadhan akan meninggalkannya. Para sahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, bersikap demikian lantaran mereka sadar bahwa berlalunya Ramadhan secara otomatis waktu yang penuh rahmat, berkah, ampunan, berlipat gandanya pahala setiap kebajikan, dan kehadiran atmosfer rohani yang kondusif untuk taqarrub kepada Allah akan meninggalkannya. 

Kondisi sahabat dalam melepas bulan Ramadhan sangat berbeda dengan keadaan kita. 
Kalau sahabat bersedih, sebaliknya kita penuh keceriaan dan kegembiraan. Rasulallah justru menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam saat akan berpisah dengan bulan penuh ampunan ini. 
Hal itu juga yang dirasakan oleh para sahabatnya. 

Suatu ketika Rasulallah pernah berkata : “Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam” 

Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka ? 
Rasulallah menjawab, ‘Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak dihentikan.” 
(Diriwayatkan dari Jabir). 

Sementara itu, belum tentu kita akan dipertemukan kembali oleh bulan suci di tahun berikutnya. Bahkan, dikatakan celaka bila tidak dapat memanfaatkan hari hari Ramadhan tahun ini dengan menimba pahala sebanyak- banyaknya dan hanya mendapatkan lapar serta dahaga.

Seseorang yang sangat rajin ibadah selama Ramadhan, seperti membaca Al-Qur’an tetap dilakukan dengan berburu pahala yang sangat berlimpah, walau lebih banyak yang tidak lagi membuka lembaran lembaran mushaf. Keistiqamahan ibadah tersebut harus berlanjut pasca Ramadhan juga ibadah lainnya. 

Seseorang yang beribadah hanya karena Ramadhan, sungguh ia akan merugi karena amal ibadah yang diperbuatnya juga akan sirna seiring perginya Ramadhan tahun ini. Namun sebaliknya, bagi yang beramal karena melaksanakan ketaatan atas apa yang diperintahkan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala maka beruntunglah dirinya. 

Sebab setelah Ramadhan berlalu, ia masih punya waktu untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah sambil melakukan muhasabah, melaksanakan evaluasi atas apa yang telah dikerjakannya selama Ramadhan mengisi hari-hari kehidupannya.

Seorang muslim yang memiliki iman kokoh, Ramadhan hanyalah merupakan salah satu kesempatan terbaik untuk menambah ketaatan dan meraih hidayah Allah, agar dalam bulan-bulan lainnya mereka tetap mendapatkan keteguhan hati sebagaimana doa yang senantiasa mereka lafalkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur'an: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia.” 
(QS. Ali ‘Imran : 8)

Amaliah Ramadhan sudah berakhir, kalimat selamat jalan Ramadhan akan terucap. 
Akankah Ramadhan pergi meninggalkan kita membawa kesan yang baik. Akankah Ramadhan membuat laporan kepada sang Khalik bahwa selama kita menjamunya dilayani dengan baik. 

Akankah Ramadhan melaporkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala bahwa semuanya dilakukan secara ikhlas, tulus, dan mengharapkan keridhaanNya untuk meraih ketaqwaan. Bagi yang ditinggalkan, Ramadhan akan berucap :

"Selamat tinggal wahai para pemburu amaliah Ramadhan". Sang kekasih Ramadhan berpesan, tetap istiqomah melanjutkan perjuangan pasca Ramadhan. Hasil sesungguhnya dari amaliah Ramadhan bukan pada saat bulan Ramadhan, tetapi bagaimana setelah Ramadhan, akankah tetap istiqamah mewujudkan buah amaliah Ramadhan di sebelas bulan berikutnya.

Dan tentu saja mereka berharap puasa, serta amaliah lainnya yang mereka kerjakan selama Ramadhan, kelak akan menjadi syafaat atau saksi yang meringankan ketika nanti mereka berhadapan dengan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam hadits :

“Sesungguhnya puasa dan Al-Qur’an akan memintakan syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat nanti. Puasa berkata : ‘Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat, maka berilah ia syafaat karenanya. Al-Qur’an juga berkata: 

“Wahai Tuhanku, aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat.” 
Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam, berkata : “Lalu keduanya memintakan syafaat.” (HR. At-Thabrani, Imam Ahmad, dan al-Hakim)

In syaa Allah, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala masih memberi kita kesempatan untuk berjumpa dan menikmati kembali Ramadhan tahun selanjutnya. Dan kita yang menjadi alumni Ramadhan mampu meraih titel muttaqien dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala serta istiqamah beribadah pasca Ramadhan. 

Dan kita berharap Ramadhan yang baru lalu bukanlah Ramadhan terakhir bagi kita, sampai jumpa di Ramadhan tahun 1447 H saudaraku seiman semua. Aamiin....... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Pasca Lebaran Hidup Harus Lebih Bijak dan Hati-hati. Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Para Sahabat Surgaku ... Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah" (QS. Faathir : 5) 

Hidup Sekali Harus Berarti. Hidup Sesaat Harus Bermanfaat. Hidup Sebentar Harus di jalan yang Benar. Hidup yang Fana Harus Berguna. Hidup sekadar singgah minum, maka Yaa Rabb ... sadarkanlah kami bahwa betapa fana dan kecilnya kami dan betapa singkatnya perjalanan hidup kami di dunia ini, untuk itu Yaa Allaah jagalah selalu hati, pikiran, lisan, serta sikap kami dari perkataan dan perbuatan-perbuatan dosa ... Aamiin". Selamat menunaikan SHOLAT TAHAJJUD  AHAD SEHAT SEMANGAT dan BERMANFAAT

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 5 April 2025, 6 Syawal 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

R e z e k i

Adalah haknya hamba yang dijamin oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sebagaimana firmanNya : "Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua dijamin Allah rezekinya. DIA mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Hud : 6).

Menurut sebagian mufasir, yang di maksud dengan "kediaman" disini adalah dunia, dan  tempat penyimpanan adalah akhirat. Sedangkan menurut sebagian mufasir yang lain, maksud tempat kediaman  adalah tulang sulbi, dan tempat penyimpanan adalah rahim.

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) nembawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui" (QS. Al-'Ankabut : 60).

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala  yang memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya sesuai dengan porsinya masing- masing dan kita tidak boleh protes. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan sekitarnya Allah melapangkan rezeki kepada hamba hambaNya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat ". 
(QS. Asy-Syura : 27)

Ingatlah, Rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil. Ada yang diberi lebih hingga kaya raya atau sebaliknya. Allah Subhanallahu Awa Ta'ala  berfirman, "Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan" (QS Al-Baqarah : 212). 

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman, "Katakanlah," Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS. Saba' : 36). 

Ada sebagian orang yang dilebihkan rezekinya dan itu juga bagian dari ujianNya. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?" (QS. An-Nahl : 71)

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu wa ta'ala berfirman, "Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba- hambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba- hamba-Nya lagi Maha Melihat” (QS. Asy Syuraa : 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihanNya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. 

Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya” (tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 6: 553)

Allah Maha Tahu atas hambaNya, siapa kiranya yang dilebihkan, dicukupkan dan disempitkan ....
semua untuk kebaikan hambaNya kadang manusia tidak mau tahu dan tidak bersyukur. Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menjadikan kita sebagai hamba yang selalu BERSYUKUR. Aamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdaliunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 4 April 2025, 5 Syawal 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jum'at Berkah... Mau Kita Dikenal Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam. Jum'at merupakan hari terbaik dan penuh dengan keberkahan yang melimpah ruwah. Sehingga banyak sekali amalan yang bisa dikerjakan dihari Jum'at.

Amalan apakah dihari Jum'at yang bisa mengabulkan seratus hajat..? Yakni berSholawat kepada Nabi Muhammad Sholallahu'Alaihi Wasallam. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad". (Ya Allah, berikanlah rahmatMu kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan keluarga)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam berpesan kepada kita : "Perbanyaklah Sholawat kepadaku pada hari Jumat, sesungguhnya ia disaksikan oleh para Malaikat. Sungguh sekali-kali tidaklah salah seorang dari kalian berSholawat kepadaku, kecuali Sholawatnya akan ditampakkan kepadaku hingga dia selesai" (HR. Ibnu Majah)

Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam memanggil namamu, kemudian kamu bertanya  "Ya Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengetahui namaku ?" Maka beliau mengatakan kepadamu, "Sholawat yang engkau baca telah sampai kepadaku".

Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya Allah Ta'ala dan para MalaikatNya berShalawat untuk Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Wahai orang-orang yang beriman ! berSholawatlah kamu untuk Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab : 56)

Dalam Hadits lain disebutkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Barang siapa yang berSholawat kepadaku satu kali, maka Allah Ta'ala akan membalasnya dengan sepuluh kali Sholawat” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i)

Semoga Sholawat dan Salam, Allah Ta'ala limpahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam utusan Allah Ta'ala. Aamiin Yaa Mujiibassailiin.... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Tips Meraih Fadhilah Malam LAILATUL QADAR. Kebaikkan Seribu Bulan = 84 Tahun. Di 10 malam akhir, pastikan tiap malam kamu bersedekah, banyak atau sedikit semampumu.

Di 10 malam terakhir ini pastikan kamu mengaji Al-Qur'an sebanyak yang kamu bisa. Di 10 malam terakhir ini, pastikan kamu sholat Isya dan Tarawih bersama imam sampai selesai. Jika malamnya nanti mau ditambah lagi 2 rakaat 2 rakaat, boleh.

Pastikan di 10 malam terakhir ini kamu banyak² beristighfar dan minta ampun kepada Allah dengan banyak² mengatakan : ALLAHUMMA INNAKA AFUWWUN TUHIBBUL AFWA FA'FU'ANNAA. Jika bisa, di 10 malam akhir ini kamu punya waktu beritikaf di masjid walaupun tak lama. Karena Malam Lailatul Qadar pasti ada di salah satu dari 10 malam ini (yang dikatakan malam itu dari matahari tenggelam Maghrib sampai sebelum Subuh).

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 03 April 2025, 04 Syawal 1446 H @masjidassalambaiduribulantlogomasmlg. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kita Perlu Evaluasi dan Introspeksi atas Perjalanan Ibadah di Bulan Ramadhan. 

Marilah kita senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Pengertian taqwa itu sendiri adalah menjalankan segala perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan menjauhi segala apapun yang dilarang olehNya baik dalam keadaan sunyi maupun terang- terangan, dalam wujud lahir maupun batin. 


Perlu kita sadari bahwa tingkat ketaqwaan inilah yang akan menjadi penyelamat kita di dunia dan akhirat sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA : “Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat".  

Selain menguatkan ketaqwaan kepada Allah, kita juga wajib untuk senantiasa bersyukur kepadaNya karena senantiasa terus mendapatkan kenikmatan yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Walau kita, misalnya saat ini sedang menghadapi permasalahan dan cobaan besar dalam kehidupan kita, namun yakinlah, nikmat Allah Subhanallahu Wa Ta'ala lebih besar dari masalah dan cobaan yang kita hadapi. 

Dengan mensyukuri nikmatAllah juga akan mampu merubah kehidupan kita lebih baik di masa mendatang. Karena Allah tidak akan merubah nasib atau keadaan kita sendiri kecuali diri kita yang memiliki tekad untuk merubahnya.

Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah Subhanallahu Wa Ta'ala tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS: Ar-Ra’du : 11). Diantara kenikmatan yang harus kita syukuri saat ini adalah diberinya umur panjang oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sehingga kita masih bisa menikmati dan melewati bulan suci Ramadhan. 

Saat ini juga, kita diberi kesempatan untuk bisa berjumpa dengan bulan Syawal. Bulan Syawal sendiri menjadi bulan yang spesial karena di bulan ini kita merayakan Idul Fitri. Sebuah hari bahagia bagi umat Islam seluruh dunia untuk merayakan kesuksesan dalam menjalankan perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala yakni berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. 

Syawal memiliki arti  meningkatkan. Dengan definisi ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah yang selama bulan Ramadhan cenderung menguat dan meningkat. 

Kita bisa melihat dan merasakan sendiri bagaimana semangat ibadah kita khususnya, dan umat Islam umumnya, di bulan Ramadhan lebih tinggi dibanding dengan bulan-bulan biasanya. Masjid ramai dengan ibadah sholat berjamaah, sholat tarawih, tadarus Al-Qur’an dan berbagai ibadah lainnya baik siang maupun malam. 

Kuantitas ibadah lain juga meningkat di bulan Ramadhan seperti zakat, infak, dan sedekah di samping ibadah utama di bulan Ramadhan yakni berpuasa. Tentu semua itu harus dipadukan dengan spirit bulan Syawal dalam bentuk peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah. 

Kita harus berusaha sekuat tenaga agar ‘suntikan’ semangat di bulan Ramadhan bisa ditingkatkan, minimal sama persis di bulan Syawal ini. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan semangat ibadah kita di bulan Syawal dan kedepannya dengan melakukan :

 >Muhasabah, >Mujahadah, dan >Muraqabah. Muhasabah adalah melakukan introspeksi diri terhadap perjalanan ibadah di bulan Ramadhan. Muhasabah ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri tentang :

Apa yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan ? Apakah kita sudah memiliki niat yang benar dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ? Apa yang menjadikan kita semangat beribadah di bulan Ramadhan ?  Pernahkan kita melanggar kewajiban kewajiban di bulan Ramadhan ?

Dan tentunya pertanyaan - pertanyaan introspeksi lainnya untuk mengevaluasi ibadah kita selama ini. Muhasabah ini sangat penting karena akan menjadi pijakan kita untuk melangkah selanjutnya di bulan Syawal. 

Allah pun sudah mengingatkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dengan melihat masa lalu kita sebagai modal untuk menghadapi masa depan. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Hasyr : 18, "Wahai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." 

Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita melakukan Mujahadah yakni bersungguh-sungguh dalam berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan Ramadhan. Di bulan Syawal ini, kita harus tancapkan tekad untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan.

Perjuangan ini tentu akan banyak menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar kita maupun dari diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus memiliki tekad kuat dan benar agar hambatan dan tantangan yang bisa mengendurkan semangat ibadah kita bisa kita kalahkan. 

Allah telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Ankabut ayat 69 : “Dan orang-orang yang berjihad bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan- jalan Kami". 

Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” Setelah muhasabah dan mujahadah, selanjutnya kita bisa melakukan Muraqabah kepada Allah. Muraqabah, adalah upaya kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 

Upaya kita untuk dekat dengan Allah ini akan memunculkan keyakinan di dalam hati bahwa kita selalu dilihat dan diawasi oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Ketika Allah senantiasa mengawasi kita, maka akan muncul rasa takut untuk melakukan segala hal yang dilarang oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala

Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, sebab meski engkau tidak melihatNya, Allah melihatmu”. Semakin kuat tekad kita untuk ber muraqabah, maka secara otomatis akan menjadikan kita sadar bahwa kita sangat lemah dan miskin amal ibadah sehingga akan muncul kesadaran untuk terus melipatgandakan ibadah dan kebaikan kita sebagai wujud penghambaan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.   

Itulah beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar di bulan Syawal ini kita masih bisa terus memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah serta semangat dalam menjalankan perintah beribadah kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. 

In syaa Allah kita bisa melakukan Muhasabah Mujahadah dan Muraqabah sebagai evaluasi dan introspeksi sehingga hari ini akan lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Aamiin yaa rabbal alamiin..... In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 2 April 2025, 03 Syawal 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tanda-Tanda Kecintaan ALLAH kepada HAMBANYA

Cinta Allah dan di cintai Allah adalah dua hal yang harus digapai oleh manusia, lebih-lebih hambaNya yang  beriman. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya :
" Mereka yang berteman satu sama lain karena Aku, berhak memperoleh cintaKu dan mereka yang saling membantu antara sesamanya, karena Aku, berhak memperoleh cintaKu. Dan tiadalah seorang mukmin, (pria atau wanita) berserah diri karena Allah atas kematian tiga orang dari antara anak kandungnya yang belum dewasa, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga dengan limpahan kurnia rahmatNya." (HR Thabarani dalam kitab al-Ausath dan as-Shagir, dari 'Amr , 'Anbasah RA)

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dengan kurnia dan kemurahanNya menetapkan bagi orang yang saling berkawan dan bersahabat dengan tulus ikhlas dan suci karena Allah untuk menerima cinta kasih sayangNya.

Cinta kasih Allah kepada hamba-Nya berarti Allah memberikan dan melimpahkan nikmat-Nya kepada mereka , sebagaimana firman-Nya. " Sesungguhnya Allah melimpahkan cinta kasih-Nya kepada orang-orang yang selalu bertaubat dan melimpahkan cinta kasih-Nya kepada orang-orang yang selalu mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah : 222)

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran : 31)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi, 'Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku umumkan perang terhadapnya. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa- apa yang telah Aku wajibkan padanya. Tidaklah seorang hambaKu itu senantiasa mendekat kepadaKu dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah telinganya yang dengannya ia mendengar, Aku adalah matanya yang dengannya ia melihat, Aku adalah tangannya yang dengannya ia memegang, dan Aku adalah kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta sesuatu padaKu, pasti Aku kabulkan dan jika ia mohon perlindungan padaKu, pasti Aku lindungi." (HR. Al-Bukhari 6502)

SIAPA YANG CINTA DAN DICINTAI ALLAH

(1) Orang Yang Sabar. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Allah benar-benar mengasihi orang- orang yang sabar" (QS. Ali Imran : 145) (2) Orang-orang Yang Bersatu padu Berperang di jalan Allah. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Allah mengasihi mereka yang berperang pada jalanNya, berbaris lurus seolah-olah mereka satu bangunan yang tersusun rapi" (QS. As-Shaf : 4).
(3) Orang Adil. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil" (QS. Al-Hujurat : 9) (4) Orang yang Bertawakal. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal (kepada-Nya)." (QS Ali Imran: 159) (5). Orang yang Berbuat baik. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Baqarah : 195) (6). Orang yang Bertakwa. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang takwa." (QS. Ali Imran : 76)

Dan didalam hadits ada sebanyak 38 macam orang-orang yang di CINTAI Allah. Semoga kita dapat menyelesaikan MISI di alam dunia ini dengan Husnul Khotimah. Aamiin..Aamiin..Aamiin..Yaa Robbal' Aalamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYAWAL oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 01 April 2025 2 Syawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puasa Syawal: Enam Hari Menyuburkan Cinta di Taman Rindu Ilahi  

Bila bulan suci Ramadhan pergi meninggalkan kita dalam rindu yang tak terperi, Allah Yang Maha Pengasih masih menyisakan sekuntum anugerah—enam hari di bulan Syawal yang sunyi, namun sarat makna. 

Bagaikan mutiara yang jatuh dari tasbih malam, ia mengundang hamba- hambaNya untuk merajut lagi benang benang taqwa, menyempurnakan kebahagiaan ibadah layaknya pelukis yang menyempurnakan lukisan dengan sentuhan akhirnya.  

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari puasa Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh" (HR. Muslim). Sabda Nabi ini bagai embun pagi yang menyejukkan jiwa- jiwa yang haus akan pahala. 

Enam hari itu—boleh berturut-turut, boleh berselang-seling—adalah bagai enam helai daun zaitun yang dihamparkan di jalan menuju ampunanNya. Setiap detiknya adalah kesempatan untuk mengikat hati lagi dengan ikatan rindu pada Sang Khaliq, merenda doa dalam bisik-bisik sahur, dan menitikkan air mata tobat di keheningan sepertiga malam.  

Enam Hari yang Melelehkan Air Mata Surgawi Betapa agungnya kasihMu, Ya Rabb... Engkau jadikan puasa ini sebagai jembatan emas yang menghubungkan Ramadhan dengan bulan-bulan berikutnya. Seakan Kau bisikkan:

"Wahai hambaKu, jika kau rindu pada aroma sujud di malam lailatul qadar, jika kau ingin lagi merasakan manisnya iman dalam dekapan Ramadhan datanglah kepadaKu dengan enam hari ini. Aku akan menyambutmu dengan seluas-luas maaf, setinggi-tinggi derajat."  

Barangsiapa yang menjalankannya dengan ikhlas, seakan ia telah menabur benang emas di ladang akhirat. Setiap langkah kakinya akan diiringi malaikat, setiap tarikan napasnya akan tertulis sebagai dzikir, dan setiap air matanya baik yang jatuh di atas sajadah maupun yang mengalir dalam diam akan menjadi saksi di hari tiada lagi naungan kecuali naungan Ar-Rahman.  

Doa untuk Para Pencinta Syawal. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Syawal ini. Jadikanlah puasa enam hari ini sebagai pembersih hati yang mengkarat, penyempurna pahala yang kurang, dan pengangkat derajat di sisiMu. 

Teteskanlah kelembutanMu dalam jiwa kami agar kami mampu istiqamah, walau hanya enam hari—tapi Kau tahu, enam hari ini adalah bukti cinta hamba yang tak ingin terputus dariMu. Aamiin Yaa Mujibbas Sa’ilin.  

Maka, marilah kita menyambut Syawal dengan puasa yang menghidupkan rindu, mengukir kenangan indah dengan Rabbul 'Izzati. Karena enam hari ini bukan sekadar waktu, melainkan cinta yang diwujudkan dalam lapar, harap yang dikemas dalam dahaga, dan doa yang dibungkus dalam sunyi. 

Selamat menunaikan Puasa Syawal, semoga kita termasuk hamba yang diundang ke tamanNya, minum dari telaga Kautsar, dan dikatakan olehNya. "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai..." (QS. Al-Fajr: 27-28). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim ..... Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mohon maaf... Kami tidak menunggu hari raya Idul Fitri tiba. Karena hembusan nafaspun  kita tak pernah tahu bila akan berhenti.

Oleh karena itu ... Sebelum Ramadhan pergi ... Sebelum Idul Fitri datang, Kami dan keluarga memohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan dan kekhilafan. Selamat menikmati hari-hari terakhir Ramadhan, semoga kita akan dipertemukan kembali dengan Ramadhan 1447 H dan seterusnya. Aamiin....

TAQABBALALLAAHU MINNAA WA MINKUM, TAQABBAL  YA KARIIM. BARAKALLAAHU FIIKUM. 30 Ramadhan 1446 H, 30 Maret 2025. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Ferry Is Mirza (FIM) sekeluarga

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Senin Dinihari 1 Syawal 1446 H, 31 Mar 2025

Tentang Puasa Dan Idul Fitri. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Barang siapa yang melaksanakan ibadah Shaum selama satu bulan penuh, dengan penuh keimananan kepada Allah, maka apabila ia memasuki Idul Fitri, ia akan kembali fitrah seperti bayi (tiflul) dalam rahim Ibunya"(HR Bukhari).

Tentang Perbanyak Takbir. "Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari 1 Syawal". Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala : "Dan sempurnakan bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah" (QS, Al Baqarah: 185)

Tentang Setelah Shalat Ied. Dari Jabir RA, ia berkata : "Pada hari raya (fitri), Nabi SAW menempuh jalan yang berbeda (sewaktu) pergi dan pulang" (HR Bukhari)

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Renungan Akhir Ramadhan - Malam Gema Takbir Berkumandang. Ahad 30 Maret 2025. Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd.

Allaahu akbar kabiira wal-hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa- ashiilaa. Laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyaahu, mukhlishiina lahud- diina walau karihal- kaafiruun. Laa ilaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallahu, wallahu akbar.

Gema Takbir berkumandang Ahad malam ini dari Sabang sampai Merauke hingga Miangas ke Pulau Rote. Di kota kota besar Takbiran biasanya diselingi suara petasan dan kembang api  mewarnai langit. Setelah 30 hari ditempa melaksanakan keimanan menunaikan puasa, malam ini diiringi Takbir, melebur dendam dan kebencian yang dapat menghambat kemajuan dalam kehidupan. 

Kelapangan hati seseorang dapat diketahui ketika ia mampu dengan mudah memberikan maaf kepada siapapun yang telah menyakitinya. Banggalah bila mampu memaafkan. Dengan memaafkan, kita telah meringankan beban pikiran, tenaga dan waktu kita. 

Marilah kita saling memaafkan atas segala kekhilafan. Mungkin ada lisan yang salah berucap. Mungkin ada perbuatan yang salah bersikap. Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H. Taqobbalalloohu minnaa wa minkum. Taqobbal yaa kariim. 

Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Dan semoga kita dikaruniai sehat wal afiyaa serta umur barakah untuk bisa bertemu Ramadhan 1447 H dan tahun seterusnya. Aamiin...  Barakallah. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 29 Maret 2025 29 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tiga Penyakit Hati  yang Pertama Terjadi di Dunia

Banyak ragam penyakit yang ada di dunia ini yang pada garis besarnya kita bagi menjadi  penyakit yang mengakibatkan penderitanya merasakan sakit dan penyakit yang penderita tidak merasakan sakit. Yang penderitanya merasakan sakit seperti sakit kepala dll atau yang berkenaan dengan raga seseorang. Dan yang tidak berkenaan dengan raga tetapi dengan jiwa seseorang yaitu penyakit hati.

Seberat-berat penyakit phisik (raga) hanya sebatas di dunia saja. Ketika si sakit meninggal dunia selesailah sakitnya. Tetapi penyakit yang paling berat adalah penyakit hati. Tidak terasa sakitnya ketika hidup tetapi sakitnya itu akan sangat terasa ketika di alam akhirat setelah kehidupan atau purna menjalani kehidupannya.

Yang kita bahas hari ini adalah PENYAKIT HATI. Penyakit hati berkenaan dengan jiwa dan penyakit ini yang pertama kali terjadi adalah SOMBONG. Kesombongan ini pertama terjadi ketika IBLIS menolak perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala untuk bersujud kepada Adam sebagai wujud hormat atas ciptaan Allah.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Wahai Iblis ! Apakah yang menghalangi kamu untuk sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaanKu ? Apakah kamu MENYOMBONGKAN DIRI atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi ?". (Iblis) berkata, "Aku LEBIH BAIK daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Shad : 75-76)

"Berkata Iblis," Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (QS. Al-Hijr : 33). Dan karena sifat sombong Iblis, maka ia dikeluarkan oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dari surga.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Allah berkata, "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk" (QS. Al-Hijr : 34). Karena marahnya Allah, hukuman itu tidak hanya sampai disitu. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (QS. Al-Hijr : 35)

Sombong....itulah sifat Iblis dan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sangat tidak menyukai orang sombong. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS. An-Nisa' : 36)

Penyakit hati yang kedua adalah TAMAK (RAKUS, SERAKAH). Nabi Adam Alaihis salam tinggal di surga yang tidak mengenal kekurangan apapun. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan Kami berfirman," Wahai Adam ! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi) jangan kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang orang yang zalim". (QS Al-Baqarah : 135)

"Dan (Allah berfirman)," Wahai Adam ! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang- orang yang zalim". (QS. Al-A'raf : 19)

Datanglah setan untuk merayu dan menggodanya agar mereka mencicipi buah pohon itu.... timbullah sifat serakahnya. Mengapa di katakan Serakah ? Sebab semua yang ada tidak dilarang untuk dimakan artinya ia tidak kekurangan, hanya satu yang tidak dibolehkan tetapi dilanggarnya walau itu dilakukan karena bujukan setan.

Karena keserakahannya Nabi Adam dan istrinya dikeluarkan dari SURGA. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Lalu setan memperdayai keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman," TURUNLAH kamu ! Sebagian kamu MENJADI MUSUH bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan dan di bumi sampai waktu yang ditentukan." (QS. Al-Baqarah : 36)

Keterangan: Nabi Adam Alaihissalam dan Hawa memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan mereka diusir Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dari surga dan diturunkan ke dunia. Dan dalam ayat diatas sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan ini isyarat pada saat setelah di dunia terjadinya permusuhan diantara anak cucunya.

"Dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratmya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeruh mereka," Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua." (QS. Al-A'raf : 22)

Itulah keserakahan manusia yang pertama terjadi di atas dunia. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia paling tamak akan kehidupan (dunia)  bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing- masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan". (QS. Al-Baqarah : 96)

Keserakahan manusia akan terus berlanjut dan mereka tidak segan membuat kerusakan diatas bumi. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an. "Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan." (QS.Al-Baqarah : 205)

Mari kita perhatikan, bagaimana kondisi lingkungan kita saat ini....banjir yang menenggelamkan sebagian rumah- rumah sudah menjadi hal biasa. Ini artinya sudah terjadi kerusakan lingkungan alam disekitar kita.

Dalam QS Al-Baqarah : 36 Allah telah mengabarkan bahwa sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain...dan ini ditandai dengan peristiwa Qobil dan Habil. Terjadinya permusuhan dan pembunuhan disebabkan sifat HASAD di antara mereka. Hasad dan pembunuhan yang pertama terjadi di muka bumi yang dilakukan oleh anak cucu Adam dan ini akan terus berlanjut sampai nanti kiamat karena hasad yang ada pada diri manusia tidak bisa dihilangkan.

Sifat hasad berasal dari sifat ini, manusia bisa melakukan kejahatan lainnya. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana , mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, (niscaya) tipu daya mereka tidak akan menyusahkanmu sedikit pun. Sungguh , Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imran : 120)

Karena kedengkian (hasad), dua bersaudara (Qobil dan Habil) tega membunuh saudaranya dan itu banyak terjadi hingga saat ini. Contoh yang sederhana gara-gara masalah harta warisan antar saudara saling membunuh, sungguh nyawa manusia tidak dihargainya.

Sungguh benar sifat dengki menghalangi manusia dari beriman. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang telah di turunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karuniaNya kepada siapa yang dia kehendaki diantara hamba hambaNya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan". (QS. Al-Baqarah : 90)

Tiga sifat tadi yang harus dihindari atau dihilangkan dari hati kita. Melihat kondisi INDONESIA saat ini apakah karena ketiga sifat itu telah menyatu dalam hati penguasa negara kita atau sebab lain ? Ketika  KESOMBONGAN bersekutu dengan KERAKUSAN dan diboncengi oleh KEDENGKIAN, apa yang bisa dilakukan oleh manusia. ..... mungkinkah NKRI saat ini mengalami hal yang seperti itu. Semoga kita dihindarkan dari kehancuran NKRI dari kerakusan para penguasa. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 28 Maret 2025 28 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Waspada dan Jangan Remehkan Hal Kecil

Kita sering mendapat petunjuk dari mereka yang sudah berpengalaman dalam kehidupan.... jangan remehkan yang kecil....justru yang kecil bisa menjatuhkanmu. Kok bisa ? Banyak orang terjatuh karena tergelincir oleh kerikil bukan jatuh karena terantuk batu besar.

Batu yang besar gampang dilihat dan karenanya kita bisa menghindarinya tetapi kerikil yang berserakan itulah yang dapat atau berpotensi menjatuhkan kita. Ibnu Abdil Bar rohimahullah berkata: "Tidak sepantasnya bagi seorang yang berakal lagi beriman untuk meremehkan sedikitpun amalan kebaikan. Karena terkadang ia bisa diampuni dengan amalan yang paling ringan." (Tamhiid Lima fil Muwattho 22/12)

Kebaikan sekecil apapun kalau itu dilakukan istiqomah akan terkumpul menjadi kebaikan yang besar. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya. Hadits 1. "Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum". (HR. Muslim)

Hadits 2. "Janganlah engkau memandang rendah sedikit pun suatu kebajikan, walaupun sekedar bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri". (HR. Muslim). Diriwayatkan yang lain Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam menegaskan bahwa amalan remeh semisal berbicara dengan senyumpun termasuk al-makruf.

Hadits 3. "Janganlah engkau memandang remeh perkara makruf. Berbicara dengan saudaramu dengan wajah penuh senyum dan berseri-seri sebab itu termasuk perkara makruf." (HR.Abu Dawud 4084)

Hadits 4. Telah diampuni seorang wanita pezina. Sebab ia pernah melewati seekor anjing di dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir mati kehausan. Wanita pelacur tersebut segera melepas sepatunya dan mengikatnya dengan kerudungnya, kemudian ia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatan itulah dosa-dosanya diampuni". (HR. Bukhari). Begitu juga sebaliknya jangan meremehkan kesalahan yang dianggap kecil padahal perbuatan itu bisa menghilangkan semua kebaikanmu dan menjatuhkanmu ke neraka.

Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya "Dikatakan pada Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah rajin mengerjakan shalat malam dan berpuasa di siang hari, dia juga gemar mengerjakan kebaikan dan bersedekah. Namun, dia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya". Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam menjawab, "Tidak ada kebaikan padanya, ia termasuk penghuni neraka". (HR. Bukhari)

Sekecil apapun amal perbuatan kita pasti Allah akan mencatatnya, maka berhati-hatilah dan jangan meremehkannya. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula". (QS.Az-Zalzalah : 7-8)

In syaa Allah, Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menyelamatkan kita dari perbuatan dosa dan menjadikan kita sebagai hamba yang beriman dan diridhaiNya. Aamiin. "Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya." (HR. Bukhari Muslim). In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 25 Maret 2025, 25 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

A m a n a h

Berarti dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab. Amanah merupakan sifat terpuji yang lawan dari khianat. Pengertian Amanah. Istilah amanah adalah salah satu istilah yang cukup familier di kalangan umat muslim. Pasalnya memiliki sifat amanah adalah kewajiban bagi seorang muslim. 

Seseorang yang memiliki sifat amanah adalah sosok yang dapat dipercaya serta memiliki tanggung jawab pada setiap tugas maupun kepercayaan yang diberikan kepada dirinya. Oleh karea itu, setiap muslim di tuntut untuk memiliki sifat amanah.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui" (QS. Al-Anfal : 27).

Ketika engkau mendapatkan amanat dari saudaramu sesama muslim , penuhi dan jangan dikhianati. Penghianatan Dalam Amanah. Al-`Allamah Shalih al-Fauzan hafidhahullah mengatakan : "Jikalau saudaramu telah memercayaimu dan dia mengungkapkan rahasia-rahasianya kepadamu, maka kamu pun berkewajiban untuk tidak membocorkan rahasianya kepada orang lain. Dikarenakan, hal itu termasuk bentuk pengkhianatan terhadap amanah" (Syarah al-Kabair  415).

Ada diantara kita karena persahabatan yang sudah terjalin dan saling mempercayainya , kadang ketika mengalami permasalahan ... sahabat dijadikan tempat CURHAT untuk meringankan beban pikiran dan inilah termasuk (kepercayaan) yang harus di jaga.

Dan ada juga ketika saudara atau sahabatnya CURHAT, dia tidak bisa menjaga amanat dan disebarluaskan inilah yang dikatakan sebagai pengkhianatan  dan ini termasuk perbuatan membuka aib saudaranya dan ini dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam sebagaimana sabdanya :

"Wahai sekalian orang yang mengaku berIslam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Janganlah menjelekkan  mereka. Jangan mencari-cari kekurangan mereka. 

Sebab barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya walaupun dia berada di dalam rumahnya" (HR. Tirmidzi 2032, Ibnu Hibban 5763 dari Umar Ra).

Pentingnya MENJAGA AMANAT bagi sesama muslim sangat ditekankan di dalam ISLAM. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya. Hadist 1 : "Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji" (HR. Ahmad).

Hadits 2 : "Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat) amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya" (HR. Ahmad). Semoga kita bisa terhindar dari sifat pengkhianat dan MENJADI hambaNya yang AMANAH. Aamiin. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya" (HR. Bukhari Muslim). In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim, Selasa 25 Maret 2025. 

Matematika Malam Lailatul Qadr

Marilah kita renungkan ilmu hitungan dan keagungan yg diisyaratkan Al-Qur'an  dalam surah Al-Qadr. Surah Al-Qadr terdiri atas 30 kata : 1. Inna 2. Anzalnahu 3. Fi 4. Lailat 5. Al-Qadr 6. Wama 7. Adraka  8. Ma 9. Lailat 10. Al-Qadr 11. Lailatul 12. Al-Qadr 13. Khairun 14. Min 15. Alfi 16. Syahr 17.Tanazzal
18. Al-Malaikat 19. Warruhu 20. Fiha 21. Biidzni 22. Rabbihim 23. Min 24. Kulli 25. Amrin 26.Salamun 27. Hiya 28. Hatta 29. Matla'a 30. Al-fajr.

Jumlah kata dalam surah al-Qadr adalah 30, sama dengan jumlah Juz dalam al-Qur'an. Jumlah hurufnya ada 114, sama dengan jumlah surah dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan, sesuai firman Allah: "Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi semua manusia". 

Kata Hiya (ia) dalam surah itu berada di nomor 27, yang seolah mengisyaratkan bahwa ia malam Lailatul Qadr adalah malam ke 27 di bulan Ramadhan. Kata al Qadr terulang di surah itu pada nomor 5,10 dan 12. Bila dijumlahkan sama dengan 27. 

Selanjutnya, kata Lailatul Qadr (ليلة القدر) terdiri atas 9 huruf, dan diulang sebanyak tiga kali. Jadi : 9+9+9 = 27. Allah berfirman : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar". Maha Suci Engkau yaa Allah Yang Maha Agung. والله اعلم بصواب

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran dan alhadits, Senin 24 Maret 2025 25 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

"TAKBIR"

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, Artinya: “…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjukNya yang diberikan kepadamu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Ayat ini menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan maka DISYARIATKAN UNTUK MENGAGUNGKAN ALLAH dengan BERTAKBIR. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam keluar rumah menuju lapangan kemudian BELIAU BERTAKBIR HINGGA TIBA di LAPANGAN. BELIAU TETAP BERTAKBIR sampai shalat selesai. SETELAH MENYELESAIKAN SHALAT, BELIAU MENGHENTIKAN TAKBIR. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621)

KALIMAT TAKBIR MENYEMPURNAKAN PUASA RAMADHAN. Salah satu keutamaan takbir adalah untuk menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan. Setelah kita berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, maka saat menjelang hari raya Idul Fitri, seluruh umat islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir. Kumandang takbir juga digabung dengan tahlil atau “laa ilaha Illallah.”

KEUTAMAAN TAKBIR DAPAT MENGHAPUS DOSA. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa- dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 158)

KEUTAMAAN KALIMAT “Allahu Akbar”. Diriwayatkan oleh Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Ada 4 ucapan yang paling disukai oleh Allah yaitu: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah (tahlil), dan Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai.” (HR. Muslim 2137)

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Yaa Allah Yaa Rabb, Yaa Rahman Yaa Rahim, ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu  dan tetapkan kami sebagai hamba yang tetap beriman, islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah, rahmat dan lindunganMu di dunia dan di akhirat.

Yaa Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima. Yaa Allah, terimalah dan kabulkanlah doa doa kami. 'Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar'. Aamiin. In syaa Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 23 Maret 2025, 23 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tinggalkan Pekerjaan Batil Sekarang Juga !

Bekerja adalah perintah Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sebagamana firmanNya. "Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasulNya, dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." 
(QS. At-Taubah : 105)

Disamping diperintahkanNya untuk BEKERJA tidak asal bekerja, tetapi Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memerintahkan juga untuk berbuat BAIK  artinya tidak asal bekerja dan meninggalkan KEBAIKAN.
Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu , tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan BERBUAT BAIKLAH (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh , Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash : 77)

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang BATIL dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa , padahal kamu mengetahui." (QS Al-Baqarah : 188)

Banyak kasus korupsi atau penipuan yang penyelesaiannya di pengadilan dan menimbulkan dosa baru dengan jual beli pasal (suap) yang melibatkan pihak- pihak yang terkait. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil , kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' : 29)

Perhatikan disekitar kitabanyaknya kasus tipu-menipu dalam dunia usaha yang melibatkan sesamanya (kolega), karena keserakahan manusia. Apa yang terjadi saat ini. Setiap hari kita disuguhi berita KORUPSI di negeri ini. Hampir di semua lini dan itu dilakukan orang-orang yang terpelajar dan bukan sembarang orang.

Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam telah mengabarkan kepada kita 1446 tahun yang lalu bahwa kebatilan itu akan terjadi dan benar adanya. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya.

"Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram." (HR Bukhari). Banyak di antara manusia tidak lagi memandang sumber penghasilannya itu didapatkan dengan cara yang halal (diridhaiNya) atau yang diharamkan.. yang penting didapat dengan cara mudah cepat kaya. Mungkin dalam hati mereka nanti bertaubat kan diampuni Allah.

Sungguh sangat picik cara berpikir yang seperti ini, harta (kekayaan) yang didapat dengan cara yang diharamkan hukumnya mengikuti hukum asal artinya tetap HARAM. Dan harta ini akan diwariskan untuk anak cucunya , sampai kapanpun hukum harta yang diperoleh dengan cara haram (dilarang-Nya) hukumnya tetap HARAM. Artinya ia mengajak anak cucunya berdiam bersama-sama di NERAKA.

Dan bahkan untuk menyembunyikan bukti kejahatannya disedekahkan dari sebagian uang haramnya sebagai perbuatan tindak pencucian uang itu untuk Pondok pesantren, kegiatan sosial dan sejenisnya.
Tujuannya adalah menghilangkan jejak hasil tindak kejahatannya dan sebagai bagian sedekahmya.

Apakah SEDEKAH atau kegiatan sosialnya dapat diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala ? Allah Subhanallahu wa ta'ala berfirman "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan infakkan HARTA YANG BAIK untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS. At-Taghabun: 16) 

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Katakanlah (Muhammad)," Infakkanlah hartamu baik secara sukarela maupun dengan terpaksa,, tetapi (infakmu) tidak akan diterima darimu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik." (QS. At-Taubah : 53)

Orang yang menekuni (mencintai) pekerjaan batil demi mengejar kehidupan dunia mengakibatkan dunianya tersesat. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman "Celakalah bagi orang yang ingkar kepada Tuhan karena siksaan yang berat, (yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh." (QS. Ibrahim : 2-3)

Nasehat untukku dan saudaraku tinggalkan pekerjaan batil demi kehidupan akhirat kita yang kekal dan agar diakui sebagai umatnya Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an "Maka tinggalkanlah (Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan dia hanya menginginkan kehidupan dunia." (QS An-Najm : 29)

Semoga menambah ilmu kita tentang kehidupan beragama (Islam) untuk menggapai surgaNya. Aamiin. "Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya." (HR Bukhari  Muslim). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Ahad 23 Maret 2025. 23 Ramadhan 1446 H. 70 Tahun Editorial Kehidupan, by FIM-Ferry Is Mirza

ALHAMDULILLAH WASYUKURILLAH ATAS RIDHA DAN KARUNI ALLAH SUBHANALLAHU WA TA'ALA HARI INI BERTEPATAN PUASA KE 23 RAMADHAN SAYA DIBERI NIKMATALLAH SEHAT WAL AFIYYA, HINGGA BISA MENUANGKAN TULISAN EDITORIAL KEHIDUPAN SAYA KE 70 TAHUN

25.550 hari sejak lahir (230355) dan kini usia 70 tahun, saya sangat amat bersyukur. Karena Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberi usia barakah selama meniti perjalanan hidup. Sungguh ini nikmatAllah.

Dari mulai dalam kandungan almarhumah Ibunda dan dilahirkan, lalu ditimang disayang mulai bocah, saat remaja hingga dewasa dan hingga mengarungi mahligai rumah tangga, penuh suka duka. Berkait dengan bulan mulia Ramadhan 1446 H ini, saya mencoba menapaktilasi masa lalu. Bersyukur dan beruntung saya terlahir dari keluarga ummat Rasulallah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Dari TK, SD, SMP, SMA sudah mengenal Rukun Islam dan Rukun Iman serta Mengaji. Dari masa itu, saat saya aqilbaligh, mungkin di usia 15 tahun. 

Di masa aqilbaligh itulah, in sya Allah saya sudah diajari oleh kedua orangtua dan juga guru agama saat SMP untuk menjalani kewajiban  Rukun Islam ke 4 yaitu Puasa. Bila di usia 15 tahun sudah menunaikan puasa, dan saat ini saya usia 70 tahun, berarti selama 55 tahun atau 55 kali bertemu bulan suci Ramadhan atau = 1.650 hari menjalankan puasa. 

Dalam kurun waktu itu, tentu tak terhitung berapa kali puasa yang saya qadha. Namun, seingat saya sejak tahun 2005 saat usia setengah abad (50 tahun) sampai hari ini  menjalankan puasa Ramadhan tahun 2025 ini, in sya Allah tidak ada yang diqadha. Artinya selama 20 tahun atau 20 kali Ramadhan = 600 hari lancar menunaikan puasa.

In sya Allah, puasa Ramadhan yang merupakan perintah langsung dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sebagaimana dalam firmanNYA di surah Al-Baqarah 183, menjadikan saya lebih beriman dan taqwa dalam menyusuri sisa usia ini bersama isteri, anak cucu dan menantu. Dan akhirnya Husnul Khotimah dikumpulkan di jannatul firdaus lewat pintu Ar Rayyan. Bertemu saudaraku seiman semuanya yang membaca Editorial Kehidupan saya ini. Aamiin yaa rabbal alamiin. "Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu 'anni" adalah doa yang artinya "Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku". fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 13 Maret 2025, 13 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Menghadapi Masalah Minta Solusi ke Allah

Setiap yang hidup pasti punya masalah, apalagi yang namanya MANUSIA. Hanya kadang MASALAH yang dihadapi masing- masing orang berbeda. Bagaimana ketika masalah menimpa kita ? Sabar menanti adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah berkata dalam bait syair, Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat. Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.

Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan. Barangsiapa yang selalu berharap padaNya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/ 392).

Artinya kita diminta bertawakal. Kita berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya, maka ketika kita ditimpa masalah kembalikan kepadaNya , Dia-lah yang Maha Tahu segala permasalahan hambaNya. Berusaha ( ikhtiar ) diiringi doa memohon kemudahan kepadaNya tiada henti sedangkan hasil akhirnya itu kehendak Allah.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an "Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu ? Karena itu , hendaklah kepada Allah saja orang- orang mukmin bertawakal" (QS. Ali Imran : 160).

Di ayat yang lain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an "Dan hanya kepada Allah saja hendaknya orang yang beriman bertawakal" (QS. Ibrahim : 11). Sudah jelas perintahNya janganlah kita BERMOHON kepada selainNya.

Kebaikan Orang yang Bertawakal. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh mereka akan Kami tempatkan pada tempat tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir dibawahnya sungai- sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan, (yaitu) orang-orang yang bersabar dan BERTAWAKAL kepada Tuhannya" (QS. Al-'Ankabut : 58-59).

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan taufikNya kepada kita semua sehingga kita terjaga dari amalan yang tidak diridhai olehNya. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya" (HR. Bukhari  Muslim).

Dan semoga itu adalah aku dan saudaraku. Aamiin. Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 12 Maret 2025 - 12 Ramadhan 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

D O A

Doa memiliki kekuatan yang besar, baik untuk kehidupan dunia dan akhirat. Doa merupakan inti ibadah, sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan bentuk komunikasi langsung denganNya...

Manfaat Doa : Doa dapat mengubah banyak jalan hidup manusia... Doa dapat membuat apa yang mustahil menjadi mungkin... Doa dapat membawa manfaat bagi yang memohonnya. Doa dapat menjadi kekuatan batin, pembuka pintu rezeki dan jalan menuju keberkahan.

Doa dapat membantu menghadapi segala tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan ketenangan. Doa dapat menjadi amal yang memberatkan timbangan kebaikkan di akhirat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda : "Doa itu adalah otak ibadah" (HR. Bukhari)

Karena itu doa menurut istilah ialah "memohon sesuatu terhadap Allah Subhanallahu Wa Ta'ala". Doa dapat dikatakan senjata bagi umat muslim. Tidak pernah berdoa berarti sombong. Allah berfirman, "Berdoalah kamu sekarang kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan doamu. Sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri dari menyembah Aku kelak mereka akan memasuki neraka jahanam dalam keadaan hina dina" (QS. Ghafir : 60).

Pernahkah anda berdoa dan tidak dikabulkan ? Pernahkah anda takut berdoa kalau-kalau doa itu tidak terkabul dan anda merasa kecewa ? Lalu.., ada apa dengan doa ? Ataukah ..., ada apa dengan diri anda  ?Mari kita sama-sama introspeksi diri.

Sungguh Indahnya Sholat Berjamaah Di Masjid. Jangan lupa tetap jalankan sholat Dhuha. Semoga selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. YAA ALLAH.. BERIKAN KEKUATAN DAN KESABARAN PADA KAMI DALAM MENJALANKAN AMANAH  DAN MAMPUKAN KAMI UNTUK BERBAGI BERSAMA SAUDARA SAUDARA KAMI LAINNYA, AAMIIN.... (In sya Allah bermanfaat) fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDHA RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 11 Ramadhan   1446 H, 11 Maret 25

Putus Asa Itu Kufur

Putus asa dari Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Islam dilarang dan dikaitkan dengan sikap kufur. Katakanlah, "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah" (QS. AzZumar: 53 54).

Sikap putus asa ditandai dengan melemahnya imajinasi untuk membayangkan adanya hari esok yang lebih baik. Merasa tidak berdaya, terus dilanda keresahan, takut, tidak ada tindakan yang diambil untuk memperjuangkan solusi.

"Janganlah salah seorang dari kalian meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah 'Azza Wa Jalla"(HR. Muslim). Orang yang mendapat musibah dilarang untuk memiliki angan- angan untuk cepat mati, seakan dia merasa tidak sanggup lagi menanggung ataupun menjalani musibah tersebut.

Agar tidak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita perlu : Menanamkan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah sebaik- baik penolong atau pelindung, berserah diri kepadaNya, ikhlas dalam beramal mendekatkan diri kepadaNya, menjadikan setiap masalah sebagai media komunikasi kepadaNya, berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menyadari bahwa ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih luas dari dosa-dosa yang pernah kita perbuat. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 10 Maret 2025, 10 Ramadhan 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Jalan Menuju Surga

Bagi siapa saja yang memang semangat dalam kebaikan dan jujur dalam mencari kebenaran, maka ia akan diantarkan “kepada jalan yang lurus” yaitu jalan yang jelas, ringkas, dan mengantarkan kepada Allah, kepada surgaNya, yang berisi mengetahui kebenaran mengutamakan ilmu, dan mengamalkannya

"Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab ?" (QS. Az Zumar : 37). Allah menyatakan bahwa Dia telah menurunkan Al-qur'an berupa hukum, hikmah, permisalan yang jelas, dan itu banyak sekali. Al-qur'an itu bisa dipikirkan dan dipahami oleh orang yang mau berpikir.

Karenanya Allah Ta’ala katakan, ‘Dan Allah menunjuki siapa yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus. "Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan." (QS. Al A'raf : 186)

Marilah kita  berdoa dan bertobat, in sya Allah dengan doa kita ini Allah Subhanahu Wa Ta'al memberikan kelancaran dalam segala urusan kita. Dijaga dari segala mara bahaya. Diluaskan rezeki kita. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang sesat. Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Senin 10 Maret 2025, @puriindahaifoursdjo, badasahurjelangsubuh. Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh Para Sahabat Surgaku

APA YANG SUDAH KITA DAPAT dan RASAKAN ??? (di Hari ke-10 Ramadhan)

“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.” (HR. Al-Baihaqi). Apakah semangat ibadah kita semakin meningkat atau masih begitu-begitu saja ?

Apakah kemaksiatan semakin menjauh atau masih dekat-dekat saja ? Apakah lisan dan sikap kita semakin menyejukkan atau masih menyakiti hati orang lain ? Apakah jiwa berbagi dan peduli kita semakin bermanfaat atau masih pelit dan penuh perhitungan pada sesama ?

Hanya Allaah Subhanahu Wa Ta'ala dan diri kita sendiri yang mengetahui. Semoga di 10 hari kedua Ramadhan kita bisa lebih semangat dan menjadi yang lebih baik. Aamiin". Jangan lupa SHOLAT SHUBUH BERJAMA'AH di Masjid. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi Alhadits, Ahad 9 Ramadhan 1446 H, 9 Maret 2025. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Muhasabah Diri, Jangan Mengeluh

360 hari kita sehat, lalu 5 hari kita sakit, tiba-tiba kita mengeluh "Ya Allah... kenapa Engkau beri aku sakit ? aku sudah tak sanggup". 29 hari kita aman, lalu 1 hari kita terkena musibah, tiba-tiba kita mengeluh "Ya Allah... kenapa ini bisa terjadi ? Aku sudah tak sanggup".

6 hari kita bahagia, lalu 1 hari kita di rundung duka, lalu kita mengeluh "Ya Allah... kenapa ini bisa ku alami ? Aku sudah tak sanggup". 20 jam kita kenyang, lalu 4 jam kita lapar, tiba-tiba kita mengeluh "Ya Allah... kenapa gak ada makanan ? Aku sudah tak sanggup".

Apakah kita tak malu kepada Allah yang lebih banyak melimpahkan Rahmatnya kepada kita ? Bukankah kita ini lebih banyak sehatnya dari pada sakitnya. Kita ini lebih banyak amannya dari pada musibahnya. Kita ini lebih banyak senangnya dari pada dukanya.

Kita ini lebih banyak kenyangnya dari pada laparnya. Maka bersyukurlah, Dan lihatlah bagaimana keadaan orang-orang yang berada di bawah kita namun mereka tetap tegar tidak pernah mengeluh. Sebab mereka paham, bahwa apa yang Allah takdirkan semua baik baginya.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya” (HR. Muslim 2999). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 8 Maret 2025, 8 Ramadhan 1446 H. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BERSYUKUR

Bersyukur adalah sifat yang harus dimiliki oleh umat manusia, karena bersyukur termasuk salah sifat yang menghantarkan manusia bisa hidup bahagia atau tidak. Tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur, sebagaimana firmanNya : 

"Sesungguhnya Allah benar-benar memiliki karunia (yang dilimpahkan) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur." (QS. Yunus : 60). Contoh... Saat ini kita bisa makan sehari dua kali dengan tempe / tahu dan ini sering terucap tempe lagi ... tempe lagi.

Secara tidak sadar kita menyakiti Allah dengan menghina rezeki yang telah diberikan kepada kita walau itu hanya sepiring nasi dengan tempe/tahu ; ingatlah diluar sana masih ada orang hampir tidak pernah merasakannya karena tidakmampu.

Kalau ini yang selalu kita lakukan  selamanya kita tidak  akan bahagia dengan kehidupan kita. MENGAPA ? Karena apa yang terucap adalah doa kita dan ketika doa ini di kabulkan oleh Allah apa yang bisa kita lakukan

Maka, apapun yang kita terima, sedikit atau banyak wajiblah kita BERSYUKUR.... Karena itulah yang akan membawa KEBAIKAN bagi kita. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : "BERSYUKURLAH kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur atau ingkar nikmat), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." (QS. Luqman : 12 )

"Dan Kami akan memberi balasan kepada orang orang yang bersyukur" (QS. Ali Imran : 145). LAKUKAN INI JIKA URUSAN DUNIA MEMBUAT KITA KURANG BERSYUKUR. Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam  bersabda,

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim 2963)

Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari 6490)

Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam kitab Fathul Bari jilid 11 halaman 32 : “Yang dimaksud dengan al-khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.”

Nasehat untuk kita, bahwasanya siapa yang bersyukur TIDAK AKAN DI AZAB. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an "Allah tidak akan menyiksamu , jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha MENSYUKURI, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa' : 147)

MENSYUKURI... Maksudnya Allah Subhanallahu Wa Ta'ala memberi pahala terhadap amal hambaNya, memaafkan kesalahannya, menambah nikmatNya. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya." (HR. Bukhari Muslim)

Semoga itu adalah kita. Aamiin....... Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia. Oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Jumat 7 Maret 2025 - 7 Ramadhan 1446 H. Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Amalan yang Pahalanya Melimpah

Alhamdulillah tidak terasa sudah hari ke 7 kita melaksanakan puasa Ramadhan 1446 H di bulan istimewa dan penuh berkah bagi umat muslim di dunia. Untuk menambah pahala, ada banyak amalan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan.

Meski singkat, setiap amalan yang dilakukan selama bulan maghfirah dan mulia ini akan mendatangkan pahala yang melimpah. Umat muslim seolah berlomba-lomba meningkatkan amalan ibadah di bulan suci nan istimewa ini.

Amalan yang mendatangkan banyak pahala tersebut tentunya dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan sholat lima waktu. Selain puasa dan sholat lima waktu, ada juga amalan- amalan lainnya. Berikut ini beberapa amalan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan amal ibadah, yaitu :

1. Tadarus Alquran. Amalan ibadah di bulan Ramadhan selain puasa yang bisa dilakukan yaitu tadarus membaca alquran dan mengkhatamkannya. Allah akan melipatgandakan pahalanya bagi siapa saja yang membaca Al-Quran di bulan Ramadhan, terlebih lagi jika membaca sampai khatam.

2. Perbanyak sedekah. Amalan berikutnya yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan agar amal ibadah meningkat yaitu dengan perbanyak sedekah. Hal tersebut juga tercantum dalam hadits Rasulallah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.

”Dari Anas Ra, sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama? Rasulullah  menjawab : Sedekah di bulan Ramadhan”. Oleh karena itu, sebagai umat muslim sudah semestinya untuk mengikuti ajaran Rasulallah dengan perbanyak sedekah, khususnya di bulan suci ini. 

3. Rutin Ibadah Tarawih. Ibadah shalat Tarawih ini merupakan ibadah sunnah yang khas karena hanya ada di bulan Ramadhan. Ibadah sunnah ini juga jadi salahsatu amalan bulan Ramadhan yang memiliki pahala berlipat-lipat. Oleh karena itu, umat muslim hendaknya menjalankan ibadah Tarawih selama Ramadhan, kecuali bagi mereka yang berhalangan, seperti haid, nifas, maupun sakit.

4. I’tikaf dan Dzikir. I’tikaf di masjid atau mendekatkan diri ke Allah Subhânahu Wa Ta'als, juga salahsatu amalan yang bisa dilakukan di bulan Ramadhan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, Rasulullah Shalallshu Alaihi Wasallam  bersabda :

“Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam selalu beritikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan”. Selain i’tikaf, dzikir juga jadi salah satu amalan yang memiliki pahala berlipat-lipat bagi yang menjalankannya di bulan di Ramadhan.

Maka dari itu, hendaknya perbanyak i’tikaf dan dzikir selama bulan Ramadhan. In sya Allah beberapa amalan di bulan Ramadhan ini bisa mendatangkan pahala melimpah bagi siapa saja yang menjalankannya dengan penuh ketulusan dan ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat kita kerjakan. Aamiin yaa Rabb..... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 6 Maret 2025, 6 Ramadhan 1446 H. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

TIGA (3) WAKTU TERKABULNYA DOA DIBULAN RAMADHAN.

Ada tiga waktu terkabulnya doa dibulan Ramadhan. Raihlah keutamaan tersebut dengan terus memperbanyak doa. Allah Ta’ala berfirman : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”(QS. Al-Baqarah: 186).

Tiga (3) waktu terkabulnya doa dibulan Ramadhan : Waktu Sahur : "Waktu Sahur adalah waktu yang mulia, karena pada waktu itu Allah Ta'ala mendengar doa hambaNya" (HR. Abu Dawud). Waktu Berpuasa : "Doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak oleh Allah Ta'ala" (HR. Bukhari). 

Waktu Berbuka : "Doa orang yang berbuka puasa adalah doa yang mustajab (terkabul)" (HR. Abu Dawud). Allah Ta'ala Berfirman : "Dan berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan menjawab doamu." (QS. Al-Mu'min: 60). 

Tips Meningkatkan agar Doa Terkabul : Niat yang Ikhlas : Berdoa dengan niat yang ikhlas dan tulus. Konsentrasi : Berdoa dengan konsentrasi dan fokus (Khusyuk). Sabar : Berdoa dengan sabar dan tidak putus asa. Amal Shaleh : Berdoalah setelah melakukan amal shaleh. Semoga Allah Ta'ala memperkenankan setiap do’a kita terkabul dibulan Ramadhan. Aamiin Allahumma Aamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi sendiri tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 5 Ramadhan 1446 H, 5 Maret 2025 @masjidcutmeutiajktjelangsubuh

Apakah Yang Terjadi Ini Tanda-tanda Akhir Zaman

In sya Allah di hari ke 5 Ramadhan ini kita selalu diberi nikmatAllah dan senantiasa istiqamah menjalani ibadah, aamiin. Dan kita selalu berdoa untuk bangsa dan negara dijauhkan dari musibah dan bencana.

Banyak rumah semakin besar, tapi keluarganya semakin kecil. Gelar semakin tinggi, akal sehat semakin rendah. Pengobatan semakin canggih, kesehatan semakin buruk. Travelling keliling dunia, tapi tidak kenal dengan tetangga sendiri.

Penghasilan semakin meningkat, ketenteraman jiwa semakin berkurang. Kualitas Ilmu semakin tinggi, kualitas emosi semakin rendah. Jumlah Manusia semakin banyak, rasa kemanusiaan semakin menipis. Pengetahuan semakin bagus, kearifan semakin berkurang.

Perselingkuhan semakin marak, kesetiaan semakin punah. Semakin banyak teman di dunia maya, semakin sedikit sahabat yang sejati. Minuman semakin banyak jenisnya, air bersih semakin berkurang jumlahnya.

Pakai jam tangan mahal, tapi tak pernah tepat waktu. Ilmu semakin tersebar, adab dan akhlak semakin lenyap. Belajar semakin mudah, guru semakin tidak dihargai. Teknologi Informasi semakin canggih, fitnah dan aib semakin tersebar.

Orang yang rendah ilmu banyak bicara, orang yang tinggi ilmu banyak terdiam. Tontonan semakin banyak, tuntunan semakin berkurang. "Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat)" (QS. Al-Anbiya': 1). In sya Allah kita selalu dalam keadaan sehat, amanah, jujur, ikhlas, sabar dan  bersyukur serta istiqamah dalam ketaatan. Aamiin Ya Rabbal Alamin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Al Quran dan alhadits, Selasa, 4 Maret 2025, 4 Ramadhan 1446 H. @darihalimperdanakusumakekbnnanasjkt

Puasa dan Al-Qur’an Memberi Syafa’at di Hari Kiamat

Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya puasa dan al-Qur’an memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata, “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. 

Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat” (HR. Ahmad). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: Puasa yang bisa memberikan syafa'at bagi yang berpuasa adalah bila orang yang berpuasa itu tidak bikin gaduh, tidak bohong, tidak dusta, tidak berkata keji, tidak aniaya dan tidak bermsuhan. 

Barang siapa ingin mendapatkan syafaat dari puasanya supaya menjaga puasanya dan tidak merusak dengan kemungkaran kemungkaran dan menghilangkan pahalanya dengan keburukan keburukan. Barang siapa ingin mendapatkan syafaat dari puasanya supaya menjaga lisannya, menjaga pandangannya, menahan tangan dan kakinya untuk dari semua keburukan dan yang di benci. 

Menggabungkan antara puasa dan membaca Al qur'an di bulan Ramadhan merupakan usaha terbesar bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dia mendapatkan bagian keuntungan yang besar dari kebaikan-kebaikan dengan wasilah kesabaran dalam kesulitannya dalam berpuasa dan membaca Al-qur'an. 

Dan dijelaskan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara puasa dan membaca Al qur'an. Pentingnya hukum dan syariat puasa Ramadhan disiang hari sebagai persiapan hati untuk mentadaburi Al qur'an diwaktu menghidupkan malamnya. 

Sesungguhnya puasa dan al-Qur’an memberi syafa’at kepada yang menjalankan pada hari Kiamat. Puasa berkata, “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. 

Berkata pula al-Qur’an, ”Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa’at kepadanya. Nabi bersabda, “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.”

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur'an : "Demikian itu karena keagungan dan kebesaran serta ketinggianNya, hingga tidak ada seorang pun yang berani memberikan syafaat kepada seseorang di sisiNya melainkan dengan izin dariNya".

"Tidak ada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisiNya melainkan dengan seizinNya"(QS.Al-Baqarah: 255). Makna ayat ini sama dengan ayat lain, firmanNya : "Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridaiNya" (QS. An-Najm: 26).

Sama pula dengan firmanNya: "dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah" (QS. Al-Anbiya: 28). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 3 Maret 2025, 3 Ramadhan 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Lima Keistimewaan yang Datang hanya di bulan Ramadhan

Alhamdulillah wa syukurillah kita semua dibarakahi Allah Subhânahu Wa Ta'ala sehat wal afiyaa hingga bisa menunaikan hari ketiga puasa Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Ada banyak keutamaan yang menjadikannya waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam. Di antaranya:

1. Bulan Diturunkannya Al-Qur'an. "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)..." (QS. Al-Baqarah: 185)

2. Bulan Diwajibkannya Berpuasa. "...Oleh karena itu, siapa di antara kamu ada pada bulan itu, berpuasalah..." (QS. Al-Baqarah: 185)

3. Bulan Saat Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, dan Setan-Setan Dibelenggu. "Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan- setan dibelenggu" (HR. Bukhari Muslim)

4. Bulan yang Penuh Keberkahan. "Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu, maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung).” (HR. Ahmad An-Nasa’i)

5. Bulan Penuh Pengabulan Doa. "Tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi" (HR. At-Tirmidzi). "Ada tiga doa yang tidak tertolak, yaitu: doa orang tua untuk anaknya, doa orang berpuasa, dan doa orang yang sedang safar" (HR. Baihaqi). In sya Allah kita dapat menjalankan bulan Ramadhan sampai selesai dengan sebaik-baiknya dan meraih keberkahannya. Aamiin yaa rabb. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN ole Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran, nukilMhtDrw, Ahad 2 Ramadhan 1446 H, 2 Maret 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

#IndonesiaGelap #KaburAjaDulu akan Hilang Tergusur Nur Islam

Sejak munculnya pekik Hidup Jokowi ditambah cacian Ndasmu membuat aksi demo menuntut perubahan roda pemerintahan yang kini dipimpin PS 08. Lalu ramai muncul tagar #IndonesiaGelap,KaburAjaDulu Penggambaran situasi negara yang tidak menentu. 

Di dalam Al-Qur'an istilah kegelapan/dzulumat sudah lama dipakai. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala : “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu ‎supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya ‎terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan ‎Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)‎

Terdapat tujuh kali pengulangan kalimat serupa dalam Al-Qur'an. Menurut As-Sa’di dalam tafsirnya kegelapan disana adalah kebodohan, kekufuran, ahlak buruk, dan berbagai kemaksiatan. Ternyata semua itu akan Allah hilangkan dengan diturunkan Al-Qur'an. Artinya, berbagai kegelapan dalam kehidupan manusia hanya bisa lenyap berganti cahaya / An-Nur dengan hidup melaksanakan Islam.

#KaburAjaDulu. Kabur aja dulu hanya menunjukkan keputus asaan, ketidak pedulian, dan egoisme; yang penting bukan aku yang merasakan kegelapan. Saat ditinggal kabur, negeri ini tetap gelap. Sementara saudara, tetangga, teman dan orang-orang yang kita cintai masih berada di dalamnya, dalam kegelapan peradaban penuh tipu daya.

Satu-satunya solusi melenyapkan kegelapan adalah dengan menyalakan cahaya. Tapi dengan cara apa gulita ini bisa berganti benderang ? Kegelapan ini bukan tentang ketiadaan bolam listrik atau lentera minyak. Kelam ini soal keculasan, kepongahan, kelicikan, segelintir manusia yang hanya mementingkan diri, keluarga dan kelompoknya.

Namun kondisi gulita ini bukan semata salah dia si pendusta dan lingkarannya. Melainkan soal kepercayaan masyarakat pada sistem yang memungkinkan para bedebah berkuasa. Kegelapan ini tentang kebodohan, kesesatan, dan kedurhakaan pada Sang Pemilik Cahaya. Sebab kita memilih untuk mengabaikan hukum-hukumnya, demi tunduk dan patuh pada gagasan orang kafir.

Allah Subhânahu Wa Ta'ala satu-satunya Dzat yang bisa melindungi orang beriman, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, yukhrijuhum minazzulubati ila nur. Sementara bagi orang-orang kafir, pelindung mereka adalah toghut, yang menggiring dari cahaya ke kegelapan, yukhrijuhum mina nuri ila dzulumat.

Mau keluar dari Indonesia Gelap ? Caranya tiada lain adalah dengan kembali ke jalan yang lurus, jalan orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan sesat. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAMADHAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 1 Ramadhan 1446 H, 1 Maret 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Luangkan WAKTU

Luangkan waktu untuk mendatangi taklim atau shalat berjamaah di masjid. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an : "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. 

Dan apabila dikatakan ; Berdirilah kamu, maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 11)

Yang beralasan terlalu sibuk, itu hanya karena tidak bisa mengatur waktu.
Jangan jadikan kesibukanmu untuk melalaikan dari belajar ilmu agama Islam, ingatlah janji Allah untuk hambaNya yang berilmu.

Allah Subhanallahu Wa Ya'ala berfirman dalam Al-Qur'an : "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (islam) dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya" (QS. At-Taubah : 122). 

Itulah janji Allah untuk hambaNya. ...kelak dipersamakan dengan yang berperang ( jihad ) di jalan Allah. Saudaraku, jadikan masjid sebagai sebuah ya yg kerinduan bukan sebagai sebuah beban. Mari tolong menolong dalam kebaikan.

Tidak ada obat lain untuk tetap istiqamah selain sabar dan mengikhlaskan niat hanya untuk Allah serta terus berdoa agar bisa tetap istiqamah. Kita sekarang harus mengobati sikap berhijrah kembali kepada Allah, kembali kepada jalan Allah, bukan hanya dengan tampilan pakaian akan tetapi yang terpenting adalah menghiasi diri dengan ilmu dan mengamalkannya.

Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala menjadikan kita sebagai hambaNya yang diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Aamiin. Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya" (HR Bukhari Muslim).

Dan semoga itu adalah kita. Aamiin. Kebenaran milik Allah Subhanallahu Wa Ta'ala dan kesalahan adalah perbuatan manusia oleh karena itu apabila ada yang salah mohon dimaafkan. Selamat menunaikan puasa Ramadhan... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 27 Februari 25, 28 Sya'ban 1446 H. Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Rahasia Menjaga Wudhu

PUASA RAMADHAN DUA HARI LAGI, SYAHRUL MUBARAKH. Suatu pagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanggil Bilal. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga ? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap suaramu (suara sandalnya) di depanku.” Bilal menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan (setelahnya) aku sholat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan sholat dua rakaat.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkomentar, “Dengan amalan inilah (engkau begitu cepat masuk surga)” (HR. al-Hakim.1179. Ia menyatakan riwayatnya ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim. Walaupun keduanya tak meriwayatkannya).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bergitu gembira dengan kabar baik yang didapatkan oleh para sahabatnya. Melihat keadaan Bilal, beliau langsung bersegera menceritakannya kepada khalayak. Kemudian beliau ungkapkan dengan ucapan, “Sungguh beruntung Bilal.” Beliau doakan Bilal dan menanyakan amal apa yang membuatnya begitu cepat masuk ke dalam surga.

2- Dari hadits ini, jangan dipahami bahwa Bilal lebih dulu masuk surga dibanding Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena kita tahu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang pertama yang diizinkan masuk ke dalam surga. 

Sebagaiman dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Anas bin Malik RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Aku minta agar pintu dibuka. Penjaga surga berkata, ‘Siapa Anda?’ Aku jawab, ‘Muhammad’. Ia berkata, ‘Untukmulah aku diperintahkan (membuka pintu). Aku tak akan membukanya untuk seorang pun sebelummu” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman 197).

3- Ini adalah suatu kepastian yang akan terjadi di hari kiamat. Adapun ketika masih di dunia, Allah Ta’ala mengirim ruh Bilal RA ke surga. Ia mendahului Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam kondisi ini. Di sisi lain, Bilal sendiri tidak menyadari hal ini. Ia baru tahu ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menceritakannya.

4- Hadits ini juga menunjukkan tawadhu (kerendahan hati) Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan betapa beliau senang membuat orang- orang di sekitarnya bahagia.

5- Dalam hadits ini, kita juga mendapat pelajaran betapa besar pahala selalu menjaga wudhu tatkala berhadast dan dua rakaat shalat setelahnya. 

6- Islam mengajarkan amalan sesuatu berdimensi dunia akhirat. Dunianya dengan ismaghul wudhu (menyempurnakan wudhu] maka salah satunya akan memperkokoh al jihazulmana'i (ketahan tubuh) dari virus-virus penyakit 

7- Semoga kita ditakdirkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai hambaNya yang suka bersuci (wudhu) dan mendekat diri kepadaNya dengan shalat, selalu sehat, panjang umur dan akhir hayat husnul khatimah, aamiin.....

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an : 1- Wudhu merupakan sebab datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang tobat dan menyukai orang- orang yang menyucikan diri" (QS. Al Baqarah :222).

2- Perintah berwudu di saat hendak mengerjakan salat; tetapi bagi orang yang berhadas hukumnya wajib, sedangkan bagi orang yang masih suci hukumnya sunat. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak menger­jakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sam­pai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki ka­lian sampai dengan kedua mata kaki; dan jika kalian junub, ma­ka mandilah; dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempu­an, lalu kalian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah de­ngan tanah yang baik (bersih); sapulah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmatNya bagi kalian, supaya kalian bersyukur." (Qs. al-Maidah :6). In sya Allah, bermanfaat, dan kita disayang Allah Ta'ala, aamiin... fimdalimunthe55@gmail.com @kapandalunganjktsjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Kamis 27 Feb 2025. kisah nyataberSAHUR Di DUNIA berBUKA Di SURGAdari London. Dua Hari Lagi Shaum Ramadhan, Syahrul Mubarakh. 

SEORANG USTADZ menceritakan bahwa di suatu Jum’at, 2 tahun yang lalu (2023), diundang untuk mengisi sebuah acara di London.  Saat itu, di London lama waktu berpuasa adalah 20 jam. Beliau sampai di tujuan setelah shalat Ashar dan memasuki masjid. 

Tidak lama, ia pun memulai ceramah hingga mendekati waktu Maghrib untuk berbuka puasa. Setelah mengakhiri ceramahnya sebelum maghrib, ia menuju ke pojokan masjid yang oleh panitia sudah disiapkan “sufrah”, sejenis alas makan dimana diatasnya sudah dipersiapkan beberapa makanan untuk berbuka.  

Tepat didepannya, duduk seorang laki- laki. Jam menunjukkan pukul 20.59.  Tinggal menunggu 60 detik lagi berbuka. Tiba- tiba dalam hitungan detik, laki-laki itu terjatuh kearah kanan, tergeletak. Jamaah pun panik dan langsung mengambil tindakan. Ada yang mengecek nadi, memberi resusitasi dan tindakan-tindakan lain untuk menyadarkan laki-laki tersebut.  

Adzan pun berkumandang. Orang-orang pun berbuka puasa. Ambulan sedang dalam perjalanan. Ketika ambulan tiba, tim medis langsung mengecek keadaan laki-laki tersebut, dan mereka menyatakan ia telah wafat. 

Allahu Akbar... innalillahi wa innaa ilahi rajiun. Ustadz ini berkata pada semua yang hadir; "Ada yang memohon kepada Allah agar bisa meninggal di Masjid. Ada yang bercita- cita bisa meninggal di hari Jumat. 

Ada pula yang berharap bisa meninggal saat berpuasa. Dan ada yang memohon padaNya dalam doa, agar ia dipanggil ke haribaanNya dibulan mulia. Laki-laki ini, bukan  hanya mendapatkan 1,2 atau 3 kelebihan itu. 

Tapi Allah malah memberikan ke-empat-empatnya..! "Allahu Akbar!..!" Ia bersahur di dunia, tapi berbuka di surga.." Sungguh sebuah kematian yang sangat indah..." Ketika anggota keluarga almarhum datang, sang Ustadz diminta untuk menyampaikan kepadanya tentang apa yang terjadi. 

Ustadz pun menyampaikannya sembari meneteskan air mata. “Wahai saudaraku, tidak ada kematian yang seperti ini yang tidak sengaja. Tolong beri tahu pada saya, apa rahasia laki-laki ini hingga Allah memberikan kemuliaan ini kepadanya.” 

Saudaranya lalu menjawab,"Almarhum ini, hatinya bersih. Ia tidak pernah memendam rasa sakit hati pada manusia manapun." jelasnya. Tersedu dan menggigil rasanya jiwa ini. Kisah ini memberikan kita satu i'tibar (pelajaran) yang sangat berharga:  

Jangan simpan sakit hati,  dengki dan dendam pada manusia. Biarkan itu jadi urusan Allah Subhânahu Wa Ta'ala. Bukankah setiap perbuatan, walaupun sebesar zarrah (atom) akan ada balasannya dari Allah..? Merdekakan diri kita dari sifat dendam. Agar kita bisa, "bersahur di dunia, berbuka di surga..." Allāhumma aamiin... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 26 Feb 2025, 27 Sya'ban 1446 H, @swizzbelinncikande. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

3 Tanda Allah Naikan Derajad Kita dan 3 Golongan Dirindukan Surga

Di zaman modern sekarang yang serba instan, kita akan dihadapkan berbagai masalah. Kita akan menghadapi masalah yang seakan akan tidak ada henti hentinya, sampai dititik kita sudah lelah. Kita dihadapkan dengan orang orang yang tidak menyukai kita, dengki iri.

Nah, untuk menghadapi itu kita diminta menjadi hamba Allah yang sabar. Firman Allah : “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas” (QS. Az-Zumar :10). Allah Ta'ala berfirman : "Dan bersabarlah karena sesungguhnya Allah tidak menyia- nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan" (QS. Hud :115). Yaa Allah, dari hal baik kita belajar bersyukur, dari hal buruk kita belajar untuk menjadi pribadi yang kuat dan sabar. 

4 golongan dirindukan Surga: 1. Orang yang gemar membaca Al Quran, 2. Orang yang mampu menjaga dan mengendalikan lidahnya, 3. Orang yang memberi makan orang yang sedang kelaparan/menolong orang yang membutuhkan, dan 4. Orang-orang yang BERPUASA pada bulan RAMADHAN.

Yaa Allaah Yaa Rabb Karuniakanlah kepada kami kesehatan, keselamatan dan kesempatan agar bisa menunaikan ibadah Puasa Ramadhan dengan gembira, semangat, ikhlas, khusyu' serta  tawadhuk karena iman dan hanya mengharap ridhaMu Aamiin..... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 25 Februari 2025, 26 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Persiapan Fisik dan Mental Menyambut Bulan Ramadhan 4 Hari Lagi

Kita harus memegang prinsip yang telah difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala :"Wahai orang- orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim" (QS. Ali 'Imran :102)

Sebuah ayat yang mengingatkan orang orang beriman untuk senantiasa bertaqwa dengan sebenar- benarnya taqwa dan mengingatkan untuk wafat dalam keadaan Islam. Selain dari pada itu, sebagai makhluk yang sudah dianugerahi nikmat yang tak bisa dihitung satu persatu, mari kita senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Mudah-mudahan rasa syukur yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan tindakan akan menjadikan nikmat yang kita terima ini menjadi barokah dan terus bertambah. Sebagaimana janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Ibrahim ayat 7 : Jangan sampai kita menjadi hamba yang kufur nikmat. 

Karena kita harus ingat peringatan dari Allah Ta'ala dalam ayat ini, bahwa siapa yang mengingkari nikmat-nikmat Allah akan mendapatkan siksa yang pedih. Di antara nikmat- nikmat nyata yang kita rasakan sampai saat ini dan tidak bisa kita bantah sama sekali adalah kenikmatan sehat dan umur panjang sehingga kita bisa bertemu dengan bulan yang mulia  Ramadhan 1446 H empat hari lagi. 

Semoga doa yang sering kita panjatkan tersebut adalah : "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan". Sebuah doa ringkas penuh makna yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan sering kita baca serta dengar.

Sebuah doa yang mengingatkan kita untuk segera bersiap siap untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, bulan istimewa yang penuh rahmat, ampunan, dan menjadi wasilah kita agar bisa terhindar dari siksaan api neraka.

Lalu apa yang harus kita siapkan dalam menyambut Ramadhan agar ibadah kita bisa maksimal ? Setidaknya ada 2 hal hal yang perlu kita siapkan dalam menyambut dan memaksimalkan bulan Ramadhan yaitu persiapan fisik dan mental.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah : 183 "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". Ayat ini mengingatkan kepada kita bahwa di bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk melaksanakan ibadah mulia yang juga diwajibkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yakni berpuasa.

Kita diwajibkan untuk tidak makan dan minum dan menghindari segala sesuatu yang membatalkan puasa kita. Selain persiapan fisik, penting juga untuk melakukan persiapan mental menghadapi Ramadhan. 

Persiapan ini bisa dilakukan dengan menanamkan kegembiraan dalam diri kita. Secara psikologis, rasa gembira saat menyambut sesuatu akan menumbuhkan kecintaan dalam melakukan sesuatu. Dan jika kecintaan sudah tumbuh saat melakukan sesuatu, maka pasti akan maksimal hasil yang didapatkannya.

Rasulullah pun telah mengingatkan dalam haditsnya untuk senantiasa bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Kegembiraan ini juga bakal diganjar dengan sebuah keistimewaan: "Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka."

Subhanallah, begitu mulianya bulan Ramadhan, sampai rasa gembira menyambut kedatangannya pun, kita akan mendapatkan balasan kebahagiaan tiada tara yakni terhindar dari siksa api neraka. Rasulullah pun telah mengingatkan kemuliaan-kemuliaan bulan Ramadhan dalam haditsnya yang diriwayatkan Imam Nasa'i :

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. 

Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan". Selain persiapan mental dengan rasa gembira, kita juga perlu untuk mempersiapkan diri dengan meningkatkan mental bekal pengetahuan agama sekaligus guna meningkatkan keimanan kita.

Hal ini bisa dilakukan dengan mengkaji dan menggelar majelis ta'lim yang berkaitan dengan tuntunan ibadah bulan Ramadhan. Ikhtiar ini juga dalam rangka menyatukan pemahaman dan jiwa kita beserta keluarga dengan bulan Ramadhan tahun ini. 

Selain tentunya meningkatkan kuantitas atau frekuensi ibadah kita jelang dan selama bulan Ramadhan nanti. Dengan ikhtiar lahir batin tersebut diatas kita bisa menyambut dan menjalani puasa Ramadhan dengan maksimal memanfaatkannya sehingga kita akan benar-benar mencapai tujuan dari disyariatkannya ibadah puasa yakni menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 24 Feb 2025, 25 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puasa Ramadhan Perisai ke Neraka, Masuk Surga Pintu Ar Rayyan

Diantara perkara yang sangat menggembirakan adalah berita hadirnya bulan suci Ramadhan tidak lama lagi insyaAllah. Apa yang sudah kita siapkan untuk memasukinya? Apa yang perlu kita lakukan sebelum menjumpainya ?

Perlu kita ingat, bahwa Ramadhan yang kita temui bukan sekadar waktu untuk menahan haus dan lapar saja. Lebih daripada itu, puasa yang dikehendaki adalah yang dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa- dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari Muslim)

Puasa ini akan membuahkan pahala dan surga apabila dibangun di atas keimanan, di atas tauhid, dan dengan senantiasa berpegang-teguh dengan sunah (ajaran) Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam melaksanakannya. Sebab, amal yang tidak dituntunkan tidak akan diterima. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan berasal darinya, maka hal itu pasti tertolak/tidak diterima.” (HR. Bukhari Muslim)

Sebagaimana amal ibadah yang lainnya, puasa membutuhkan pondasi tegaknya amalan, yaitu: keikhlasan, iman, dan tauhid kepada Allah. Sebab, Allah tidak akan menerima amal dari orang kafir dan musyrik. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu, ‘Sungguh, apabila kamu berbuat syirik, maka pasti lenyap semua amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang- orang yang merugi.’ ” (QS. Az-Zumar: 65)

Karena itulah, puasa dibangun di atas nilai-nilai takwa. Puasa ditegakkan di atas ittiba’ atau kesetiaan untuk mengikuti ajaran Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Semua umatku pasti masuk surga, kecuali orang yang enggan.” Orang-orang pun bertanya kepada beliau, “Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa taat kepadaku, maka masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, maka dialah orang yang enggan.” (HR. Bukhari)

Ini kewajiban besar. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa puasa Ramadan termasuk dalam rukun Islam. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak boleh meremehkannya, sebagaimana kita pun tidak boleh abaikan amal- amal yang lain. Agungnya ibadah puasa dapat kita petik dari agungnya hikmah disyariatkannya puasa.

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Puasa adalah perisai. Oleh sebab itu, janganlah berkata-kata kotor dan berbuat bodoh. Apabila ada orang yang memerangi atau mencacinya, hendaklah dia berkata, ‘Aku puasa.’ sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari Muslim)

Dari Jabir RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Rabb kita ‘Azza Wajalla berkata, ‘Puasa adalah perisai yang melindungi diri seorang hamba dari neraka. Dan puasa itu untuk-Ku. Akulah yang akan membalasnya.’ ” (HR. Ahmad)

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Puasa adalah perisai dan benteng kokoh yang melindungi dari api neraka” (HR. Ahmad). Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan. Gembira ketika berbuka (berhari raya), dan gembira ketika berjumpa dengan Rabbnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya surga itu memiliki delapan pintu gerbang. Di antaranya ada sebuah pintu bernama’ Ar-Rayyan’. Tidaklah memasukinya, kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tiga golongan yang tidak akan ditolak doanya: seorang pemimpin yang adil; orang yang berpuasa sampai dia berbuka; dan doanya orang yang terzalimi…” (HR. Ibnu Majah)

Dari Ibnu Umar RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya ketika berbuka, orang yang berpuasa memiliki kesempatan memanjatkan doa yang tidak akan ditolak.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Dari Hudzaifah RA Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada suatu hari demi mencari wajah Allah dan dia mati dalam keadaan itu, niscaya akan masuk surga” (HR. Ahmad). Dari Abu Umamah RA berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dengan itu aku bisa masuk surga.” Beliau menjawab, “Hendaklah kamu berpuasa, sesungguhnya tidak ada yang serupa dengannya.” (HR. Ibnu Hibban)

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untukKu dan Aku sendiri yang akan membalasnya.’ ” (HR. Bukhari Muslim).In sya Allah bermanfaat. fimdalimuthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 23 Feb 2025, 24 Sya,ban 1446 H. Assallamualaikum Warrahmatullaahi Wabarrakatuh.

WAKTU ADALAH NAFAS yang TAKKAN  PERNAH KEMBALI. LIMA HARI LAGI KITA MULAI IBADAH SHALAT TARAWIH DAN SAHUR MENANDAI BULAN SUCI RAMADHAN. IN SYA ALLAH KITA DISAMPAIKAN DAN BISA MENUNAIKAN BERSAMA KELUARGA SELALU DALAM KEADAAN SEHAT WAL AFIYAA, AAMIIN...

Sebagian dari kita masih sering mensia- siakan waktu yang kita miliki selama hidup di dunia ini. Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur. “Tiada suatu nafas yang terlepas dari kita, melainkan disitu ada takdir Allah yang berlaku atas diri kita.”

Waktu yang tidak mungkin kembali lagi : Allah Ta'ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18)

Selanjutnya Allah Ta'ala Berfirman : "Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar- benar dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan  mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr : 1-3)

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar berada dalam kerugian, apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan baik. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : ”Ada dua nikmat, dimana banyak manusia  tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori)

Hadits tersebut menjelaskan pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya. Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.

Karena itu jangan sia-siakan waktu, manfaatkanlah segera : Waktu muda sebelum datangnya tua. Waktu sehat sebelum datang sakit. Waktu kaya sebelum datangnya miskin. Waktu luang sebelum datangnya sempit. Waktu hidup sebelum datangnya mati.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya. Sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad).

Kita tidak pernah tahu kapan ajal datang menjemput kita. Dan alangkah sangat menyesalnya kita, Karena waktu yg sudah lewat, tidak akan pernah bisa kembali lagi. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

JANGAN TINGGALKAN SHOLAT MALAM. SABTU 22 FEBRUARI 2025 , 23 SYA'BAN 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarokatuh. 

Sahabat mulia Abu ad-Darda’ - ‘Uwaimir bin Malik RA berkata, “Shalatlah (walaupun hanya) dua raka‘at di tengah kegelapan malam, agar kelak menjadi cahaya yang akan menerangi kegelapan di alam kubur kalian nanti.” (Jami‘ul ‘Ulum wal Hikam syarah hadits no. 23)  

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala memuji orang- orang yang shalat malam dalam firmanNya, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzaariyaat: 17-18)

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala juga berfirman,  “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As-Sajdah :16-17)

Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Coba renungkanlah bagaimana membalas shalat malam yang mereka sembunyikan ketika mengerjakannya dengan balasan yang Allah sembunyikan pula bagi mereka, yakni (dengan balasan) yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut, dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.”  

DOA dan KALIMAT SANGAT INDAH. Ya Allah, jadikanlah malam-malam kami penuh dengan cahaya ibadah, dan terangi hati kami dengan keikhlasan dalam beramal. Ampuni segala dosa kami, dan terimalah shalat malam kami sebagai bentuk taqarrub kepadaMu.  

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka” (Al-Baqarah: 201). Sungguh indah janji-Mu, ya Rabb. Kami berlindung kepada-Mu dari kelalaian dan kemalasan, serta memohon kekuatan untuk senantiasa menghidupkan malam-malam kami dengan ibadah dan doa.  

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik”. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin. Saudaraku yang dirahmati Allah… Malam ini, saat dunia terlelap, Allah yang membuka pintu langit untuk mendengar rintihan hambaNya. Mari kita bangkit di sepertiga malam terakhir, saat doa-doa mustajab diijabahi, dosa-dosa diampuni, dan jiwa-jiwa yang tulus meraih ketenangan. “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih kuat (mengisi jiwa) dan lebih tepat untuk khusyuk.” (QS.Al-Muzzammil: 6)

Mengapa Harus Tahajud ? Satu, pintu Surga Terbuka Lebar. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Lakukanlah sholat malam, karena itu tradisi orang shaleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapus dosa, dan pencegah dari perbuatan keji.” (HR. Tirmidzi)  

Dua, waktu Istimewa untuk Bermunajat. Di sepertiga malam, Allah turun ke langit dunia seraya berfirman: “Siapa yang berdoa kepadaKu, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun, akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari-Muslim).  

Tiga, obat Hati dan Pengundang Rezeki. Sholat tahajud menguatkan iman, membersihkan hati dari kegelisahan, dan menjadi sebab turunnya rezeki yang tak terduga. Allah berjanji: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79).  

Ajakan Tulus untuk Bangun di ⅓ Malam. Saudaraku…  jangan biarkan kantuk dan kemalasan mencuri kemuliaan ini! Syaitan akan berusaha membelenggumu dengan tidur panjang, tapi ingatlah: Setiap sujud di kegelapan malam adalah cahaya yang menerangi jalan ke surga. Bangunlah, ambil air wudhu, dan hadirkan hati di hadapanNya. Tak perlu banyak rakaat, yang penting keikhlasan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pun bersabda: “Sholat malam dua rakaat lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

Doa Malam Penuh Makna. Ya Allah, di malam yang tenang ini, kami yg menadahkan tangan. Ampunilah dosa- dosa kami, terangilah kegelapan hati kami, lapangkanlah rezeki kami dengan barokahMu. Lindungi keluarga kami dari bencana, jauhkan kami dari siksa neraka, dan satukan kami di surgaMu yang abadi. Berikan kami kekuatan untuk istiqomah dalam tahajud, jadikan malam-malam kami sebagai saksi taubat dan taqarrub kepadaMu. Ya Mujībus Sāilīn, kabulkanlah doa kami.”

Motivasi untuk Konsisten: Ingatlah, Malaikat menyaksikan perjuanganmu bangun malam. Setiap rakaat tahajud adalah investasi akhirat yang tak pernah rugi. Jangan putus asa jika terkadang tertidur! Niat tulusmu sudah dicatat sebagai kebaikan.  

Saudaraku, malam ini adalah kesempatan emas. Jangan sia- siakan. Allah menunggu di sepertiga malam terakhir untuk mendengar keluh kesah, harapan, dan taubat kita. Mari rebut pahala qiyamul lail dengan penuh semangat.  

“Barangsiapa sholat malam dengan membaca 10 ayat, tidak dicatat sebagai orang lalai. Barangsiapa membaca 100 ayat, dicatat sebagai ahli ibadah. Barangsiapa membaca 1000 ayat, dicatat sebagai muqantirin (orang yang mengumpulkan pahala besar).” (HR. Abu Dawud).  

Ayo, bergegaslah ! Bersiap dengan alarm, niatkan hati, dan jadikan tahajud sebagai kebiasaan jiwa. Dunia boleh tidur, tapi hati kita harus tetap terjaga untuk Sang Pemilik Hidup. “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sungguh, yang demikian itu berat kecuali bagi orang- orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45). Semoga Allah memudahkan langkah kita. Aamiin Yaa Rabbal’Alaamiin. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran alhadits dan nukilustdzdjaztholibulilmi, Sabtu 22 Feb 25 23 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menunaikan RAMADHAN Abaikan Promosi Mall, Lebih baik Bukber untuk Ukhuwah. APA yang harus kita lakukan agar Ramadhan benar-benar menjadi rahmat bagi kita. Dibeberapa ayat di dalam al-Qur'anul kariim, Allah Subhaanahu Wa Ta'ala menyatakan bahwa ibadah itu perlombaan. 

"Maka berlomba- lombalah dalam mengerjakan kebajikan atau ibadah" (QS. al-Baqarah : 148). Kalau ibadah ada satuannya, (satuannya) itu  adalah perlombaan. Bagaimana dengan musim ibadah Ramadhan. Bagaimana dengan sebuah bulan yang isinya adalah ibadah dan berbagai varian ibadah ada di situ. Maka tidak heran, sebagian orang menyatakan bahwa Ramadhan itu ibarat "OLIMPIADE" nya ahli Takwa. 

Simple aja, ada tidak seorang atlet mengikuti olimpiade tanpa Training, tanpa pemanasan, tanpa stretching, tanpa warning up, lalu dia mendapatkan medali emas. Gak ada. Sekarang kita tanya diri kita, ramadhan ada di depan mata --6 hari lagi--. Kira-kira, kita ahli tahajud papan atas bukan ? Kita ahli Qur'an papan atas bukan ? Kita ahli puasa papan atas bukan ? Kita ahli infaq dan sedekah papan atas bukan ?

Kalau bukan, lalu kita masuk ramadhan begitu saja. Jangan bermimpi bisa mendapatkan medali takwa dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala... Harus pemanasan, dan hari-hari ini penentuannya. Karena ramadhan seperti ibarat lari marathon. 

Kalau misalnya, masuk ke line startnya (garis awal perlombaan), gak ada stretching, joging, melenturkan otot. Kira-kira sampai garis finish ? Di kilometer ke-2, kram kita. Gak bisa lari. Ramadhan kita diminta berada di level atas bukan satu - dua hari, tapi 30 hari, sebulan. Gak mudah.

Dan grafik diminta naik dari hari pertama ke terakhir. Gak boleh nurunkan tempo. Bahkan, harus terus naik, naik naik ! Bahkan harus menaik dan klimaksnya 10 hari terakhir, itu berat. Simple aja, misal kita punya mobil canggih, berkelas. Tiga bulan tidak pernah dipanasi apalagi dipakai, tiba-tiba hari ini starter, injak gas. Kira-kira, jalan gak ? gak jalan.

Kita juga udah lama gak baca Qur'an, jangankan baca, dimana letak mushafnya aja lupa. "Dimana, mushaf gue yaa" Lalu satu ramadhan baca 3 juz Gak mungkin. Gak mungkin bisa. Kalau pun bisa, hari ke- 2, resign (keluar mengundurkan diri),... "Kayaknya saya gak bisa nih, gak ada bakat." Bukan gak ada bakat, tapi tidak ada pemanasan.

Kalau kita bandingkan dengan para ulama, sudah terlambat. Para ulama, (sudah) dari bulan Sya'ban. Al-Imam al-Mula'i rohimahulloh - salah satu ulama besar - begitu masuk 1 Sya'ban libur tokonya di tutup 2 bulan, buka lagi Syawal. Sibuk apa  Sibuk pemanasan. Masuk TC, baca Qur'an, tingkatkan qiyamul lail, perbanyak amal sadaqah. 

Makanya, gak heran, para ulama terdahulu 3 hari khatam (tamat baca Qur'an). Utsman bin Affan RA, 1 hari khatam, 1 hari khatam. Kenapa  Karena pemanasan. Gak bisa begitu saja, harus ada pemanasan, agar gak kaget ketika 1 ramadhan.

Tantangan ramadhan itu lebih besar, dan semakin ke puncak semakin besar tantangannya. Karena bukan hanya Allah Subhaanahu Wa Ta'ala saja yang ngasih Pahala dan Ampuni dosa. Mall juga kasih promo, barang-barang Branded kasih promo, semua kasih promo. pecah konsentrasi kita.

Mending menjaga ukhuwah lewat bukber (buka bersama) teman teman SMP SMA teman Kampus / BEM, juga kolega Kantor. Karena menjalin silaturahmi itu bikin usia barakah. Sholat Maghrib sebelum atau sesudah Bukber dan jangan tinggalkan sholat Isya' terus Tarawih.

Hati-hati ramadhan itu berat dan terbukti. Fenomena tahunan di mayoritas masjid, setiap malam lewat selalu mengalami "kemajuan" terus. Shafnya maju lagi, maju lagi, maju lagi... Nanti klimaksnya sholat Subuh, pas lebaran. Tinggal imam sama muadzin. Yang lain, sibuk mudik, fitting baju lebaran dan lain sebainya. Sudah lupa, gak konsentrasi. 

Pemanasan itu (sangat) penting, semua pasti harus ada pemanasan. Jadi, kalau ibadah (dimulai baru) 1 ramadhan,.... itu terlambat, maka Anda harus semangat ibadah dari sekarang. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi Alhadits, Jumat 21 Feb 2025, 22 Sya'ban 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

BEKAL KITA MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN. JUMAH MUBARAKH. IN SYA ALLAH 7 HARI LAGI (JUMAT 28/2) KITA DIBERI ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA SEHAT WAL AFIYAA, aamiin... 

Pada malam hari Jumat itu kita mengawali sholat  tarawih dan bersahur tanda esok hari 1 Maret 25 atau 1 Ramadhan memulai puasa selama 30 hari. Ramadhan merupakan bulan suci nan mulia penuh rahmat yang ditunggu tunggu oleh umat muslim.

Setelah kita berlatih puasa dan ibadah lain  di bulan Sya'ban, pada umumnya umat muslim sangat antusias menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan mempersiapkan segala sesuatu agar lebih bersemangat menjalankan ibadah di bulan ramadhan maghfirah ini.

Lalu apakah yang perlu disiapkan ? Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan. Bekal ilmu amat utama sekali agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan. 

Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan” (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15). Tidak tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak. 

Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Yaa Allah Yaa Rabb, Yaa Rahman Yaa Rahim, Ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu,  tetapkan kami sebagai hamba yang tetap beriman islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah rahmat dan lindunganMu di dunia dan di akhirat.

Yaa Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima. Yaa Allah, terimalah dan kabulkanlah doa-doa kami. 'Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar'. Aamiin.... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits Kamis 20 Feb 2025, 21 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Perintah dan Larangan ALLAH

"Sesungguhnya agama yang benar disisi Allah adalah Islam" (QS. Ali Imran : 19). Dan setiap orang yang memeluk islam disebut muslim. Sebab ia patuh dan tunduk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan menjalankan perintah dan laranganNya...

Perintah Allah adalah tuntutan untuk melakukan sesuatu, sedangkan larangan Allah adalah tuntutan untuk meninggalkan sesuatu. Perlu di ketahui ada tiga kelompok orang merespon tentang perintah dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurut Al quran.

"Dan ( ingatlah ) ketika suatu umat diantara mereka berkata, Mengapa kamu menasehati kaum yang akan dibicarakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras ? Mereka menjawab, Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan agar mereka bertaqwa" (QS. Al A'raf : 164)

Pertama : Kelompok yang mengabaikan perintah dan melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kedua : Kelompok yang menasehat pada kelompok yang mengabaikan perintah dan melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketiga : Kelompok yang membantah tindakan kelompok yang memberi nasehat. Kenapa memberi nasehat ? Karena ingin memberi pelajaran kepada mereka yang mengabaikan dan melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah untuk membebaskan diri dari perbuatan dosa dan untuk melaksanakan tugas, yaitu mencegah perbuatan mungkar. Agar orang-orang durhaka itu sadar, kembali ke jalan yang lurus.

Semoga selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. YAA ALLAH.. BERIKAN KEKUATAN DAN KESABARAN PADA KAMI DALAM MENJALANKAN AMANAH  DAN MAMPUKAN KAMI UNTUK BERBAGI BERSAMA SAUDARA- SAUDARA KAMI LAINNYA, AAMIIN.... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 19 Feb 2025, 20 Sya'ban 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

PENTINGNYA ISTIQOMAH

Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencintai hambanya yg senantiasa selalu istiqomah, Melakukan aktifitas secara rutin walaupun kecil, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan lebih mengapresiasi daripada tidak melakukan kebaikan sama sekali.

Istiqomah adalah usaha untuk selalu menjaga perbuatan baik di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara konsisten dan tidak berubah. Istiqomah sangat dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Sebagaimana Sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam : "Laksanakan amalan semampu kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian (sendiri) yang bosan. Sesunguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinyu (berkesinambungan) walaupun sedikit" (HR. Abu Daud).

Bagi mereka yang senantiasa selalu istiqomah dengan melakukan ibadah dijalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pintu surganya terbuka lebar serta limpahan nikmat maupun rezeki akan menjadi ganjarannya. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Rabb kami adalah Allah', lalu mereka istiqomah, maka tidak ada rasa takut atas mereka dan tidaklah mereka merasa sedih. 

Mereka itulah para penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan" (QS. Al-Ahqaf: 13-14). Orang yg selalu istiqomah tentu akan membuka pintu hikmah, meskipun sedikit dalam menjalaninya tetapi kalau dikerjakan secara rutin dan istiqomah akan lebih baik dari seribu kemuliaan. In sya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kemudahan untuk kita menuju jalan Istiqomah. Aamiin... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran, Selasa 18 Feb 2025, 19 Sya'ban 1446 H. Assalammulaikum warahmatullahi wabarakatuh

Berdzikirlah

Dalam kehidupan yang penuh gelombang ujian dan badai cobaan, dzikir adalah mercusuar yang menerangi jalan menuju ketenangan jiwa. Dzikir bukan sekadar untaian kata yang terucap dari lisan. Melainkan energi ilahiyah yang menggetarkan seluruh sel-sel dalam tubuh kita. 

Ya, sel-sel itu hidup ! Mereka meresapi setiap getaran frekuensi dzikir, mengalirkan ketenangan dan kekuatan yang tak terbatas. Dzikir adalah napasnya hati, makanan ruhani yang menghidupkan jiwa yang mati, dan menguatkan iman yang lemah. Energi Lantunan Dzikir itu. 

Bayangkanlah, setiap kali lisan kita mengucap "Subhanallah", "Alhamdulillah", "La ilaha illallah", "Allahu Akbar", energi ilahiyah itu mengalir deras seperti sungai yang jernih, menyirami setiap sel dalam tubuh kita. 

Sel-sel itu hidup, mereka merespons setiap getaran dzikir dengan penuh ketaatan. Frekuensi dzikir adalah frekuensi ilahiyah yang menggetarkan langit dan bumi, mengubah kegelapan menjadi cahaya, dan mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Dzikir adalah obat bagi jiwa yang sakit, penenang bagi hati yang gelisah, dan penjaga bagi iman yang rapuh. Karunia Allah yang Luar Biasa. Betapa besar karunia Allah ketika kita dimampukan untuk istiqamah dalam beribadah kepadaNya. 

Istiqamah adalah anugerah yang tak ternilai, sebuah kemuliaan yang hanya diberikan kepada hamba-hambaNya yang terpilih. Ketika kita mampu menjaga dzikir, shalat, dan amal ibadah lainnya dengan konsisten, itu adalah tanda bahwa Allah mencintai kita. 

Istiqamah adalah bukti ketulusan hati, kesungguhan iman, dan keikhlasan dalam mengabdi kepada Sang Pencipta. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: Qod aflaha mang tazakkaa. "Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)" (QS. Al-A'la : 14). 

Ayat ini adalah seruan ilahiyah yang menggema di seluruh penjuru langit dan bumi. Barangsiapa yang menyucikan dirinya dengan dzikir, ibadah, dan ketaatan, maka dia adalah orang yang beruntung. Keberuntungan itu bukan sekadar di dunia, melainkan keberuntungan yang abadi di akhirat. 

Dzikir adalah sarana penyucian jiwa, pembersih hati dari noda dosa, dan pengangkat derajat di sisi Allah. Maka, berdzikirlah! Jadikan dzikir sebagai napas hidupmu, sebagai teman setia dalam setiap langkahmu. 

Dzikir adalah senjata ampuh dalam menghadapi segala ujian, pelindung dari segala keburukan, dan penuntun menuju ridha Allah. Dengan dzikir, hati menjadi tenang, jiwa menjadi kuat, dan hidup menjadi bermakna. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmsil.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. BismillahirrahmanirrahimEPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi dari tafsir Alquran dan alhadits serta japtoknas, Senin 17 Feb 2025, 18 Sya'ban 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Mengumbar Aib Orang, Dosanya Terus Mengalir

Mengumbar aib diri sendiri atau orang lain di media sosial (medsos) makin marak apalagi sampai dengan sadap menyadap, Padahal dalam Islam mengajarkan kita untuk menutup aib diri sendiri, begitu juga menutup aib orang lain.

Bahkan, perintah untuk tidak mengumbar aib dan keburukan menjadi salahsatu penyebab turunnya ayat Al-Qur’an : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu DOSA. Dan janganlah mencari- cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. 

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat :12)

Jadi, seorang muslim wajib menutup aibnya sendiri dan aib orang lain. Begitupun sebaliknya, jika tetap menyebarkan aib orang lain maka Allah akan membuka aib kita di dunia dan akhirat. Hal itu tercermin dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi : “Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. At Tirmidzi)

Dosa membuka aib sesama Muslim pun sangat besar dan akan menjadi dosa Jariah terus mengalir meskipun orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Masyaallah Tabarakallah.... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Renungan Ahad Siang, 16 02 25. by FIM, ba'da duhur @masjidalmillahsdjo

Ingin Hidup dan Mati ENAK

Boleh-boleh saja ingin punya rumah yang megah, mobil mewah, jalan-jalan ke luar negeri, makan enak, memiliki barang- barang mahal, pakai pakaian bermerek, pergi ke salon kecantikan, hidup enak, nyaman, dan lain lain.

Namun jika semua kenikmatan, kesenangan dan kemewahan dunia yang menjadi tujuan utama dalam hidup, maka itulah yang akan menjadi musibah. Karena itu jangan sampai hanya sibuk menyiapkan bagaimana agar hidup enak, namun melupakan bagaimana agar mati enak.

Ingatlah tetang kubur dan panjangnya kehidupan akhirat. Bahwa pasti akan tiba masanya kita semua akan mendatanginya. Dan disinilah tempat, semua yang menanam akan mulai menuai hasilnya. Bila kita menanam kebaikan, maka kebaikan itu bagi diri kita sendiri,

Dan bila kita menanam keburukan, maka keburukan itu juga akan kembali untuk diri kita sendiri. Maka pada akhirnya kematian bisa menjadi dua hal yang semua tergantung amalnya: Pertama, kematian bisa menjadi kesedihan yang akan mempertemukan kita kepada penderitaan, siksaan, dan penyesalan yang lebih dahsyat dibandingkan saat kita berada di dunia.

Kedua, kematian juga bisa menjadi kebahagiaan, pengantar kedamaian, penghancur kesedihan kita di dunia untuk diantarkan kepada kesenangan akhirat yang tiada tara. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Alam kubur adalah taman dari taman- taman surga atau lubang dari lubang- lubang neraka." (HR At-Tirmidzi 2460)

Khalifah kaum muslimin yang ketiga Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya. Suatu hari ada seorang yang bertanya: “Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan ?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. 

Jika seseorang selamat dari (siksaan)Nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)Nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam” (HR. Tirmidzi). Demikianlah pada akhirnya kubur akan menjadi tempat yang dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan yang tiada tara atau justru menjadi tempat yang mengantarkan kita pada kesengsaraan dan kesedihan yang tiada tara, dan semua itu tergantung pada amal kita.

In sya Allah hal ini dapat jadi renungan untuk kita semua dan sekaligus dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan amal shalih. In sya Allah Allah menutup usia kita dalam keadaan Husnul Khatimah, aamiin..... In sya Allah bermanfaat, barakallahu fiikum. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alhadits, Sabtu 15 Feb 2025, 16 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ikhlas itu Berat, namun Nilainya Luar Biasa

NIAT KARENA ALLAH itu memang tidaklah mudah. Namun, jika kita ikhlas dalam menjalankan sesuatu, maka kemudian Allah akan menjadikan yang sulit menjadi mudah, yang jauh menjadi dekat, dan yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika sudah Allah kehendaki.

Jika segala perbuatan dan ibadah yang kita kerjakan kita niatkan ikhlas karena Allah ‘Azza wa Jalla, maka sudah semestinya kita tidak goyah sedikit pun jika ada ujian atau ada orang yang tidak suka dengan kita. 

Dari hal itulah kemudian kita sudah semestinya melaksanakan dengan bersungguh sungguh dan istiqamah dalam menjalankan setiap aktivitas dalam kehidupan kita. Jangan sampai karena penilaian manusia, kita berhenti berdakwah. Jangan sampai karena manusia yang minim dalam beribadah, dia berhenti istiqamah dalam hal kebaikan serta berhenti istiqamah dalam beribadah. 

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah memberikan nasihat, “Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’ dan beramal karena manusia termasuk syirik.” (Majmu’atul Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 23: 174). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir alquran, hadits sahih Bukhari Muslim dan kitab fiqih tasawuf serta tausyiah subuh ustdzkokoliemsq-ma, Jumat 14 Feb 2025, 15 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sholat dan Sedekah Kunci Meraih Keberkahan dan Husnul Khotimah

JUMAT MUBARAKH. Dalam agama Islam, sholat dan sedekah merupakan dua amalan yang sangat penting dan fundamental. Keduanya merupakan bagian dari rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Sholat dan sedekah tidak hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga memiliki dampak positif pada kehidupan sehari-hari.

Sholat ibadah yang paling utama dalam Islam, yang dilakukan untuk mengingat Allah Subhânahu Wa Ta'ala dan memohon petunjuk dan bimbinganNya. Sedangkan Sedekah merupakan amalan yang dilakukan untuk membantu orang lain dan memperoleh pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Tentang pentingnya sholat dan sedekah dalam Islam, serta manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari keduanya sebagai berikut : Sholat sebagai Kunci Keberhasilan karena sholat adalah ibadah yang paling utama dalam Islam dan merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan. 

Dengan sholat, kita dapat : (1) Meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah Ta'ala. Dalilnya : "Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu" (QS. Thaha: 14) (2) Menerima petunjuk dan bimbingan dari Allah Ta'ala. Dalilnya: "Dan Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabut: 69) (3) Meningkatkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan. Dalilnya : "Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS. Al-Baqarah: 155) (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk meraih keberhasilan. Dalilnya : "Dan sesungguhnya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (QS.Al-Mujadalah: 11) (5) Meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan menghindari perbuatan yang tidak baik. Dalilnya : "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45)

Sedekah sebagai Kunci Husnul Khotimah karena sedekah adalah amalan yang sangat mulia dalam Islam dan dapat membantu seseorang meraih husnul khotimah. Dengan sedekah, kita dapat : (1) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap orang lain. Dalilnya : "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan" (QS. Al-Baqarah: 215) (2) Menerima pahala dan kebaikan dari Allah Ta'ala. Dalilnya : "Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia sebaik-baik pemberi rezeki" (QS. Saba': 39) (3) Meningkatkan kemurahan hati dan kebaikan budi. Dalilnya : "Dan tidaklah sama orang yang menafkahkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan keteguhan imannya, seperti orang yang menafkahkan hartanya untuk mencari keridhaan Allah dan keteguhan imannya, kemudian dia tidak mengikuti apa yang telah dinafkahkannya itu dengan mengingat- ingatnya" (QS. Al-Baqarah: 262) (4) Meningkatkan kesempatan untuk meraih husnul khotimah. Dalilnya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133) (5) Meningkatkan kemampuan untuk menghilangkan kesombongan dan kekikiran.

Dalilnya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh, karena Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)

Manfaat Sholat dan Sedekah sangat banyak, antara lain: (1) Meningkatkan kualitas hidup (2) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap orang lain (3) Menerima pahala dan kebaikan dari Allah Ta'ala (4) Meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan menghindari perbuatan yang tidak baik (5) Meningkatkan kesempatan untuk meraih husnul khotimah (6) Meningkatkan kemampuan untuk menghilangkan kesombongan dan kekikiran (7) Meningkatkan kesempatan untuk meraih keberhasilan di dunia dan akhirat (8) Meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan menghindari perbuatan yang tidak baik (9) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat (10) Meningkatkan kemampuan untuk meraih ridha Allah Ta'ala.

Jadi, Sholat dan sedekah adalah dua amalan yang sangat penting dalam Islam dan dapat membantu seseorang meraih keberhasilan dan husnul khotimah. Dengan sholat dan sedekah, kita dapat meningkatkan kualitas hidup, kesadaran dan kepedulian terhadap orang lain, dan menerima pahala dan kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Kesimpulan, bahwa sholat dan sedekah merupakan dua amalan yang sangat penting dalam Islam. Keduanya memiliki manfaat spiritual dan dampak positif pada kehidupan sehari-hari. Sholat membantu kita untuk mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memohon petunjuk dan bimbinganNya. Sedangkan sedekah membantu kita untuk membantu orang lain dan memperoleh pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Oleh karena itu, kita harus menjadikan sholat dan sedekah sebagai bagian dari kehidupan kita sehari hari. Kita harus berusaha untuk menjalankan sholat dengan ikhlas dan tawadhu, serta melakukan sedekah dengan niat yang tulus.

In sya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan sholat dan sedekah dengan ikhlas dan tawadhu, dan kita dapat meraih keberhasilan dan husnul khotimah di dunia dan akhirat. serta memperoleh manfaat manfaat yang telah dijanjikanNya. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta miko, Kamis 13 Februari 2025, 14 Syaban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Memahami

“Tidak semua yang disampaikan kepada teman bisa dipahami” mengajarkan bahwa Keterbatasan penerimaan manusia adalah ujian kesabaran. Allah berfirman: “Dan sungguh, telah berulang-ulang ditolak para rasul sebelum engkau, tetapi mereka sabar…” (QS. Al-An’am: 34)

Maka, dakwah harus dibangun dengan lemah lembut (QS. Ali Imran: 159), bukan emosi. Jika nasihat ditolak, tetaplah berbaik sangka (husnudzon) dan mendoakan hidayah untuk mereka. Hasan Al-Bashri menegaskan bahwa rifq (kelembutan) adalah benteng persatuan. 

“Kalian sangat sedikit” merujuk pada minoritas yang istiqamah di tengah arus kesesatan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Lembut, mencintai kelembutan dalam segala urusan” (HR. Bukhari). 

Kekerasan hanya melahirkan permusuhan, sementara kelembutan menyatukan hati. Ahlus Sunnah wajib menjadi teladan dalam tawadhu’ (rendah hati) dan menghindari ta’ashub (fanatisme buta). Masa tua yang indah adalah saat manusia mengutamakan akhirat dan memetik buah amal sepanjang hidup. 

Allah berfirman : “Hai jjwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya” (QS. Al-Fajr: 27-28). Martabat di usia senja terlihat dari: Syukur atas nikmat kesehatan. Kesabaran menghadapi kelemahan fisik. 

Kedermawanan dengan harta dan ilmu. Menjaga lisan dari ghibah dan kesia-siaan. Mengukir Kemuliaan Sholat malam (qiyamullail) adalah jalan meraih derajat mukhlishin (orang ikhlas) dan memperkuat martabat di mata Allah. 

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam” (HR. Muslim). Di kegelapan malam, seorang hamba berbisik kepada Penciptanya, memohon ampunan, kekuatan, dan kemuliaan di usia tua. 

Mulailah dengan dua rakaat ringan, baca Al-Qur’an perlahan, dan jadikan malam sebagai momentum muhasabah (evaluasi diri). Wahai saudaraku, usia tak akan kembali. Mari isi sisa waktu dengan memperbanyak sujud, merajut ukhuwah, dan menjadi insan yang bermanfaat hingga akhir hayat. 

Allah berfirman: “Mereka sedikit tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampunan” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18). In sya Allah bermanfaat, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran, Rabu 12 Feb 25 13 Syaban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sholat, Doa dan Sabar

Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terima kasih atas segala nikmat dan karunia Mu di pagi ini. Jadikanlah setiap langkah kami selalu dalam kebaikan.... Mudahkanlah urusan kami, ampunilah dosa kami, dosa kedua orang tua kami, anak, cucu, saudara² dan sahabat² kami.

Bukakanlah pintu rezeki untuk kami, rejeki yg berlimpah... Dan jadikan sisa umur kami penuh dengan keberkahan. Lindungilah kami, orang tua kami, saudara² kami dan anak cucu kami serta sahabat² kami semua dengan kasih sayangMu dan bebaskan kami dari segala kesulitan.

Manfaat Sabar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sabar diartikan dengan tahan menghadapi cobaan atau tabah. Orang yang berjiwa sabar, maka tidak akan mudah marah dan putus asa. Secara umum, aspek sabar mencakup dua hal, yaitu sabar dalam menghadapi penderitaan dan sabar dalam menghadapi kesenangan.

"Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan ( kepada Allah ) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS. Al baqarah : 153). Menurut Syekh Nawawi Al Bantani sikap sabar pada konteks ayat diatas adalah, dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan, meninggalkan maksiat, serta bersabar mana kala ditimpakan ujian

Sedangkan makna kata "Wash shalah" adalah dengan memperbanyak shalat sunnah di malam maupun siang hari. Merespon hal tersebut, terdapat beberapa manfaat sabar bagi kesehatan mental : Pengendalian Diri. 

Pengendalian diri merupakan salah satu konsep sabar dimana seseorang akan berusaha mengatur dirinya sendiri untuk tetap menjaga kebaikkan- kebaikkan yang ada padanya. Berusaha mengoreksi dan muhasabah diri dalam setiap tindakan dan ucapan dan tingkah laku, dengan begitu ia tidak gampang marah dan putus asa. 

Mampu Menerima Kenyataan. Orang yang membentengi diri dengan sabar maka ia lebih mudah untuk menerima kenyataan hidup. Terlebih kenyataan yang berbanding terbalik dengan harapannya. Kemampuan Berpikir Tenang dan Hati-hati. Orang sabar akan berpikir tenang dan hati-hati dalam berucap dan bertindak. Berpikir jernih mencari solusi yang tepat
Memupuk Pribadi yang Pemaaf. Memaafkan adalah kalimat yang mudah diucapkan tapi sulit dipraktekkan. Sulit bukan berarti mustahil untuk dilaksanakan. Karena sejatinya orang yang mampu memaafkan harus memiliki kesabaran yang tinggi. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (FIM) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 11 Feb 2025, 12 Sya'ban 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jujur Kunci Keselamatan Dunia Akhirat

Marilah kita merenungi dan memahami salah satu perbuatan yang berujung kepada dosa, yaitu berbohong. BERBOHONG bukan hanya perbuatan tercela, tetapi juga dapat membawa keburukan yang luas, baik bagi individu maupun masyarakat.  

Sedangkan KEJUJURAN membawa keberkahan di dunia, juga menjadi kunci keselamatan dan kebahagiaan di akhirat. Dalam hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam disebutkan bahwa kejujuran akan membawa seseorang kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke surga. Sebaliknya, kebohongan akan menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan dan kebinasaan.   

Islam menempatkan kejujuran sebagai salah satu prinsip utama yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Sebaliknya, kebohongan adalah salah satu ciri orang- orang munafik. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari-Muslim)   

Berbohong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik secara lisan, tulisan, maupun tindakan. Bahkan dalam masa sekarang ini, kita sering menyaksikan kebohongan tersebar luas melalui media sosial dan alat komunikasi lainnya. 

Berbohong itu bertentangan dengan fitrah manusia yang sebenarnya diciptakan Allah untuk mencintai kebenaran. Ketika seseorang berbohong, dia merusak hati nuraninya sendiri. Selain itu, berbohong juga berdampak buruk pada fisik dan psikologi. 

Misalnya, saat berbohong, detak jantung bisa meningkat, muncul keringat dingin, atau merasa gugup. Reaksi ini menunjukkan bahwa kebohongan tidak sesuai dengan sistem alami tubuh kita. Lebih dari itu, berbohong dapat menimbulkan efek domino. 

Seseorang yang terbiasa berbohong akan sulit dipercaya oleh orang lain. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Hati-hatilah kalian terhadap kebohongan, karena sesungguhnya kebohongan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. 

Seseorang yang terus-menerus berbohong dan berusaha untuk berbohong, akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pembohong. Sebaliknya, berpegang teguhlah pada kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa ke surga. 

Seseorang yang selalu berkata jujur dan berusaha untuk jujur, akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur” (HR. Bukhari). Syekh Ibnu Ruslan menjelaskan, kebiasaan berbohong ini tidak hanya membuat seseorang dikenal sebagai pembohong di dunia, tetapi juga di hadapan Allah dan para malaikat. 

Bahkan, jika ia berkata jujur setelah itu, orang-orang tetap sulit percaya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menghindari kebohongan sekecil apa pun. Karena dampaknya sangat buruk, baik bagi diri sendiri maupun hubungan sosial.  

Sebaliknya, dalam hadits tersebut Rasulullah menjelaskan keutamaan kejujuran. Orang yang selalu berkata jujur dan berusaha menjaga kejujurannya akan dicatat oleh Allah sebagai shiddîq, yakni seseorang yang memiliki derajat tinggi karena kejujurannya.  

Kejujuran tidak hanya mencakup ucapan, tetapi juga niat dan tindakan. Dengan berlaku jujur, seseorang akan lebih mudah melakukan amal kebajikan yang murni dari niat buruk, sehingga ia termasuk golongan orang yang berbakti. 

Pada akhirnya, kebajikan itu akan membawanya kepada rahmat Allah dan surgaNya. Oleh karena itu, menjaga kejujuran adalah kunci utama untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain merugikan diri sendiri, kebohongan juga dapat merusak hubungan sosial. 

Ketika seseorang berbohong untuk menutupi kesalahan, ia sebenarnya sedang menanam benih ketidakpercayaan di tengah-tengah masyarakat. Bahkan dalam banyak kasus, kebohongan bisa menjadi penyebab utama perpecahan dan konflik. 

Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan kita agar senantiasa menjaga kejujuran dalam segala hal : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzab: 70)

Kejujuran adalah sifat yang mendekatkan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menjauhkan kita dari azabNya. Sebaliknya, kebohongan adalah sifat yang akan membawa kita pada kehancuran. Namun, ada beberapa keadaan di mana Islam memberikan kelonggaran untuk tidak mengatakan kebenaran secara mutlak, selama itu bertujuan untuk kebaikan. 

Misalnya, dalam upaya mendamaikan dua pihak yang bertikai, menjaga keharmonisan rumah tangga, atau melindungi nyawa seseorang yang tidak bersalah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: 

“Tidak dianggap berdusta seseorang yang berkata untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih, dia berkata sesuatu yang baik atau menyampaikan kebaikan” (HR Bukhari-Muslim). Akan tetapi, kelonggaran ini harus dipahami dengan bijak dan tidak boleh disalahgunakan. 

Dalam keadaan normal, kejujuran tetaplah menjadi prioritas utama bagi setiap Muslim. Marilah kita jadikan ini sebagai pengingat untuk senantiasa menjaga kejujuran dalam hidup kita. Mari kita hindari segala bentuk kebohongan, baik yang kecil maupun yang besar. 

Ingatlah bahwa setiap ucapan dan perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga Allah Subhânahu Wa Ta'ala memberikan kita kekuatan untuk selalu jujur berkata benar dan menjauhkan kita dari sifat dusta. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 11 Sya'ban 1446 H, 10 Ferb 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jika berbuat baik walau kecil

"Jangan sekali-kali meremehkan kebaikkan sedikitpun, meskipun (hanya) bertemu dengan saudara dalam keadaan tersenyum" (HR. Muslim). Jika kita melihat seekor semut terpeleset dan jatuh ke air, maka angkat dan tolonglah ia, barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagi kita di akhirat.

Jika kita menjumpai batu kecil dijalan yang bisa mengganggu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalan kita menuju surga. Jika kita menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah Subhanahu Wa Ta'ala memgungumpulkan kita sekeluarga di surga.

Jika kita melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia, barangkali itu menjadi sebab kelapangan rezeki kita di dunia. Jika kita bukanlah orang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif, ba', ta' kepada anak-anak kita, setidaknya ia menjadi amal jariyah untukmu yang tak akan putus pahalanya meski kita berada di alam kubur.

Jika kita tidak bisa berbuat kebaikkan sama sekali, maka tahan tangan dan lisan kita dari menyakiti, setidaknya itu menjadi sedekah untuk kita. Al-Imam Ibnu Mubarak RA berkata : "Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya".

Jangan pernah remehkan kebaikkan, bisa jadi orang masuk surga bukan karena puasanya, bukan karena panjang shalat malamnya, tapi bisa jadi karena akhlak baik dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.

"Dan tidaklah sama kebaikkan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat- sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar" (QS. Fushilat 34 - 35). In sya Allah Embun Pagi Cermin Diri Harian (EPCDH) ini bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SYA'BAN oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 9 Februari 2025, 10 Sya'ban 1446 H @kbih-almutazam-djo. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dosa Sebanyak Buih pun Pasti Allah Ampuni

Marilah kita untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebenar  benarnya taqwa; dengan menjauhi larangan Allah sejauh jauhnya dan menjalankan perintahNya semampunya. 

Dengan demikian kita dapat berproses menjadi sebaik baiknya hamba Allah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13 : “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa.”

Kadang dalam hati kita pernah bertanya , apakah pintu taubat saat ini masih terbuka ? Sedangkan dosa kita teramat banyak. Bahkan dosa tersebut terus berulang. Dan baru sekarang kita ingin bertaubat. Jika kita banyak dosa, tidak perlu berputus asa. 

Jika benar kita ingin bertaubat dan kembali jadi baik, pintu taubat begitu terbuka. Ingatlah, Allah mengampuni setiap dosa umatnya sebanyak apapun. Allah berfirman : “Katakanlah , hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa- dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi” (QS.Az Zumar: 53-54).

Ada 3 hal yang harus kita perhatikan agar dosa kita diampuni serta dijauhkan dari api neraka yaitu : (1) Setiap dosa sebanyak apapun bisa diampuni Allah dengan taubatan nasuha (2) Segera bertaubat, jangan ditunda-tunda (3) Jangan  berputus asa dari rahmat Allah.

Ayat dalam surah Az Zumar di atas adalah seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan dosa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dan ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali padaNya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan yang tak mungkin terhitung. 

Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika kita yang berbuat syirik bertaubat, maka kita pun diampuni. 

Dibawah ini beberapa ayat di dalam alQuran yang terkait dengan taubat, yaitu : Allah Ta’ala berfirman : “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya?” (QS. At Taubah: 104).

Allah Ta’ala berfirman : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An Nisa’: 110).

Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali - kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. 

Kecuali orang- orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada agama Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama - sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang -orang yang beriman pahala yang besar” (QS.An Nisa’:145-146).

Kemudian setelah ayat ayat diatas, Allah Ta’ala juga berfirman : “Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maidah: 74).

Dan kita juga harus waspada dengan berputus asa dari rahmat Allah , karena ini termasuk dosa besar. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. 

Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87). Ayat diatas menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat dan luasnya ampunan Allah termasuk dosa besar. Semoga Allah memberi kita taufik untuk menjadi hamba yang tidak berputus asa dari luasnya rahmat dan ampunan Allah. Aamiin ..... In sya Allah bermanfaat fimdaliunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 28 Jan 2025, 28 Rajab 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarrakattuh.

Bahagia Tak Harus Kaya

Kebanyakkan orang beranggapan tolok ukur kesuksesan adalah dengan banyaknya harta yang dimiliki. Padahal, harta yang banyak belum tentu menjadi sumber kebahagiaan sejati. Sejatinya ada 3 kekayaan yang utama : untuk menjalani kehidupan yakni : iman, ilmu dan kesehatan.

Kekayaan iman, membuat kita menjadi orang yang baik. Kekayaan ilmu, membuat kita menjadi orang yang bermanfaat. Kekayaan kesehatan : membuat kita menjadi orang yang kuat. "Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. 

Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Sementara harta kekayaan yang bersifat material hanya bonus dari Sang Pencipta. "Wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku” (HR. Thabrani)

Tidak perlu menunggu kaya untuk bahagia karena bahagia tidak harus kaya : Salahsatu kunci bahagia adalah Syukur : Karena dengan bersyukur, berarti kita sudah menikmati semua pemberian Allah, maka benih-benih kebahagiaan itu akan muncul.

"Dan sungguh orang orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145). "Ingatlah kepadaKu, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah ingkar.” (QS. Al Baqarah: 152)

Memberi, juga merupakan salahsatu kunci kebahagiaan : Dengan memberi, berarti kita menularkan kebahagiaan kita kepada orang lain. "Maka orang orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)

Bahagia sejatinya bukan soal “Seberapa uangnya”. Tapi “bagaimana hatinya" : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih’." (QS. Ibrahim: 7)

"Setiap umat memiliki ujian dan ujian umatku adalah harta." Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah memandang hati dan amal perbuatan kalian. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Allah No Happy. Bismillahirrahmanirrahi. EPCDH RAJAB, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan rasa diri sendiri, Senin 27 Jan 2025 27 Rajab 1446 H, sekaligus saya memaklumkan berubahnya takeline menjadi No Allah No Happy. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Mengingat Israa Mi'raj petunjuk Shalat Fardhu Lima Waktu

Seturun dari masjid Al  Ichlas di perumahan Puri Indah, sejuknya udara subuh sangat nyaman. Cuaca sedikit mendung menampakan bulan sabit di ufuk timur. Ini semua nikmat Allah... Dengan ghirah (semangat) Israa Mi'raj in sya Allah menjadikan kita istiqamah menunaikan Sholat Fardhu Lima Waktu atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam sesuai perjalanan dari Sidratul Muntaha.

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Israa : 1)

SURAT CINTA DARI ALLAH TENTANG SHALAT UNTUK KITA. SHOLAT ... Apabila kita anggap hanya sebagai kewajiban, maka kita akan terburu-buru mengerjakannya dan tak akan menikmati hadirnya Allah saat kita mengerjakannya.... Anggaplah shalat itu pertemuan yang kita nanti dengan Allah Subhânahu Wa Ta'ala... Allahu Akbar.... 

Anggaplah shalat itu sebagai cara terbaik kita bercerita dengan Allah ... Allahu Akbar.... Anggaplah shalat itu sebagai kondisi terbaik untuk kita mengadu segala keluh kesah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ... Allahu Akbar.

Anggaplah shalat itu sebagaimana seriusnya kita dalam bermimpi ... Allahu Akbar.... Bayangkan ketika kita mendengar  "Azan" berkumandang, Allah melambai-lambai kepada kita untuk mengajak kita lebih dekat denganNya ... Allahu Akbar.

Bayangkan ketika kita "Takbir," Allah melihat kita, Allah tersenyum untuk kita dan Allah berbangga dengan kita ... Allahu Akbar.... Bayangkanlah ketika kita "Rukuk," Allah menampung menahan badan kita hingga tak terjatuh, hingga merasakan damai dalam sentuhanNya ... Allahu Akbar.

Bayangkan ketika kita "Sujud," Allah mengalasi kepala kita. Lalu Dia berbisik lembut di kedua-dua telinga kita : "Aku mencintaimu wahai hambaKu." ... Allahu Akbar.... Bayangkan ketika kita "Duduk di antara 2 sujud," Allah berdiri gagah di depan kita, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam apabila orang mengusikmu." ... Allahu Akbar.

Bayangkan ketika kita memberi "Salam," Allah menjawabnya, lalu kita jadi manusia berhati bersih ... Subhanallah. Masya Allah ... sungguh nikmat sholat yang kita lakukan. #Ingatan dan muhasabah buat diriku sendiri, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku. Kita insan biasa yg sering terlena dngn urusan dunia yg senantiasa menghambat kita... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 26 Jan 2025 26 Rajab 1446H 

JANGAN PERNAH BERGANTUNG PADA MANUSIA

Mohon maklum EPCDH hari ini, cukup panjang. Manusia adalah makhluk yang lemah, tidak punya daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Allah berfirman: "Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa’ : 28)

"Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (QS. Fathir : 15). Selayaknya manusia selalu mengantungkan harapan, cita-cita serta kebutuhannya kepada Allah. 

Terlebih kita mengetahui diantara nama Allah adalah Ash-Shamad. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata : Ash-Shamad adalah Dzat yang sempurna sifat-sifatNya yang semua makhluk selalu membutuhkanNya". Oleh karena itulah Allah perintahkan kita untuk bertawakkal kepadaNya saja. Allah berfirman : "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati” (QS. Al-Furqon : 58). 

DEFINISI TAWAKKAL. Imam Ibnu Rajab rahimahullahu berkata tentang definisi tawakkal: "Tawakkal adalah kejujuran hati dalam bergantung/bersandar kepada Allah dalam meraih kebaikan dan menjauhkan diri dari kemadharatan dalam urusan dunia maupun akhirat". Imam Al-Jurjaani berkata tentang makna tawakkal: "Tawakkal adalah merasa yakin dengan apa yang disisi Allah dan tidak bergantung kepada manusia." 

KEUTAMAAN ORANG YANG BERTAWAKKAL. Allah dan Rasul-Nya telah banyak menjanjikan kepada orang-orang yang bertawakkal kepadaNya berbagai macam keutamaan dan pahala. Diantaranya: 

Meraih pertolongan Allah. Allah berfirman: "Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali Imran : 160)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: "Ayat ini mengandung perintah untuk memohon pertolongan kepada Allah serta bergantung kepadaNya dan tidak bersandar kepada diri sendiri. Oleh karena itu Allah berfirman karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Dan ketika Allah mendahulukan kata kata hendaklah kepada Allah ini menunjukkan tawakkal harus kepada Allah saja dan tidak kepada yang lain. Karena Allah lah satu-satunya Dzat yang bisa menolong kita. Bergantung kepada Allah adalah bentuk tauhid yang akan mengantarkan kita kepada tujuan. Sedangkan bergantung kepada selainNya itu adalah syirik yang tidak bermanfaat bagi pelakunya bahkan bermadharat. Dan di dalam ayat ini ada perintah untuk bertawakkal kepada Allah saja. Sesuai kadar keimanan seorang hamba itulah tingkat tawakkalnya kepada Allah." 

Mendapat petunjuk, kecukupan dan penjagaan dari Allah dari gangguan setan. Allah berfirman: "Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. An-Nahl : 99)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: "Allah menjauhkan kejelekan setan dari orang-orang beriman yang bertawakkal kepadaNya. Hingga tidak tersisa sedikitpun jalan bagi setan". Nabi bersabda : "Apabila seseorang akan keluar dari rumahnya lalu dia mengucapkan:

(Dengan menyebut nama, aku bertawakkal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) maka dikatakan kepadanya saat itu : engkau telah mendapat petunjuk, engkau telah dilindungi dan engkau telah dicukupi. Setan- setan pun akan menjauhinya, dan setan yang lain akan berkata kepada temannya : bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu orang itu sedangkan dia telah mendapat petunjuk, kecukupan dan perlindungan." (HR. Tirmidzi)

Menggapai kecintaan Allah. Allah berfirman: "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepadaNya.” (QS. Ali Imran : 159)

Memperoleh rizki dari Allah. Rasulullah bersabda: "Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal maka Allah akan menganugerahkan kepada kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung. Dia terbang pagi hari dalam keadaan lapar dan sore hari datang dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Mencapai surga Allah. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal- amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat- tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai- sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS.AlAnkabut 58-59)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: "Tawakkalnya mereka mengharuskan mereka untuk sangat bergantung kepada Allah serta berbaik sangka kepada Allah untuk merealisasikan cita-cita mereka serta menyempurnakan usaha mereka." 

"Rasulullah bersabda ketika mensifati orang-orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab: (yaitu) orang-orang yang tidak meminta untuk diruqyah, tidak menjalankan pengobatan dengan besi panas, tidak mengganggap sial sesuatu dan mereka bertawakkal kepada Allah." (HR. Bukhari  Muslim)

Sungguh keutamaan dan pahala yang luas biasa bagi mereka yang selalu bergantung kepada Allah di kala suka maupun duka dan tidak bergantung kepada manusia. Rasulullah pernah berwasiat: "Apabila engkau shalat maka shalatlah seolah-olah shalat perpisahan dan jangan mengucapkan ucapan yang esok hari engkau akan menyesalinya dan jangan bergantung kepada manusia." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr hafidzahullahu berkata: Di dalam hadits di atas terdapat seruan untuk qana’ah dan menggantungkan hati hanya kepada Allah semata serta betul- betul tidak berharap kepada manusia. 

Makna jangan berharap kepada manusia kumpulkan hati dan tanamkan di dalamnya untuk berputus asa dari apa yang ada di tangan manusia. Jangan berharap dari mereka, namun gantungkan semua harapanmu kepada Allah semata. 

Sebagaimana engkau dengan lisanmu tidak meminta melainkan hanya kepada Allah, tidak memohon kecuali hanya kepadaNya. Maka wajib bagimu untuk tidak berharap kecuali hanya kepada Allah dan engkau berputus asa dari semua (pertolongan) siapapun kecuali pertolongan Allah. 

Engkau hilangkan rasa berharap dari semua manusia hingga tidak tersisa kecuali harapan kepada Allah semata. Dan shalat merupakan bentuk ikatan antara dirimu dengan Allah semata. Shalat dapat membantu anda dalam meraih jalan tawakkal ini. 

Orang yang tidak berharap kepada manusia maka dia akan hidup terhormat dan berwibawa. Namun barangsiapa yang hidup selalu bergantung kepada manusia maka dia hidup dalam kehinaan dan kerendahan. 

Barangsiapa yang hatinya selalu bergantung kepada Allah, tidak berharap melainkan hanya kepada Allah, tidak membutuhkan kecuali pertolongan Allah, dia bertawakkal hanya kepada Allah maka Allah akan mencukupi kebutuhannya di dunia maupun di akhirat.

Allah berfirman : "Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba- hambaNya” (QS. Az-Zumar : 36). Allah juga berfirman: "Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS. Ath-Thalaq : 3). "Hanya Allah saja yang dapat memberikan taufik, tidak ada sekutu bagiNya." 

MENGAPA KITA BERHARAP KEPADA MANUSIA SEDANGKAN MANUSIA ITU SEWAKTU-WAKTU BISA MATI

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185)

Maka bertawakkallah dan berharaplah kepada Dzat Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah mati. Allah berfirman: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati” (QS. Al-Furqon : 58). "Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy-Syarh : 8)

MENGAPA KITA BERGANTUNG KEPADA MANUSIA SEDANGKAN MANUSIA ITU LEMAH TIDAK MEMILIKI DAYA DAN KEKUATAN

Allah berfirman: "Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS. An-Nisa’ : 28). "Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (QS. Fathir : 15). "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

MENGAPA KITA BERSANDAR KEPADA MANUSIA SEDANGKAN MANUSIA ITU BISA BERUBAH

Mungkin dulu cinta sekarang benci, dulu memuji sekarang membenci. Hal ini mengingatkan kita kepada kisah seorang sahabat Rasul yaitu Abdullah bin Salaam. Sebelum masuk Islam, beliau dicintai dan ditokohkan oleh orang Yahudi. 

Namun ketika beliau masuk Islam maka orang- orang Yahudi langsung membenci dan mencaci makinya. Demikian juga di zaman ini, ketika ada orang yang mengamalkan sunnah Rasulallah terkadang terjadi perubahan drastis pada diri sebagian orang. Pujian jadi cacian, cinta jadi benci sebagaimana perangai orang yahudi. Na’udzu billahi min dzalik.

MENGAPA KITA BERGANTUNG KEPADA MANUSIA SEDANGKAN ADA MANUSIA YANG MEMILIKI SIFAT SEPERTI SERIGALA BERBULU DOMBA ALIAS ORANG MUNAFIK

Di depan terllihat baik namun menikam dari belakang. Di depan kata-katanya indah dan manis namun dibelakang, dia menggunjing dan menfitnah. Di depan seolah dia membantu, namun di belakang dia musuh dalam selimut.

Allah berfirman : "Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: Kami telah beriman. dan bila mereka kembali kepada syaitan- syaitan mereka, mereka mengatakan: Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang ambing dalam kesesatan mereka.” (QS.AlBaqarah 14-15)

Rasulullah bersabda: "Dan engkau dapati manusia yang paling jahat adalah manusia bermuka dua. Dia mendatangi manusia dengan wajah ini dan mendatangi mereka dengan wajah yang lain lagi." (HR. Bukhari). Beliau juga bersabda: "Barangsiapa yang bermuka dua di dunia maka dia akan berlidah dua dari api di hari kiamat." (HR. Abu Daud)

MENGAPA KITA BERGANTUNG KEPADA MANUSIA SEDANGKAN MEREKA TERKADANG HANYA BERTEMAN DIKALA SUKA DAN LARI DIKALA DUKA

Sebagian orang mendekat dikala ada kebutuhan tapi setelah selesai maka dia berkata: Selamat tinggal sobat. Sebagian orang bersahabat ketika seseorang itu memiliki banyak harta dan kedudukan. Tapi menjauh dikala harta dan kedudukan itu mulai menjauh. Ada gula ada semut, air susu dibalas air tuba, mungkin inilah peribahasa yang sesuai dengan mereka. 

Dan sungguh indah ungkapan seorang penyair Arab : "Apabila sedikit hartaku tidak ada yang berteman denganku. Namun ketika bertambah banyak hartaku semua orang berteman denganku". "Berapa banyak musuh karena harta mau berteman denganku. Dan berapa banyak teman karena harta memusuhiku."

Penyair yang lain berkata: "Wahai saudaraku, dimanakah janji persaudaraan itu ? Dimanakah hubungan baik kita selama ini ? Dimanakah bukti yang bisa jadi saksi yang mengkisahkan bahwa engkau adalah sahabat sejati ?"

Setelah sekian lama, baru terungkap kejahatanmu yang tertutupi oleh senyum manismu disaat aku membutuhkanmu. Engkau tinggalkan aku (dikala duka), dan dulu aku tidak pernah berburuk sangka kepada sahabat- sahabatku.

Wahai saudaraku, andaikata engkau tidak bisa memberiku (harta) sebagaimana orang-orang bakhil itu. Apakah engkau tidak bisa berkata yang indah yang dapat menenangkan jiwaku ? Penyair yang lain berkata: "Aku mengajarinya memanah setiap hari. Ketika kuat dia memanahku. 

Berapa banyak aku mengajarinya bersyair. Ketika dia pandai bersyair dia mengejekku". Penyair lain berkata: "Jika engkau memuliakan orang baik maka dia akan membalas budimu. Dan apabila engkau memuliakan orang jahat maka dia akan durhaka kepadamu".

Maka cukuplah Allah sebagai tempat curahatan hati kita : "Ya’qub menjawab: Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf : 86)

"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-An’aam : 17)

"Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran : 26)

Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam pernah berwasiat : "Jagalah (agama) Allah pasti Allah akan menjagamu. Jagalah (agama) Allah pasti Allah akan selalu menolongmu. Apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah. 

Jika engkau memohon pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh manusia berkumpul untuk memberikanmu kebaikan, mereka tidak dapat memberimu kebaikan melainkan yang telah Allah takdirkan untukmu. 

Dan seandainya mereka semua berkumpul untuk memadharatkan dirimu, mereka tidak akan dapat memadharatkan dirimu melainkan yang telah Allah takdirkan atasmu. Telah diangkat pena- pena takdir dan telah kering lembaran lembaran takdir" (HSR. Tirmidzi). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, Jumat 17 Januari 2025, 17 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kebaikan Tak Pernah Sia-sia

JUMAH MUBARAK. Terkadang, kebaikan yang kita lakukan terasa kecil dan tak berarti. Namun Allah menjanjikan, "Barang siapa berbuat kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya." (QS. Az-Zalzalah: 7)

Jangan ragu untuk terus menebar kebaikan, sekecil apa pun itu. Ucapan yang lembut, senyum yang tulus, atau bantuan sederhana bisa menjadi bekal besar di akhirat kelak. Mari kita jadikan setiap hari peluang untuk berbuat baik. Siapa tahu, kebaikan kecil kita hari ini menjadi sebab datangnya keberkahan besar di masa depan. Aamiin. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 16 Jan 2025, 16 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Akal Mesti Tunduk Dengan Dalil

Ada yang menjadikan akal dan hawa nafsunya sebagai standar kebenaran. Kalau ada dalil atau nash, yang sesuai dengan akal dan hawa nafsunya, dia terima, akan tetapi jika bertentangan dengan akal dan hawa nafsunya, dia tolak atau ditakwil.

Padahal beragama ini, standar kebenaran bukanlah akal. Seandainya seseorang ketika bertaqarub kepada Allah mengikuti perasaannya atau mengikuti akalnya (pikirannya), niscaya dia telah menjadi tidak terikat dengan agama, karena sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa nafsunya.

Seorang sahabat, Ali Bin Abu Thalib radhiyallahu anhu mengatakan tentang agama dan akal. Ali bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu berkata: “Seandainya agama ini diukur dengan akal, niscaya bagian bawa khuff (sepatu) lebih berhak untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun aku telah melihat Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam mengusap bagian atas kedua khuff-nya” (HR. Abu Daawud)

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah, "Seandainya seseorang ketika bertaqarub kepada Allah mengikuti perasaannya atau mengikuti akalnya (pikirannya), niscaya dia telah menjadi tidak terikat dengan agama, karena sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa nafsunya." (Al-Liqa'us Syahry 40)

Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah : "Agama bukan dengan akal dan bukan juga dengan perasaan, akan tetapi dengan mengikuti hukum-hukum Allah di dalam kitabNya, dan hukum-hukum rasul-Nya di dalam sunnahnya, dan di dalam haditsnya…"  Silsilah Al-Huda wa An-Nur [530].

Seandainya akal itu sudah cukup untuk menentukan kebenaran, tentulah Allah Ta'ala tidak menurunkan kitabNya dan mengutus RasulNya. Akan tetapi Allah Ta'ala menurunkan kitabNya dan mengutus RasulNya.

Berkata Asy Syekh Muqbil bin Hadi Al Wad'ii rahimahullah: "Seandainya akal itu sudah cukup, Allah tidak mengutus rasul-rasulnya dan tidak menurunkan kitab-kitab" (Ijabatus Sail 367-368). Jika hawa nafsu atau akalnya didahulukan daripada dalil, daripada syariat, maka inilah pangkal segala fitnah, kerusakan, penyimpangan dan kesesatan.

Berkata al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: "Pangkal dari segala FITNAH adalah mendahulukan ro'yu (pemikiran) daripada syariat, dan mendahulukan hawa nafsu daripada akal." (Ighatsatul Lahafan (2/165)

Berkata Al 'Allaamah Asy syaatibiy rahimahullah: "Akal itu, apabila  tidak mengikuti SYARIAT maka tidak ada tersisa baginya melainkan HAWA DAN SYAHWAT". Dan tidaklah engkau mengetahui siapa yang mengikuti hawa nafsu, maka sesungguhnya KESESATAN yang nyata. (Al I'tishoom: 1/67)

Perhatikan Umar bin Khatab radhiyallahu anhu, beliau membuang akalnya jauh-jauh kalau sudah berhadapan dengan dalil. Akalnya tunduk kepada syariat. “Dari ‘Abis bin Robi’ah rahimahullah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu.” (HR.Bukhari Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim)

Kesimpulannya, akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan alquran dan hadits yang shahih. Jika sesuatu dalil tidak masuk akalnya, bukan dalilnya yang direparasi, tetapi otaknya yang error. Akal dan hawa nafsu harus tunduk kepada syariat. Jangan menjadikan akal dan hawa nafsu sebagai tuhan, yakni dengan mendahulukan akal dan hawa nafsu dari pada syariat.

Allah Ta'ala berfirman: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, ... (QS. Al-Jatsiyah: 22-23) Yakni sesungguhnya dia hanya diperintahkan oleh hawa nafsunya. 

Maka apa saja yang dipandang baik oleh hawa nafsunya, dia kerjakan; dan apa saja yang dipandang buruk oleh hawa nafsunya, dia tinggalkan. Ayat ini dapat juga dijadikan sebagai dalil untuk membantah golongan Mu'tazilah yang menjadikan nilai buruk dan baik berdasarkan kriteria rasio mereka. 

Menurut apa yang diriwayatkan dari Malik sehubungan dengan tafsir ayat ini, orang tersebut tidak sekali-kali menyukai sesuatu melainkan dia mengabdinya. InsyaAllah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 15 Jan 2025 15 Rajab 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istiqamah

EPCDH (Embun Pagi Cermin Diri Harian) pagi hari ini  membahas pentingnya istiqamah yaitu berada terus di atas jalan yang lurus, mengikuti ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah dan kiat agar mudah istiqamah. Ada beberapa ayat yang membicarakan tentang istiqamah, antara lain :

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf : 13) 

Dan Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu“. (QS. Fushshilat : 30)

Allah juga berfirman : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud : 112)

Juga dalam hadits disebutkan, dari Abu ‘Amr ada yang menyebut : ia berkata : “Aku berkata: Wahai Rasulallah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” 

Beliau bersabda, : “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah” (HR. Muslim, 38). Dari hadits di atas ada 3 poin penting yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin ketika menjelaskan hadits Al-Arba’in An-Nawawiyah nomor 21, yaitu :

1. Pertama: Siapa saja yang kurang dalam melakukan yang wajib, berarti kita tidak istiqamah, dalam diri kita terdapat penyimpangan. Kita semakin dikatakan menyimpang sekedar dengan hal wajib yang ditinggalkan dan keharaman yang dikerjakan.

2. Kedua: Sekarang tinggal kita koreksi diri, apakah kita benar-benar istiqomah ataukah tidak. Jika benar-benar istiqamah, maka bersyukurlah kepada Allah. Jika tidak istiqamah, maka wajib kembali kepada jalan Allah.

3. Ketiga: Istiqamah itu mencakup segala macam amal. Siapa yang mengakhirkan sholat hingga keluar waktunya, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang enggan bayar zakat, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang menjatuhkan kehormatan orang lain, ia juga tidak istiqamah. 

Siapa yang menipu dan mengelabui dalam jual beli, juga dalam sewa- menyewa, maka ia tidak disebut istiqamah. Bagaimana cara istiqamah ? Ada tiga kiat utama yang bisa diamalkan agar kita bisa istiqamah di jalan yang lurus, antara lain yaitu : 

1. Pertama: Mencari teman bergaul yang sholeh. Dari Abu Musa RA Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Seseorang yang duduk berteman dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. 

Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari: 2101)

2. Kedua: Rajin hadiri majelis ilmu. Karena orang yang punya banyak dosa saja bisa banyak terpengaruh. Dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda ketika itu para malaikat berkata :

“Wahai Rabbku, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya. Ia hanya melewati saja majelis ilmu lalu ikut duduk bersama mereka”. Lalu Allah berfirman : “Aku pun mengampuninya, mereka adalah satu kaum yang tidak akan sengsara orang yang duduk bersama mereka.”

3. Ketiga: Memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Ta’ala berfirman, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia.” (QS. Ali Imran: 8)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Allahumma Mushorrifal Quluub Shorrif Quluubanaa ‘Ala Thoo'atik - Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepadaMu” (HR. Muslim 2654)

Dalam riwayat selengkapnya disebutkan : “Sesungguhnya hati manusia seluruhnya di antara jari jemari Ar-Rahman seperti satu hati, Allah membolak-balikkan nya sekehendakNya.” (HR. Muslim  2654). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, manhajsalaf Selasa 14 Jan 2024, 14 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Menunda Taubat karena Kematian Kapan Saja

MAUT menjemput tidak mesti dikala sakit. AJAL tiba tidak mesti menunggu tua. Begitulah KEMATIAN manusia pasti tiba !! Tapi pertanyaannya, bersediakah kita menghadapinya ? Sudah siapkah bekal amalan kita untuk menghadap kepadaNya ?? Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk Allah, RasulNya dan agamaNya ?? 

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman, "Dan sekali-kali Allah tidak akan menangguhkan  kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu lakukan."(QS. AlMunafikun: 11)

BERBEKALAH KARENA KEMATIAN PASTI DATANG. "Tiap tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya !" (QS. Al A'raf : 34)

KITA SEMUA SUDAH DIVONIS MATI CUMA SAJA ALLAH RAHASIAKAN KAPAN EKSEKUSINYA. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman, "Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati". KEMATIAN "MENDADAK", APAKAH ITU TAQDIRKU ? 

Bisa jadi itu taqdirku, taqdirmu, taqdir kita. Kematian mendadak bisa menjadi taqdir siapa saja, Wallahu a'lam hanya Allah yang maha mengetahui. Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapat memundurkannya" (QS. Al-Hijr : 5 dan QS. Al-Mu’minun: 43). BETAPA BANYAK ANGAN-ANGAN YANG HANCUR KARENA AJAL TELAH TIBA. 

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berwasiat : "Rasulallah pernah membuat sebuah garis seraya bersabda, ini adalah manusia lalu beliau membuat garis lagi di sampingnya seraya berkata, Ini adalah ajalnya. Lalu beliau membuat garis lain yang jauh dari garis sebelumnya serta bersabda, Ini adalah angan-angannya. Ketika ia berada seperti itu tiba-tiba datanglah garis yang paling dekat (ajalnya).” (HR. Bukhari)

Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.

DIANTARA HIKMAH TIDAK DIKETAHUINYA KAPAN AJAL ITU TIBA. Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata : "Allah menyembunyikan waktu kematian manusia agar mereka selalu dalam kondisi bersiap untuk menghadapi hari akhirat." (Tafrigh Syarah  Shalihin, Muqaddimah)

Imam al-Bukhâri rahimahullah telah mengingatkan masalah kematian mendadak melalui sya’irnya, seraya menasihatkan untuk memperbanyak amalan. Beliau rahimahullah berkata : "Manfaatkanlah di saat longgar keutamaan ruku’ (shalat, ibadah); kemungkinan kematianmu datang tiba-tiba."

Allah 'Azza wa Jalla berfirman "Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya". InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 13 Jan 2025 13 Rajab 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istidraj, Jebakan Kenikmatan yang Membinasakan seperti Fir'aun dan Qorun

Sejenak, mari kita hentikan kesibukan kita untuk mengingat bahwa setiap napas yang kita hirup, setiap langkah yang kita ambil, dan setiap rezeki yang kita nikmati adalah rahmatNya yang tak terhingga. Mari kita ungkapkan dengan ucapan "Alhamdulillahirabbil alamin". 

Hal ini dilakukan dengan harapan agar kita tidak terjerumus dalam lembah istidraj. Istidraj adalah pemanjaan agar lebih terjerumus kepada kehinaan. Seseorang yang sedang diuji dengan istidraj akan mengira bahwa berbagai kenikmatan yang dimiliki adalah kemuliaan dari Allah, padahal Allah sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakan. 

Dia selalu berbuat maksiat dan tidak beribadah namun Allah berikan kemewahan dunia. Allah memberikan harta yang berlimpah padahal dia tidak pernah bersedekah. Allah karuniakan rezeki berlipat-lipat padahal jarang sholat, tidak senang pada nasihat ulama, dan terus berbuat maksiat.

Hidupnya dikagumi, dihormati, padahal akhlaknya rusak, langkahnya diikuti, diteladani dan diidolakan, padahal bangga mengumbar dosa dan maksiat. Dia sangat jarang diuji dengan sakit padahal dosa- dosanya menggunung. Tidak pernah diberikan musibah padahal gaya hidupnya penuh kesombongan, meremehkan sesama, dan angkuh.

Allah berikan keluarga yang sehat dan cerdas padahal dia memberi makan dari harta hasil yang haram. Hidup bahagia penuh canda tawa padahal banyak orang yang dia dzolimi. Kariernya terus menanjak padahal banyak hak orang yang diinjak- injak. Semakin tua semakin makmur padahal berkubang dosa sepanjang umur.

Dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan : “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur ke arah kebinasaan, dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencanaKu sangat teguh” (QS. Al-‘Araf 182-183)

Istidraj itu berasal dari kata  "istadraja - yastadriju - istidrâjan" yang berakar kata dari  daraja yang secara bahasa berarti tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, ataupun perlahan- lahan. 

Sedangkan secara istilah istidraj berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat batin semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya. 

Secara lahiriah kemewahan duniawi Allah berikan, namun secara batiniah perintah ketaqwaan ia abaikan.  Uraian tersebut diperkuat oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam melalui hadits yang berbunyi :

“Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hambaNya yang suka melanggar perintahNya, maka itulah yang disebut istidraj.” 

Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44:  “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad)

Bahwa istidraj menurut QS. Al-An’am ayat 44 bermakna dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperlakukan apa yang dia kehendaki, dibukakan segala pintu kesenangan hingga orang tersebut lupa diri.

Bila dianalogikan, ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas, pasti ada hujan; sesudah lautan tenang, gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong - konyong. Allah melakukan pembiaran atas maksiat yang dia lakukan. 

Memberikan banyak kesenangan yang melalaikan hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua kesenangan sampai dia termangu dalam penyesalan yang terlambat. Hal ini juga terjadi pada zaman dahulu, istidraj menimpa pada diri Fir’aun dan Qarun.

Fir’aun diberikan kekuasaan tetapi tetap jumawa. Akhirnya Allah tenggelamkan ia karena kepongahannya. Ia menjadi manusia yang sombong dan menentang bahkan mengaku sebagai Tuhan. Akhirnya ia mati ditenggelamkan di dalam laut bersama pasukannya ketika mengejar Nabi Musa.

Qarun adalah salah satu orang yang hidup pada zaman Nabi Musa as. Awalnya ia adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. Kemudian diajarkan kepadanya oleh Nabi Musa tentang cara mengelola emas. Dalam waktu singkat, ia pun menjadi kaya raya dengan mempunyai banyak emas dan harta melimpah. Akan tetapi, lambat laun ia mulai lupa kepada Allah.

Qarun dengan kelalaiannya pun dibinasakan dengan ditelan bersama harta-hartanya. Makanya, kalau hari ini ada yang menemukan harta tertimbun dalam tanah, orang-orang akan menyebutnya sebagai harta karun, dengan dinisbatkan kepada harta Qarun yang ditelan bumi. 

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: “Dan janganlah sekali kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan” (QS. Ali-Imran: 178)

Istidraj bisa terjadi kepada siapa saja, baik orang awam maupun ahli ibadah. Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murkanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan. Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.

Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketaqwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. 

Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj. Bagi siapa saja yang saat ini sedang diliputi kebahagiaan, sedang merasakan rezeki yang lancar, kenaikan jabatan atau pun kebahagiaan lainnya, kiranya perlu mawas diri dan waspada karena bisa jadi saat ini dia sedang teridentifikasi mengalami istidraj.

Bagaimana cara mengenalinya ? Berikut ini adalah ciri-ciri istidraj yakni: (1) Nikmat dunia yang semakin bertambah, namun keimanannya semakin menurun, (2) Mendapat kemudahan hidup meski terus menerus bermaksiat, (3) Rezeki selalu bertambah, meski terus lalai dalam ibadah, (4) Semakin kaya, namun semakin menjadi kikir, dan (5) Jarang sakit, namun kerap berlaku sombong.

Begitu bahayanya istidraj, sampai- sampai Umar bin Khattab RA pernah berdoa : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu menjadi "mustadraj" atau orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan”. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta muslim.co.id, Ahad 12 Jan 2025, 12 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tentang Halal dan Haram Hak Allah

Allah Ta’ala berfirman: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ”ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada- adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung. (QS. An-Nahl : 116)

Imam Ibnu Katsier rahimahullah berkata dalam tafsirnya: “Kemudian Allah Ta’ala melarang mengikuti jalan kaum musyrikin yang menghalalkan dan mengharamkan dengan sebatas istilah istilah yang mereka buat sendiri berupa nama nama menurut pendapat mereka…”

Diantara kesyirikan kaum Yahudi dan Nashrani adalah menjadikan Rabi dan pendeta sebagai tandingan selain Allah. Allah berfirman: “Mereka menjadikan rabi dan pendeta mereka serta Almasih bin Maryam sebagai tandingan selain Allah.” (QS. Attaubah: 31)

Ayat ini ditafsirkan dengan hadits Adi bin Hatim Ath Thoo-i radhiyallahu ‘anhu dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membacakan ayat tersebut kepada beliau. Kemudian beliau berkata : “Wahai Rasulullah, kami tidaklah beribadah kepada mereka”. 

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Bukankah mereka menghalalkan untuk kalian apa yang Allah haramkan sehingga kalianpun menghalalkannya, dan mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan sehingga kalian mengharamkannya?”. Beliau (Adi bin Hatim) berkata : “Benar”. 

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Itulah (yang dimaksud) beribadah kepada mereka”. Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menafsirkan bahwa maksudnya adalah dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan. (HR. Attirmidzi 3095)

Kemudian Allah Ta’ala berfirman dalam kelanjutan ayat di atas, “Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa” (QS. At Taubah : 31). Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat di atas : “Yakni Rabb yang jika mengharamkan sesuatu, maka hukumnya haram. 

Dan apa yang Allah halalkan, maka hukumnya halal. Dan apa yang Allah syari’atkan, maka harus diikuti. Dan apa yang Allah tetapkan, maka harus dilaksanakan” (tafsir Ibnu Katsir 4/135). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Catatan Akhir Pekan. Sabtu 11 Jan 2024. by Ferry Is Mirza FIM.

Percayalah Kisah Nyata Ini atas KehendakNYA

PETUGAS PMK (Pasukan Memadamkan Kebakaran) Los Angeles sudah berupaya keras menjinakan si jago merah, tapi kobongan yang membara di kawasan salahsatu kota terbesar di AS itu, masih sulit dipadamkan. 

Bahkan, menurut AFP, sejak Selasa pagi 7/1 lalu kali pertama api kebakaran berkobar telah melahap kawasan seluas 19,978 hektar. Dari data yang dilansir BBC, sekitar 5.300 bangunan luluhlantak. Hal ini menjadi kebakaran menelan kerugian paling mahal dalam sejarah AS bertepatan Trump terpilih sebagai presiden menggantikan Joe Biden. Kerugian ditaksir mencapai USD 8 miliar setara Rp 129 triliun.

Dari mana asal muasal bencana yang  juga melalap rumah mewah milik beberapa artis Hollywood di kawasan elit Pacific Palisades itu ? Apakah kejadian ini akibat kepongahan Trump selaku presiden terpilih yang dalam pidatonya beberapa waktu lalu menyatakan akan membuat Gaza menjadi neraka ? 

Sehingga, Allah mengirim pasukan burung ababil membawa bara dari neraka dilempar ke hutan Los Angeles. Akibatya sejak 7/1 lalu kali pertama terjadi amukan si jago merah di wilayah pusat maksiat itu luluhlantak mirip Gaza.

Dunia mahfum dan mengutuk dukungan Amerika, penyokong utama aksi bengis dan genosida di Gaza dengan senjata dan dana tak terhingga. Ternyata tak berkutik menghadapi musuh tanpa senjata canggih, melainkan hanya embusan angin dari malaikat dan api dari burung ababil. 

Rangkuman yang dikutip penulis bahwa angin kencang yang berembus membuat titik api baru terus muncul. Dalam surah Ali 'Imran ayat 54 : wa makarû wa makarallâh, wallâhu khairul-mâkirîn. "Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Allahu Akbar. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com. almultazampontisdjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB,  oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 11 Jan 2025, 11 Rajab 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Nilai-nilai penting dalam Islam dan kehidupan secara umum

Harta terbaik adalah "KEJUJURAN" senjata terkuat adalah "KESABARAN" dan kekayaan terbesar adalah "IMAN". Harta Terbaik adalah KEJUJURAN : "Kejujuran adalah ciri orang beriman." (HR. Muslim). (1) Kejujuran : membangun kepercayaan dan reputasi baik (2) Menghindari dosa : Kejujuran mencegah dari berbohong dan berdusta (3) Mendapatkan pahala : Kejujuran merupakan amalan shaleh yang mendatangkan pahala.

Senjata Terkuat adalah KESABARAN : "Kesabaran adalah ciri orang bijak." (HR. Tirmidzi). (1) Menghadapi cobaan : Kesabaran membantu menghadapi kesulitan dan cobaan (2) Meningkatkan iman : Kesabaran memperkuat iman dan ketabahan  (3) Menghindari kesalahan : Kesabaran mencegah dari bertindak impulsif dan menyesal.

Kekayaan Terbesar adalah IMAN : "Iman adalah kekayaan terbesar" (HR. Bukhari). (1) Keyakinan tak tergoyahkan : Iman memberikan keyakinan dan ketenangan jiwa (2) Panduan hidup : Iman membimbing manusia ke jalan yang benar (3) Kebahagiaan abadi : Iman menjanjikan kebahagiaan di akhirat.

Allah Ta'ala Berfirman : (1) Surat Al-Baqarah ayat 42 : "Dan janganlah kamu mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan" (2) Surat Al-A'raf ayat 201: "Dan kesabaran itu lebih baik bagi mereka" (3) Surat Al-Baqarah ayat 3 : "Yang beriman kepada yang ghaib."

Hikmah yang bisa dipetik : (1) Jujur dalam perkataan dan tindakan (2) Sabar dalam menghadapi kesulitan (3) Perkuat iman dengan ilmu dan amal saleh (4) Fokus pada kebahagiaan akhirat. Semoga Allah selalu memberikan kesabaran dalam menjalani hidup yang shaleh, bertakwa dan harmonis. Aamiin Allahumma Aamiin. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB,  oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi dari Alquran, Jumat 10 Jan 2024, 10 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nikmat Tuhan Kamu yang Manakah yang Kamu Dustakan. Sudahkah Kita Bersyukur ?

"Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban" adalah ayat Al-Qur'an dari Surat Ar-Rahman yang artinya : "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan". Ayat ini diulang sebanyak 31 kali dalam surat tersebut, yaitu pada ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77. 

Ayat ini memiliki beberapa makna dan pesan penting, di antaranya: Mengajarkan pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah. Mengingatkan manusia akan kebesaran dan keagungan Allah. Mengajarkan rasa kerendahan hati di hadapan Allah. Memperkuat iman dan ketakwaan manusia.

Ayat ini ditujukan kepada manusia dan jin, karena menggunakan kata “Rabbikuma” yang artinya “Tuhan kamu berdua”. Marilah di hari JUMAT Mubarakh ini kita mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan.....

Dua mata kita yang dapat melihat adalah impian bagi mereka yang buta dan yang kehilangan mata. Dua telinga kita yang dapat mendengar adalah impian bagi mereka yang tuli dan yang kehilangan telinga. Dua kaki kita yang dapat berjalan adalah impian bagi mereka yang cacat duduk di kursi roda dan yang kehilangan kaki.

Dua tangan kita yang dapat memegang adalah impian bagi mereka yang tak memiliki tangan dan yang kehilangan tangan. Gigi kita yang dapat mengunyah dengan sempurna adalah impian bagi mereka yang tak memiliki gigi dan yang kehilangan gigi.

Sungguh ada banyak di luar sana orang yang rela membayar mahal untuk sebuah mata palsu, telinga palsu, kaki palsu, tangan palsu, dan gigi palsu karena mereka sangat membutuhkan. Lantas masihkah hari ini kita yang Allah berikan fisik dalam keadaan sehat dan sempurna masih saja enggan bersyukur. 

Renungkan tentang semua nikmat-nikmat itu, sebelum datang sedih dan penyesalan. Sudahkah nikmat- nikmat yang Allah berikan itu kita syukuri dengan mempergunakannya untuk ibadah ? Dan bayangkan bagaimana jika suatu hari nanti nikmat- nikmat itu hilang ? 

InsyaAllah kita termasuk orang- orang yang senantiasa pandai mensyukuri nikmat- nikmat yang Allah berikan ini untuk melakukan amal shalih, bukan sebaliknya justru untuk maksiat. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 9 Januari 2025 9 Rajab 1446 H, dinukil dalam KA Pandalungan Gambir-Sdjo

Iman dan Taqwa Bekal untuk  Kehidupan di Dunia dan Akhirat.

Marilah kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

InsyaAllah kita menjadi orang yang bertaqwa. Sebab tujuan Allah mewajibkan kita orang yang beriman untuk agar menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 183.

Selain itu, apabila pada momen ramadhan sebagai bulan pembinaan yang telah berlalu di tahun lalu, ternyata kita belum bisa merubah diri kita menjadi orang yang bertaqwa, maka Allah dengan penuh kasih sayang masih memberikan kesempatan selama kita masih hidup di dunia, yaitu dengan memberikan sarana berupa ibadah secara umum agar kita tetap berusaha untuk menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 21 : 

“Wahai manusia sembahlah Tuhanmu, Tuhan yang telah menciptakan kalian semua dan orang- orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”. Jadi sebenarnya apa urgensi taqwa bagi kita umat manusia, sehingga Allah begitu serius memperingatkan manusia untuk menjadi orang yang bertaqwa. 

Dan ternyata predikat taqwa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. itu sangatlah penting bagi kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Sebab dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat 194, Allah berfirman : “Bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa”.

Kita tahu, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya, Maha Kuasa, dan Maha Segala-galanya, sehingga sangatlah beruntung apabila kita selalu bersama Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu dengan kebersamaan Allah terhadap orang- orang yang bertaqwa itulah, maka kita sangat membutuhkan bekal taqwa, karena dengan bekal taqwa, kita akan mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Bantuan dan pertolongan dari Allah itu antara lain untuk bisa berjaya dalam bidang ekonomi, untuk bisa memperoleh kemenangan dalam berjuang di jalan Allah baik musuh secara nyata maupun yang tersembunyi yang sangat membahayakan yaitu hawa nafsu kita, dan juga untuk dapat terlepas dari adzab dan bencana di dunia serta untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia, karena segala urusannya akan menjadi mudah, 

selalu ada jalan keluar ketika menghadapi nokesulitan, diberikan rizki dari jalan yang tiada terduga, akan diwarisi bumi tempat kita berpijak oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan diberi ilmu oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan akan dibela atau dilindungi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta hidupnya dalam keadaan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Jadi hidup yang bahagia adalah hidup yang urusannya selalu mudah, dalam setiap menghadapi kesulitan selalu ada jalan keluar, mendapatkan rizki dari jalan yang tiada terduga, mendapat hak di atas bumi ini, mendapatkan ilmu dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan selalu mendapat perlindungan dari Allah dan hidup selalu diberkahi Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Adapun di akhirat nanti, orang yang bertaqwa akan diberikan oleh Allah pengampunan oleh Allah Subhanahu Wa  Ta'ala : Ditutupi kesalahannya, Diberi balasan pahala yang besar, Diterima amal ibadahnya selama di dunia dan, Akan masuk surga dengan penuh kehormatan. (QS. Maryam : 63 dan 85)

Oleh karena begitu pentingnya taqwa bagi kehidupan kita, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin agar bisa menjadi orang yang bertaqwa, meskipun kita tahu bahwa untuk menjadi orang yang bertaqwa bukan hal mudah. Sebab harus melalui 5 tingkatan :

1. Tingkatan pertama sebagai seorang muslim, dimana seorang manusia cukup hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, walaupun belum melaksanakan kewajiban sholat, puasa, zakat dan haji, sudah bisa dikategorikan sebagai seorang muslim.

2. Tingkatan kedua sebagai seorang mukmin, yaitu orang yang telah beriman dan telah melaksanakan rukun islam seperti sholat, puasa, zakat dan haji sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan, akan tetapi masih saja melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

3. Tingkatan ketiga sebagai seorang muhsin, yaitu seorang mukmin yang selalu merasa diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga takut untuk berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, namun dalam beribadah masih menginginkan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.     

4. Tingkatan ke empat sebagai mukhlis, yaitu seorang muhsin yang ikhlas, yang tidak mengharapkan apa-apa, tetapi tidak kreatif untuk berbuat sesuatu agar diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

5. Tingkatan terakhir atau kelima, sebagai muttaqin yaitu orang yang mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalanNya, semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Unsur mu’ahadah, yaitu selalu ingat akan janjinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam setiap UUmembaca surat Alfatihah ketika sholat, khususnya ayat 5,  yaitu “hanya kepadaMu saja kami menyembah dan hanya kepadaMu saja kami minta pertolongan." Artinya tidak berani menyembah dan minta tolong kepada selain Alah Subhanahu Wa Ta'ala.

Unsur muroqobah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. kapanpun dan di mana saja kita berada. Sehingga tidak berani melakukan penyimpangan- penyimpangan dalam hidupnya.

Unsur mu’aqobah, yaitu selalu memberi sanksi diri apabila melakukan pelanggaran atau kesalahan, dengan tujuan agar tidak mengulangi pelanggaran atau kesalahan berikutnya. Unsur mujahadah, yaitu bersungguh - sungguh berjuang di jalan Allah termasuk berjuang melawan hawa nafsu, yang senantiasa mengajak pada perbuatan jahat dan buruk. 

Disinilah yang sering menjadikan manusia melakukan perbuatan penyimpangan demi untuk memperturutkan hawa nafsunya. Unsur muhasabah, yaitu selalu menghitung-hitung amal perbuatan kita antara yang baik dengan yang buruk, sehingga kita akan selalu berusaha untuk berjuang agar perbuatan yang baik lebih mendominasi daripada perbuatan yang jahat atau buruk, atau bahkan jangan sampai berbuat jahat atau buruk sekecil apapun.

Tingkatan ke lima ini adalah tingkatan yang paling tinggi dan tentunya paling berat untuk dilaksanakan, karena harus melalui 4 tingkat di bawahnya, dan taqwa itu sendiri mengandung 5 unsur yang harus selalu ada dalam diri orang yang bertaqwa.

Jika dalam hidup kita di Indonesia ini semua aparat selalu dijiwai oleh taqwa, maka insya Allah hukum akan tegak dengan adil. Dengan berjalannya hukum sesuai aturan yang berlaku atas dasar azas keadilan tersebut, sudah barang tentu negara akan menjadi negara yang "baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur - hidup dalam suasana aman, damai dan penuh dengan kesejahteraan". InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 8 Jan 2025, 8 Rajab 1446 H. ditulis ba'da Ashar@ masjid Cut Meutiah MentengJakpus. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SOLUSI HIDUP BAHAGIA

Tidak ada manusia yang berakal, kecuali pasti mencari dan menginginkan kebahagiaan. Di antara mereka ada yang Allah Ta'ala berikan petunjuk untuk menempuh jalan yang benar kepada kebahagiaan itu. Sayangnya, banyak juga di antara mereka yang menghabiskan umur mereka dengan mencari di tempat yang salah dan dengan cara yang salah.

Kebahagiaan bukanlah obat yang bisa dibeli di apotek lalu diminum dan kemudian dapat menyembuhkan penderitaan.  Akan tetapi, ia memiliki beberapa sebab dan jalan, yang jika ditempuh oleh seseorang, maka orang tersebut akan mendapatkan kebahagiaan. 

Dan jika ia menyeleweng dari jalan tersebut, maka ia tidak akan bisa mencapainya. Sebagaimana manusia yang membutuhkan obat saat ia sakit, begitu juga dengan mereka yang menginginkan kebahagiaan. 

Tentu ia juga memerlukan sebab-sebab untuk meraihnya, menempuh jalan menuju kepadanya, memahami sarana-sarana dan rukun-rukunnya, merealisasikannya, dan mengamalkannya. Sehingga akhirnya ia selamat dari kesusahan dan penderitaan yang menimpanya.

Setidaknya ada tiga (3) solusi yang ditawarkan oleh agama ini agar kehidupan yang dijalani oleh seorang muslim dipenuhi dengan kebahagiaan, yaitu : (1) tawakal, (2) membahagiakan orang lain, dan (3) hati yang bersih.

TAWAKAL KUNCI UTAMA HIDUP BAHAGIA. Kebahagiaan ada pada ketaatan  kepada Allah Ta’ala dan penderitaan ada karena kemaksiatan kepadaNya. Di antara ketaatan yang akan membahagiakan dan menyelamatkan seorang muslim adalah bertawakal kepada Allah Ta'ala, menyerahkan diri kepadaNya, serta percaya sepenuh hati dengan keputusanNya. 

Di mana Allah Ta’ala berjanji akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapinya, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah 'Azza wa Jalla berfirman “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangkanya.  

Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” [QS. At-Talaq : 2-3]

Bagaimana tidak orang jika bertawakal, maka ia akan menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah di dalam meraih kemaslahatan dan menolak kemudaratan, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. 

Ia yakin bahwa Allah lah satu- satunya yang dapat memberi kebahagiaan untuk seseorang dan Allah jugalah yang berhak mengangkat kebahagiaan tersebut darinya. Sehingga ia tidak akan pernah menyesali apa pun yang Allah Ta’ala takdirkan kepadanya.

Rasa tawakal dan berserah diri yang benar tidak meniadakan usaha yang dikerahkan di dalam menjalankan sebab-sebab keberhasilan dan kebahagiaan. Justru merupakan tawakal yang salah jika hanya berpangku tangan dan bermalas- malasan.   

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Berkatalah dua orang diantara orang- orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya, ‘Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang.  

Dan hanya kepada Allah, hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”  [QS. Al-Ma’idah : 23]. Di dalam Tafsir Al-Muyassar terbitan Kemenag Saudi disebutkan bahwa penyerbuan melalui pintu gerbang merupakan salah satu bentuk ikhtiar/usaha agar mereka dimenangkan oleh Allah Ta’ala. 

Kemenangan tersebut tidak akan bisa diraih jika mereka hanya pasrah dan tidak bergerak. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar benar tawakal, maka Allah akan memberi rezeki  kalian sebagaimana Allah memberi rezeki burung. Pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” [HR. Tirmidzi 2344, Ibnu Majah 4164, dan Ahmad 604]

Hal ini menunjukkan bahwa tawakal maknanya bukan pasrah dan meninggalkan sebab. Akan tetapi, tawakal harus disertai dengan melakukan berbagai sebab yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. 

Karena burung saja mendapatkan rezeki dari Allah berupa makanan dan rasa kenyang setelah ia berusaha dan melakukan sebab-sebab untuk meraihnya. Tawakal mengarahkan seseorang kepada kebahagiaan dari beberapa sisi :

KE-SATU. Tawakal merupakan salah satu sebab mendapatkan pahala, dan pahala yang diraih merupakan sebab kebahagiaan.

KE-DUA. Tawakal menjadikan seseorang hanya menyandarkan dirinya kepada Allah Ta'ala, bukan manusia. Sehingga ia tidak mengharapkan apa pun yang ada di tangan manusia. Jikalau ia menginginkan sesuatu, maka ia hanya meminta kepada Allah Ta’ala.

KE-TIGA. Tawakal akan mendatangkan rezeki, sebagaimana kisah burung yang telah disebutkan dalam hadis di atas.

KE-EMPAT. Kalaupun tawakal tidak memiliki keutamaan, kecuali mendapatkan pengakuan cinta dari Allah Ta’ala, maka itu sungguh sangat mencukupi. Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” [QS. Al-Imran : 159]

MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN, MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN UNTUK DIRI SENDIRI 

Sungguh kebahagiaan ini tidak dapat dirasakan, kecuali oleh mereka yang sudah melakukannya. Membahagiakan orang lain memiliki berbagai macam sarana dan bentuk. Ada  yang bersifat materi, seperti memberikan bantuan untuk orang fakir, ataupun yang bersifat maknawi, seperti mendamaikan dua orang yang sedang berselisih ataupun menasehati orang lain.

Di antara bentuk membahagiakan orang lain yang paling mulia adalah meringankan beban dan kesulitan yang sedang mereka hadapi. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. 

Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam utangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat” [HR. Muslim No. 2699]. Sedangkan bentuk ‘sedekah’ dan membantu orang lain yang paling utama adalah mengajarkan ilmu agama. 

Sahabat Nabi Muadz bin Jabal pernah berkata, “Belajarlah kalian ilmu agama, sungguh mempelajarinya karena Allah mendatangkan rasa takut kepada-Nya, mencari dan mempelajarinya adalah ibadah, mengulangi dan mengingat-ingatnya adalah salah bentuk zikir, membahasnya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah.”  [Madariju As-Salikiin karya Ibnul Qayyim, 4 : 134]

HATI YANG BERSIH DARI BALAS DENDAM DAN KEDENGKIAN. Kebahagiaan yang hakiki (yaitu kebahagiaan di akhirat nanti) tidak diperuntukkan, kecuali untuk mereka yang memilik hati yang bersih. 

Allah Ta’ala berfirman, “(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” [QS. Asy-Syu’ara’ : 88-89]. Seorang muslim tentunya harus bersemangat untuk menyucikan hatinya dari segala macam penyakit dan apa-apa yang mengotorinya, baik itu rasa sombong, kebencian, maupun rasa iri dan dengki kepada yang lain. 

Karena bersihnya hati merupakan ciri-ciri penduduk surga yang Allah Ta’ala kisahkan di dalam Al-Qur’an, “Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai- sungai dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah, yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” [QS. Al-A’raf : 43]

Sungguh tidak ada yang lebih berbahagia dari orang yang ikut senang ketika saudaranya sedang mendapatkan kebaikan dan kenikmatan, ikut bahagia ketika mereka bahagia. Dan tidak ada yang lebih menderita dari orang yang mudah sekali merasa hasad (iri dan dengki) dengan saudaranya, sampai- sampai ia berharap agar kenikmatan tersebut hilang dan sirna dari orang yang mendapatkannya. Sungguh keduanya adalah kondisi yang berbeda, semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari keburukan perasaan hasad terhadap orang lain.

Karena hasad sejatinya menghilangkan kebahagiaan serta mengurangi kesempurnaan iman. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah akan beriman dengan sempurna hingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.”  [HR. Bukhari No. 13 dan Muslim No. 45]. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 7 Jan 2025, 7 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Amanah, Jujur, Ikhlas, Sabar, Adil dan Ridha

Allah memberi ujian untuk menyaring keimanan. Allah Ta'ala berfirman: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?" (QS. Al-Ankabut : 2)

“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang- orang yang dusta..” (QS. Al-Ankabut : 3)

Hati yang jujur adalah hati yang beriman kepada Allah ‘Azza wajalla. Hati yang sabar saat diterpa ujian dan bersyukur saat diberi kesenangan. Hati yang jujur adalah hati yang lebih mengharapkan kehidupan akherat. Hati yang takut adzab Allah dan berharap rahmat dan keridhoanNya.

Kelak orang orang yang jujur dalam imannya akan melihat kegembiraan di negeri sana. Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama- lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. Al-Maidah : 119)

Firman Allah : "Katakanlah, Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan *hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap Shalat, dan sembahlah Dia dengan "mengikhlaskan ibadah" semata-mata hanya kepada-Nya.* Kamu akan dikembalikan kepadaNya sebagaimana kamu diciptakan semula." (QS. Al A'raf : 29)

Sabda Nabi : "Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu" (HR. Imam Muslim). Kesabaran adalah Pemberian ALLAH kepada hamba yang ALLAH kehendaki.. dan ini diantara Pemberian Terbaik ALLAH bagi seorang hamba, yaitu dijadikan ia Bersabar.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu (oleh ALLAH) yang lebih baik dan lebih luas daripada Kesabaran” (HR. Al-Bukhari: 1376, Muslim: 1745). Faidah Hadits: 

1. Segala Kenikmatan yang dinikmati oleh manusia pada hakikatnya semua adalah pemberian ALLAH.

2. Tidak ada Nikmat yang ALLAH berikan kepada hambaNYA yang lebih baik daripada Sabar;

3. Isyarat untuk Bersabar dan Ridha dengan Anugerah yang ALLAH berikan kepada kita adalah Sikap Terbaik dalam menghadapi segala kondisi dan situasi. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 3 Januari 2025, 3 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

MUSLIM DIANJURKAN SHALAT BERJAMA'AH

"Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku" (QS.Al Baqarah : 43). Ibnu Jauzi  menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan RUKU' lah bersama orang-orang yang ruku' adalah shalatlah bersama orang-orang yang shalat (yaitu dengan shalat berjama'ah)

Sebagai seorang muslim, dianjurkan untuk shalat berjama'ah. Hingga Rasulullah melarang orang yang dimasjid dan mendengar adzan lalu pergi tidak shalat JAMA'AH. "Tidaklah seseorang mendengar adzan dimasjidku ini kemudian keluar dari masjid karena ada keperluan dan tidak kembali, kecuali seorang menafik" (HR. At Thabrani dalam kitab AL AUSATH)

Dikisahkan dari sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dari Abdullah bin Ummi Maktum RA beliau bertanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang yang buta, rumahku jauh dari masjid dan penuntunku itu tidak cocok denganku, maka apakah aku mempunyai keinginan untuk shalat di rumah saja ?"

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjawab : "Apakah engkau mendengar adzan ?" Abdullah bin Ummi Maktum menjawab : "Ya". Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, bersabda : "Aku tidak mendapatkan keinginan bagimu".

Itulah sekelumit kisah diantara banyak hadits, bagaimana Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam selalu shalat berjama'ah dan tidak punya keinginan  meninggalkannya dalam kondisi dan keadaan bagaimana pun HARI JUM AT, PERBANYAK SHALAWAT, ISTIGHFAR DAN SEDEKAH. Sungguh indahnya sholat Berjamaah di Masjid. In sya Allah selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

YAA ALLAH... BERIKAN KEKUATAN DAN KESABARAN PADA KAMI DALAM MENJALANKAN AMANAH  DAN MAMPUKAN KAMI UNTUK BERBAGI BERSAMA SAUDARA SAUDARA KAMI LAINNYA, AAMIIN...... fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RAJAB oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alhadits, Kamis 02 Januari 2025, 2 Rajab 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Keutamaan Bagi yang Shalat Tepat Waktu

Shalat tepat Waktu dicintai Allah melebihi Berbakti pada Orang Tua dan Berjihad. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari  Muslim)

1.Surga adalah Balasannya. Allah Ta’ala berfirman:  "Sesungguhnya aku mewajibkan umatmu Shalat lima waktu, dan aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu- waktunya pasti Aku akan memasukkanya ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan."

2.Diampuni dosa- dosanya. “Sesungguhnya Seorang Hamba yang Muslim, jika menunaikan Shalat dengan Ikhlas karena Allah, maka dosa- dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun dari pohonnya.” (HR. Ahmad)

3.Pahala kebaikan yang amat Besar. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Seandainya orang- orang mengetahui pahala Azan dan barisan (Shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. 

Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan Shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui Pahala Shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya (shalat berjamaah) meskipun dengan jalan Merangkak.” (HR. Bukhari)

4.Memperoleh sembilan macam Kemuliaan. Utsman bin ‘Affan RA berkata: "Barangsiapa selalu mengerjakan Shalat Lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan SEMBILAN macam kemuliaan", yaitu : 

1.Dicintai Allah 2.Badannya selalu sehat 3.Keberadaannya selalu dijaga Malaikat 4.Rumahnya diberkahi 5.Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih 6.Hatinya dilunakkan oleh Allah 7.Dipermudah saat akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat 8.Dia akan diselamatkan Allah dari api neraka. 9.Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati. In syaAllah Allah senantiasa membimbing kita dengan hidayah dan taufiqNya...Aamiin... fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim Catatan Pagi Pertama Hari Rabu 01 Januari 2025. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Insya Allah Selalu Barakah

Saudaraku... Meski Mentari pagi ini di ufuk Timur muncul kali pertama ditahun 2025 diselimuti awan mendung, jangan galau. Saudaraku.... Mari kita tinggalkan kenangan manis maupun getir setahun (2024) lalu Saudaraku.... Mari kita songsong harapan ditahun 2025.

Saudaraku.... Kita harus optimis meski negara dalam keadaan tidak baik baik saja. Saudaraku .... Kerja keras dan inovatif hanya di tangan kita. Saudaraku .... Pemerintahan baru kita harapkan berpijak pada rakyat. Saudaraku....

Para punggawa NKRI harus berani menegakkan keadilan tanpa tebang pilih. Saudaraku.... harapan Indonesia Emas 2045 insyaAllah terwujud untuk dinikmati anak cucu cicit kita. Saudaraku... Bumi kita kaya raya bagaikan surganya dunia. 

Mari kita selalu belajar menata kata agar tak  menggores luka. Mari kita rajin belajar  menjaga rasa agar tak membuat duka. Mari kita terus  belajar berbaik sangka agar tidak meneteskan air mata. Mari kita tetap  belajar berbakti pada orangtua agar hidup bahagia.

Mari selalu ingat  belajar bersyulur dan berdoa kepadaNYA  agar tetap  mendapatkan Karunia dan hidayahNYA. Salam Sehat Selalu Barakah 2025 dan Semangat Istiqamah Amal Ibadahnya fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alhadits, Senin 30 Des 2024, 28 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tambahlah Akhlak Baik dan Ingat Wafat

"Daripada menyibukkan diri dengan rencana menyambut tahun baru, lebih baik menyibukkan diri untuk amal akhir kehidupan". Bukankah setiap perputaran jarum jam pada porosnya sejatinya adalah umur kita yang kian berkurang dan kita makin menua ?

Tidakkah hari-hari kalender yang kita sobek, pekan, bulan yang terlewat dan pergantian tahun sebenarnya hanya mengantar kita semakin dekat ke peristirahatan akhir ? Tahun-tahun berlalu, waktu berganti, lihat malaikat maut mencabut teman- teman kita, saudara kita, bahkan mungkin pula keluarga kita.

Lalu belum cukupkah hal itu untuk kita jadikan renungan bahwa cepat atau lambat pasti kita semua juga akan menyusul mereka.Lantas mengapa kita tidak segera bertaubat dan bergegas menyiapkan bekal amal shalih ?

Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: “Wahai Rasulullah, orang Mu’min mana yang paling utama ? Nabi menjawab: yang paling baik akhlaknya. Orang Anshar bertanya lagi: lalu orang Mu’min. mana yang paling cerdas ? Nabi menjawab: yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam menyiapkan bekal untuk akhiratnya, itulah orang-orang yang cerdas” (HR. Ibnu Majah  3454 dalam Shahih Ibni Majah)

Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata : “Bisa jadi ajal itu sudah dekat sementara engkau masih lalai, banyak orang yang di waktu pagi tidak mendapati waktu sore, masih di waktu sore namun tidak mendapati waktu pagi, ada yang tidur tidak bangun- bangun. Orang yang cerdas dan brilian akan selalu bersiap siap dan berhati-hati dan persiapan menuju akhirat” (Syarh Riyadush sholihin 1/245)

Ya Allah, berikan kami taufiq dan hidayah dalam ketaatan, dan wafatkan kami dalam keadaan Husnul Khatimah. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 28 Desember 2024, 26 Jumadil Akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bekerjalah untuk Dunia Beramallah untuk Akhirat, Gunakan 5 Perkara Sebelum Datang 5 Perkara

Saat ini, kita sudah memasuki hari-hari akhir di tahun 2024. Dan tiga hari lagi  tahun baru 1 Januari 2025 Hijriyah. Waktu berjalan begitu saja tanpa terasa. Namun, kita rasa- rasanya belum bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan baik.  

Hari demi hari lagi- lagi dilalui dengan berbagai macam kesalahan. Namun, hal itu dianggap angin lalu tanpa coba kita perbaiki di kemudian hari. Memasuki akhir tahun dan menghadapi awal tahun baru, sudah sepatutnya kita menengok apa saja yang telah kita perbuat dan merencanakan perbaikan ke depannya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 18: "Wahai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat, dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." 

Kita harus memaafkan masa lalu. Memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan menjadi langkah awal untuk memperbaiki langkah di masa yang akan datang. Sementara masa kini harus kita hadapi. 
Sebab, masa kini inilah yang ada persis di depan mata. Kita tak bisa menghindarinya. 

Mau tidak mau, itu harus dihadapi dengan cara dan sikap sebaik mungkin. Adapun masa depan harus kita persiapkan. Persiapan menuju masa depan dimulai dengan melihat mana yang perlu diperbaiki dari masa lalu yang telah kita lewati dan masa kini yang tengah dihadapi. 

Hari esok yang dimaksud pada ayat tersebut menurut pandangan banyak ulama adalah akhirat. Akhirat ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan dunia yang menjadi jembatan menujunya. Makanya, ada satu nasehat penting:  

"Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan- akan kau mati esok." Pekerjaan yang tampaknya duniawi jika dilakukan untuk memenuhi kekuatan dalam beribadah juga termasuk ibadah yang bernilai akhirat. 

Lalu, kapan tiba waktunya kita di akhirat ? Kita sendiri tidak ada yang mengetahui kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana ajal tiba. Hal ini sudah ditegaskan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat Luqman ayat 34 : 

"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Allah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal". 

Bahwa tidak ada yang mengetahui kelak akan bekerja sebagai apa, apakah baik atau buruk. Pun kita akan meninggal dimana, di darat, di laut, atau dalam keadaan yang seperti apa ? 
Wallahu a'lam. 

Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengingatkan kita agar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya “Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tua, sehatmu sebelum sakitamu, kekayaanmu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu dan kehidupanmu sebelum kematianmu.” (HR. Al Hakim) 

Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan betul waktu yang 24 jam yang telah disediakan Allah untuk kita. Ini tidak lain agar kita betul- betul siap untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan bekal ketaqwaan yang saban hari kita tingkatkan. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 27 Desember 2024, 25 Jumadil Akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jelang Akhir Tahun Jagalah Jatidiri sebagai Muslim

JUMAH MUBARAKH. Akhir tahun masehi 2024 empat hari lagi berganti 2025.  EPCDH kali ini, akan membahas bagaimana Islam menjadi jati diri dan bagaimana seseorang dapat menjadi muslim seutuhnya. 

Tulisan ini menjadi nasihat bagi penulis sendiri dan kaum muslimin, supaya mempunyai jatidiri atau karakter sebagaimana yang diinginkan oleh Allah Subhânahu Wa Ta'ala dan Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Nasihat ini terlebih dibutuhkan di momen akhir tahun, dimana banyak kaum muslimin yang jati dirinya terasa memudar akibat kesalahpahaman tentang konsep toleransi. Memudarnya keutuhan iman di akhir tahun. 

Setiap menjelang akhir tahun masehi, umat muslim sering dihadapkan pada godaan mengikuti tradisi perayaan. Seperti Natal dan Tahun Baru dengan ikut merayakannya, mengucapkan selamat atas perayaan tersebut, mengenakan atribut khasnya, seperti: topi Santa Claus, pohon natal, terompet, kembang api, dan semacamnya.

Islam tidak melarang berbuat baik kepada nonmuslim selama tidak melanggar syariat, seperti menjalin hubungan dan berbuat baik, memberi hadiah, atau menghormati perayaan mereka tanpa ikut serta di dalamnya. 

Islam mendorong umatnya untuk menjadi teladan dalam kebaikan dan kedamaian tanpa menodai akidah umatnya. Toleransi tidak berarti harus mengorbankan prinsip agama. Maka, jadilah muslim seutuhnya. Percaya diri menjadi muslim. 

Bangga menjadi muslim adalah salahsatu cara untuk menjaga identitas. Kepercayaan diri ini tumbuh dari keyakinan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Allah Ta’ala berfirman, “Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmatKu, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Maidah: 3)

Ketika seorang muslim percaya pada nilai-nilai Islam, ia tidak akan tergoda untuk meniru gaya hidup atau kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama islam. Sebaliknya, jika ada seorang muslim yang meniru hewan, setan, lawan jenis, maupun nonmuslim, bukankah sama saja ia tidak bersyukur atas nikmat akal, kemuliaan, jenis kelamin, dan keimanan yang diberikan Allah kepadanya

Allah Ta’ala telah memuliakan umat Islam dengan memberikan berbagai keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat atau makhluk lainnya. Kemuliaan ini bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga tanggung jawab besar yang harus dijaga dan dipelihara.

Muslim punya jati diri. Jati diri atau karakter adalah suatu konsep yang menggambarkan siapa diri kita sebenarnya, nilai-nilai yang kita anut, serta bagaimana kita berperilaku berdasarkan prinsip- prinsip tersebut. 

Bagi seorang muslim, jati diri yang sejati adalah ketika Islam tidak hanya sekadar label atau identitas yang melekat, tetapi menjadi fondasi yang membentuk cara hidupnya. Di tengah arus modernitas dan globalisasi, banyak nilai-nilai yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. 

Oleh karenanya, seorang muslim dituntut mempunyai jatidiri ataupun karakter yang jelas juga tangguh agar tidak asal-asalan mengikuti tren, gaya, dan corak yang tidak semestinya menjadi ciri khas seorang muslim.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongannya.” (HR. Abu Daud 4031 Irwa’ul Gholil 1269). Maka dari itulah, banyak sekali ayat di dalam Al-Qur’an dan juga hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Awlaihi Wasallam yang melarang umat muslim untuk meniru ciri khas yang semestinya tidak mereka tiru, entah itu meniru atau menyerupai hewan, lawan jenis, setan, atau pun nonmuslim. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi kitab Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khair karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr, hal. 45-50, Kamis 26 Des 2024, 24 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pintu Kebaikan : Bersahabatlah dengan Orang-orang Shalih

Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau Engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) akan mengenai (membakar) pakaianmu. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau asap yang tidak sedap.” (HR. Bukhari 5534 Muslim 2628)

Jadi siapa saja yang ingin menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan, hendaklah dia bersabar untuk senantiasa dan menyertai orang- orang shalih, yaitu orang-orang yang hari-harinya dipenuhi dengan ketaatan terhadap Allah Ta’ala. 

Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi ]: 28). Dan sebaliknya, waspadalah dari berteman dengan orang-orang yang buruk, karena di hari akhir nanti, semuanya akan menjadi sebab penyesalan, dan tidaklah bermanfaat penyesalan ketika itu. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan : 27-29). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy Catatan Ba'da Subuh Rabu 25 Des 24. Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh Para Sahabat Surgaku

Konsep TOLERANSI Beragama

Untukmu AGAMAMU dan untukku AGAMAKU (QS. Al-Kafiruun : 6). Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare”, berarti sabar, menahan diri, membiarkan dan tidak mengganggu. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat. Konsep Kerukunan Umat Beragama di Indonesia meliputi 3 pokok, yakni : Kerukunan intern umat seagama, Kerukunan antarumat beragama, Kerukunan antara umat beragama dengan Pemerintah.

Kerukunan umat beragama memang HARUS tetap kita bina terus SEBATAS pada bidang ekonomi, sosial kemasyarakatan, kebudayaan, berbangsa dan bernegara, serta pertahanan dan keamanan tetapi BUKAN pada bidang yang berhubungan dengan IBADAH/RITUAL KEAGAMAAN,  KETUHANAN dan AQIDAH keyakinan.

Yaa Allaah Yaa Rabb kuatkanlah ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah bangsa  NKRI 🇲🇨tetap terjaga dari disintegrasi dan bisa menjadi negara yang Baldatun Thoyyibatun War Rabbun Ghafuur adil makmur dan dinaungi ampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala ... Aamiin

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 24 Des 2024, 22 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

LAA ILAAHA ILLALLAAH Kalimat Zikir Paling Utama

Berzikir kepada Allah merupakan suatu ibadah yang selayaknya seorang muslim senantiasa melakukannya. Selayaknya bagi seorang muslim untuk banyak-banyak berzikir di setiap waktu di mana pun ia berada. Hal tersebut dikarenakan Allah telah memerintahkan kita untuk banyak- banyak berzikir. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak- banyaknya dan bertasbihlah kepadaNya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42). Allah ‘Azza Wajalla juga memerintahkan kita untuk berzikir setelah salat dan dalam kondisi apa pun. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah, baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring.” (QS. An-Nisa: 103). Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman, “Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Allah juga mengingatkan kita untuk senantiasa berzikir kepadaNya. Jangan sampai dunia kita berupa harta dan keturunan melalaikan kita dari berzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak- anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang- orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)

Orang-orang yang berzikir kepada Allah, Allah pun akan ingat kepadanya. Allah Ta’ala berfirman, “Maka, ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Selain merupakan perintah Allah untuk banyak-banyak berzikir, berzikir juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah untuk menentramkan hati. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Dari dalil-dalil yang telah disebutkan, maka selayaknya seorang muslim untuk berzikir di setiap waktunya dan senantiasa melakukannya. Karena berzikir merupakan amalan yang senantiasa bisa kita lakukan terus menerus, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Busr,

“Seorang badui bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Sesungguhnya ajaran-ajaran Islam telah banyak diketahui, maka beritahukanlah kepadaku sesuatu darinya yang dapat saya ucapkan berulang-ulang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, Selama lidahmu terus bergerak dengan berzikir kepada Allah Azza Wajalla.” (HR. Ibnu Majah)

Setelah mengetahui pentingnya berzikir pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kira-kira apa kalimat zikir yang paling utama yang bisa kita ucapkan setiap saat? Dari Jabir bin Abdullah, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Zikir yang paling utama adalah lailahaillallah dan doa yang paling utama adalah al-hamdulillah.” (HR. Ibnu Majah)

Di antara kalimat zikir yang paling utama adalah kalimat Tauhid, lailahaillallah, sebagaimana hadis dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu di atas. Kalimat lailahaillallah merupakan kalimat yang menjadi podasi agama Islam. 

Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimah ṭayyibah? (Perumpamaannya) seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim: 24)

Para ulama menafsirkan kalimat tayyibah tersebut sebagai kalimat Tauhid, lailahaillallah. Kalimat tauhid juga merupakan dakwah yang para rasul yang diutus oleh Allah untuk ditegakkan di muka bumi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.” (QS.  Al-Anbiya: 25)

Kalimat lailahaillallah juga merupakan kalimat yang akan memasukkan kita ke dalam surga ketika mengamalkannya dengan benar sebagaimana hadits dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu. Pada hari kiamat, ada seorang laki-laki yang memiliki 99 buku catatan yang isinya semuanya adalah keburukan dan ia mengira tidak memiliki kebaikan sama sekali. 

Lalu, Allah berfirman, “Ya, sesungguhnya kamu memiliki beberapa kebaikan di sisi Kami. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada lagi kezaliman bagi dirimu.” Maka, dikeluarkanlah untuknya kartu yang bertuliskan, “Lailahaillallah wa anna Muhammadan ‘Abduhu warasuluhu.” Beliau (Rasulullah) bersabda, “Lelaki itu berkata, ‘Wahai Rabbku, apa hubungannya kartu ini dengan buku catatan ini?’ Allah menjawab, ‘Sesungguhnya kamu tidak akan dizhalimi.’ Maka, diletakkanlah catatan-catatan itu di atas satu bagian  timbangan, dan kartu di bagian lain dari timbangan, ternyata catatan-catatan itu lebih ringan dan kartu itu lebih berat.” (HR. Ibnu Majah)

Kalimat lailahaillallah juga merupakan suatu kalimat yang Allah perintahkan agar kita mempelajarinya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Ketahuilah (Nabi Muhammad), bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu.” (QS. Muhammad: 19)

Maka dari itu, kita perlu mengetahui makna kalimat tersebut. Lalu, apakah makna kalimat tauhid tersebut? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Demikian itu karena sesungguhnya Allahlah (Tuhan) yang sebenar-benarnya, apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil, dan sesungguhnya Allahlah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. Luqman: 30)

Kalimat laa ilaaha illallaah memiliki makna yang setiap muslim harus mengetahuinya, yaitu menafikan seluruh kesyirikan dan segala sesembahan dan menetapkan Allah ‘Azza Wajalla sebagai satu-satunya sesembahan yang layak disembah. Syekh Shalih Al-Fauzan menjelaskan mengenai makna laa ilaaha illallaah.

“Maka, kalimat tauhid menafikan seluruh kesyirikan dan seluruh sesembahan dan menetapkan peribadahan kepada Allah semata. Maka, kata lailaha itu menafikan seluruh yang disembah selain Allah dan batilnya hal tersebut. Kata illallah menetapkan peribadahan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya.”

Keutamaan-keutamaan kalimat tauhid ini tidak bisa digapai dengan mengucapkannya saja. Akan tetapi, harus dikuti dengan pengikraran dalam hati dengan ikhlas. Orang yang mengucapkan lailahailallah dengan ikhlas di hatinya merupakan orang yang paling berbahagia di hari kiamat nanti. Hal tersebut sebagaimana hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam, “Siapakah orang yang paling berbahagia di hari kiamat?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang-orang yang mengucapkan lailahaillallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari). Setelah kita ketahui keutamaan berzikir dan juga keutamaan kalimat lailahailallah, selayaknya bagi kita untuk menantiasanya mengucapkannya. Perlu diketahui, barangsiapa yang ucapan terakhirnya lailahaillallah, maka ia akan masuk surga sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Barangsiapa yang akhir perkataannya (sebelum meninggal dunia) ‘lailahaillallahu”, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud). Maka dari itu, marilah kita perbanyak berzikir di setiap waktu kita, di mana pun kita berada. Jangan sampai kita termasuk orang yang lalai dan merugi. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 23 Des 2025, 21 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Solusi Saat Sial Menghampiri Diri

SAAT INI kita hidup di zaman yang maju dan serba modern, di mana perkembangan teknologi dan informasi berlangsung begitu cepat, berubah dan bertransformasi. Zaman di mana diri kita mendapatkan banyak kemudahan karena pesatnya teknologi yang berkembang.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemodernan dalam hidup ini, jauh jauh hari sebelumnya, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengabarkan kepada kita bahwa akan tetap ada keyakinan- keyakinan dan pemikiran terbelakang lagi primitif (jahiliah) yang bersarang di dalam hati masyarakat modern ini. 

Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk dalam perbuatan jahiliah yang susah untuk ditinggalkan: (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah).” 

Lalu, beliau bersabda, "Orang yang meratapi mayit, apabila ia wafat sebelum bertobat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal.” (HR. Muslim no. 934)

Di dalam hadis tersebut disebutkan bahwa di antara sifat- sifat primitif dan terbelakang (jahiliah) yang tidak mudah untuk dihilangkan dan ditinggalkan masyarakat adalah tathayyur atau biasa disebut juga dengan anggapan sial.

SEJARAH TATHAYYUR DAN KEBERAGAMANNYA DI INDONESIA. Tathayyur berasal dari kata tha’ir yang artinya burung. Anggapan sial diistilahkan dan dikaitkan dengan burung karena dahulu kala, orang Arab jahiliyah apabila hendak melakukan perjalanan, mereka akan melihat pergerakan burung terlebih dahulu. Apabila ada burung yang terbang ke arah kanan, maka itu adalah pertanda baik untuk melakukan perjalanan. Namun, apabila mereka mendapati burung terbang ke arah kiri, maka mereka tidak akan memulai perjalanan tersebut. Karena mereka menganggap hal tersebut adalah pertanda buruk atau kesialan.

Di lingkungan masyarakat Indonesia, anggapan sial sangatlah merebak dan perlu diwaspadai. Dimulai dari anggapan bahwa seseorang yang kejatuhan cicak, maka ia akan mendapatkan musibah pada hari tersebut. Atau ketika mendengar burung gagak, seseorang beranggapan akan mendapatkan kesialan atau bahkan kematian. Banyak juga yang beranggapan bahwa angka tiga belas adalah angka sial, sampai-sampai lift-lift di gedung-gedung tinggi tidak memuat angka tiga belas di dalamnya.

Parahnya lagi, keyakinan dan anggapan-anggapan batil tersebut seringkali menjadi bahan pertimbangan sebagian masyarakat kita di dalam menentukan tanggal dan bulan pernikahan. Bahkan, sebagian masyarakat menunda pernikahan atau bahkan menggagalkan pernikahan hanya karena perselisihan dan perbedaan pendapat di dalam menentukan tanggal pernikahan tersebut.

Sungguh ini semua adalah perbuatan syirik yang harus kita waspadai dan kita jauhi. Kesyirikan karena mengaitkan sesuatu bukan pada sebab hakikinya, meyakini bahwa sesuatu dapat menimbulkan mara bahaya tanpa seizin Allah Ta’ala.

MANFAAT DAN MUDARAT ADALAH KETETAPAN ALLAH TA'ALA. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengajarkan sahabat Ibnu Abbas RA yang ketika itu masih kecil. "Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh makhluk (di langit dan di bumi) berkumpul untuk mendatangkan suatu manfaat untukmu, niscaya mereka tidak dapat memberikan manfaat untukmu, kecuali apa yang Allah tetapkan untukmu. 

Dan seandainya mereka berkumpul untuk mendatangkan bahaya untukmu, niscaya mereka tidak dapat mendatangkan suatu pun bahaya untukmu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena (penulis takdir) telah diangkat dan catatan (takdir) telah mengering.” (HR. Tirmizi 2516, sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Tirmizi)

Saat kita membutuhkan atau mengkhawatirkan sesuatu, maka yang kita perlukan hanyalah bertawakal dan bersandar kepada Allah Ta’ala. Memasrahkan seluruh urusan kepadaNya. Allah Ta’ala berfirman di dalam surah At-Thalaq, "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Thalaq: 3)

Allah Taala juga berfirman, "Katakanlah (hai Muhammad kepada orang-orang musyrik), Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhala itu dapat menghilangkan kemudaratan itu? Atau jika Allah menghendaki untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku, apakah mereka mampu menahan rahmatNya?’ Katakanlah, Cukuplah Allah bagiku, hanya kepadaNyalah orang orang yang berserah diri bertawakkal." (QS. Az-Zumar: 38)

BAHAYA MENGANGGAP SIAL SESUATU. Menganggap sial sesuatu minimalnya akan mengurangi kadar ketauhidan dan keimanan seorang hamba. Lebih parah lagi, menganggap sial sesuatu dapat meniadakan tauhid dan iman secara total. Pertama, karena orang tersebut tidak memiliki rasa tawakal kepada Allah Ta’ala dan justru bergantung kepada selain Allah. Dan kedua, ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakikatnya dan merupakan sesuatu yang termasuk takhayyul, dikarang-karang, dan hasil dari keragu- raguan.

Thiyarah, menganggap sial sesuatu termasuk perbuatan syirik yang menafikan kesempurnaan tauhid. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, Thiyarah (anggapan sial) itu syirik. Thiyarah itu syirik. Thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja, Allah menghilangkannya dengan tawakal kepadaNya.” (HR. Abu Dawud  3910 Tirmidzi 1614, Ibnu Majah 3538 Ahmad 3687)

Di hadits yang lain, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa mengurungkan niatnya dari menunaikan sebuah kebutuhan karena thiyarah (anggapan sial), maka ia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad 7045 At-Thabrani 14: 35 14622). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 22 Desember 2024, 20 Jumadil Akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur atas Nikmat, Sabar atas Musibah

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan keimanan sekaligus senantiasa meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan banyak nikmat kepada kita. 

Saking banyaknya nikmat yang diberikan, terkadang kita lupa tidak merawat dan mensyukurinya. Diantara nikmat itu seperti nikmat sehat, sempat, dan juga yang paling penting adalah nikmat iman dan Islam.   

Semua nikmat yang dianugerahkan kepada kita ini pasti tidak bisa kita hitung satu persatu. Ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An-Nahl:18) 

Hal ini mengingatkan bahwa musibah atau masalah yang dialami manusia, seberat apa pun, tidak sebanding dengan besarnya anugerah Allah yang tidak terhingga. Bahkan, di balik musibah pun, terselip karunia-karunia lain yang sering tidak disadari. 

Dan agar manusia senantiasa bersabar, bersyukur, dan optimis meski dalam musibah. Kaum muslimin diharapkan senantiasa memupuk kesabaran, syukur, dan optimisme. Karena dengan itulah, kejernihan batin terpelihara, yang menguatkan manusia menghadapi masalah apa saja.   

Dalam mewujudkan rasa syukur kita, marilah kita senantiasa mengucapkan “Alhamdulillah” baik saat mendapat nikmat maupun saat kita ditimpa musibah. Karena perlu disadari, nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita lebih banyak dari masalah dan musibah yang kita hadapi dan rasakan. 

Dengan syukur dalam berbagai kondisi apa pun, mudah-mudahan Allah akan selalu menyayangi kita dan nikmat dari-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita. Allah pun telah menjanjikan dalam Surat Ibrahim ayat 7: “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya adzabKu sangat pedih."   

InsyaAllah kita bukanlah hamba yang kufur akan nikmatnya sehingga kita bisa terhindar dari adzab, musibah dan malapetaka dan kehidupan kita selamat di dunia dan akhirat. Aamiin. Dalam kehidupan ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu juga tidak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan. 

Saat mendapatkan nikmat dan saat menghadapi musibah, Agama Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni: "asy-syukru indan niam" - bersyukur ketika mendapat nikmat dan "ash-shabru indal musibah"- bersabar saat mendapatkan musibah. 

Kedua hal ini pun bisa menjadi barometer atau ukuran keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani kehidupan yang terus mengalami perubahan ini. Allah sudah menegaskan bahwa manusia akan selalu diberi cobaan musibah yang tersebut dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 155:   

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Dalam ayat ini, sabar menjadi perisai dan senjata orang-orang beriman dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. 

Perasaan takut, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah- buahan adalah ujian yang bakal kita hadapi dalam kehidupan ini. Tidak ada yang melindungi kita dari ujian-ujian berat itu selain jiwa kesabaran yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Lalu siapakah orang yang bersabar itu? 

Diterangkan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 156: "Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun - Sesungguhnya semua dari Allah dan semua akan kembali kepadaNya."

Musibah adalah ujian dari Allah sekaligus wujud cintaNya pada hambaNya. Cinta dan kasih sayang Allah akan diberikan kepada hambaNya yang kuat dalam menghadapi musibah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:

"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka". Oleh karena itu, barangsiapa ridha menerima cobaan tersebut maka baginya keridhaan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan. 

Hadits ini memberikan motivasi kepada kita untuk senantiasa optimis dan terus sabar dalam menghadapi musibah. Memang terkadang, pesimisme terus menghantui kita dan semakin menambah berat beban dalam menghadapi musibah dan cobaan. 

Namun sebenarnya bukan besarnya ombak lautan yang kita hadapi, melainkan perahu kitalah yang terlalu kecil untuk mengarunginya. Bukan besarnya masalah yang kita hadapi, melainkan kesabaran kitalah yang terlalu kecil untuk menghadapinya.

Perlu disadari bahwa sikap sabar ini bukan berarti menyerah terhadap kondisi yang ada. Sabar harus diiringi dengan ikhtiar untuk menghadapi ujian yang ada. Bukan lari dari ujian itu sendiri. Ujian dalam hidup akan menjadikan kita lebih kuat dan berpengalaman dalam menghadapi ujian yang nantinya pasti akan kita temui lagi. 

Lari dari ujian hidup, bukanlah solusi untuk menyelesaikannya karena jika kita lari dari ujian dan masalah hidup, maka bersiaplah untuk menghadapi masalah yang lebih besar. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. "Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya." (QS. Al Baqarah: 286). In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismilllahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 21 Des 2024, 19 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Meneladani Akhlak Mulia Rasulallah

Mengusahakan ibadah-ibadah individual, seperti: salat, berpuasa, melaksanakan ibadah haji, umrah, dan ibadah-ibadah lainnya, tentu akan lebih mudah untuk dilakukan daripada ibadah-ibadah sosial yang erat kaitannya dengan akhlak yang mulia dan perangai yang baik. Tidak sedikit kita jumpai, seseorang yang baik salatnya, rajin bangun di tengah malam, rajin berpuasa, namun ia lupa atau lalai dari menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.

Tidak bertegur sapa dengan saudara semuslimnya saat bertemu, mudah berbicara kotor, hobi membicarakan (kejelekan) saudara semuslimnya tanpa sepengetahuan saudaranya tersebut, dan akhlak-akhlak tidak terpuji lainnya yang terkadang dijumpai dari seorang pribadi muslim yang zahirnya adalah seorang yang saleh.

Saudaraku, akhlak yang baik adalah tujuan utama diutusnya Nabi kita. Akhlak yang baik adalah buah dari amal ibadah yang kita lakukan sehari- hari. Tidaklah diri kita dikatakan berhasil dan sukses di dalam mengerjakan ibadah ibadah, seperti: salat, tahajud, dan lain sebagainya, kecuali apabila memiliki akhlak yang mulia.

Lihatlah apa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam katakan tatkala ada seorang sahabatnya yang bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang perempuan yang rajin salat malam, rajin sedekah, dan rajin puasa, namun dia suka menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Nabi pun berkomentar, “Sungguh tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka.” Para sahabat bertanya lagi, “Ada perempuan yang dikenal hanya melaksanakan salat lima waktu saja (jarang melaksanakan salat sunah) dan dia hanya bersedekah dengan potongan keju, namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Rasulullah menjawab, “Dia ahli surga.” (HR. Ahmad 9675 dan Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad 119) 

Nabi diutus untuk mengajarkan akhlak yang mulia. Dahulu kala, orang- orang jahiliah sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangatlah jauh dari akhlak yang baik. Banyak dari mereka yang memiliki akhlak dan perangai yang buruk.

Akhlak terburuk mereka adalah menyekutukan Allah Ta’ala, padahal mereka mengetahui bahwa Allahlah satu satuNya Zat yang menciptakan mereka. Mereka pernah mengubur hidup- hidup anak-anak perempuan mereka karena rasa malu dan anggapan bahwa anak perempuan adalah aib bagi kedua orangtuanya. Mereka juga memiliki kebiasaan mabuk, berbuat zina, meratapi mayit, serta saling mengejek dan mencela.

Oleh sebab itu, di antara perjanjian (baiat) yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berlakukan untuk mereka yang masuk Islam setelah dibukanya kota Makkah adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu,

Umaimah binti Ruqaiqah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk berbaiat kepada beliau mengenai keislamannya. Maka, beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan,

“Aku baiat dirimu untuk tidak menyekutukan Allah dengan suatu apa pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak- anak kalian, tidak berbuat dosa yang didatangkan di antara tangan-tangan dan kaki-kaki kalian, tidak meratapi kematian seseorang, dan tidak bersolek serta berhias layaknya kebiasaan orang- orang di awal-awal masa jahiliah.” (HR. Ahmad 6850)

Di lain kesempatan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi  21301 dan Ahmad 8952). Rasulullah diutus untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak umat manusia, sekaligus sebagai contoh teladan yang baik dalam hal tersebut. 

Hal ini seperti firman Allah, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Jika kita benar-benar mencintai beliau, benar-benar ingin menjalankan syariat ini secara sempurna, maka tentu harus memiliki akhlak yang mulia, berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani beliau dalam bermuamalah dan bergaul dengan orang tua, dengan anak- anak, dengan teman sebaya, dan dengan siapa pun yang hidup bersama kita dan bersinggungan dengan diri kita sehari-hari.

Ibadah badan adalah wasilah (sarana) untuk mewujudkan akhlak yang mulia. Allah Ta’ala tidaklah memerintahkan kita untuk beribadah, kecuali di baliknya terdapat hikmah yang agung dan besar yang dapat kita ambil darinya. Dan di antara hikmah terbesar yang akan didapatkan seorang hamba tatkala memperbanyak ibadah adalah agar dirinya menjadi sosok muslim yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang baik kepada siapa pun.

Dalam hal salat misalnya. Allah Ta’ala pernah berfirman, “Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (QS. Al-Ankabut: 45)

Ibadah shalat yang kita harapkan keutamaannya adalah shalat yang dapat menjaga diri kita dari berlaku keji dan mungkar. Menjauhkan diri kita dari berucap kotor, menyakiti orang lain, dan mengganggu orang lain.

Mengenai kewajiban membayar zakat, Allah Ta’ala berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” (QS. At-Taubah: 103). Baik itu mensucikan mereka yang membayar zakat dari dosa-dosa ataupun mensucikan hati mereka dari perangai buruk lagi tak terpuji.

Mengenai ibadah haji, Allah Ta’ala juga mewanti-wanti agar ibadah haji yang dilakukan seseorang jauh dari perilaku buruk, perangai yang tidak terpuji, dan akhlak yang tidak baik kepada orang lain. Allah Ta’ala berfirman, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik, dan berbantah- bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu, wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Bahkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mensyaratkan perolehan keutamaan dihapusnya dosa bagi mereka yang berhaji dengan tidak adanya akhlak terpuji yang dilanggar oleh mereka. Beliau bersabda, “Barangsiapa menunaikan ibadah haji, lalu ia tidak mengucapkan kata- kata kotor, serta tidak berbuat kefasikan, maka ia pulang dalam keadaan suci seperti pada saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari 1521 dan Muslim 1350). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits serta tausyiah SRB, Jumat 20 Des 2024, 18 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Harta dan Sedakah

JUM'AH MUBARAK. Harta Itu Titipan. Harta itu dibutuhkan. Harta itu menyenangkan. Harta itu kenyamanan. Akan tetapi kita harus mengetahui hakikat harta, karena harta itu hanyalah berupa titipan. Namun, banyak diantara kita yang dititipi harta merasa memiliki, sehingga jika Pemiliknya mensyari'atkan agar diinfakkan, kita enggan.

Hakikatnya di dunia ini titipan, bukan harta saja, demikian juga dengan kendaraan, rumah, anak-anak, istri atau suami juga titipan. Kisah Ummu Sulaim RA dengan Abu Thalhah RA ketika buah hati mereka diambil oleh Pemiliknya (Allah Ta'ala), maka dikatakan bahwa Pemiliknya telah mengambilnya (sudah meninggal) karena mereka mengetahui bahwa buah hati mereka hanya titipan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak- anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang- orang yang merugi." (QS. Al-Munafiqun : 9)

Lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyeru kita semua "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang- orang yang shaleh?" (QS.Al-Munafiqun:10). Mungkinkah ajal telah datang, kita bisa menginfakkan harta kita ?

Harta Akan Bermanfaat Jika Dikeluarkan (disedekahkan, diinfakkan). Terkadang kita menemukan orang yang memiliki harta melimpah, ia bingung hartanya mau dibuat apa ? Sehingga ia membeli barang-barang mahal karena ia tidak mengetahui hartanya yang banyak buat apa ?

Nabi kita, Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam ketika punya harta, beliau Shalallahu 'Alayhi Wasallam mengeluarkan dengan menginfakkannya tanpa takut miskin, bahkan ketika beliau wafat baju besi beliau masih dalam keadaan tergadai.

Di riwayat Imam Muslim, Nabi Shalallahu 'Alayhi Wasallam pernah di minta harta, Nabi memberikan semua kambing di lembah tersebut. Ketika yang diberi kembali ke kaumnya maka ia menyeru kaumnya : "Masuk Islamlah, karena Nabi Muhammad jika memberi tidak takut miskin."

Di riwayat Imam Bukhari disebutkan bahwasanya jika Nabi mempunyai harta berupa emas sebesar gunung Uhud, maka beliau akan sedekahkan seluruhnya sehingga yang disisakan hanya hutang yang akan jatuh tempo.

Diriwayat lain disebutkan ketika Nabi di tarik selendang yang melilit di leher beliau, Nabi kesakitan, akan tetapi Nabi tetap memberikan kepada Arab Badui yang meminta.... Perisitiwa ini  terjadi ketika setelah perang Hunain.

Sesungguhnya jenazah di antar ke kubur oleh harta keluarga dan amalnya. Yang kembali yaitu harta dan keluarganya, yang tetap menemani hanya amalnya. Harta Mau Di Buat Apa ? Harta dapat menjadi kebaikan jika harta berada ditangan orang baik. Ada banyak pintu kebaikan dengan harta, namun kita harus pintar ke mana harta itu dikeluarkan.

Ketika Nabi baru hijrah ke Madinah, Nabi membeli lahan untuk membangun Masjid Nabawi, penduduk Madinah tidak mau menjualnya, Nabi tetap membeli, walhasil masjid Nabawi adalah wakaf dari Nabi Shalallahu 'Alayhi Wasallam.

Begitu juga, ketika mau berangkat hijrah, Nabi sudah disediakan unta oleh Abu Bakar, Nabi tetap membayar persediaan perlengkapan tersebut. Ketika bergantian menaiki unta di suatu safar peperangan, pas digiliran Nabi berjalan dan sahabat yang lain yang berkendaraan, Nabi tetap berjalan, karena Nabi juga menginginkan pahala.

Ketika suatu akan berangkat jihad, maka terjadilah pengumpulan harta, Umar RA membawa separuh hartanya. Nabi bertanya kepada Umar, Apa yang engkau tinggalkan buat keluargamu? Beliau jawab, separuhnya ada buat keluarganya. Umar pernah bergumam bahwa saat ini ia akan mengalahkan Abu Bakar. Ketika Abu Bakar datang, beliau menginfakkan seluruh hartanya, ketika ditanya Nabi, apa yang ditinggalkan buat keluarga? Abu Bakar menjawab : Allah dan Rasul-Nya. Umar pun bergumam : selamanya saya tidak akan pernah mengalahkan Abu Bakar.

Ketika Khutbah 'Ied Nabi mengingatkan bahwa kaum wanita banyak menjadi penghuni neraka. Maka para Sahabiyah (sahabat perempuan) bersedakah sampai perhiasan mereka, mereka sedekahkan. Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda yang artinya : "Tidak akan pernah berkurang harta dengan sedekah." Kenapa kita takut sedekah, karena syaithan selalu menakuti-nakuti miskin. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengatahui."(QS. Al-Baqarah: 268). Sebenarnya sedekah itu mudah, cuma amat berat mengeluarkannya. In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits, Kamis 19 Des 2024, 17 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Berdakwah itu kepada ALLAH

Oleh karena itu, isi ceramah dan kajian harusnya berisi ajakan kepada manusia untuk semakin taat dan tunduk kepada Allah. Jika isi ceramahnya dipenuhi : Guyon dan tawa, nyanyi nyanyi dan joget. Kata umpatan dan kata yang jorok. ngomong ngalor ngidul tanpa referensi kitab. Dan lain lain.

Itu bukan berdakwah mengajak manusia kepada Allah ?! Kaum muslimin, kita harus cerdas memilih majlis ilmu. tidak semua majlis itu berisi ilmu. majlis ilmu adalah majlis yang menjadikan kita semakin takut kepada Allah.

"Sesungguhnya hamba Allah yang takut kepadaNya hanyalah para ahli ilmu" (QS. Fathir : 28). Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat : 11)

Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berwasiat, “Janganlah engkau menghina seorang pun”. “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.

Tinggikanlah sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai kesombongan."

"Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya” (HR. Abu Daud 4084 dan Tirmidzi 2722). In sya Allah, Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin dan para dainya, aamiin. In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 18 Des 2024,16 Jumadil Akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menghadapi Ujian dengan Sabar dan Tawakal

Allah memerintahkan kita selaku orang yang beriman untuk tawakal kepadaNya semata. “Dan bertawakalah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang orang beriman” (QS. al Maidah : 23). Sesungguhnya tawakal adalah keyakinan sepenuh hati seorang hamba dalam menyerahkan dan memasrahkan segenap urusannya kepada Rabbnya. Sikap ini merupakan implementasi dan bukti doa  "hasbunallāh wa ni’mal wakīl".

Doa tersebut pula yang menjadikannya pribadi yang sabar terhadap segala bentuk cobaan dan ujian yang datang silih berganti. Yakin akan hikmahNya, percaya sepenuhnya bahwa Allah akan senantiasa menolong hamba- hambaNya yang beriman. Tidak pernah sekalipun ragu bahwa kebenaran al-Haq itulah yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. 

Sabar, istiqomah, konsisten di atas jalan kebenaran. Mengingatkan kata sahabat mulia Hubaib  RA saat diancam oleh orang-orang musyrik. Namun ia tetap beriman dan tak takut mati selama di atas jalan kebenaran.

Sikap sabar Hubaib terekam abadi dalam lembaran sejarah emas umat Islam melalui untaian kata-katanya : “Aku tak peduli meskipun harus terbunuh dimanapun aku berada, selama aku masih seorang muslim dan hanya untuk Allah kematianku. 

Karena yang demikian seandainya pun terjadi jika Dia berkehendak, maka Ia akan memberkahi semua persendian jasad yang terpisah” (HR. Al-Bukhari  3989). Perubahan situasi, kondisi, dan besar juga beratnya ujian tidak akan mengubah kondisi orang yang sabar dan tawakal. Mereka akan tetap beriman sebagaimana mereka akan tetap bersyukur. 

Sebagaimana yang disampaikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmanNya, “Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj : 11)

Dalam ayat lain, Allah menyebutkan diantara sifat orang  orang yang mendapatkan rahmat dan petunjukNya yaitu orang-orang yang sabar terhadap ujian serta tetap konsisten dan Istiqomah melaksanakan kebajikan dan beribadah kepadaNya. 

Ayat tersebut ialah, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang- orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata : "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ - sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali". 

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang- orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Baqarah: 155-157). Dalam ayat ini Allah memuji para hambaNya yang beriman. Yaitu orang orang yang tetap konsisten dan istiqomah beribadah kepadaNya padahal kondisi dan situasi tidak mendukung sama sekali.

Mereka tetap tunduk, taat, dan patuh menjalankan perintah perintah agama dan menjauhi larangan- larangannya. Bagi orang-orang seperti ini Allah berikan ganjaran khusus keutamaan untuk mereka. Sebagaimana yang disampaikan oleh baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabdanya : “Ibadah dalam kondisi huru-hara bagiku sama seperti melakukan hijrah” (HR. Muslim  2948).

Dan Demi Allah Dzat Yang Maha Agung hendaklah kalian bertaqwa, dan jangan pernah menjual kemuliaanNya dengan berlumur dosa ! Sesungguhnya Allah telah menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian, cobaan kesulitan dan pilihan. Bukan tempat untuk berleha-leha dan santai apalagi berfoya-foya. 

Allah telah sediakan bagi para hambaNya mampu bersabar dengan semua itu pahala yang besar dan sebaik-baiknya ganjaran. Semakin sabar seorang hamba maka semakin tinggi dan semakin mulia derajatnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Hal ini sebagaimana sabda baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada seseorang yang mengatakan bahwa ada seorang berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya aku sangat mencintaimu.”

Beliau bersabda,: “Perhatikan apa yang kamu katakan.” Dia berkata lagi : “Demi Allah sungguh aku sangat mencintaimu”. Nabi bersabda lagi, “Perhatikan apa yang kamu katakan.” Dia berkata lagi : “Demi Allah sungguh aku sangat mencintaimu.”

Tiga kali dia mengucapkannya, lalu beliau bersabda : “Jika kamu mencintaiku, maka persiapkanlah perisai untuk kefakiran, karena kefakiran lebih cepat kepada orang yang mencintaiku melebihi aliran menuju hilir.” (HR. At-Tirmidzi 2350)

Di hadits yang lain, dari Mush’ab bin Sa’d, dari bapaknya, ia berkata, saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : “Siapa manusia yang paling berat cobaannya ?” Beliau menjawab, “Para Nabi, lalu orang orang yang semisal mereka dan orang - orang yang semisal mereka. 

Seseorang diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika agamanya kuat maka ujiannya akan berat. Jika agamanya lemah maka diuji dengan sesuai kadar agamanya. Tidaklah ujian itu berhenti pada seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa mempunyai kesalahan.” (HR. At-Tirmidzi 2398). In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 17 Des 2024, 15 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mengenal Nama Allah “Al-Hakiim”

Sungguh ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla adalah ilmu yang paling mulia. Tidak ada jalan untuk mengenal Allah melainkan hanyalah melaui nama-nama dan sifat-sifatNya. Penyebutan “Al-Hakiim” dalam Alquran. Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah Ta’ala mengenalkan salah satu namaNya dalam firmanNya, "Dan dia adalah “Al-‘Aliim”  (Maha mengetahui) dan “Al-Hakiim” (Maha Bijaksana).” (QS. At-Tahriim : 2)

Allah Ta’ala berfirman, "Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 32)

Dan juga ayat-ayat lainnya yang sangat banyak menyebutkan nama Allah Ta’ala “Al-Hakiim”. Penjelasan Makna “Al-Hakiim”. Para ulama menjelaskan bahwa “Al-Hakiim” memiliki dua makna, “Al-Hakiim” dengan makna “Al-Haakim”.

Yaitu, Allah Ta’ala adalah Dzat yang berhak untuk membuat hukum. Hukum Allah Ta’ala itu ada dua : yaitu hukum syar’i dan hukum kauni. Hukum syar’i adalah syariat agama yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam serta terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. 

Allah Ta’ala berfirman berkaitan dengan hukum syar’i sebagai penutup ayat yang menceritakan tentang hukum terkait pernikahan dan mahar, "Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mumtahanah 10).

Adapun hukum kauni adalah apa yang Allah Ta’ala tetapkan kepada hambaNya, baik berupa penciptaan, rizki, hidup, mati, dan semacamnya. Allah Ta’ala berfirman tentang salah satu saudara Yusuf, "Maka ketika mereka berputus asa dari (putusan) Yusuf, mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Yang tertua di antara mereka berkata, “Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia- nyiakan Yusuf. Sebab itu, aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan dia adalah hakim yang sebaik-baiknya.” (QS. Yusuf : 80)

“Al-Hakiim” dengan makna “Al-Muhkim”. Yaitu, Allah Ta’ala memiliki sifat hikmah. Makna asal hikmah adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Syariat atau hukum yang Allah Ta’ala tetapkan itu memiliki hikmah. Akan tetapi, ada di antara hikmah tersebut yang kita ketahui dan ada yang tidak kita ketahui. Hal ini karena Allah Ta’ala hanya memberikan kita sedikit ilmu saja, sebagaimana firman Allah Ta’ala 

"Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra’ : 85). Hukum Allah Ta’ala, baik hukum kauni atau hukum syar’i, semuanya memiliki hikmah. Allah Ta’ala mengatakan, “Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya ?” (QS. At-Tiin : 8). Terdapat dua macam hikmah Allah Ta’ala,

Pertama. Hikmah berupa tata cara ibadah sebagaimana yang Allah Ta’ala syariatkan. Misalnya, tatacara ibadah shalat, sejak mulai dari takbiratul ihram sampai salam. Juga shalat tersebut dimulai dengan bersuci dari hadats, baik hadats besar ataupun hadats kecil. Gerakan shalat juga sudah ditentukan, baik berdiri, ruku’, sujud, atau duduk. 

Demikian pula dalam ibadah zakat. Yaitu ibadah kepada Allah Ta’ala dengan memberikan kelebihan harta yang kita miliki kepada orang-orang yang membutuhkan harta tersebut dan telah ditentukan oleh syariat. 

Kedua. Hikmah berupa maksud atau tujuan dari suatu hukum. Hal ini karena semua hukum Allah Ta’ala, baik hukum kauni atau hukum syar’i, semuanya memiliki tujuan dan maksud yang baik serta buah (pahala) yang besar. 

Kita lihat misalnya hikmah Allah Ta’ala dari hukum kauni, berupa musibah yang Allah Ta’ala tetapkan untuk hamba-Nya. Musibah tersebut adalah untuk hikmah yang mulia, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum : 41). Ayat tersebut merupakan bantahan bagi orang-orang yang menganggap bahwa ketetapan Allah itu hanya semata-mata karena kehendak (masyi’ah) saja. In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits Senin 16 Des 2024, 14 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alam dan Adzab Kubur Benar Adanya

Alam kubur adalah awal kehidupan hakiki dari seorang manusia. Mempelajari apa-apa yang terjadi di alam kubur banyak memberikan faedah. Seseorang yang mengetahui bahwa di alam kubur ada nikmat kubur tentu akan berusaha sebisa mungkin selama ia masih hidup agar menjadi orang yang layak mendapatkan nikmat kubur kelak.

Seseorang yang mengetahui bahwa di alam kubur ada adzab kubur juga akan berusaha sebisa mungkin agar ia terhindar darinya kelak. Nikmat dan adzab kubur adalah perkara gaib yang tidak terindera oleh manusia. Manusia yang merasakannya pun tentu tidak dapat mengabarkan kepada yang masih hidup akan kebenarannya. 

Maka satu-satunya sumber keyakinan kita akan adanya adzab dan nikmat kubur adalah dalil Qur’an dan Sunnah. Dan banyak sekali dalil dari Qur’an dan As Sunnah serta ijma’ para sahabat dan tabi’in yang menetapkan adanya alam kubur. 

Namun sebagian orang dari kalangan ahlul bid’ah mengingkarinya karena penyimpangan mereka dalam memahami dalil-dalil syar’i. Dalam EPCDH ini beberapa dalil yang menetapkan adanya adzab dan nikmat kubur serta pembahasan mengenai beberapa kerancuan yang beredar seputar masalah ini.

Dalil Al Quran. “dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.” (QS. Ghafir/ Al Mu’min: 45-46)

"Alangkah buruknya jika kamu melihat ketika orang-orang yang zalim berada di bawah tekanan maut, sedang malaikat memukul mereka dengan tangan mereka (seraya berkata): "Cabutlah nyawamu". Pada hari ini kamu akan dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, kerana kamu selalu berkata terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (kerana) kamu sentiasa bermegah dengan ayat-ayatNya. (QS. Al An'am: 93)

Al Imam Al Bukhari rahimahullah , dalam Shahihnya menjadikan bab (dalil tentang azab kubur) lalu beliau menyebut ayat di atas. “Dan janganlah kamu mengatakan tentang orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahawa mereka) mati; walaupun (sebenarnya) mereka masih hidup, tetapi kamu tidak menyedarinya.” (QS. Al Baqarah: 154)

Al Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah Ta'ala meriwayatkan bahawa orang-orang yang mati syahid hidup di alam barzakh dalam keadaan sentiasa diberi rezeki oleh Allah, sebagaimana dalam hadits yang terdapat dalam Sahih Muslim... (lalu beliau menyebut hadis tersebut) " (Tafsir Al Qur' an Azhim , 1/446). 

Dan banyak lagi dalil dari Al-Quran Al Kariim yang menentukan azab kubur. Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: "Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. 

Beliau bersabda, "Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua)". lalu Nabi bersabda: ‘Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu diantara keduanya diadzab karena tidak membersih kan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba)” (HR. Bukhari 6055, Muslim 703). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 15 Des 2024, 13 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum bwarahmatullahi wabarakatuh

Allah Ampuni Dosa Selain Syirik

Allah akan mengampuni siapapun yang Dia kehendaki selagi bukan dosa syirik. Allah Wa Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nis: 48)

“Allah Wa Ta'ala  memberitakan bahwa dia tidak akan memberikan ampun kepada orang yang mensekutukanNya dengan sesuatupun dari kalangan para makhluk. Dan Dia akan memberikan ampunan kepada selain syirik, dari berbagai dosa; baik yang kecil maupun yang besarnya. Dan yang demikian itu berada pada sisi kehendakNya untuk mengampuninya, jika hikmahNya memerlukan ampunanNya.

Maka segala dosa selain syirik, Allah telah menjadikan baginya banyak sekali sebab bagi pengampunannya. Seperti kebaikan- kebaikan yang menghapus dosa, dan musibah- musibah penghapus dosa yang terjadi di dunia, alam barzakh, dan hari kiamat. Seperti halnya do’anya kaum mukminin sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Juga dengan syafaatnya orang- orang yang berhak mendapatkan syafaat. Dan di atas semua itu, adalah rahmatNya yang orang-orang beriman dan bertauhid lebih berhak untuk mendapatkannya.

Ini berbeda dengan kesyirikan, dikarenakan orang musyrik, sungguh telah menutup pintu- pintu ampunan bagi dirinya sendiri. Pintu rahmatpun telah tertutup di hadapan mereka. Maka segala ketaatan tanpa tauhid tidak akan memberikan manfaat kepadanya, segala musibahpun tidak memberikan faidah sedikitpun padanya. Dan tidak ada penolong untuk mereka pada hari kiamat.

“Mereka Berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka:  “Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. “Karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam”.   “Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa”. (QS. Asy-Su’araa: 96-99).

"Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun" (QS.as-Syu’araa`100). "Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab" (QS.as-Syu’araa: 101). Oleh karenanya, Allah Wa Ta'ala berfirman "Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar, yaitu dia telah mengadakan sebuah kejahatan besar. 

Kezhaliman manakah yang lebih zhalim daripada orang yang mensejajarkan makhluk –yang terbuat dari tanah yang memiliki kekurangan dari segala sisi, yang faqir dengan dzatnya sendiri dari segala sisi, yang bahkan tidak memiliki kekuasaan pada dirinya sendiri- lebih- lebih dari orang yang mengibadahinya – baik dengan memberikan manfaat, tidak juga madharat, tidak kematian, tidak kehidupan, tidak juga kebangkitan- dengan al-Khaliq (Yang telah menciptakan) segala sesuatu, yang Maha Sempurna dari segala sisi, yang Maha Kaya dengan DzatNya dari segala makhlukNya; yang pada tanganNya terdapat segala kemanfaatan, kemadharatan, pemberian dan penahanan pemberian; yang tidak ada satu nikmatpun pada para makhluk melainkan nikmat itu dariNya. Maka adakah sesuatu yang lebih besar dari kezhaliman ini?

Oleh karena itulah, Dia tetapkan bagi pelakunya untuk kekal dengan mendapatkan adzab, dan pengharaman pahala. "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. al-Maidah : 72)

Dan ayat yang mulia ini adalah pada haknya selain orang yang bertaubat; adapun yang bertaubat, maka sesungguhnya akan diampuni untuknya dosa syiriknya dan dosa dibawahnya. Sebagaimana firman Allah Wa Ta'ala, "Hai hamba- hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa- dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. az-Zumar : 53)

Allah Wa Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS. an-Nisaa`: 116). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 14 Desember 2024, 12 Jumadil akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Jadi Tajassus (Orang yang Suka Buruksangka)

Allah Ta’ala berfirman “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala melarang kita untuk mencari- cari kesalahan orang lain. Entah itu dengan kita menyelidikinya secara langsung atau dengan bertanya kepada temannya. Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk sebagaimana yang Allah Ta’ala larang dalam beberapa kalimat sebelum pelarangan sikap tajassus.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi dan saling membenci. Jadilah kalian hamba hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Al-Bukhari 6064 dan Muslim 2563)

Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka- prasangka yang baik.”(Rifqan Ahlu bi Ahli as-Sunnah, hal 10). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 13 Des 2024, 11 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

N e r a k a

JUMAH MUBARAK. Pembaca yang dirahmati Allah, ketika mengetik dan menyarikan tulisan EPCDH ini, jari-jemari penulis gemetar dan merasa sangat sedih dan gelisah. Namun, harus kita akui bahwa Neraka itu ada dan nyata, serta merupakan konsekuensi logis bagi orang-orang yang berdosa terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mendurhakai perintahNya.

Kita juga paham, bahwa orang yang mati sebagai orang kafir akan berada di Neraka selamanya. Bahkan sebagian umat Islam akan masuk Neraka untuk jangka waktu tertentu untuk dihukum karena dosa-dosanya sebelum kemudian masuk surga. 

Seringkali kita mendengar kata, “Kalaupun kita masuk neraka, pada akhirnya kita akan masuk surga, insya Allah sekali lagi Insya Allah”. Penulis ragu ada orang yang mau bahkan satu milidetik pun berada di tempat yang begitu sangat mengerikan ! Neraka memiliki tujuh gerbang, dan telah disediakan untuk orang-orang yang zalim. 

Dalam hal ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka." (QS. Al-Hijr, 43-44)

Dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan "bahwa panasnya api neraka berlipat ganda 70 kali lipat dibandingkan dengan api dunia," (HR. Al Bukhari). Padahal, mari kita coba sentuhkan jari kita ke kompor dapur sekali saja, dan kita akan rasakan sakit yang ditimbulkannya. 

Lalu mari kita bayangkan bagaimana kalau api neraka yang 70 kali lebih panas membakar seluruh tubuh kita. Sungguh sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam "bahwa setelah beberapa saat di Neraka, segala kenikmatan dunia yang kita miliki akan terlupakan sama sekali." (HR. Muslim)

Dan sebagaimana makhluk hidup; neraka itu melolong, batuk, mengaum dan bernafas, mendidih dan melonjak ketika neraka mencoba melepaskan diri dari para malaikat untuk menyerang manusia untuk membakar mereka karena dosa dosa mereka.

Lantas, bagaimana kita nanti saat itu ? Bagaimana jadinya bila kita melihat dengan mata sendiri api neraka ? Betapa besarnya kita akan bertaubat dan menyesal pada hari itu, pada hari di mana taubat dan penyesalan tidak ada gunanya; neraka yang kita tertawakan ketika orang mengingatkan kita tentang keadaannya. 

Bagaimana dengan neraka yang ditakdirkan untuk kita masuki dengan segala dosa yang kita lakukan, dan neraka yang pantas kita terima karena lalai terhadap peringatan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ? Marilah kita sadarkan diri untuk menyesal dan bertobat hari ini selagi masih ada waktu. 

Ketahuilah bahwa sebagai umat Islam kita sendiri mungkin akan terjerumus ke dalam kemunafikan dan ketahuilah bahwa orang munafik itu akan berada di tempat yang paling dasar atau paling bawah di api neraka. 

Dalam hal ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (QS. An-Nisa : 145)

Padahal, untuk jatuh mencapai dasar dari api paling bawah perlu waktu 70 tahun. "Jadi, neraka itu begitu dalam sehingga sebuah batu dilemparkan dari mulut api ke dasarnya butuh waktu 70 tahun untuk mencapai dasarnya." (HR. Muslim)

Neraka akan datang pada hari itu dengan tekad untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang diciptakan Allah Subhanahu wata’ala dan mereka menyembah selain Dia. Balas dendam akan ditimpakan kepada orang-orang yang diberi rezeki oleh Allah Subhanahu wata’ala namun mereka berdosa. Dan juga kepada orang-orang yang diberi karunia dan rahmat-Nya oleh Allah Subhanahu wata’ala, namun mereka melupakan bahwa Dia Yang Maha Tinggi. 

Untuk itu, saudara-saudariku kaum Muslimin dan Muslimat semua, marilah kita segera menangis menyesali segala dosa yang pernah kita lakukan. Marilah kita segera memohon ampunan dari Allah Subhanahu wata’ala. Hanya itulah yang bisa kita lakukan, karena Allah Maha Menerima Taubat. Allahu ya’lam. InsyaAllah EPCDH yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman, dan bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 12 Des 2024, 10 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Syirik Berdoa kepada Nabi atau Orang Shalih yang Sudah Wafat

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Berdoa kepada Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam atau makhluk yang lain, selain berdoa Allah, adalah kesyirikan dan kesesatan. Karena para makhluk tidak mampu mengabulkan doa tersebut. Kewajiban orang telah melakukan demikian adalah bertobat kepada Allah dari perbuatan syirik ini dan hendaknya ia hanya berdoa kepada Allah saja. Kita semua mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam sendiri tidak memiliki kuasa untuk memberikan manfaat atau mudarat, kecuali dengan izin Allah.

Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam untuk menyampaikan hal ini kepada umatnya. Allah berfirman kepada beliau: “Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat bagi diriku sendiri, dan tidak (pula) menolak mudarat, kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa keburukan. Aku ini tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang- okrang yang beriman" (QS. Al-A’raf : 188).

Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam : “Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku memiliki perbendaharaan Allah, atau aku mengetahui yang gaib, dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku adalah seorang malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku” (QS. Al-An’am : 50). 

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam sendiri berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memohon ampunan dan rahmat bagi dirinya, serta berdoa untuk para sahabatnya. Jika beliau memiliki kemampuan untuk mengampuni atau memberi rahmat kepada seseorang, tentu beliau tidak memerlukan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hal ini".

Semua makhluk (termasuk Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam) sangat membutuhkan Allah, sedangkan Allah adalah Maha Kaya lagi Maha Terpuji, sebagaimana firmanNya: “Wahai manusia ! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS. Fathir : 15)

Andai bukan karena setan mempermainkan akal dan pemikiran manusia, tentu mereka akan menyadari bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam dan makhluk selain beliau tidak memiliki kuasa untuk memberikan manfaat atau mudarat kepada siapa pun. Mereka seharusnya hanya berdoa kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. 

Sebagaimana firmanNya : “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan, serta menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah ada tuhan selain Allah ?” (QS. An-Naml: 62). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 11 Des 2024, 9 Jumadilakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mencari Nafkah Keluarga Lebih Terhormat daripada Jadi Pejabat

Dari Abi Abdillah (Zubair) bin Awwam, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Seorang dari kalian mengambil tali, lalu pergi ke gunung (mencari kayu) dan pulang membawa seikat kayu bakar di punggungnya untuk dijual sehingga Allah jaga wajahnya (kehormatannya), sungguh ini lebih baik daripada dia meminta-minta kepada orang lain. Baik dia diberi atau tidak." (HR. Bukhari 1471)

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Seorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak”. (HR Bukhari, 1470; Muslim, 1042; Tirmidzi, 680 dan Nasa-i, V/96)

Untuk menjadi terhormat tidak mesti punya jabatan atau kekayaan. Bekerja dengan niat mencukupi nafkah keluarga, itu membuat orang yang melakukannya menjadi terhormat, meskipun pekerjaan itu tampak remeh di mata manusia. Selama pekerjaan yang dilakukan halal, maka orang yang menjalani pekerjaan itu statusnya terhormat. 

Sesuatu yang terhormat sudah selayaknya diperlakukan dengan hormat, sesuai maqamnya. Orang yang bisa memperlakukan orang lain sesuai kedudukannya, berarti dia orang yang adil. Kemampuan bersikap adil menjadi indikasi ketakwaan seseorang. 

Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 8)

Jika pencari kayu bakar saja Allah jaga wajahnya (kehormatannya), maka begitu pula mestinya kita terhadap orang-orang yang bekerja demi menjaga diri dari meminta-minta. Sudah sepatutnya kita jaga kehormatannya.u Betapa pun yang dia upayakan adalah pekerjaan yang sangat sederhana. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta kisah sahabat, Selasa 10 Des 2024, 8 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Akibat "Revolusi Mental" Minim Ajaran Iman dan Akhlaq

Beberapa hari lalu ada sahabat yang menshare keluh kesah tentang cucunya yang tinggal bersama besannya. Pada intinya terkena "Revolusi Mental". Akibatnya si cucu "melawan" keyakinan keluarga yang Islami. Kok bisa ? Bisa saja lantaran kurang atau minim ajaran Iman dan Akhlaq.

"Revolusi Mental" hasilnya ? "Anak membunuh orang tua, orang tua membunuh anak, saudara membunuh saudaranya, suami menjual istrinya, kemaksiatan merajalela, perilaku korupsi merata dari atas hingga bawah, perilaku mementingkan diri dan keluarga sendiri walau mengorbankan banyak orang menjadi panutan, dan manipulasi atau penipuan menjamur...." Dan masih banyak lagi produk produk "revolusi mental" minus iman dan akhlaq.

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dan orang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (Ahmad, At Tirmizi, Ibnu Majah).

"Revolusi mental" minus iman dan akhlaq hanya menghasilkan manusia manusia bengis bak binatang. Yang ada hanya nafsu dan ambisi, walau harus dengan membinasakan orang lain.... serupa dengan binatang buas, yang siap memangsa siapapun… demi memenuhi nafsunya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya diantara perkataan yang diwarisi turun temurun dari ajaran nabi-nabi terdahulu adalah: ‘Jika engkau telah kehilangan rasa malu, maka engkau pasti berbuat sesukamu.” (HR. Al Bukhari)

Saudaraku seiman, Ayo revolusi mental anak dan keluarga kita dengan mengajarkan iman, amal ibadah, dan akhlaq yang bersumberkan dari Al Qur'an dan keteladanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 9 Des 2024, 7 Jumadilakhir 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dusta ke Neraka, Jujur ke Surga

Dari ‘Abdullah, dia berkata: Rasulallâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Kalian wajib jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Jika seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allâh sebagai seorang yang selalu jujur. 

"Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allâh sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim 105/2607)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk berkata yang baik, di antara bentuk berkata yang baik adalah jujur, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan hakekatnya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga melarang dusta, yaitu memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hakekatnya. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan "dosa berdusta mengiringi dosa syirik dan durhaka kepada orang tua"(HR. AlBukhâri,dan Muslim). Menunjukkan bahwa berdusta termasuk dosa-dosa besar yang paling besar. Hadits ini menjelaskan bahwa dusta akan menyeret pelakunya ke neraka, maka hendaklah kita waspada.

Maka janganlah kita mendatangkan sebab sebab sebagai pendusta maka na'uzubillah kita akan ditakdirkan oleh Allah Sabhanahu Wa Ta'ala sebagai pendusta. Bahaya dusta banyak sekali, antara lain bahwa orang yang berdusta akan terhalang dari hidayah.

"Sesungguhnya Allâh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta." (QS. Al-Mukmin/Ghâfir : 28). Demikian juga orang yang suka dusta pasti akan mendapatkan celaka. "Terkutuklah orang- orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai." (QS. Adz-Dzâriyat : 10-11). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 8 Des 2024, 6 Jumadilakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Menghina dan Meremehkan Orang Lain

Ada beberapa wasiat yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Wasiatnya adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah.

Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  memberi wasiat, “Janganlah engkau menghina seorang pun”. "Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud 4084 dan Tirmidzi 2722)

Di antara wasiat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas adalah : janganlah menghina orang lain. Setelah Rasul menyampaikan wasiat ini, Jabir bin Sulaim pun tidak pernah menghina seorang pun sampai pun pada seorang budak dan seekor hewan.

Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata bahwa ayat di atas berisi larangan melecehkan dan meremehkan orang lain. Dan sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori sombong sebagaimana sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91) 

Yang dimaksud di sini adalah meremehkan dan menganggapnya kerdil. Meremehkan orang lain adalah suatu yang diharamkan karena bisa jadi yang diremehkan lebih mulia di sisi Allah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 713)

Ingatlah orang  jadi mulia di sisi Allah dengan ilmu dan takwa. Jangan sampai orang lain diremehkan dan dipandang hina. Allah Ta’ala berfirman “Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 7 Des 2024, 5 Jumadilakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Cemas dan Takut atas Masa Depan

Sebagian orang merasa was-was, cemas, takut dan khawatir memikirkan nasibnya di masa depan. Khawatir dia jatuh miskin, khawatir suaminya tiba-tiba meninggal dan tidak ada lagi yang menafkahi dirinya, atau khawatir tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah, dan kekhawatiran lainnya.

Saudaraku, bagi yang memiliki kecemasan semacam ini, hendaknya merenungkan firman Allah Ta’ala berikut, "Dan supaya Dia mengazab orang- orang munafik laki- laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah murka dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan (neraka Jahanam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS. Al-Fath: 6)

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa diantara karakter (sifat) orang-orang munafik dan musyrikin adalah buruk sangka kepada Allah. Dan itulah diantara sebab mereka mendapatkan murka dan azab dari Allah Ta’ala.

Jangan berburuk sangka kepada Allah karena tidak ada alasan bagi kita untuk berburuk sangka kepadaNya. Marilah kita merenung sejenak. Pada saat bayi ketika kita tidak mampu berbuat apa-apa, Allah jamin rezeki kita, Allah tidak telantarkan kita. Saat kecil, kita tidak memiliki kecemasan dan kekhawatiran semacam itu, padahal kita tidak bisa dan tidak memiliki apa-apa ketika itu. Bagaimana lagi dengan kondisi kita sekarang? Ketika kita memiliki ilmu, kemampuan, kekuatan, dan sarana sarana untuk mencari rezeki sendiri, tidak lagi bergantung kepada orang tua.

Oleh karena itu, kecemasan semacam itu hanyalah berasal dari setan. Inilah yang setan bisikkan ke dalam hati manusia. Setan bisikkan ketakutan, kecemasan, was-was, dan kekhawatiran terhadap masa depan. Allah Ta’ala berfirman tentang apa yang diperbuat setan kepada manusia,

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan (kefakiran) dan menyuruh kamu berbuat kekejian; sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Dan Allah Maha luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)

Setan menghantui manusia dengan kefakiran dan kemiskinan alias membuat kita menjadi paranoid. Lalu setan akan memerintahkan kita untuk melakukan hal- hal yang keji, tidak bisa berpikir logis. Maka jelaslah bahwa kecemasan semacam itu hanya berasal dari setan, jangan dipercaya. Allah yang menjaga kita pada saat bayi, Allah pula yang menjaga kita pada hari ini. Kita harus yakin kepada Allah, Rabbul alamin.

Lalu, bagaimana kita agar kita sembuh dari kecemasan semacam ini ? Masalah utama yang mendasari adalah karena kurangnya kita berdzikir kepada Allah Ta’ala. Kurang memperbanyak mengingat Allah, kurang merenungi firman-firmanNya, namun hanya sibuk memikirkan manusia. Inilah sebuah kaidah penting dalam kehidupan, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Aun rahimahullah,

"Mengingat manusia atau makhluk itu penyakit, dan obatnya adalah mengingat Allah". Allah tidak pernah mengkhianati kita, Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya, namun kita sendiri yang justru melakukan pengkhianatan terhadap Allah Ta’ala dengan tidak menaati perintahNya. 

Allah Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak menyalahi (menyelisihi) janji.” (QS. Ali ‘Imran: 9)

Dalam ayat yang di atas, Allah Ta’ala menjanjikan karunia dan ampunanNya kepada kita, 

"Sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dariNya dan karunia.” (QS. Al-Baqarah: 268)

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berjanji, "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka- sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Allah Ta’ala berfirman "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)

Allah Ta’ala berfirman, "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak kembali kepada Allah, bertobat kepadaNya atas dosa dan maksiat yang kita lakukan. Kita perbanyak mengingat dan menceritakan nikmat-nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita,

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan (ceritakan).” (QS. Adh-Dhuha: 11). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alhadits, Jumat 6 Des 2024, 04 Jumadilakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ucapan Kita Cermin Kualitas Kita

JUMAH MUBARAKH. "Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR. al-Bukhari). Berikut beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan menjaga lisan :

QS. Al-Ahzab: 70-71 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu". 

QS. Fushshilat: 22 "Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu kepadamu". 

QS. An-Nisaa': 114 "Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia".

Mulutmu adalah harimau yang siap menerkammu. Firman Allah Ta'ala dan Hadits Rasulullaah Shalallahu Alaihi Wasallam serta pepatah melayu diatas, mengajarkan agar kita berhati-hati dalam menggunakan lisan. 

PIKIR DULU SEBELUM BERUCAP, apakah itu sebuah kebohongan, kesaksian palsu, fitnah, ghibah, gosip, menghina, merendahkan atau bisa MENYAKITI HATI PERASAAN orang lain. 

Karena semua itu akan ada resiko, akibat, dan pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Yaa Allaah Yaa Qudduus, Rahmatilah hamba agar selama berkomunikasi dan bersosialisasi dapat MENGEDIT dan MENJAGA lisan-lisan kami yang berucap kotor, kasar, arogan, dan nylekit ... Aamiin". In sya Allah JUM'AT BERKAH BERSEDEKAH bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 5 Des 2024, 03  Jumadilakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Enggan berSedakah Ciri Kemunafikan

Salahsatu ciri orang beriman adalah gemar bersedekah. Sedangkan diantara ciri kemunafikan enggan bersedekah.

SEDEKAH ADALAH BUKTI IMAN.

Rasulallah Shallallahu Alaiahi Wasallam bersabda "Sedekah adalah burhan (bukti)." (HR. Muslim) 

Yang dimaksud _burhan_ adalah bukti yang menunjukkan benarnya keimanan. Tidaklah akan rela mengeluarkan harta yang ia cintai untuk disedekahkan, kecuali hanya orang yang memiliki keimanan dalam hatinya. Maka ketika seseorang mengedepankan ketaatan kepada Allah dengan bersedekah, ini merupakan bukti benarnya keimanan di dalam hatinya.

ORANG MUNAFIK ENGGAN BERSEDEKAH

Adapun orang munafik, maka mereka enggan bersedekah. Bahkan mereka kikir dari bersedekah. Allah menyebutkan di antara sifat orang munafik di dalam Al Qur’an :

"Dan tidak pula menginfakkan harta mereka melainkan dengan rasa enggan karena terpaksa." (QS. At Taubah : 54). "Dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir)." (QS. At Taubah : 67)

Maka, sedekah adalah burhan keimanan, dan enggan bersedekah adalah ciri kemunafikan.

ALLAH MENCINTAI SIFAT DERMAWAN

Sifat dermawan dan gemar bersedekah adalah merupakan akhlak baik dalam Islam. Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : 

"Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi. Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia dan Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, shahih)

Pahala yang berlipat ganda Allah janjikan bagi orang-orang yang bersedekah dengan hartanya. Allah Ta’ala berfirman :

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat- gandakan balasan kebaikannya dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18)

SEDEKAH TAK MENGURANGI HARTA

Ini merupakan jaminan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa beliau bersabda : "Sedekah tidak akan mengurangi harta." (HR. Muslim)

Tidak benar anggapan orang bahwa bersedekah akan mengurangi harta. Bahkan justru dengan banyak bersedekah, harta semakin bertambah berkah dan akan mendapat ganti yang lebih baik. 

Insya Allah, Allah Ta'ala menjadikan kita orang-orang yang gemar bersedekah dan kita berharap senantiasa mendapat rezeki harta yang penuh dengan berkah. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 4 Des 2024, 02 Jumadilakhir 1446 H. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pilihlah Sahabat karena Bisa Menjadi Musuh

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengingatkan, "Agama seseorang bergantung dengan agama sahabat karibnya maka hendaklah dia perhatikan dengan siapa dirinya bersahabat."

(HR. Ahmad 8398, Abu Dawud 4833, At-Tirmidzi 2378 "Ash-Shahihah" Syaikh Nashir 927)

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata “Ada yang berkata pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ‘Ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun ia tak pernah berjumpa dengan mereka.’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lantas bersabda, "Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari 6170 Muslim 2640)

Bersahabatlah dengan orang-orang yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah. Menunjukkan kita kepada sunnahnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Melembutkan hati, menambah ilmu, menguatkan keimanan. 

Kelak semua persahabatan akan menjadi permusuhan pada hari kiamat kecuali persahabatan yang dibangun di atas dasar takwa. 

Allah berfirman, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.”  Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAKHIR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 3 Des 2024, 01 Jumadilakhir 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak Ada yang Kekal dan Abadi

Marilah hati dan pikiran kita tujukan kepada Allah Rabbul ‘Alamiin. Kita renungi keagungan dan kebesaran sifat, kekuasaan dan rahmat yang selalu diberikan kepada kita. Tidak ada satu makhluk pun Allah ciptakan abadi atau kekal selamanya di dunia ini. 

Tidak pandang bulu, apa dia orang baik, durhaka, kuat, kaya, miskin atau berpangkat, raja, rakyat jelata, semuanya pasti akan mati.

Allah berfirman : "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu Muhammad; Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. 

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar benarnya. dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan." (QS.Al-Anbiyaa:34-35)

Ayat diatas Allah telah memberi pemahaman kepada kita bahwa semua manusia pasti akan mati dan sebelum mati manusia pasti akan diuji dengan berbagai ujian. 

Semua ujian itu merupakan suatu membuat kita tidak senang seperti sakit, kemiskinan dan kematian. 

Selain itu kita juga diuji dengan kebaikan dan kesenangan, seperti kekayaan, harta yang banyak dan ilmu yang kita miliki. Manusia tidak akan sampai ke akhirat sebelum melalui kematian. 

Karena itu kematian merupakan keharusan yang tidak dapat ditolak dengan apapun dan siapapun. Meskipun dia berada ditempat persembunyian atau berada di benteng yang kuat, kematian akan tetap mendatangi.

Dalam surat Yunus ayat 49 Allah berfirman: "Tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila telah datang ajal mereka, 

Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya" (QS. Yunus : 49)

Dalam surah al-Jum’at ayat 8  Allah berfirman : "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, 

Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al- al-Jum’at : 8)

Cukup ayat diatas menjadi dasar pemahaman penyadaran bagi kita akan datangnya kematian. 

Sering pula kita saksikan bagaimana perjalanan seseorang menuju kematiannya. Berbagai macam nampak keadaannya. Sedangkan kita yang hidup tidak mengerti dengan yang dirasakan.

Namun kita sebagai orang yang beriman percaya betapa sakitnya derita orang sedang dicabut nyawanya. Maka marilah sejenak kita buka kembali sejarah kematian Nabi Idris.

Nabi Idris: Wahai Malaikat Izrail. Lantas apa maksud kedatangan Engkau kemari ? Adakah Engkau ingin mencabut nyawaku ?Malaikat Izrail: Tidak Idris. 

Saya datang memang untuk mengunjungimu, karena saya rindu dan Allah mengizinkan Saya. Nabi Idris: Wahai Izrail. Saya punya satu permintaan dan tolong kabulkan. 

Tolong cabut nyawa Saya. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikan nyawa Saya. Saya hanya ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.

Malaikat Izrail: Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan izin Allah.

Kemudian Allah mengabulkan permintaan Sang Nabi. Dan Malaikat Izrail pun mencabut nyawa Nabi Idris saat itu juga. 

Malaikat Izrail menangis melihat sahabatnya merasakan kesakitan. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali Nabi Idris.

Setelah hidup Nabi Idris menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa membayangkan jika manusia-manusia lain mengalami sakaratul maut dengan kedahsyatan yang sama.

Bahkan Rasulullah pernah menyebutkan : “Sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang” (HR. Ibnu Abu Dunya). InsyaAllah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 2 Desember 24 30 Jumadilawal 1446. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menjaga Lisan dan Menjadi Pemaaf

Ucapkan hal yang baik, karena sesungguhnya lisanmu adalah cerminan hidup  hatimu.

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisannya.” (HR. Bukhari)

Ingatlah, luka karena sabetan senjata masih bisa diobati, namun bila lisan yang melukai, kemana obat hendak dicari ?

Allah Ta'ala berfirman : “Dan orang orang yang menyakiti orang orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al-Ahzab : 58)

Sebab, setiap perkataan yang melukai hati orang lain, hingga seumur hidupnya, perasaan sakit itu tak akan pernah benar benar terlupakan.

Allah Ta'ala berfirman : "Wahai orang orang yang beriman Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, Niscaya Allah akan memperbaiki amal amalmu dan mengampuni dosa dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan RasulNya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang BESAR." (QS. Al-Ahzab: 70-71)

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)” (HR.Bukhari  Muslim)

Kita selalu berharap Allah memberikan derajat hidup yang mulia di dunia dan di akhirat.

Ada satu cara yang kita mampu melakukannya, Allah janji akan meninggikan derajat kita dan memuliakan kita.

Caranya, dengan memaafkan. Ya, jadilah seorang pemaaf... Rasulallah Shallallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda : 

"Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu' (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikan dirinya." (HR. Muslim 2588)

Sungguh pentingnya kita untuk selalu menjaga lisan dan menjadi pemaaf. Agar hidup kita di dunia menjadi lebih baik dan di akhirat terhindar dari api neraka. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADIL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 1 Desember 24, 29 Jumadilawal 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lembutkan Suara dan Selalu Ada Pilihan Terbaik

MUKMIN yang SEJATI adalah yang PERKATAANNYA BAIK, LEMBUT dan HIKMAH. Sebaliknya, perkataan yang tidak baik, kasar dan jauh dari hikmah ini jauh dari sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya.

Diantara ADAB yang BURUK DALAM BERBICARA adalah SUKA BERTERIAK- TERIAK dan MENINGGIKAN SUARA. 

Kita lihat nasehat Luqman Al Hakim kepada anaknya yang diabadikan dalam Al Qur’an: “dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman : 19)

Maksudnya janganlah berlebihan dalam berbicara, dan janganlah meninggikan suara tanpa kebutuhan. 

Ketika Kita Tidak Mampu Menjadi Yang Terbaik, Maka Berperanlah Setidaknya Jangan Memilih Untuk Menjadi Tidak Baik.

Saat Kita Tidak Bisa Menjadi Orang Hebat, Maka Berjuanglah Setidaknya Jangan Menjadi Orang Yang Menyusahkan.

Saat Kita Tidak Mampu Untuk Memberi, Maka Bertahanlah Setidaknya Jangan Menjadi Orang Yang Meminta-Minta.

Saat Sakit Datang Menghampiri, Maka Bersabarlah Setidaknya Masih Ada Kesempatan Sebelum Mati.

Hidup Bukan Perihal Siapa Kita Dahulu, Tapi Yang Terbaik Adalah memBuktikan Siapa Kita Sekarang.

Dunia  Bukan Ajang Untuk Pembuktian Seberapa Kaya Harta Yang diPunya, Tapi Seberapa Taat Persiapan Kembali Dan Seberapa Banyak Amal Yang diBekali.

Ketika Sekedar Untuk Tersenyum Saja Terasa Berat, Maka Setidaknya Diam Menjadi Pilihan Untuk Tak Selalu Menyakiti.

Seberkah-Berkahnya Pendidikan Adalah Terbentuknya Pribadi Santun, Bermanfaat, Dan Rendah Hati, Bukan Ajang Gengsi Untuk Memandang Rendah Mereka Yang Kurang Beruntung.

Biar Dikata Hidup Ini Keras, Tapi Tetap Berlakulah Dengan Hati Lembut, Karena Yang Sesungguhnya Yang diButuhkan Adalah Perjuangan Sejati Takkan Padam Api Dihadapkan Dengan Api.

Kalau Kita Tidak  Dapat Berhenti Mengeluh, Maka Setidaknya Jaga Perilaku Agar Jangan Berbuat Seperti Apa Yang Kita Keluhkan.

Jika Kita Merasa Terlambat, Maka Bersyukurlah Dan Segera Perbaiki, Dan Setidaknya Kita Masih Punya Kesempatan.

Jika Merasa Masih Punya Kesempatan, Ya Tunggu Apalagi, Maka Berubahlah Mulai Dari Saat Ini.

Apapun Pilihan Kita Sebaik-Baik Penyesalan Adalah Menjadi Yang Lebih Baik Di Kehidupan Sekarang, Karena Waktu Tak Akan Pernah Kembali, Maka Jadi kanlah Setiap Detiknya Menjadi Berarti.

Jika Kita Punya Pilihan Maka Pilih Yang Terbaik, Tetapi Jika Kita Tidak Punya Pilihan Maka Lakukan Yang Terbaik.

Hidup ini tidak berbicara mengenai seberapa banyak kesalahan dan kekurangan kita di masa lalu, TAPI TENTANG BAGAIMANA DALAM USAHA KITA UNTUK MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI DAN KUAT MENJALANI HARI DEMI HARI SUPAYA MENJADI LEBIH BAIK LAGI DI MASA YANG AKAN DATANG.

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Yaa Allah Yaa Rabb, Yaa Rahman Yaa Rahim, Ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu  dan tetapkan kami sebagai hamba yang tetap beriman islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah, rahmat dan lindunganMu di dunia dan di akhirat.

Yaa Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima.

Yaa Allah, terimalah dan kabulkanlah doa- doa kami. 'Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar'. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 30 Nov 2024, 28 Jumadilawal 1446. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kelak Ditanyakan di Akhirat

Biasanya di hari akhir pekan (Sabtu) begini ada hajatan yang diselenggarakan, mengundang group dangdut koplo dengan penari yang super seronok. 

Kita tahu apa yang mesti kita lakukan ? Apakah mengingkari dengan tangan, lisan atau dalam hati atau berdiam diri dan menikmatinya ? 

Ya mesti diingkari, tidak dibiarkan, apalagi dinikmati. Mengingkari dengan tangan mesti punya kekuatan dan ini para penguasa yang memilikinya. Mengingkari dengan lisan, mesti memiliki keberanian dan ilmunya. Mengingkari dalam hati, minimal benci dengan kemungkaran dan tidak menghadiri undangannya. 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya jika tidak bisa maka dengan lisannya, jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.“ (HR. Muslim 49)

Dari al-‘Urs ibn ‘Amirah al-Kindiy RA, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

“Jika sebuah kesalahan (dosa, kemaksiatan) dilakukan di bumi, maka adalah orang yang menyaksikannya dan membencinya (dalam sebuah riwayat, ‘Maka dia mengingkarinya,) maka dia seperti orang yang tidak hadir darinya, dan barangsiapa tidak hadir darinya, lalu dia meridhainya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya.” 

(HR. Abu Dawud 4345, 4346, Shahiih al-Jaami’ 689, Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib 232, al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid 6/439)

Ini keadaan yang real dilapangan. Tidak mudahnya mengingkari kemungkaran yang ada di depan mata kita. Ini yang mesti diingkari dan diperingatkan terlebih dahulu, sebelum yang jauh. Tetapi sebagian orang sibuk mengingkari acara dangdut koplo tetangga desanya. Atau yang beda kecamatan, kabupaten, propinsi, bahkan beda negara daripada yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri dan ada dihadapannya. 

Maka perkataan dalam poster ini, sangat benar adanya. Tetapi justru Ihsanul Faruqi (seorang rajul yang sepemahaman seiring sejalan dengan Ibnu Yasin, Anshari Taslim (penulis sabili dan sekawanannya) mengkritisi tulisan ini, 

Allah tidak akan bertanya kepadamu tentang acara musik dan tarian (joged). Sesungguhnya Dia (Allah) akan bertanya kepadamu tentang musik dan tarian (joged) yang ada di rumahmu dan yang kamu sebarkan di teleponmu (HP/gagdetmu). Maka mulailah dari dirimu dan keluargamu.

Apa yang akan ditanyakan Allah Ta'ala kepada seseorang di akhirat, apakah utang negara, konser musik di Saudi atau LGBT di Turki ? 

Allah Ta'ala akan bertanya kepada seseorang tentang nikmat-nikmat Allah yang diberikan, digunakan untuk apa. Apakah bersyukur dengan banyak melaksanakan ketaatan-ketaatan atau mengkufuri dengan banyak berbuat maksiat ? 

Allah Ta'ala berfirman, "Kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah- megahkan di dunia itu). (QS. At-Takatsur : 8)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, Yakni kemudian kalian benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban di hari itu tentang mensyukuri nikmat- nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan lain sebagainya, apakah kalian bersyukur dan beribadah kepadaNya ? (Tafsir Ibnu Katsir). 

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah, "Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan itu, yakni yang kalian megah- megahkan di dunia, apakah kalian mensyukurinya dan kalian tunaikan hak- hak Allah di dalamnya dan tidak kalian jadikan penopang untuk kemaksiatan sehingga Allah memberi kalian kenikmatan yang lebih tinggi dan lebih baik darinya ? Ataukah kalian terpedaya olehnya, tidak kalian bersyukur bahkan bisa jadi kalian jadikan sebagai penopang untuk berbagai kemaksiatan sehingga Allah menyiksa kalian karena hal itu ?"

Allah berfirman : Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir membayangkan ke neraka (kepada mereka berkata): “Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang di dekatnya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik” (QS.al-Ahqaf :20)

Dan juga ada akan ditanya dengan empat hal, sebagaimana yang Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kabarkan. 

Dari Abu Barzah Naḍlah bin Ubaid Al-Aslami, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, 

”Tidak bergeser kaki kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkanya.” (HR. at-Tirmidzi 2417, ad-Darimi 537, Shahîhul Jâmi’ 7300)

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR.Tirmidzi no 3358)

Mulailah memperingatkan dan mengingkari kemungkaran yang ada dalam keluarga terlebih dahulu, masyarakat terdekat dan seterusnya. Karena inilah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Jangan terbalik, yang jauh diingkari atau didakwahi, sedangkan yang dekat, tidak diingkari dan tidak didakwahi. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Jumat 29 Nov 2024, 27 Jumadilawal 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Urusan Dunia Lihatlah ke Bawah, ke Atas Akhirat

JUMAH MUBARAKH. REZEKI di dunia ini sebenarnya cukup untuk semua orang sepanjang masa sampai kiamat. Namun, tidak akan cukup untuk orang yang tamak dan rakus. Jarak antara ketinggian dan kejatuhan manusia sungguh luar biasa. Ketika setan membunuh, ia tidak sampai memutilasi sementara manusia tega memotong- motong tubuh korbannya. Pada kondisi ini, manusia lebih jahat dari setan.

Tindakan jahil manusia bisa membuat derajat itu jatuh lalu hancur berkeping-keping, sehingga lebih parah dari kekejian binatang atau kejahatan setan sekali pun. 

Seekor binatang akan berhenti makan usai menyantap makanan yang bisa dimakan. Tapi manusia sering tidak pernah puas dengan apa yang sudah ia terima. Ia terus mencari makan, padahal perutnya sudah terisi sesuai kapasitasnya.

"Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik. Apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati." (HR. Bukhari).

Lihatlah ke bawah dalam urusan dunia dan lihatlah keatas dalam urusan akhirat. Ketika engkau merasa beban hidupmu begitu sulit ingatlah bahwa diluar sana masih banyak  orang yang kondisinya jauh lebih sulit darimu.

Badanmu yang sehat adalah impian mereka yang sedang sakit... Fisikmu yang sempurna adalah impian mereka yang menyandang cacat.

Dalam sebuah hadits Rasulullaah Shalallaahu Alaihi Wasallam bersabda "lihatlah orang yang berada dibawahmu dan jangan melihat orang yang berada Diatasmu, karena demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allaah yang telah diberikan kepadamu." (HR. Bukhori Muslim)

Lihatlah kebawah dalam urusan duniamu agar engkau bersyukur dan lihatlah keatas dalam urusan akhiratmu agar engkau termotivasi dalam urusan akhirat dan berlomba lomba dalam kebaikan. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits, Kamis 28 Nopember 2024, 26 Jumadil Awwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istiqamah di Jalan Allah

KATA ISTIQAMAH selalu dipahami sebagai sikap teguh dalam pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. 

Istiqamah adalah sikap konsistensi, ketabahan, kemenangan, keperwiraan dan kejayaan di medan pertarungan antara ketaatan, hawa nafsu dan keinginan. 

Oleh karena itu mereka yang konsisten ber'istiqamah layak untuk mendapat penghormatan  berupa penurunan malaikat kepada mereka dalam kehidupan di dunia untuk mengusir perasaan takut, sedih dan memberi berita  gembira kepada mereka dengan kenikmatan surga.  

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala : ''Sesungguhnya orang-orang yang berkata : Tuhan kami adalah Allah, kemudian tetap dalam pendiriannya, akan turun malaikat -malaikat kepada mereka seraya berkata, Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. al-Fussilat : 30)

Sikap istiqamah juga ditegaskan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai identitas keislaman seseorang. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang artinya kurang lebih :

''Dari Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi ra berkata : Aku berkata Wahai Rasulullah , katakanlah satu perkataan padaku tentang lslam yang aku tidak perlu menanyakannya kepada orang lain. Sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, ucapkanlah : "Aku beriman kepada Allah", kemudian ber istiqamahlah kamu.” (HR. Muslim).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa sikap istiqamah akan berimplikasi pada bagaimana seorang muslim secara terus menerus konsisten berpegang teguh  dalam beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Seseorang disebut memiliki kepribadian muslim manakala ia dalam mempersepsi sesuatu, bersikap terhadap sesuatu,  dan dalam melakukan sesuatu dikendalikan oleh pandangan hidup muslim.  

Karakter seorang muslim terbentuk melalui pendidikan dan pengalaman hidup. Kepribadian seseorang di samping bermodal kapasitas fitrah bawaan sejak lahir dari warisan genetika orangtuanya, ia terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, proses internalisasi nilai pengetahuan, dan pengalaman dalam dirinya. 

Dalam perspektif ini, agama yang diterima dari pengetahuan maupun yang dihayati dari pengalaman rohaniah, masuk ke dalam struktur kepribadian seseorang.  

Bahwa kita sebagai seorang muslim yang istiqomah, berarti kita telah melakukan sebuah usaha yang berkaitan dengan pengembangan pribadi dan citra diri kita sebagai muslim yang bertaqwa. 

Usaha ini harus dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia memiliki potensi untuk meraih apa yang paling baik bagi dirinya dalam rangka menjadi pribadi seorang muslim hamba Allah yang lebih baik untuk diri kita di sisi Allah Ta'ala. 

Semoga Allah limpahkan anugerah kepada kita ketetapan iman Islam dan istiqamah. Taat di jalan Allah tanpa ada rasa berat dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Pengabdian kepada Allah Subhânahu Wa Ta'ala hanya bisa dilakukan manakala seseorang tidak memiliki perasaan berat pada ketentuanNya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau Muhammad sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, sehingga kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. an-Nisaa : 65) 

Apa pun yang kita lakukan dalam hidup ini, bila diserahkan sepenuhnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yakni dalam rangka mencari ridhaNya, maka kita bisa termasuk orang yang mengabdikan diri kepadaNya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Katakanlah Muhammad : ‘Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan seluruh alam."(QS. al-An`aam: 162). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits, Selasa 26 Nov 2024 24 JumadilAwal 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Memilih Pemimpin dan Syarat-syarat Menjadi Pemimpin

RABU BESOK 27/11 di seluruh tanah air  serentak akan dilaksanakan pilkada untuk Gubernur, Walikota dan Bupati. Paslonnya diusung dari koalisi parpol dan ada yang independen atau perorangan. Persaingan pilkada ada yang diikuti dua, tiga dan empat paslon. Bahkan ada cuma satu paslon lawanya Bumbung Kosong.

Bagaimana calon wali (pemimpin) menurut Islam ? Dari Abu Hurairah, Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda : "Bila Ada Tiga Orang bepergian. Hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya. (HR. Abu Dawud)

Pelajaran yang terdapat didalam hadist : Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan adalah hal penting dalam sebuah aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa dikatakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil.

Artinya, Perintah Nabi tersebut tentu lebih relevan lagi bila diterapkan dalam konteks komunitas yang lebih besar. Mulai dari Rukun Tentangga (RT). Rukun Warga (RW). Desa. Kecamatan. Kabupaten. Provinsi. hingga Negara. Juga ada lingkup- lingkup aktivitas lainnya yang memperlukan kebersamaan.

Hadirnya pemimpin membuat kerumunan massa menjadi jamaah yang terorganisasi : Ada tujuan, pembagian peran, dan aturan yang ditegakkan bersama. Bisa dibayangkan seandainya sebuah wilayah dengan populasi yang banyak tanpa pemimpin.

Tentu kekacauan akan ada di mana- mana karena kehidupan sosial tidak terkontrol, Kejahatan tanpa sanksi, dan sumber daya alam tidak terkelola secara tertib. Tak heran jika ada pendapat yang mengatakan bahwa pemimpin yang dhalim lebih baik daripada tanpa kepemimpinan.

Tentu ini bukan hendak menoleransi karakter pemimpin yang sewenang- wenang melainkan petunjuk betapa pentingnya mengangkat pemimpin dalam Islam. Imam Al-Ghazali mengaitkan pentingnya pemimpin dengan kelestarian agama sebagai berikut : Kekuasaan dan agama merupakan dua saudara kembar.

Agama sebagai landasan dan kekuasaan sebagai pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki landasan pasti akan tumbang. Pertanyaannya, adalah pemimpin seperti apa mesti kita pilih ? Sebagaimana yang tersemat dalam diri Rasullallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. 

Kriteria pemimpin setidaknya memiliki Empat Sifat, yakni : Shiddiq : (Jujur). Amanah : (Bertanggungjawab dan dapat terpercaya). Tabligh : (Aspiratif dan dekat dengan rakyat). Fathanah : (cerdas, visioner). 

Al-Mawardi rahimahullah dalam kitab al-Ahkâm ash-Shulthaniyah menyebutkan syarat- syarat seorang pemimpin diantaranya : Pertama, Adil dengan ketentuan-ketentuannya. Kedua, Ilmu yang bisa mengantar kepada ijtihad dalam menetapkan permasalahan kontemporer dan hukum-hukum.

Ketiga, Sehat jasmani, berupa pendengaran, penglihatan dan lisan, Agar ia dapat langsung menangani tugas kepemimpinan. Keempat, Normal (tidak cacat) Yang tidak menghalanginya untuk bergerak dan bereaksi. Kelima, Bijak. Yang bisa digunakan untuk mengurus rakyat dan mengatur kepentingan negara.

Keenam, Keberanian, yang bisa digunakan untuk melindungi wilayah dan memerangi musuh. Nilai lebih dalam hal kebijakan, kesabaran, keberanian, sehat jasmani dan rohani serta kecerdikan merupakan kriteria yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Tanpa memiliki kriteria itu, seorang pemimpin akan kesulitan dalam mengatur dan mengurus negara dan rakyatnya. Inilah sifat-sifat ideal yang mesti ada dalam diri pemimpin, di mana pun levelnya, apa pun jenis institusinya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Quran : Berikut ini ayat-ayat  Al-Quran yang  menunjukkan dengan jelas larangan  memilih pemimpin non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggunakan pilihan kata pemimpin dengan kata Wali. Padahal ada begitu banyak padanan kata pemimpin dalam bahasa arab selain kata wali. Misalnya kata Aamir, Raa’in, Haakim, Qowwam, Sayyid.

Mengapa Allah Subhanahu Wa Ta'ala gunakan pilihan kata pemimpin dengan kata Wali ? Jawabnya adalah karena barangkali secara bahasa, Kata Wali ini memiliki akar kata yang sama dengan wilaayatan (wilayah /daerah)

Karena itu, penggunakan kata wali dalam berbagai ayat di atas mengindikasikan bahwa definisi pemimpin yang dimaksud ayat-ayat dibawah adalah pemimpin yang bersifat kewilayahan. Dengan kata lain, non Muslim yang dilarang umat Islam memilihnya menjadi pemimpin adalah pemimpin yang menguasai suatu wilayah milik kaum Muslimin.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Janganlah orang- orang mukmin  mengambil orang- orang kafir menjadi Wali (pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang- orang mukmin". Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala,

Kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya, "Dan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala kamu kembali.” (QS: Ali Imran : 28)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi Wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang- orang mukmin. Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menyiksamu?(QS: An Nisa’ :144)

“Hai orang-orang  yang beriman,  janganlah kamu  mengambil orang- orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan" (Yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, Dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) sebagai Wali (pemimpinmu).

Dan  bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Jika  kamu betul- betul orang- orang yang beriman.” (QS. Al-Ma’aidah : 57). Hai orang-orang beriman, Janganlah kamu jadikan bapak- bapak dan saudara- saudaramu menjadi Wali (pemimpin /pelindung) jika  mereka lebih   mengutamakan kekafiran atas keimanan. 

Dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka Wali, "Maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (QS. At-Taubah : 23). “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hari akhirat". 

Saling berkasih- sayang dengan orang-orang yang menentang Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan RasulNya. Sekali pun orang- orang itu bapak- bapak atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka.

Mereka itulah orang- orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka. Dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadanya. Dan dimasukannya mereka ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ridha terhadap mereka, Dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)nya. Mereka itulah golongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketahuilah, "Bahwa  sesungguhnya Hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS.Al Mujadalah: 22)

“Kabarkanlah kepada orang-orang Munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih". "Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.” (QS.AnNisa’: 138-139). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran, Senin 23 Jumadilawal 1446 H, 25 Nov 2024. Assalamu'alaikum warahatullahi wabarakatuh

Menunggu Giliran

Nikmatilah hari-hari kita jika mau. Karena  sesungguhnya kita se­lalu berada diantara larangan  dan perintah. Dunia dan segala isinya adalah nestapa. Kalaupun ada ke­senangan di dalamnya, maka itu hanyalah angin. Dan kita semua menanti untuk pulang ke haribaanNYA. 

Menunggu giliran, entah kapan, dimana. Jangan mencari yang memang tidak ada. Cara pandang ini memudahkan banyak proses kehidupan kita, mempercepat langkah tuju, dan meringankan banyak beban. 

Jauh mundur sebelum mengejar sesuatu, tanyakan dulu pada hati dan jiwa, apakah memang yang dikejar itu ada ? Atau hanyalah fatamorgana ? Jangan jangan ini semua hanya permainan dan senda gurau belaka.

"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta- hartamu" (QS. Muhammad :36). Ketiadaan itu hakikinya tak pernah melahirkan kebermaknaan. Ia menjadi bermakna ketika ada hal hal mulia ternisbatkan padanya. 

Coba tanya lubuk hati kita, diluar apa yang Allah titipkan pada kita dari semua pernak pernik dunia itu, seberapa jauh hal hal itu menghantarkan kita bermakrifat padaNYA yang memiliki kita ? Jangan jangan, hingga detik ini, kita melelah lelahkan diri untuk memperpanjang angan, dan menggunung gunung harapan akan sesuatu yang menghinakan dan melelahkan ?

Mengejar bayangan. Berharap kehampaan. Hingga akhirnya jazad masuk kuburan. Ayo lebih baik lagi. In sya Allah kita  disayang Allah, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus... In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahi. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 24 Nov 2024, 22 Jumadilawal 1446H, ba'da subuh usai ikuti tausiah ustd zainudin mz @teras masjid almillah ponti sdjo. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Curhat Hanya Kepada Allah

Semua orang pasti pernah merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Semua orang juga pasti mempunyai masalah dan problem kehidupan. Di saat tertentu orang hidup bahagia dan senang, di saat yang lain pula boleh jadi sedih dan pilu. Dan ini adalah sunnatullah.

Dalam menyikapi masalah kehidupannya, orang memiliki beragam tindakan untuk memecahkannya. Ada yang mencurahkan perasaan dan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-benda mati. Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial seperti facebook atau twitter sehingga semua manusia mengetahuinya.

Ada pula seseorang yang status upated-nya adalah kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi mengerikan dalam hidupnya. Masalah-masalah kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah rumah tangga pun diceritakannya di sana. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.

Yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit di antara kaum muslimin yang masih saja percaya kepada dukun dan peramal. Sehingga tatkala ia memiliki masalah, yang pertama kali terbetik dalam hatinya adalah segera mendatangi dukun untuk mencari solusi. Sungguh ini adalah kelemahan dan kebodohan. Tidakkah mereka tahu bahwa orang yang mendatangi dukun itu bisa menyebabkan kekafiran ?!

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Imam Ahmad dalam Al Musnad, shahih)

Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah. Oleh karena itu kita memiliki dzikir  Lahaula Walla Quata illah Billah yang maknanya adalah tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan dari Allah.

Lihatlah Nabi Ya’qub AS ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim, “Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf: 86)

Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam sejumlah firmanNya. Jika Anda berkehendak, bacalah dan renungkanlah beberapa firman Allah ini,

“Dan apabila hamba- hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah: 186). Allah berfirman : “Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qaf: 16)

Tentu saja kedekatan di sini adalah kedekatan ilmu, bukan Dzat Allah. Sebagaimana kesepakan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sedangkan kedekatan Allah itu ada dua, yaitu (1) kedekatan ilmu-Nya, dan (2) kedekatanNya dengan orang yang beribadah dan berdoa kepadaNya dengan pengkabulan, pertolongan, dan taufik (lihat Taisirul Karimir Rahman). Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar baginya.

Jika Allah saja dekatnya sedemikian, maka tidak perlu lagi mencari tempat- tempat curhat dan mengeluhkan problem kepada selainNya. Karena, “Bukankah Allah itu cukup untuk hambaNya.” (QS. Az Zumar: 36)

Oleh karena doa itu sesuatu yang mulia di sisi Allah, maka tidak heran jika Rasulullah juga bersabda : “Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Dia akan murka kepadanya” (HR. At Tirmidzi dan Al Hakim, dari hadits Abu Hurairah)

Hadits ini senada dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir : 60). InsyaAllah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 23 Nov 2024, 21 Jumadilawal 1446, ba'da subuh @teras masjid almillah ponti. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

H i d a y a h

SESUNGGUHNYA karunia Allah yang paling besar kepada para hambanya adalah hidayah kepada agama ini, serta taufiq yang dengannya seorang hamba dapat berpegang teguh dengan hidayah Allah Ta’ala hingga bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak dan mendapatkan kebahagian yang abadi.

"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan untuknya maka Allah akan fahamkan padanya agamanya." (HR Bukhari Muslim)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan memberikan kepada hamba yang hanya meminta tanpa usaha dan kita juga harus mempunyai niat yang tulus.

"Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami"(QS. al-A'raaf : 43).

Namun orang yang mendapatkan hidayah bukanlah sembarang orang, terdapat ciri khusus yang dimiliki oleh orang yang mendapatkan hidayah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

“Orang orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am : 82). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan insipirasi sendiri, Jumat 22 Nov 2024, 20 Jumadilawal 1446 H. Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Bersyukur bikin Hidup Bahagia Makmur

Jumah Mubarakh. @Kaliandra resort prigen pasuruan. Parikan bar mangan awan : sapa sing deleh susur nang dhuwur sumur, podo karo wong sing gelem syukur lan uripe bakal makmur.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7) 

"Yaa Allaah Yaa Rabb karuniakanlah keberkahan hidup yang sempurna kepada kami, yaitu dapat bersyukur ketika makmur dan dapat sabar ketika sukar ... Aamiin". In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 19 Jumadil awal 1446 H, 21 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perbuatan Syirik Pembatal ke-Islaman

Dari sahabat Muadz bin Jabal RA, “Orang-orang bertanya kepada kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena takut akan terjerumus ke dalamnya …” (HR. Muslim)

Penting bagi seseorang untuk mengetahui dan memahami pembatal ke-islaman agar dapat  menjauhinya. 

Pembatal pertama : syirik, yang merupakan dosa terbesar yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

Inilah pembatal ke-islaman yang paling besar. Banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang bahaya syirik, dan menyebutkan bahwa syirik adalah lawan dari tauhid.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan beribadahlah kepada Allah, dan janganlah kalian mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun” (QS. An Nisa: 36)

Dan risalah terbesar dari seluruh rasul dan nabi yang telah diutus, adalah untuk menegakkan tauhid dan menghapuskan syirik.

“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Beribadahlah kepada Allah (semata), dan jauhilah thaghut“ (QS. An Nahl: 36)

Dan cukuplah untuk mengetahui besarnya bahaya syirik dengan mengetahui bahwa ia adalah satu-satunya dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah Ta’ala jika pelakunya tidak bertaubat sebelum meninggal,

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang levelnya dibawah syirik bagi siapa yang dikehendakiNya” (QS. An Nisa : 48)

Definisi syirik adalah : menyekutukan Allah dengan selainNya dalam hal-hal yang khusus bagiNya, seperti: 1. ketuhananNya (rububiyah), 2. hak beribadah kepadaNya (uluhiyah), serta 3 nama-nama dan, sifat-sifat (asma’ wa sifat).

Contoh pertama adalah yang mengatakan bahwa ada Tuhan selain Allah yang menciptakan langit dan bumi, ada Tuhan selain Allah yang mengatur rezeki, atau menurunkan musibah, dan yang semisalnya.

Contoh yang kedua adalah orang yang melakukan ibadahnya kepada selain Allah, seperti orang-orang musyrik yang melakukan sujud kepada berhala, orang-orang Nasrani yang menyembah Isa ‘alaihissalam, menyembah pohon, dan lain sebagainya.

Dan contoh yang ketiga adalah meyakini bahwa ada dari makhluk yang memiliki sifat-sifat yang hanya khusus dimiliki oleh Allah. Seperti meyakini bahwa ada orang yang mengetahui hal ghaib.

Termasuk dalam kesyirikan yang tersebar sekarang adalah mereka yang mempersembahkan ibadahnya kepada sesuatu yang dianggap “perantara” kepada Allah, seperti malaikat, orang-orang shalih yang telah meninggal, atau semacamnya. Dengan cara berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada mereka, dan bertawakkal kepada mereka.

Allah telah jelaskan di QS. Yunus ayat 18 : "Dan mereka beribadah kepada selain Allah; (yaitu) sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, seraya berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allah”. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi sendiri, Rabu 20 Nov 2024, 18 Jumadilawal 1446 H. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kenapa Kita Harus Berbuat Baik

Ini sebagai lanjutan dari EPCDH hari Ahad 17 Nov lalu tetang SABAR dan SELALU BERBUAT BAIK.

Kenapa kita harus berbuat baik dalam kehidupan sehari- hari ? Ini beberapa alasannya :

MEMPEROLEH PAHALA. Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk mendapatkan keridhaan Allah akan mendatangkan pahala. Pahala ini akan menjadi bekal dan modal bagi kebahagiaan serta keselamatan di dunia akhirat.

MENJAGA KESEIMBANGAN dan KEADILAN. Berbuat baik kepada orang lain, terutama yang membutuhkan, merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan sosial dan keadilan.

MENJALIN HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN SESAMA. Berbuat baik merupakan cara untuk mempererat hubungan sosial dan menghindari konflik dalam masyarakat.

MENGHINDAR PERBUATAN MAKSIAT. Berbuat baik juga dapat menjadi pengganti atau penghindar dari perbuatan maksiat. Dengan sibuk melakukan kebaikan, seorang Muslim lebih cenderung menjauh dari perbuatan dosa dan maksiat. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 19 Nov 2024 17 Jumadilawal 1446. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

DISIPLIN ITU PENTING

DISIPLIN dalam islam adalah "sikap patuh dan taat kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala".

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, DISIPLIN  adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan. Erat kaitannya dengan respek dan taat aturan, konsisten peduli / menghargai waktu

Dalam ajaran islam, banyak ibadah terkait waktu atau yang biasa disebut ibadah Muwaqqat.

Hal ini tentu akan memaksa umat islam untuk senantiasa PEDULI dan selalu MEMPERHATIKAN waktu.

Mengingat ibadah pada dasarnya tidak boleh mendahului waktu, sebagaimana juga tidak diperbolehkan mengakhiri waktu (lebih dari batas waktu).

Semisal Shalat, Puasa dan Haji. Ibadah-ibadah tersebut jika dilakukan di luar waktu (tanpa udzur)  hampir pasti dinyatakan oleh para ulama sebagai amalan yang tidak sah.

"Jika engkau diwaktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau diwaktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakan waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati" (HR. Bukhari).

DISIPLIN juga berarti konsisten dan istiqomah dalam kebaikkan dan kebenaran. Tidak mudah berubah-ubah atau digoyahkan sikap dan pendiriannya.

"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas" (QS. Huud : 112). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits, Senin 18 Nov 2024, 16 Jumadilawal 1446. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

BEBERAPA HAL PENTING NAMUN SERING DIANGGAP REMEH

(1) Menjaga Lisan. Banyak orang menjadi terhormat karena mampu menjaga tutur katanya, namun ... banyak pula orang celaka dan bahkan sengsara karena ... tutur katanya (juga di sosial media).

Saking pentingnya menjaga lisan, maka banyak petunjuk langsung melalui Firman Allah dan beberapa hadits Rasulullah. 

Diantaranya Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata sungguh, termasuk orang orang muslim yang berserah diri" (QS. Fusilat : 33).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beriman kepada hari akhir, hendaklah berbicara baik baik atau diam" (HR. Al Bukhari).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Bila seorang diantara kamu lagi marah, hendaklah ia diam" (HR. Ahmad)

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala melarang kamu untuk banyak bicara dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga membenci orang yang menyia-nyiakan harta dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala membenci kepada orang yang banyak bertanya" (HR. Asysyhaab).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Diam itu adalah  kebijaksanaan (apabila marah) dan hanya sedikit yang bisa melakukannya" (HR. Ibnu Hibban).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang banyak berbicara, akan banyak pula salahnya, maka akan banyak pula dosanya, dan yang banyak dosa, maka Api Neraka berhaq untuk membakarnya" (HR. At Thabrani). 

Rasulullah Shallallahu Aa'aihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang di akhir hayatnya, ucapannya adalah Laa ilaaha illallah niscaya ia akan masuk Surga" (HR. Al Bukhari). 

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara diantara rahangnya (mulut) dan diantara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin Allah Subhanahu Wa Ta'ala masukan ia ke Surga"(HR. Al Bukhari).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "berhati hatilah dalam memuji karena, itu adalah penyembelihan" (HR. Al Bukhari).

Karena, tidak semua pujian itu tulus dan pujian terkadang membuat seseorang menjadi lalai.

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Seorang mukmin itu bukanlah yang bicaranya kotor, pengumpat, pengutuk berkata keji, atau suka berkata buruk" (HR. Al Bukhari).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Kebanyakan dosa anak Adam itu karena lisannya" (HR. At Thabrani).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Yang aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pintar bersilat lidah" (HR. Abu Ya'la).

Rasulullah Shallallahu A'laihi Wasallam bersabda : "Semua umatku akan di ampuni kecuali yang berbuat keji terang terangan. Yaitu orang yang melakukan dosa pada malam hari lalu dosa itu ditutupi Allah, akan tetapi esok paginya dia ceritakan dosa itu kepada orang lain, sambil berkata, "Hai Fulan. Tadi malam aku berbuat begini.. begini. Dia sendiri yang membuka aibnya (Mutafaq'alaih).

(2) Tetap berusaha menempatkan diri. Ada tiga pekerjaan terberat : Sikap dermawan dalam keadaan sempit menjauhi dosa dikala sendiri, dan berkata benar dihadapan orang yang ditakuti (Imam Syafi'i)

Sahabat dan saudaraku seiman... Bagi orang kaya bersedekah itu adalah kewajiban dan hal yang sangat wajar tetapi bagi orang yang berkesempitan sedekah itu sunnah yang luar biasa.

Menjauhi dosa disaat sendirian, itu bukanlah hal yang mudah, karena  merasa aman dari penglihatan orang lain, padahal Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui bahkan yang tersembunyi di dalam hati setiap manusia, sekalipun...

Banyak orang takut  berbicara yang benar dihadapan penguasa atau orang yang kaya karena mencari aman sampai lebih baik diam. Bahkan ada yang tega berbohong karena khawatir kepentingannya terganggu.

Sahabat saudaraku seiman, semoga kita termasuk orang yang senantiasa mampu menjaga diri dari hal hal yang nampaknya sepele namun sejatinya sangat penting, dan semoga kita tetap mampu Istiqomah dalam beribadah meskipun mungkin sedang banyak ujian dan kesulitan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala ber-firman : "Sesungguhnya orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk ... "balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir dibawahnya sungai- sungai, mereka kekal didalamnya selama- lamanya" (QS. Al-Bayyinah:7). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 15 Jumadil  Awwal 1446 H, 17 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SABAR dan SELALU BERBUAT BAIK

Kebanyakan dari manusia biasanya ingin selalu diSEGERAKAN semua keinginannya. Ketika masih KECIL ingin segara menjadi BESAR. Ketika masih MISKIN ingin segera cepat jadi KAYA. Ketika belum di beri kesempatan punya ANAK, ingin sekali segera punya anak.

Kalau kita tidak mampu berSABAR dengan semuanya, justru bisa terjerembab ke hal- hal yang penuh kemudharatan atau bahkan kemusyrikan.

"Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang) nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan" (QS. An Nahl : 1).

Ayat itu sebenarnya mengingatkan kita tentang sifat hari AKHIR, yang tidak diketahui kapan datangnya.

Namun juga bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari hari yakni, "Apa yang akan terjadi telah diatur dan akan datang pada saatnya. Manusia diminta untuk SABAR hingga tiba saatnya nanti".

Katakanlah (hai Muhammad ), "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang- orang yang beriman"(QS. Al A'raf).

Tiada satupun manusia mengetahui KETETAPAN dan KEHENDAK Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Begitupun dengan orang-orang istimewa (Nabi dan rasulNYA). Hanya bersabar dan selalu berbuat kebaikkan berharap akan RidhaNYA.

Semua peristiwa hidup ini harus dijalani secara berproses dan bertahap, tidak terjadi secara instan begitu saja.

Kendalikan nafsu, sabar dan tetap terus berbuat baik meski dalam keadaan seperti apapun.

InsyaAllah selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

YAA ALLAH..... BERIKAN KEKUATAN DAN KESABARAN PADA KAMI DALAM MENJALANKAN AMANAH DAN MAMPUKAN KAMI UNTUK BERBAGI BERSAMA SAUDARA SAUDARA KAMI LAINNYA, AAMIIN... in sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Sabtu 16 Nov 2024, 14 Jumadilawal 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SAHABAT SEJATI PEGANG ERAT ERAT

Sahabat sejati itu akan  SELALU MEMBERI KEBAIKAN kepada kita. Sahabat sejati tidak mengharapkan suatu balasan atas kebaikan yang dilakukan. Sahabat sejati tidak merelakan kita jatuh dalam kesalahan ataupun kehancuran.

SEORANG SAHABAT yang sejati dan shaleh akan selalu mengingatkan dan menasehati kita apabila kita dalam kesalahan.

Sahabat yang sesungguhnya, BUKAN hanya sahabat saat bersenang-senang saja. Sahabat yang suka  memuji karena basa-basi saja.

Sahabat sejati dan shaleh tak akan merelakan kita jatuh dalam kesulitan dalam keburukan dalam kehancuran.

Sahabat sejati yang shaleh berani berkorban demi kebaikan,dan ketulusannya tak perlu diragukan. Tegurannya merupakan kasih sayang yang tulus kepada kita.

Anehnya justru kita terkadang kurang mempedulikannya. Kita lebih senang dan akrab dengan orang yang selalu mengiyakan atau memuji muji kita, walaupun kita salah.

INGAT, sahabat sejati dan shaleh sekalipun akan pergi jika tidak dipedulikan lagi karena dia merasa sudah tak diperlukan dan tak dibutuhkan lagi. Dan kita akan menyesali, serta menyadari betapa sahabat sejati begitu berarti, saat dia tak ada disisi kita lagi.

Sebuah ungkapan berbunyi : “Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”. Sahabat sejatimu adalah yang senantiasa jujur (kalau kita salah diingatkan), BUKAN yang senantiasa membenarkanmu, memujimu sedang kamu dalam suatu kekeliruan.

Umar bin Khattab berkata : ”Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (Muslim) yang shaleh/shalehah. 

Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang shaleh/shalehah maka peganglah erat-erat.(jangan abaikan dia)”.

Saudaraku  Sahabatku Seiman. XzJika ada seseorang yang selalu peduli dengan kita selalu mengingatkan saat kita salah, selalu membantu saat kita terjatuh, selalu menghibur saat kita bersedih jangan sekalipun meninggalkannya.

Karena sahabat sejati seperti dia lebih berharga dari harta yang kita punya. JANGAN mudah emosi apalagi memutuskan persahabatan hanya karena di ingatkan saat kita bersalah.

Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan tercurah kepada suatu lingkungan yang disitu terdapat pemutus persaudaraan (silaturahmi)" (HR. Tabrani). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 13 Jumadil awal 1446 H, 15 Nov 2024. Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barokaatuh 

Perbuatan KITA Menentukan Kehidupan KITA

JUMAH MUBARAK. Para Sahabat Surgaku "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." (QS. Al-Isra' : 7) 

Kita sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala harus berikhtiar melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan.

Apapun hasilnya, kewajiban manusia hanyalah berusaha dan hasilnya hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dapat menentukan.

"Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)," (QS. An Najm : 39-42)

Mungkin kita tidak menyadari nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena kita selalu merasa kurang dan tidak cukup. Rasa kekurangan itu datangnya dari kurangnya rasa syukur kita kepada Allah Subhabahu Wa Ta'ala.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim : 7)

"Hidup hanya sekali, dosa jangan ditambah, amal jangan dikurangi, rizki harus berbagi. Gugur bunga karena layu, gugur iman karena nafsu, gugur amalan karena pujian. Tertawa karena bahagia, menangis karena sedih, dan bertaubat karena dosa."

Yaa Allaah ... rahmatilah kami untuk bersihkan hati dan sucikan jiwa dengan berprasangka baik kepada-Mu dan sesama serta selalu beribadah, bekerja, dan berbuat dengan ikhlas lillaahita'ala, Aamiin... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta menukil dari tausyiah ba'da subuh @masjid cut meutiah jln teuku umar menteng jakpus, Kamis 14 Nov 24 12 Jumadilawal 1446

Dunia Tempat yang Menentukan Nasib Kita di Akhirat Kelak

MARILAH KITA SENANTIASA bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih  menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali". 

Dan marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena Allah masih berkenan melimpahkan nikmat terbesar yang diberikan kepada kita, yaitu nikmat waktu , nikmat Iman Islam dan nikmat sehat. Dengan nikmat iman islam, kita bisa ringan tanpa beban menjalankan tuntunan Allah. 

Dengan nikmat waktu dan nikmat sehat, kita memiliki kekuatan melaksanakan perintah menjalankan ketaatan sesuai  aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  

Kehidupan dunia adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia. Karena dunia adalah tempat yang menentukan nasib seseorang di akhirat kelak. 

Memang benar, bahwa hidup di dunia hanya sementara. Yang abadi adalah kehidupan di  akhirat. 

Namun bila kita salah memahami dan salah mengambil sikap dalam kehidupan dunia, kesengsaraan abadi akan menjadi nasib kita kelak di akhirat. 

Dunia berasal dari bahasa Arab, yang bermakna rendah. Dunia adalah lawan dari akhirat. Bahwa dunia adalah "maa zaada ‘anil haajat - sesuatu yang melebihi kebutuhan". 

Sebagai orang beragama, cara pandang tentang dunia selayaknya menyesuaikan dengan ajaran agama.  

Terdapat banyak dalil Qur'an, hadits ataupun maqalah ulama terkait kehidupan dunia. Secara garis besar, dapat ditangkap pesan bahwa Islam menghendaki agar seorang hamba tidak melupakan tujuan awal penciptaannya. Yakni diciptakan semata untuk beribadah kepada Allah. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menggariskan, agar hambanya mengupayakan keseimbangan dunia dan akhirat. 

Dalam QS. Al-Qashash ayat 77 Allah berfirman: "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu pahala di negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.” 

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam juga menganjurkan doa agar mendapat hasanah fid dun-ya juga hasanah fil akhirah. 

Sebagaimana tertulis dalam QS. Al-Baqarah ayat 201: "Di antara mereka ada juga yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari adzab neraka.” 

Ketika kita selalu berdoa memohon hasanah atau kebaikan di dunia maupun di akhirat, itu menunjukkan adanya semangat keseimbangan agar umat Islam ini bahagia di dunia maupun di akhirat. Bukannya bahagia dunia namun celaka di akhirat. 

Ataupun susah selama hidup di dunia dan di akhirat. Dunia bermakna rendah, dalam bandingannya dengan kehidupan akhirat. Dunia bersifat fana, tidak kekal, terbatas dan tidak selamanya. Umat Islam meyakini adanya pertanggungjawaban atas perilaku selama di dunia. 

Sehingga manusia tidak diperbolehkan berbuat semena- mena selama hidup di dunia. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Ankabut ayat 64 : “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. 

Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui."   

Ayat di atas memperingatkan kita agar tidak terlena dengan kenikmatan dunia. Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.  

Dunia diumpamakan pula ladangnya akhirat. Ad dun-yaa mazro'atul aakhiroh. Dunia adalah tempat menanam. 

Sedangkan akhirat adalah tempat memetik hasil dari apa yang ditanam semasa hidup di dunia. 

Maka bahagia atau celakanya seseorang, tergantung dari baik dan buruk perbuatan yang dilakukannya di dunia. Inilah harvest law yaitu hukum tabur tuai. 

Dunia adalah perantara menuju akhirat. Di sini berlaku kaidah "lil wasaail hukmul maqoshid". 

Yaitu hukum /penilaian baik buruknya suatu perantara yaitu dunia, tergantung dari baik buruknya hal yang dituju yaitu akhirat. 

Ketika yang dituju adalah surga dan ridhaNya, maka baiklah kehidupan dunia. 

Menginginkan surga dengan cara yang tidak diridhai Allah, membuat buruknya kehidupan di dunia. 

Manusia diciptakan di dunia. Maka perlu diusahakan agar kehidupan di dunia dipenuhi dengan ibadah. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi. 24 jam sehari, diupayakan bernilai ibadah. 

Bekerjanya, makannya, tidurnya, belajarnya, bahkan rekreasinya, semuanya dibalut dengan ibadah. Makan diniatkan agar kuat beribadah. Tidur diniatkan beristirahat melepas letih agar mampu kembali beribadah. 

Bekerja diniatkan agar mampu mematuhi perintah Allah untuk hanya mengkonsumsi perkara yang halal. Ibadah sendiri berkaitan erat dengan ketaatan. 

Kehidupan dunia selayaknya diupayakan diisi dengan kepatuhan pada aturan Allah. Serta berusaha keras tidak melanggar aturanNya. Kemaksiatan, kejahatan, pelanggaran hak orang lain, adalah bentuk ketidaktaatan atas aturan Allah. Pelanggaran ini pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan dan penindasan di muka bumi. 

Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari: "Dari Ibnu ‘Umar RA berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda : “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.” 

Ketika meriwayatkan hadits ini, sahabat Ibnu Umar menerangkan: "Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu."  

Rasulullah mengarahkan, agar kita memaknai kehidupan di dunia bagaikan pengembara, atau umpama sekadar menyebrang jalan. 

Arahan nabi tersebut menyiratkan bahwa kita tidak selamanya hidup di dunia. Dunia bukanlah segalanya. 

Dunia menjadi penting karena perannya sebagai perantara menuju akhirat. Seorang pengembara tidak selamanya tinggal di perantauan. Pasti ada selaksa niat untuk kembali pulang ke tempat asal. Kembali ke kampung halaman. 

Seorang hamba yang memahami posisinya di dunia yang bagai pengembara, pasti memiliki kesadaran untuk kembali ke tempat asalnya, di haribaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam keadaan yang baik. 

Setelah menimba amal baik di dunia. Seorang penyeberang jalan, pastilah tidak berlama-lama di jalan. Ia hanya sekedar lewat, sambil waspada seraya menengok kiri-kanan. Tujuannya adalah sampai ke ujung jalan, bukan berhenti di tengah jalan. 

Pepatah orang Jawa menyebut memaknai hidup hanya sekedar "Mampir Ngombe". Bagaikan berhenti sebentar untuk  minum air atau mung mampir ngombe". 

Berhenti sejenak melepas dahaga dan mengisi bekal. Lantas melanjutkan perjalanan. 

Terdapat perkataan ulama yang menyatakan bahwa dunia itu bagaikan bangkai. Dan para pencarinya bagaikan anjing - anjing. "Ad dun-yaa jiifah, wa thullabuhaa kilaab". 

Pernyataan ulama yang seakan meremehkan kehidupan dunia, bukanlah diniatkan untuk memupus semangat seseorang berusaha dan bekerja keras di dunia. Pernyataan ulama tersebut dimaksudkan agar kita tidak menomorsatukan dunia dan lupa akhirat.

Dunia tetap penting didapat. Bekerja penting untuk dikerjakan. Namun mukmin sejati memahami mana yang washilah mana yang ghayah. Mana yang hanya lantaran, mana pula yang menjadi tujuan utama. 

Imam Abu Hanifah menyatakan: "Dunia itu lebih sedikit daripada yang paling sedikit. Para pecinta dunia itu lebih rendah daripada yang rendah, sihir dunia mampu membutakan dan membikin tuli telinga kita".

Imam Abu Hanifah sekadar memperingatkan betapa orang yang gandrung dunia lupa akhirat, adalah hal yang sangat membahayakan. Rasulullah memberi jalan tengah terkait perimbangan kehidupan dunia dan akhirat. 

Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat imam al-Baihaqi Dari Ibnu Umar RA : “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. 

Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan- akan engkau akan mati besok pagi.” Sabda Nabi ini menyiratkan kita harus mengerahkan daya upaya terbaik, all out, baik untuk pekerjaan duniawi maupun ibadah ukhrawi. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 11 Jumadilawal 1446 H, 13 Nov 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dua Faedah Diam

Abu Adz-Dzayyal rahimahullah berkata, "Ketahuilah, dalam diam ada dua faedah, (1) Dengannya engkau menolak kejahilan orang yang lebih jahil darimu (2) Dengannya engkau akan meraih ilmu dari orang yang lebih berilmu darimu." Az-Zuhd Ibn Abi Ashim (hlm. 51)

Abu adz-Dzayyal rahimahullah juga berkata, Belajarlah diam sebagaimana engkau belajar bicara. Karena jika pun berbicara tidak membimbingmu maka sungguh diam akan menjagamu. (Jami’ Bayanil ilmi: 1/550)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (shahih Bukhari 6018, 6475 dan Muslim 74)

Walau diartikan sama, namun ash-shamtu lebih berbobot daripada as-sukut. Ash-shamtu yaitu menahan diri dari berbicara padahal ia mampu, adapun as-sukut adalah diam tidak berbicara, baik ia mampu maupun tidak.

Sifat ‘Ibadurrahman : Tawadhu’ dan Lemah Lembut meski mendapatkan perlakuan kasar.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang- orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqon: 63)

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal- amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil". (QS. Al Qashash: 55)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 12 Nov 24, 10 Jumadilawal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Anggap Biasa Dosa-dosa Lisan

Dalam beberapa EPCDH penulis telah menyebutkan beberapa dosa yang dianggap biasa. Berikut ini, penulis melanjutkannya soal dosa dosa lisan.

Merendahkan dan menghina orang lain. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang kita untuk menghina orang lain, yakni dengan meremehkan dan mengolok-olok. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, beliau bersabda, “Takabur (sombong) adalah menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia.” (HR. Muslim)

Makna yang dimaksud adalah menghina dan meremehkan orang lain. Perbuatan tersebut diharamkan, sebab barangkali orang yang dihina tersebut memiliki kedudukan yang lebih tinggi di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan lebih dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada orang yang menghina. (Tafsir Ibnu Katsir)

Mengingkari janji. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Ada tiga tanda, barangsiapa dalam dirinya terdapat tanda-tanda itu berarti ia munafik, meskipun ia shalat, puasa, dan mengaku muslim; yakni bila berbicara dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila dipercaya dia berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim)

Menuduh zina. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah (dari berbuat zina), lagi beriman, mereka mendapatkan laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. An-Nur: 23)

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan !’ Para sahabat bertanya, ‘Apa saja itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat berkecamuk perang, dan menuduh zina wanita baik-baik, beriman, dan lalai (dari kemaksiatan).” (HR. Bukhari Muslim)

Asyik membicarakan kebatilan. Ini terjadi dengan duduk bersama kawan-kawan buruk, membicarakan kemaksiatan-kemaksiatan dan para pelakunya, juga membicarakan segala sesuatu yang membangkitkan syahwat, insting biologis, menggunjing, mencela orang lain, menebar fitnah, dan menyebarluaskan gosip yang menyangkut harga diri orang lain. Manusia yang paling banyak kesalahannya adalah yang paling banyak membicarakan kebatilan. Al-Qur’an menuturkan perkataan mereka pada hari kiamat,

“Dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.” (Al-Mudatstsir: 45)

Allah melarang kita berteman dengan orang-orang seperti itu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka.” (QS. An-Nisa`: 140)

Banyak pertanyaan yang tidak berguna. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh Allah tidak menyukai dari kalian tiga perkara; melakukan desas- desus, menyia- nyiakan harta, dan banyak bertanya.” (HR. Muslim)

Berdusta. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang senantiasa bertindak jujur dan meniti kejujuran hingga ditulis sebagai orang jujur di sisi Allah. Jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan meniti kedustaan hingga dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

Saksi palsu. Allah Tabaraka Wwa Ta’ala berfirman ; “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak, dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa`: 135)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar mereka senantiasa menegakkan keadilan, tidak condong ke kanan dan ke kiri, tidak lemah karena celaan orang yang mencela, dan tidak dipalingkan oleh siapa pun. Dan mereka diperintahkan agar tolong-  menolong, bantu- membantu, dan bahu membahu dalam menegakkan keadilan tersebut. (Tafsir Ibnu Katsir). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 11 Nopember 2024, 09 Jumadil Awwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Keutamaan Taqwa diantaranya Adalah Sumber Kebaikan

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Karena taqwa merupakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita semua dan orang- orang terdahulu. 

Begitu banyak ayat Al-Qur’an yang berisikan perintah untuk bertaqwa. Dalam surat Al-Baqarah ayat 102 Allah  berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian semua dengan sebenar-benarnya, dan sungguh janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan Islam". 

Diantara keutamaan taqwa adalah Allah menjadikan taqwa sebagai sumber kebaikan. Taqwa merupakan jalan menuju berbagai macam kebaikan. Perintah taqwa ini merupakan bentuk rahmat Allah agar manusia mendapatkan kebaikan dan keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Keutamaan lainnya, taqwa merupakan tameng dari segala macam keburukan dan sebagai pelebur berbagai kesalahan dan akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukan seorang hamba. 

Sebagaimana Allah telah bersabda dalam surat Al-Anfal Ayat 29 :  "Wahai orang- orang yang beriman ! Jika kalian semua bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan furqon yaitu kemampuan untuk bisa membedakan antara hak dan batil kepada kalian, Allah akan menghapus segala kesalahan kalian dan mengampuni dosa- dosa kalian semua". 

Sebab Allah Subhânahu Wa Ta'ala  berfirman : "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan membukakan jalan keluar baginya dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya".  

Allah Wa Ta'ala menjadikan standar kemuliaan seseorang bukan dari hartanya, bukan dari nasabnya, dan bukan dari lainnya, melainkan kemuliaan yang hakiki menurut Allah adalah siapa yang paling bertaqwa. Maka dari itu, mari kita selalu berusaha untuk menjadi hamba yang mulia dengan selalu menjaga takwa kita kepada Allah. Semoga kita selalu mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Pada dasarnya perbuatan baik merupakan suatu bentuk kasih sayang serta kepedulian kepada sesama dan lingkungan. Jika hal tersebut dilakukan secara berkala, maka kita dapat merasakan berbagai manfaat yang baik untuk kenyamanan tubuh, jiwa dan batin kita.

Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan)." (QS. Al An'am : 160). 

Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. 'Itulah (karunia) yang (dengannya) Allah menggembirakan hamba-hambaNya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu suatu imbalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS. As Syura : 23). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Catatan Dini Hari Ahad 10 NOVEMBER 2024. Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarkaatuh.

Masih Adakah Pahlawan Sejati ?

Para Sahabat Surgaku. "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf/baik dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

PAHLAWAN adalah orang yang : Berani membela kebenaran dan keadilan apapun resikonya. Cinta Tanah Air dan Rela Berkorban baik dengan jiwa, raga, harta, maupun jabatannya.

Pantang Menyerah dan Tidak Mengenal Putus Asa dalam situasi dan kondisi apapun. Amanah dan Bertanggungjawab dalam menjalankan tugas pengabdiannya terutama kepada Allaah Subhanahu Wa Ta'ala Tuhan Yang Maha Esa.

Responsif dan Peduli dengan Kondisi serta Kesejahteraan Rakyat. Mengutamakan Kepentingan dan Keselamatan Bangsa dan Negara di atas Kepentingan Pribadi, Segelintir Orang, Golongan, maupun Partainya.

Yaa Allaah Yaa Rabb Karuniakanlah kepada kami Pahlawan Pahlawan Sejati, BUKAN Pahlawan Kesiangan atau Sok Pahlawan sehingga Bangsa ini bisa menjadi negara yang aman, sejahtera, adil, makmur, dan berdaulat, serta terhindar dari cengkeraman oligarki dan disintegrasi bangsa. Aamiin.

Mari kita menunaikn SHOLAT TAHAJJUD dan lanjut SUBUH. Bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa pahlawannya. #Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu fimdalimunthe

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Catatan Hidayah Diri Ferry Is Mirza (fim). menyemangati Hari Pahlawan 10 Nov 24

Dari Dunia Informasi ke Spiritual hingga Jelajah Negeri Para Nabi

PASCA mundur dari Jawa Pos tahun 2002, saya bekerja di group hotel terbesar di Batu. Selama setahun setengah, hingga awal 2004 di perusahaan yang merupakan salah satu ikon kota wisata itu, saya duduk dijajaran direksi sebagai Direktur SDM-HRD dan General Affairs. Perusahaan yang mengelola properti villa, hotel resort dan kebun petik buah apel-strawberry-jambu-paprina serta industri produksi minuman segar, kebetulan pemiliknya adalah karib saya ketika jadi aktivis jaman kuliah di Unej 78-an.

Lepas dari Batu, saya balik ke Surabaya, 'membidani' lahirnya kembali Suara Indonesia (SI) yang diambil lagi oleh alm Eddy Rumpoko (ER). Di SI baru yang berkantor di jalan Irian Barat 7-9 itu, saya berkumpul bersama Dhimam Abror, alm Sholihin Hidayat, Didik Pujiyuwono, M Anis, alm Darmadewangga dan M Hakim serta M Zaki. Sedangkan Biro Jakarta, dikoordinir Cik Bahar Maksum dan alm Alfian Mujani.

Ditengah menangani SI wajah baru ini, bertepatan menjelang pencalonan walikota- wakil walikota Surabaya. Nah, sudah takdir, saya diberi amanah, Mas Arif Afandi yang digandeng Bambang DH, memberi kepercayaan saya sebagai Spri sejak masa kampanye hingga Mas Arif menjabat wakil walikota Surabaya.

Namun, entah karena prosedure birokrasi atau lantaran sesuatu hal, (sampai hari ini alasan pastinya saya tidak tahu dan saya positif thinking) di awal 2005 saya tidak lagi menjadi Spri Mas Arif. 

Sejak itu saya kembali aktif di dunia menulis dan di kepengurusan PWI Jatim. Untuk mencari nafkah dan rezeki, saya menerbitkan tabloid sepakbola GreenForce yang kantor redaksinya sewa disalahsatu ruangan di balai wartawan gedung PWI Jln Taman Apsari, Joko Dolog.

Kala itu Mas Abror akan maju pemilihan Ketua PWI Jatim priode kedua. Lagi-lagi, saya dipercaya menjadi tim sukses pemenangan. Alhamdulillah, Mas Abror terpilih kembali setelah bersaing dengan sahabat Rusdi Amral (waktu itu Pimred Surya,  Kompas) dan saudaraku Luthfil Hakim (ketika itu Kabiro Bisnis Indonesia Wil Intim).

Saat pemungutan suara di balai wartawan Taman Apsari itu, lagi-lagi Allah Ta'ala mentakdirkan saya bertemu famili yang hampir dua puluh tahun lebih tidak pernah berjumpa. Karena saya mengira ia ikut berdomisli (tetap) di Makkah. Ternyata, ia bos sebuah kantor berita online terkenal di Jakarta. Dia hadir di acara pemilihan Ketua PWI Jatim sebab mendukung sahabat Rusdi Amral-Lutfil.

Orangtua famili saya itu --saya memanggilnya Ambo'-- yang sejak tahun 70 hijrah dan tinggal di Makkah. Ambo' dan isteri --Tante Asma-- tinggal di Makkah terakhir di daerah Baqaqurais hingga beliau berdua wafat dimakamkan di tanah suci kuburan Ma'la. 

Sewaktu masih sehat, alm Ambo, setiap tahun, mudik ke rumah keluarga di kawasan Perak Timur depan masjid Mujahiddin, Surabaya. Nah, dari pertemuan dengan famili tadi, jalan 'baru' saya dapatkan.

Saya ibarat menerima 'wahyu' atau hidayahNYA. Kenapa? Karena setelah saya membuka komunikasi dengan Tante (wafat 2013) dan alm Ambo, rasanya ada sesuatu. Terlebih, kata alm Ambo, (sampai sekarang terpatri dalam ingatan saya) "Fer, kamu sudah umur (waktu itu saya 50 tahun, red) ayo berhajilah atau umrah. InsyaAllah kamu akan mendapat barakah," ujar alm Ambo dengan suara lembutnya.

Dari situlah --Oktober 2005-- dengan uang tabungan saya bertekad mendaftar haji dan sekalian ikut umrah. Saya pertama kali umrah akhir Oktober 2005 ikut travel milik sepupu saya yang lain di Jakarta (Mudatur, red) selama 9 hari.

Subhanallah, pengalaman pertama selama di tanah suci itu --Medinah dan Makkah-- banyak 'rahasia' perjalanan hidup saya yang muncul bak cermin dipelupuk mata dan alam pikir. Terlebih seusai melaksanakan ritual umrah. Subhanallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamdu.

Tak mampu dan terlalu panjang bila saya tuliskan pengalaman yang saya alami selama umrah itu. Yang pasti, selama empat hari di Makkah --dua hari-- saya tinggal di rumah alm Ambo ketika itu di kawasan Sare'sitin Makkah, banyak ibra yang masuk dalam hati sanubari ini.

Kemudian, menjelang usai umrah --dikala tawaf wada' (pamitan)-- meninggalkan Baitullah Ka'bah - Masjidil Harram, saya meneguhkan niat, "Sisa usiaku harus barakah dunia- akherat. Mohon ridhaMu yaa Allah." 

Alhamdulillah, sepulang umrah, keluarga nyai (istri saya) punya KBIH (Kantor Bimbingan Ibadah Haji) dan Umrah Al Multazam di Jln Raya Ponti Sidoarjo. Sejak berdiri Nopember 2002 dengan memiliki fasilitas hall manasik menampung hingga 200 jamaah dan masjid, hingga detik ini, setiap tahun membimbing jamaah haji regelur antara 120 sd 160 jamaah atau 2 sampai 3 rombongan. Sedangkan untuk jamaah umrah hampi setiap bulan sampai 4 kloter. Setiap kloter minimal 36 jamaah. 

Alhamdulillah, saya yang 2005 setelah umrah mendaftar haji, pada 2011 diridhai menjadi tamu Allah berhaji. Dan tanpa woro-woro saya ikhlas menunaikan rukun Islam ke lima itu. Saat berangkat haji dari Sidoarjo bersama sahabat Sefdin dan Wahyu Harjanto, yang mengantar keberangkatan saudara Luthfil Hakim dan Budi Bola.

Empat puluh dua hari saya "berjuang" untuk meraih mabrur selama menjalankan rukun dan kewajiban berhaji. Tawaqal dan taqwa sepenuhnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala apakah ibadah haji tahun 2011 saya mabrur. 

Pada saat haji 2011 ada pengalaman menarik. Qadarallah wa Alhamdulillah bisa silaturahmian dengan sahabat AA La Nyalla, Gus Ipul, Jahya Stafuq, Diar Kusuma, M Sholeh No Viral No Justice, serta Dhimam Abror dan Bahar Haji Darat Jawa Pos di Makkah juga Gus Ali Mashuri pimpinan Ponpes Bumi Shalawat, Lebo Sidoarjo. 

Lalu saat umrah sering juga silaturahmian dengan beberapa sahabat. Umrah 2014 bertemu Sururi Alfaruq (Pimpinan Umum SINDO group) di halaman masjidil Harram. Semuanya tanpa janjian. Masa'Allah. Hanya Allah Yang Maha Tahu.

Saya hanya memohon insyaAllah amal ibadah saya selama ini --sebelum dan sesudah taubatan nasuha-- tercatat di buku abadi ilahi rabbi Lauh Mahfuz. Dan kelak akhir duniawi dikumpulkan bersama kedua orangtua, istri, anak cucu cicit, sanak keluarga, guru, sahabat, di surga Firdauz yang di bawahnya mengalir air sungai yang jernih. Aamiin....

Menikmati Sholat di  Masjidil Aqsa dan Masjid masjid Karomah.

Berawal pada pergantian tahun 2015 ke 2016. Waktu itu saya menunaikan umrah. Ketika di Makkah, saya bilang ke sahabat Fawaid (Gus Fa) munthowif yang 15 tahun mukim di Makkah sambil kuliah umul qura, kalau saya ingin ke Taif. 

"Wah, gak bisa Pak Haji. Karena jamaah umrah itu cuma boleh ke Jeddah, Makkah Medinah, sesuai visa di pasport," jelas Gus Fa. Lalu saya jawab, "Ayo dicoba dulu Gus. Kalau harus minta ijin ke pemerintah setempat, ya bismillah saya siap mengurus."

Singkat kisah, bermodalkan pasport yang saya minta ke muasasa --pengurus dan penanggung jawab jamaah setempat-- bersama Gus Fa bisa berangkat ke Taif. Subhanallahu kotanya Ijo Ruyo Ruyo. Dan pensuplai segala buah buahan dan sayur mayur ke seluruh Saudi bahkan ke kota kota di jazirah Arab. Dan wa syukurillah, saya bisa napak tilas jejak Rasulallah dan sholat di masjid Khaif tempat Rasulallah beristirahat setelah dirajam batu kaum setempat. Kisah dari kota Taif ini juga dimuat di Jawa Pos edisi 3 Januari 2016.

Sepulang dari Umrah dan ke Taif itu, saya mengukuhkan niat untuk Jelajah Negeri Para Nabi sekalian bisa menunaikan sholat di masjid masjidnya yang karomah.

2017 bersama isteri memulai trip. Awalnya ke kota Aman dan sholat Duha serta Duhur di masjid Sultan Qobus. Dari Aman lanjut ke Mesir. Di negara beribukota Cairo ini, selain menjelajahi Piramid dan Sungai Nil serta museum Firaun, alhamdulillah bisa sholat di masjid Al Azhar, dan masjid Husein --nama cucunda Rasulallah-- di kawasan Bazaar, tengah kota Cairo.

Dari Mesir selepas perbatasan di Taba, lanjut menyusuri gurun Sinai. Menikmati Dead Sea (laut mati) perjalanan ke Jerusalem untuk sholat di Masjidil Aqsa. Alhamdulillah lancar dan selama tiga hari di negara Palestina itu, selain bisa sholat fardhu di masjidil Aqsa yang jadi kiblat pertama sembahyang ummat Islam, juga sholat di masjid Quba Emas / Dome of Rock --tempat Rasulallah mengawali Isra Mi'raj-- dan menyaksikan Batu tempat pijakan Rasulallah saat akan naik ke Sidratul Muntaha bertemu Allah Subhânahu Wa Ta'ala.

Di lingkungan masjidil  Aqsa yang dikenal dengan sebutan Al Quds kota lama itu, ada maqam Nabi Sulaiman dan ada basement tempat parkirnya Bouraq.

Dari Aqsa, hari ke dua ke Jericho napak tilas maqam Nabi Musa AS dan sholat duha di masjidnya. Lalu menuju Hebron ke maqam Nabi Ibrahim AS, maqam Nabi Yusuf AS, maqam Nabi Ishak AS dan maqam Siti Sahra isteri Nabi Ibrahim AS. Dan sembelum masuk Hebron ke maqam Nabi Yunus AS.

Hari ketiga, menuju ke bukit Zaitun. Sebelumnya sholat Duha di masjid Umar Bin Khatab tak jauh dari masjid Aqsa --selemparan batu-- dari dinding ratapan kaum Kristian. Dari bukit Zaitun melihat kota Al Quds dan indahnya Masjidil Aqsa. MasyaAllah.

Dari Jerusselam, menuju ke Jordania kembali lewat gurun Sinai. Karena cukup jauh untuk menuju perbatasan Alenbay untuk masuk negaranya Raja Abdullah Bin Hussain itu, menginap semalam di St Chaterina. Di tempat ini melihat Bukit Samiry berupa sapi. Dan gereja pendeta wanita Chaterina yang dikubur di dalam gerejanya.

Pagi harinya, selepas perbatasan Alenbay, melewati terowongan Laut Merah dan berhenti di wadi (sumur) Nabi Nuh di tepi Laut Merah tempat Firaun sama pasukannya menyeberang dan tenggelam.

Bermalam di kota Jordan, paginyanya ke Jerash bangunan jaman Romawi tempat pertarungan Gladiator, ke Petra yang bukitnya di pahat berbentuk istana oleh kaum Luth. 

Saat akan kembali ke kota Jordan mampir ke lokasi pohon Sahabi di daerah Safawi. Menyaksikan dan menikmati pohon yang 1.500 tahun lalu jadi tempat  berteduhnya waktu bocah Muhammad Rasulallah bersama Abu Thalib pamanya saat akan ke Syam.

Sayangnya, belum sampai berziarah ke maqam Billal Alrabah. Karena harus ke airport Jordan lantaran waktu kepulangan ke tanah air Indonesiaku tidak bisa ditunda. Dan Alhamdulillah di tahun 2018 dan 2020 sebelum merebak C-19, dalam ibadah umrah dan ke Aqsa bisa ke Benteng Al Ayubi, maqam Nabi Ridwan dan Billal Alrabah.(fim@dogadocaktopujaseraponmutiara)

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alhadits, Sabtu 7 Jumadilula 1446 H, 09 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

DO'A ini Pendek tapi Amat BERMANFAAT

Banyak yang beranggapan doa ini pendek, namun perhatikan kandungannya: Allahumma inni as alukal'aafiyah.

Al-Abbas RA paman Nabi Shallahu Alaihi Wasallam datang kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam dan berkata : "Ya Rasulullah ajarkanlah aku do'a," katanya.

Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam lalu berkata : "Wahai pamanku, bacalah: Allahumma inni as alukal'aafiyah".

Artinya : Ya Allah, aku memohon kepadaMu 'Aafiyah. Apa itu 'Aafiyah ? Untuk menjadi sehat, kita perlu berada dalam 'Aafiyah...

Untuk mempunyai uang yang cukup, kita perlu berada dalam 'Aafiyah... Untuk terus hidup sejahtera, kita perlu berada dalam 'Aafiyah...

Ingin anak anak kita dilindungi, kita perlu berada dalam 'Aafiyah... Dan jika kita sudah diampuni dan tidak dihukum, maka kita berada dalam 'Aafiyah.

'Aafiyah itu adalah: "Kondisi dimana Allah Subhanahu WaTa'ala melindungi kita dari segala kesakitan, kesusahan dan penderitaan, baik di dunia maupun di akhirat".

Al-Abbas RA berfikir tentang ini, dan kemudian dia datang kembali kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam selepas beberapa hari kemudian. Lalu ia berkata: "Ya Rasulullah, do'a ini sepertinya sedikit pendek. Saya minta sesuatu yang lebih panjang.."

Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam lalu berkata : "Wahai pamanku yang dikasihi, mohonlah kepada Allah untuk 'Aafiyah, maka tidak ada pemberian yang lebih baik daripada 'Aafiyah. Ia adalah satu do'a yang mudah namun terbaik".

"Ya Allah, aku memohon kepadaMU agar aku selamat dari semua kesusahan, kesulitan, kesedihan dan bahaya (musibah), serta janganlah Engkau menguji aku dengan lain-lain yang berat."

Semua ini sudah tercakup di dalam satu kalimat doa: Allahumma inni as alukal'aafiyah. (Riyadhus Shalihin, Imam At-Tirmidzi). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 6 Jumadil Ula   1446 H, 8 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabaraktuh

Kebaikan dan Keburukan itu Menular

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh" ( QS. Ali Imran : 114 )

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam menganjurkan para sahabatnya senantiasa bergaul dengan orang SHALEH, bukan dengan orang berperilaku BURUK.

Bagaimanapun juga perilaku baik itu MENULAR apalagi perilaku buruk. Dalam hadits shahih Al-Bukhari, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengumpamakan ;

Siapa yang bersahabat dengan orang shaleh layaknya berteman dengan penjual MINYAK WANGI. Meskipun kita tidak membeli minyak wangi, paling tidak ikut mencium bau wanginya.

Dan orang yang berperangai buruk layaknya berteman dengan PANDAI BESI. Dampak buruknya kita akan ikut kena PERCIKAN API dari besi.

Dari uraian itu kita pahami bahwa lingkungan hidup sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan perilaku.

Bila Kita sering berkunjung ke tempat maksiat, berteman dengan pecandu narkoba, penjudi suatu saat kita pasti TERJERUMUS kedalamnya.

Begitu sebaliknya berteman dengan lingkungan baik, berkunjung ke masjid, mengikuti majlis taklim, maka AKHLAK kita pun akan TERBENTUK seperti mereka.

Mari saudaraku...!!? Kita jaga keluarga terutama anak-anak, generasi muda agar senantiasa suka kepada KEBAIKKAN.

Bawa mereka ke arah positif, bikin mereka suka pergi ke masjid, ke majlis taklim. FASILITASI mereka dengan alat-alat dan sarana yang bermanfaat untuk kebaikkan.

Kumpulkan mereka dengan orang-orang shaleh, agar mereka merasakan pergaulan yang penuh makna dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

HARI JUM AT JANGAN LUPA PERBANYAK SHALAWAT, ISTIGHFAR DAN SADAQAH. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta syaikhmsasygar uismadinah, Kamis 5 JamadilAwal 1446 H, 7 Nov 2024

Rahmat dan Ampunan ALLAH

Apapun yang dilakukan kita sebagai hambanya, dosa besar maupun kecil, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dapat mengampuni bila memang itu diKEHENDAKINYA.

Jangan putus asa mengharap RIDHA dan HIDAYAHNYA agar menjadi manusia yang diKEHENDAKI Allah untuk selalu diampuni dosa-dosanya.

"Kepunyaan Allah apa yang ada di bumi, Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Ali Imran : 129)

Syaikh Dr Muhammad Sulaiman Al Asyqar, Mudarris Tafsir Universitas Islam Madinah menjelaskan :

Allah Subhanahu Wa Ta,'ala menjelaskan dalam ayat ini tentang KERAJAAN dan KEKUASAANNYA yang Maha Luas (kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi).

DIA juga memberikan AMPUNAN kepada siapapun yang diKEHENDAKI. DIA juga akan memberi ADZAB bagi siapapun yang  diKEHENDAKI.

Di akhir ayat itu Allah Subhânahu Wa Ta'ala menutup dengan "Al Ghafur dan Ar Rahim". Menunjukkan luasnya Rahmat, Ampunan dan Ihksan (kebaikkanNya).

Ini berarti RAHMATNYA mendahului KEMURKAANNYA dan AMPUNANNYA mengalahkan SIKSANYA...

In sya Allah selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, Rabu 4 Jumadilawal 1446 H, 06 November 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

Berharap Berkah dan Rahmat Allah serta Menjaga Lisan

Sebagai Muslim yang baik, sudah sepatutnya kita mencari rahmat dan berkah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena hanya kepada Allah sajalah kita bisa mengharap rahmat dariNya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."(QS. Al Baqarah : 286). "Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat." (QS. Al Baqarah : 45)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah sumber rahmat (kasih sayang) yang tersebar di alam semesta ini, yang secara langsung menyiratkan sebuah pesan bahwa agama Islam itu ada untuk rahmat ‘kasih sayang’ terhadap alam semesta. Sehingga tidaklah heran jika kita sering mendengarkan jargon Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn.

Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi ?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diriNya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman." (QS. Al An'am : 12)

Berbicara merupakan salah satu aktivitas yang sangat ringan dilakukan di dunia. Namun perlu diingat, dengan lisan itu pula bisa menentukan kedudukan kita di akhirat. Setiap kata yang kita keluarkan dari lisan kita pasti dicatat !

Orang yang beriman akan menjaga lisannya dari perkataan buruk dan sia-sia. Dan selalu berfikir sebelum berbicara dan berusaha berkata baik atau diam. 

InsyaAllah Allah Wa Ta’ala memberi taufik dan hidayahNYA, aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran, Selasa 03 Jumadilawal 1446 H, 05 November 2024

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

Ingat Dunia itu Kemarin, Hari Ini dan Besok, bila Janji Tepati

Berikanlah nasehat di hari ini, karena dunia ini hanya memiliki tiga hari : Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari ini, itulah hari yang kita miliki. Dan Hari besok, yang mungkin kita tak akan pernah menemuinya.

Untuk itu, wajib hukumnya bagi seorang Muslim memberikan nasehat kepada saudaranya. Karena hidayah Allah bisa datang kapan saja kepada orang yang Dia kehendaki. Bisa jadi, dengan nasehat itu Allah mendatangkan hidayahNya.

Adapun memberikan nasehat diibaratkan sebagai tindakan menutup cacat pada baju seseorang. Ini sama halnya dengan menutup cela atau kekurangan yang terdapat pada dirinya.

Karena siapa yang menutupi cela orang lain, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan akhirat.

"Aku menyampaikan amanat Rabbku, memberikan nasehat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al A'raf : 62)

Di antara ciri orang mukmin itu adalah menepati janji apabila berjanji. Perbuatan menepati janji akan melahirkan sebuah integritas, dimana integritas itu merupakan suatu sifat yang diperoleh melalui komitmen diri terhadap ucapan dan perbuatan.

Janji merupakan sesuatu yang harus ditepati oleh setiap orang terhadap yang lain. Terlebih kepada Allah, terhadap sesama maupun janji terhadap dirinya sendiri. Selama janji itu bukanlah untuk melakukan perbuatan maksiat. Islam agama yang sempurna sangat memperhatikan permasalahan janji ini dan memberikan dorongan serta memerintahkan untuk senantiasa menepati.

Janji memang sangat ringan diucapkan, tetapi berat untuk dilaksanakan. Namun bagi orang beriman yang mampu menunaikan janjinya maka dia akan menjadi orang yang beruntung dan akan mendapat pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sebagaimana Firman Allah dalam QS Al Mukminun : 8 “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah yang dipikulnya dan janjinya”.

Betapa banyak hari ini manusia yang mengobral janji kepada yang lain untuk bertemu, membayar hutang, untuk membantunya, untuk memberikan kemudahan, tetapi semua itu hanyalah janji belaka, mereka banyak yang mengingkarinya. Padahal betapa besar adzab yang akan ditimpakan kepada orang yang ingkar janji. 

Perhatikan QS Ali Imran : 77 “Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih”. 

Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang mengingkari janji dan melanggar sumpah akan mendapatkan adzab yang pedih dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Orang semacam ini tidak akan disapa dan diperhatikan oleh Allah Ta'ala kelak di hari kiamat, apalagi jika belum bertaubat sebelum ajal. 

Dan juga harus ingat jika belum bertaubat  ketika ajal sudah menjemput, Allah telah menyediakan neraka dan siksa yang pedih baginya.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 18: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang".

"Dan tidak pula diterima taubat orang orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (QS. An-Nisa': 18)

Dan juga sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Barang siapa tidak menepati janji seorang muslim, niscaya ia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari Muslim)

Sebagai dampak yang sangat serius ketika janji-janji tidak ditunaikan adalah timbulnya krisis kepercayaan. 

Orang yang suka mengingkari janji akan kehilangan kepercayaan orang lain, termasuk dirinya sendiri. 

Contoh nyata yang dapat kita saksikan dalam hidup berbangsa dan bernegara hari ini adalah banyaknya sebagian wakil rakyat dan mungkin sampai presiden yang sudah tidak lagi dipercaya oleh masyarakat karena janji-janji mereka terdahulu sebelum terpilih tidak mereka tepati. 

Hal ini tertulis dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam QS. Al Fath : 10 “Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. 

Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri ”

Untuk itu ingatlah bahwa setiap janji harus dilaksanakan, karena janji pada hakekatnya adalah hutang. 

Ketika hutang itu tidak dibayarkan saat masih di dunia, maka akan diminta tanggungjawabanya kelak di akhirat. In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, alhadits, dan syaikhjasseraldosary imam-khatib masjidil harrammakah, Senin 02 Jumadilawal 1146 H, 4 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Prioritas Dunia atau Akhirat ?

Dunia harus menjadi sarana, bukan tujuan. Segala pencapaian duniawi hendaknya diarahkan untuk mencari keridhaan Allah semata, menjadikan dunia sebagai alat untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan yang abadi di akhirat.

Apakah masuk akal mendahulukan kehidupan dunia yang meskipun dipenuhi kenikmatan dan syahwat, namun sesungguhnya ia penuh dengan kesulitan dan penderitaan ? 

Allah Ta’ala berfirman‎ “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam kepayahan dan kesusahan karena cobaan yang mereka hadapi di dunia.” (QS. Al-Balad: 4).

Akhirat, yang merupakan kehidupan kekal, seharusnya menjadi prioritas yang lebih tinggi bagi kita. Apapun yang kita peroleh di dunia baik harta, kedudukan, atau kesenangan tidak sebanding dengan apa yang akan kita peroleh di akhirat.

Namun, mencintai dunia tidak berarti harus meninggalkannya secara total. Allah tidak mencela dunia agar kita sepenuhnya mengabaikannya, tetapi agar kita tidak terjebak di dalamnya.

Allah Ta’ala berfirman “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH JUMADILAWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 1 Jumadilawal 1446 H, 3 Nov 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menjaga Silaturahmi

Dalam Islam, silaturahmi memiliki kedudukan yang agung dan bahkan lebih didahulukan dari amal-amal kebaikan lainnya. 

Allah Ta’ala berfiman, “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’: 1)

Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menyambung tali silaturahmi setelah memerintahkan kita untuk bertakwa. Hal ini untuk menunjukkan kepada kita bahwa menyambung silaturahmi merupakan buah dan hasil serta keberkahan takwa kita kepada Allah Ta’ala, menunjukkan juga jujurnya keimanan kita kepada Allah Ta’ala.

Mereka yang senantiasa menyambung tali silaturahmi dan menjaga hubungan kekerabatan dengan sanak keluarganya adalah orang yang paling sempurna imannya serta paling sempurna ketakwaannya.

Sebagaimana hal ini disebutkan di dalam hadits yang sahih, “Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari 6138 dan Muslim 47)

Tidak mengherankan juga jika Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi muslim yang paling perhatian terhadap kerabat dekat dan keluarganya, karena beliaulah hamba Allah yang paling bertakwa. Pada permulaan turunnya wahyu kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau mengemukakan kepada Khadijah akan rasa khawatir terhadap dirinya sendiri atas apa yang terjadi kepada beliau dari turunnya wahyu yang sangat berat ini. Maka Khadijah radhiyallahu ‘anha mengatakan kepada beliau,

“Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata- katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu, dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari 6982)

Perkara menyambung tali silaturahmi juga merupakan salahsatu perkara yang diajarkan dan didakwahkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pertama kali. Dikisahkan bahwa ketika Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu sedang bersama Kaisar Heraklius, Kaisar Heraklius bertanya kepadanya,

“Apa yang diperintahkan olehnya kepada kalian (maksudnya adalah Nabi Muhammad).”

Maka Abu Sufyan menjawab, “(Dia menyuruh kami), ‘Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. (Dia juga memerintahkan kami untuk) menegakkan salat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan, dan menyambung silaturahmi.’” (HR. Bukhari no. 7). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 30 Rabiulakhir 1446 H, 2 Nov 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nikmat Iman Islam, antara Miskin dan Surga, serta Mulianya Doa

Tiada nikmat yang paling indah selain nikmat Iman dan Islam serta umur yang panjang dan berkah yang telah Allah berikan kepada kita semua. 

Usia hanyalah angka, yang terpenting adalah pemanfaatan usia dalam ketaatan dan juga Istiqomah beribadah di pertambahan usia.

Dari Abu Hrairah RA, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang- orang kaya, yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun". (HR. Ibunu Majah dan Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah RA, berkata bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dari pada doa. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist : Makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa.

Para ulama mengatakan kenapa doa sesuatu yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan yang lainnya: “Karena di dalam doa terdapat bentuk sikap perendahan diri seorang hamba kepada Allah dan menunjukkan kuasanya Allah Ta’ala”.

Allah Ta’ala amat sangat menyukai hambaNya merendah diri kepadaNya dan menunjukkan bahwa hanya Allah Ta’ala satu-satuNya Yang Berkuasa, Yang Maha Pengatur, yang Maha Pencipta, tiada sekutu bagiNya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran : Seorang yang tidak berdoa adalah orang sombong.

Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.(QS. Al- Mukmin : 60). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Kamis 31 Okt 2024, 28 Rabiulakhir 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sehat dan Waktu Luang, Nikmat Allah

Saat manusia merasa sehat, dan merasa memiliki waktu luang --yang terjadi justru lalai dan tidak bersyukur.

Sehat dan waktu luang adalah nikmat Allah yang luar biasa mahalnya. Sayang, saat keduanya diberikan, justru menimbulkan kelalaian.

Nabi bersabda, ”Ada dua kenikmatan yang banyak menipu manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari)

Ibnu Baththol mengatakan, ”Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini --yaitu waktu luang dan nikmat sehat, hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan". 

"Bersyukur", lanjut Ibnu Bathol, "adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu.”

Ibnul Jauzi mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat". 

"Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu,” lanjut Ibnul Jauzi.

"Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu,” lanjut Ibnul Jauzi.

Insya Allah, Allah berikan kesehatan, ketaatan dan kebermanfaatan dalam hidup kita. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 30 Oktober 2024, 27 Rabiulakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

W a k t u

Pada hakekatnya semakin bertambahnya umur kita dunialah yang semakin menjauhi kita dan "Liang Kuburlah yang semakin mendekati kita". 

Satu hari berlalu berarti satu hari pula umur kita berkurang karena di dunia ini berlaku "Hukum terBalik dan berLawanan". Dengan bertambahnya umur berarti  berkuranglah umur kita. Umur kita yang tersisa sungguh merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya. 

Karena esok hari belum tentu menjadi bagian dari diri kita. Karena itu jika hari kita berlalu tanpa kebaikan dan kebajikan yang kita lakukan, maka, kering dan kosong serta hampalah bathin kita ini.

Jangan lalai dengan  waktu, jangan tertipu dengan usia muda, jangan sia-siakan kesehatan kita, bersegeralah untuk bertaubat dan melakukan amal kebaikan. Karena  syarat untuk mati tidaklah harus tua, tidak harus sakit.

"Terus dan tetaplah berbuat baik dan berkata dengan lisan yang baik". Karena itu merupakan salahsatu bekal yang akan kita bawa ke akhirat kelak  Walau tak banyak orang yang mengenali kita tapi amal kebaikan dan kebajikan yang kita lakukan yang akan membawa dan menuntun kita pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena itu yang dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan di dunia dan tercatat di akhirat.

Seringkali kita mengira bahwa kita “memiliki banyak waktu”. Padahal kita faham bahwa kematian bisa datang kapan saja, dimana saja dan kematian adalah suatu kepastian bagi seluruh makhluk yang bernyawa.

Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-'Ankabût : 57)

"Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang dikerjakan besok ? Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34)

Sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam : "Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah jadikan dia faham dalam urusan agamanya." (HR Bukhari-Muslim)

Semoga bermanfaat teriring salam sehat penuh semangat dan tetap bersyukur agar selalu bahagia. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 29 Oktober 2024, 26 Rabiulakhir 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Allah Bersama Orang yang Sabar, ada Tiga Kategori Sikap Sabar

MARILAH KITA PAHAMI tentang perlunya sabar bagi seorang muslim. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala bersama orang-orang yang sabar. 

Begitulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan di dalam firmanNya dibawah ini , bahwa Allah begitu dekat dengan orang-orang yang sabar. Allah berfirman : "Dan Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 249)

Lalu bentuk sabar yang bagaimana yang sering masyarakat muslim jalani dan hadapi setiap waktu ?

Meski secara umum pandangan masyarakat Muslim, bahwa bersikap sabar itu ketika sedang terjadi musibah. Padahal sabar juga bisa dalam bentuk memenuhi ketaatan: menjalankan perintah dan menjauhi larangan.  

Dan kita sebagai kaum muslim diharapkan bisa memahami tentang kesabaran sebagai akhlak para utusan Allah yang mesti diteladani. 

Karena hampir seluruh kisah para Nabi dan Rasul banyak mengajarkan suri tauladan kesabaran. 

Dengan meneladani utusan Allah untuk bisa bersifat penyabar , semoga bisa menjadikan kita semua sebagai hamba Allah yang selalu dekat kepadaNya. 

Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. 

Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur’an. 

Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:  Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, (QS. an-Nahl: 96)

Juga firman Allah ta’ala : "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu," (QS. ar-Ra’d: 24) 

Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. 

Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati kita ada tiga macam, yaitu :

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan. Pada pagi hari yang suhu udaranya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah. 

Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah sholat Subuh. 

Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridho Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta’ala.

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan. Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. 

Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. 

Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. 

Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. 

Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat sholat sunnah. 

Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. 

Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. 

Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.

Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa. Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa. 

Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.   Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : 

Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan dan penyakit, kekhawatiran dan kesedihan, gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab itu semua Allah akan menghapus dosa- dosanya. (HR al-Bukhari).   

Dalam hadits lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya". (HR al-Bukhari). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Renungan Dinihari, 28 Oktober 2024, 25 Rabiulakhir. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

TAHAJJUD

Sesungguhnya TAHAJJUD itu akan mendorong dan mengingatkan kita agar selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mengharapkan rahmat dariNya.

Kunci keikhlasan adalah tahajjud, karena yang bisa melakukannya hanyalah orang yang bangun dan berdiri dengan penuh keikhlasan di saat orang lain tertidur.

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan, dan salatlah ketika manusia terlelap tidur di waktu malam, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat."(HR. Ibnu Majah)

Dan orang yang selalu melaksanakan sholat tahajjud akan selalu mempunyai sifat yang rendah hati dan ramah sebagai refleksi ketenangan jiwa di dalam kehidupan sehari-hari. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan hamba hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka" (QS. Al-Furqan : 63-64). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 28 Okto 2024, 25 Rabiulakhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jagalah Hati Kita agar Tetap Tenang Menjalani Kehidupan Di Dunia

MARILAH KITA SELALU  meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Taqwa bermakna melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

Taqwa ini juga menjadi bekal terbaik dalam menghadapi kehidupan kelak di akhirat. Satu harapan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah ketenangan jiwa, lebih-lebih hati sebagai komponen paling penting pada diri manusia. 

Hidup kadang misteri. Kita tidak mesti tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, dan seterusnya. Begitu juga dengan ujian yang akan menimpa kepada kita. 

Di sini kita dituntut untuk memastikan hati kita tetap lapang, tenang dalam menjalani kehidupan ini. Mesti kadang tidak mudah, tapi melatih adalah sikap yang paling bijaksana. 

Ada beberapa cara agar hati kita diberikan kelapangan atau ketenangan dalam mengarungi hidup di dunia ini. Harapannya adalah agar ridha Allah selalu berpihak, baik di dunia, lebih-lebih kelak di hari akhir. 

Di antara cara untuk menumbuhkan ketenangan hati yaitu menghiasi jiwa dan hati kita dengan dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dzikir adalah mengingat kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas apa yang Allah kehendaki. Dengan dzikir, hidup ini juga bisa selalu terkontrol. 

Tetap berada di jalan yang dibenarkan oleh syariat. Kalaupun ada kehendak untuk melakukan maksiat kepada Allah, maka kehendak itu dapat dikalahkan dengan dzikir. 

Ingat bahwa dalam maksiat ada konsekuensi besar yang harus diterima, berupa balasan atau siksaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dzikir atau mengingat Allah dapat dilakukan dengan berbagai macam. 

Mulai dari menggunakan lisan, hati, maupun dengan keduanya. Baik secara jahar atau suara keras maupun secara sirr atau suara pelan. Hendaknya kita juga berdzikir dalam situasi apapun dan di mana pun.  

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menegaskan dalam firmanNya, bahwa dzikir akan memberikan ketenangan untuk hati seseorang.

Allah berfirman : “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram,” (QS Ar-Ra’du: 28)

Selanjutnya, hati kita senantiasa akan diberikan ketenangan sebab ketaatan kita kepada Allah Subhânahu Wa Ta'ala. Hamba yang taat akan dicintai Allah Subhanahi Wa Ta'ala. 

Dan taat ini adalah salah satu sifat orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Sebagai bentuk kecintaan Allah terhadap hambanya yang taat, Allah akan memberikan ketentraman dalam hatinya. Masalah-masalah yang dihadapi akan cepat terurai. 

Bahkan ia akan dilimpahi rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala : “Siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga,” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Hal lain yang bisa memberikan ketenangan pada hati kita adalah ikhtiar untuk selalu memperdalam ilmu Allah. 

Terbersit oleh kita, bahwa kadang hati kita kian lapang dan lebih tenang saat mendapatkan pencerahan dari kiai atau ulama yang memiliki ilmu begitu luas atas masalah  masalah yang kita hadapi.  

Pada saat yang sama, kita menyadari bahwa betapa pentingnya ilmu. Ilmu akan membuka tabir kegelapan, mencerahkan hati yang tertutupi oleh kebodohan. 

Karena itu, mari kita bersama-sama senantiasa memanfaatkan sisa usia dan kesempatan ini untuk mendalami ilmu-ilmu Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ilmu adalah cahaya yang selalu menerangi pemiliknya sekaligus menuntunnya ke jalan keselamatan.

Cara lain yang juga dapat menenangkan hati yaitu selalu memberikan pertolongan kepada sesama. 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang selalu menolong kesulitan orang lain, maka akan ditolong oleh Allah.

Siapa saja yang membukakan kesulitan sesama Muslim, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. 

Pada umumnya, seseorang akan merasa senang hatinya bila dapat membantu orang lain yang sedang kesulitan. 

Apalagi ada janji Allah bahwa Allah akan memberikan pertolongan juga terhadap orang-orang yang suka menolong. Demikian Allah juga akan selalu memberikan jalan keluar atas berbagai problem di hari akhir kelak. 

Yang terakhir, yang dapat kita lakukan untuk menjadikan hati ini selalu tenang adalah bertaubat dan berserah diri kepada Allah. 

Setiap manusia pasti punya dosa dan kesalahan. Satu cara yang untuk menghilangkan dosa itu adalah dengan taubat. 

Taubat yang dimaksud tentu taubatan nashuha atau taubat yang sebenar-benarnya. 

Hal ini harus disegerakan. Disamping bertaubat, berserah diri kepada Allah juga perlu ditanamkan dalam diri kita. 

Apa pun yang datang dariNya, kita terima dengan keikhlasan. Berprasangka baiklah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Sebab, di balik sesuatu yang kurang kita senangi, ada rahasia besar dan kebaikan yang hendak Allah berikan kepada kita. 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3). InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) Ahad 27 Oktober 2024, 24 Rabiul Akhir 1446 H, referensi tafsir Alquran dan alhadits. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Antara Syukur Dengan Kufur Nikmat

BERBICARA TENTANG NIKMAT ALLAH, maka semestinya kita untuk sering saling mengingatkan. Karena Allah Wa Ta’ala sampai 31 kali mengulangi dalam surah ar Rahman, : "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? " (QS. Ar-Rahman)

Nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada kita semua, tidak ada yang mampu menghitungnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala sampai 2 kali menyebutkan dalam al Quran. 

Allah Ta’ala berfirman, : Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. 

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. (QS. Ibrahim : 34)

Allah Ta’ala juga berfirman : Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. An-Nahl :18)

Sangat diharuskan untuk senantiasa kita mensyukuri nikmat- nikmat Allah Ta’ala, dengannya Allah ‘Azza wa Jalla akan menambahkan nikmat-nikmatNya kepada kita semua. Jika kita tidak mensyukuriNya maka sungguh hukuman Allah sangatlah pedih. 

Allah Ta’ala berfirman, : "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmatKu, maka pasti adzabKu sangat berat.” (QS. Ibrahim : 7)

Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada kita semua ? Tentunya mensyukuriNya tidak sekedar ucapan lisan saja, namun perlu kami mengingatkan kepada diri kami pribadi dan jama’ah sekalian bahwa bersyukur itu dengan hati, lisan, dan amalan anggota badan.

MensyukuriNya dengan hati, maksudnya kita meyakini bahwa semua nikmat, karunia, pemberian, fasilitas, dan lain semacamnya itu semuanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepunyaan mutlaq hanya milik Allah Ta’ala. 

Maka jangan kita sombong dengan meyakini bahwa itu semua karena ilmu kita, karena jabatan kita, karena kekuasaan kita, karena harta kita.

MensyukuriNya dengan lisan kita, kita perlu untuk senantiasa bertahmid, mengucapkan alhamdulillah, membasahi lidah kita dengan puji-pujian kepada Allah Ta’ala yang Maha terpuji. Ketika seseorang diberikan oleh orang lain suatu pemberian dengannya dia memuji dan berterima kasih kepada orang tersebut, maka hendaknya pujian kepada Allah Ta’ala haruslah lebih, karena karuniaNya kepada kita tidak terhingga.

MensyukuriNya dengan anggota badan kita, menggunakan nikmat berupa tangan, kaki, mata, telinga, dan selainnya dari anggota badan kita kepada kebaikan, kepada apa yang Allah Ta’ala dan RasulNya perintahkan. Tidak memberanikan diri mendekati apa yang dilarangnya. Begitupun kepintaran, kekayaan, kekuasaan, digunakan dalam kebaikan.

Akibat dari kufur nikmat, di antaranya Allah Ta’ala berfirman : Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat - nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. (Q.S. An-Nahl : 112)

Di antara kisah kufur nikmat yang Allah Ta’ala telah sebutkan dalam al Quran adalah kisah Qarun.

Dia Qarun berkata, : “Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” 

Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang- orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qashash : 78)

Begitupun dengan kisah dalam hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. “Sesungguhnya ada tiga orang dari bani israil ada yang kudisan, botak dan buta. 

Kemudian Allah ingin menguji mereka semua, lalu Dia mengutus malaikat datang menemui mereka." 

Lantas ia datang menemui orang yang mengidap penyakit kudisan seraya berkata: ‘Apa yang paling kamu sukai? ‘ 

Ia menjawab: ‘Warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta sembuhnya penyakit kudisku ini.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: 

“Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakit kudisnya, dan diberikan kepadanya warna kulit yang bagus dan kulit yang mulus. 

Ia berkata: ‘Harta apa yang paling kamu senangi? 

Ia menjawab: ‘Onta atau sapi.’ Ishaq ragu, akan tetapi yang jelas orang yang berpenyakit kudisan dan yang botak kepalanya itu salah satu dari keduanya mengatakan: ‘Onta, dan yang lain mengatakan: ‘Sapi.’ 

Lalu ia memberikannya seekor onta yang sedang hamil tua seraya berkata: ‘Semoga Allah memberkahimu dalam onta itu.’ 

Selanjutnya ia mendatangi orang botak kepalanya seraya bertanya kepadanya: ‘Apa yang paling kamu sukai? ‘ 

Ia menjawab: ‘Rambut yang bagus dan sembuhnya penyakit yang membuatku dihina orang.’ 

Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakitnya serta memberinya rambut yang bagus. Ia bertanya: ‘Harta apa yang paling kamu inginkan? ‘ Ia menjawab: ‘Sapi.’ 

Lalu diberikanlah kepadanya seekor sapi yang sedang hamil lantas ia berkata: ‘Semoga Allah memberkahimu dalam sapi itu.’ 

Selanjutnya ia mendatangi orang yang buta matanya seraya berkata: ‘Apa yang paling kamu senangi? ‘ 

Ia menjawab: ‘Jika Allah mengembalikan penglihatanku hingga dengannya aku dapat melihat manusia.’ 

Lalu iapun mengabulkannya dan Allah memulihkan penglihatannya. Ia bertanya: ‘Harta apa yang paling kamu inginkan? ‘ Ia menjawab: ‘Kambing.’ 

Maka diberikanlah seekor kambing yang hendak beranak kepadanya, lalu tidak berapa lama kambing itupun melahirkan anaknya. 

Dengan begitu orang ini mempunyai sejumlah onta, yang ini mempunyai sejumlah sapi, dan yang itu mempunyai sejumlah kambing. 

Kemudian ia mendatangi orang yang tadinya kudisan untuk kedua kalinya dalam bentuk yang sesungguhnya, lantas berkata : 

‘Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan dan tidak mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai penghidupan kecuali dari Allah kemudian dari pemberianmu. Dengan nama Dzat yang telah memberimu warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta memberimu harta berupa onta, aku memintamu untuk memberiku suatu pemberian agar aku dapat melanjutkan perjalananku. 

Iapun menjawab : ‘Hak-hak itu sangat banyak.’ Lalu ia berkata : ‘Sepertinya aku mengenalmu, bukankah dulu kamu adalah seorang yang mengidap penyakit kudis yang mana para manusia selalu mengejekmu, dan kamu adalah seorang yang fakir lalu Allah memberikan nikmatNya kepadamu? ‘ 

Ia menjawab: ‘Sesungguhnya aku mewarisi harta ini dari nenek moyangku yang kaya.’ Iapun berkata: ‘Jika kamu berdusta dalam ucapanmu itu, maka semoga saja Allah menjadikanmu seperti sediakala.’ 

Selanjutnya ia mendatangi si botak dalam bentuk aslinya, lalu ia berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakannya kepada orang pertama dan iapun menolaknya sebagaimana orang pertama menolaknya. Lalu ia berkata: 

‘Jika kamu berdusta dalam ucapanmu, maka semoga saja Allah akan menjadikanmu seperti sediakala.’ 

Kemudian ia mendatangi orang yang tadinya buta matanya dalam bentuk aslinya seraya berkata: 

‘Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan, dalam perjalananku ini aku tidak mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai sumber penghidupan kecuali dari Allah kemudian dari pemberianmu. 

Demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu dan memberimu sejumlah kambing, kumohon berikanlah sesuatu kepadaku sehingga aku dapat melanjutkan perjalananku lagi.’ 

Ia berkata: ‘Dulu mataku buta lalu Allah menyembuhkannya, maka ambillah hartaku sesuka hatimu dan tinggallah apa yang tidak kau sukai. Sungguh Demi Allah, harta yang kau ambil tidak akan membuatku bersedih.’

Maka ia berkata: ‘Peliharalah hartamu karena sesungguhnya kalian sedang diuji. Kamu telah diridhoi dan kedua temanmu telah dimurkai.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba yang senantiasa bersyukur kepadaNya dan tidak mengkufuri nikmat - nikmatNya. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 21 Rabiulakhir 1446 H, 26 Okt 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Putus Asa itu Perbuatan Kufur

Putus asa itu larangan dalam islam, karena putus asa identik dengan kekufuran. "Hai anak-anakku pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"(QS. Yusuf : 87)

Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut adalah larangan untuk berputus asa dari rahmat Allah Subhânahu Wa Ta'ala.

Sikap putus asa dikaitkan dengan sikap KUFUR yakni mengingkari nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Orang yang putus asa biasanya hanya memikirkan nikmat yang hilang atau harapan yang tak terwujud.

Padahal nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala lainnya justru lebih besar dan lebih banyak. Nikmat inilah yang terkadang luput dari bersyukur.

"Dan jika Kami rasakan kepada manusian suatu rahmat dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi berputus asa lagi tidak berterima kasih" (QS. Hud : 9)

Sebagai cara agar tidak kufur dan berputus asa, tanamkanlah dalam hati bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah sebaik-baik penolong dan pelindung.

Dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung" (QS. Ali Imran : 173)

Dan juga jangan sampai mengatakan istilah buruk terhadap sesuatu, larangan ini mengandung perintah supaya menggunakan istilah-istilah positif dalam mengatakan segala sesuatu.

Berpikiran positif ini akan membentuk sifat Husnudzan terutama kepada  Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Janganlah salahsatu dari kamu meminta mati karena kesulitan hidup yang menimpa. Jika memang sangat perlu dia berbuat demikian, maka ucapkan doa sebagai berikut. "Ya Allah, panjangkanlah umurku kalau memang hidup adalah lebih baik bagiku, dan matikanlah aku manakala memang kematian lebih baik bagiku" (HR. Bukhari-Muslim)

InsyaAllah  selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alquran dan alhadits, Jumat 20 Rabi'ulakhir 1446 H, 25 Okt 2024 ba'dasubuh@almillahsdjo. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Harta Terbesar adalah Keluarga

JUMAH MUBARAKH. BANYAK ORANG  berkata bahwa keluarga adalah salahsatu harta yang tidak tergantikan. Keluarga adalah tempat saling berbagi, baik berbagi kebahagiaan maupun kesedihan. Semuanya dipupuk bersama dan dirasakan bersama. 

Tentunya kita sangat sayang dan cinta kepada keluarga kita, orangtua tercinta, istri tersayang, anak-anak permata hati dan keluarga lainnya.

Tentunya kita juga menginginkan yang terbaik bagi orang lain yang kita cintai, terlebih bagi keluarga kita yang sangat kita sayangi. Ini merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang.

Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya." (HR. Bukhari)

Cara paling baik menginginkan kebaikan kepada keluarga kita adalah dengan cara mengajaknya ke jalan Allah, agar bisa masuk surga tertinggi dan berkumpul bersama melihat wajah Allah Ta’ala yang mulia serta dijauhkan sejauh- jauhnya dari neraka.

Intinya adalah jangan sekali-kali lupa berdakwah kepada keluarga. Yang paling utama dan paling diprioritaskan yaitu dakwah kepada tauhid dan aqidah yang benar serta akhlak yang mulia.

Jangan sampai mereka jauh dari agama dan kering dari iman. Jangan sampai ada dari keluarga kita yang masuk neraka sehingga kita tidak akan bisa berkumpul bersama kembali untuk selama- lamanya di akhirat kelak.

Kita harus menjaga keluarga kita dari api neraka. Terutama para suami dan ayah yang tanggungjawab atas keluarga berada dipundaknya. 

Sebagaimana kita diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang  pembakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits Kamis 24 Okt 2024 21 Rabiulakhir 1446 H. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Sholat Taubat

Jika seseorang terlanjur terjerumus dalam dosa maka ia punya kewajiban untuk bersegera bertaubat dan kembali pada jalan yang benar.

Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri menyunnahkan shalat taubat ketika seseorang benar- benar ingin bertaubat.

Sebaiknya taubat itu dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni murninya).” (QS. At Tahrim : 8)

Apabila mereka melakukan suatu dosa, maka mereka mengiringinya dengan taubat dan istigfar (memohon ampun kepada Allah).

Ditekankan berwudhu dan shalat dua raka’at di kala hendak bertaubat berdasarkan hadits di atas. 

"Dan (juga) orang- orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka." (QS. ‘Ali Imran : 135). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR referensi kajianmuslim, tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 23 Oktober 2024, 20 Rabi'ulakhir 1446 H. by Ferry Is Mirza, FIM. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Nikmatnya Hidayah Allah

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Wahai sekalian hambaKu, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim no 6737)

Bila seorang bertanya tentang anugerah Allah yang terindah, maka hidayahlah jawabannya. 

Kita bisa shalat karena hidayah dari Allah. Kita bisa puasa karena hidayah dari Allah. Kita bisa menuntut ilmu karena hidayah dari Allah, dan seterusnya. 

Kita bisa hidup bersama Allah karena hidayahNya. Merasakan manisnya iman dan indahnya islam juga karena hidayahNya.

Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta petunjukNya, karena hanya Allah saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran. 

Hidayah adalah anugerah Allah yang teragung dan terindah. Bila kita diperintahkan untuk mensyukuri nikmat- nikmat Allah, maka nikmat hidayah adalah yang paling harus kita syukuri. Syukur dengan ucapan, perbuatan dan pengakuan bahwa nikmat itu datang dari Allah.

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam adalah manusia paling mulia, imamnya para Nabi dan Rasul. Namun bagaimana Allah ta’ala berfirman tentang beliau Shallallahu ’Alaihi Wasallam ?!

“Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat.

Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74)

Imam Asy-Suyuti rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya, mengenai sebab turunnya ayat ini. Beliau menukil riwayat dari Ibnu Abbas RA

Ibnu Abbas berkata,” Umayah bin Kholaf, Abu Jahl serta beberapan orang Quraisy pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata,” Wahai Muhammad kemari sembahlah tuhan kami, niscaya kami akan masuk ke agamamu bersamamu.”

Berat terasa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk berpisah dengan kaumnya, beliau amat menginginkan keislaman mereka. (Di saat beliau berada dalam dilema) Allah menurunkan ayat,

“Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, (di atas hidayah), niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74)

Asy-Suyuti melanjutkan, ” Saya berpendapat bahwa riwayat ini adalah riwayat paling shahih yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat ini. Sanadnya jayyid dan ada syahidnya (ada sanad lain yang menguatkan sanad ini).” (Lubab At-Taquul fi Asbaabi An-Nuzul, 183)

Allah Ta’ala mengingatkan RasulNya bahwa hidayah serta taufik yang menjadikan hati Rasullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap teguh di atas kebenaran adalah dari Allah Ta’ala. Apalagi kita manusia biasa yang berlumuran dosa?! Sungguh hidayah adalah anugerah Allah. Jangan pernah mengira bahwa hidayah yang kita dapatkan, karena usaha kita sendiri. Namun sadarilah bahwa itu semua adalah anugerah Allah Ta’ala.

Maka segala puji bagi Allah atas nikmat hidayah. Anda bisa bayangkan betapa besar karunia Allah kepada hambaNya, Dialah Allah yang telah menetapkan syariat dan jenis-jenis ibadah yang mendatangkan pahala. Dia pula yang memberi pahala atas ibadah yang kita lakukan, bahkan melipatkan pahala menjadi berlipat ganda. Dia pula yang telah menyiapkan surga sebagai tempat kembali untuk hamba hambaNya yang sholih. Tak cukup itu saja, Dia pulalah yang memberi taufik serta hidayah untuk melakukan kebaikan dan istoqomah di atas jalan kebenaran kepada hambaNya. Padahal Allah ta’ala tidak butuh kita, tidak butuh ibadah kita.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 16)

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an : Allah Azza wa Jalla berfirman : "Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)

Allah Ta’ala berfirman, "Maka apakah orang- orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 23)

Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat.

Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi manhajsalaf tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 22 Oktober 2024, 19 Rabiul Akhir 1446 H

Sesama Muslim Jangan Gampang Mengkafirkan

Dengan meningkatkan ketaqwaan, maka kita telah menjalankan ikhtiar kita untuk menjadi sebaik  baiknya hamba Allah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhânahu Wa Ta’âla dalam Al-Quran surat al-Hujurat ayat 13:

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa.”  

Betapa pentingnya menjaga dan meningkatkan persaudaraan di antara umat muslim. 

Jika tali persaudaraan di antara kita, orang- orang muslim, selalu dijaga, maka kita telah mengamalkan pesan Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits riwayat Imam Muslim, yaitu:   

“Muslim satu dengan muslim lainnya saling bersaudara, tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Taqwa itu ada di sini,  Rasulullah sambil menunjuk dadanya, beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. Hartanya dan kehormatannya.”   

Dari hadits yang telah disebutkan tadi, terdapat larangan bagi kita sebagai orang Muslim, di antaranya adalah larangan menghina dan menyakiti saudara sesama muslim. 

Dan bentuk dari menyakiti saudara sesama muslim yang sangat disayangkan adalah vonis kafir kepada orang-orang muslim, padahal satu muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara.   

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam sendiri telah memperingatkan umatnya agar tidak serampangan menuduh kafir terhadap sesama muslim. 

Sebab, jika tuduhan tersebut tidak benar, maka akan jatuh kepada dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadits:   

“Diriwayatkan dari Ibn Umar Ra‘, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda : 

‘Ketika seseorang mengucapkan kepada saudaranya: ‘Wahai kafir’, maka ucapan itu akan kembali kepada salah satunya. 

Bila orang yang dituduh memang kafir maka sudah jelas, bila tidak maka dosa tuduhan itu kembali kepadanya’.” (Muttafaq ‘Alaih)   

Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda:   “Siapa saja yang menuduh kufur seorang mukmin maka ia seperti membunuhnya.” (Muttafaq ‘Alaih)   

Mengenai tuduhan kafir seorang muslim kepada saudara muslim lainnya, sungguh hal ini telah terjadi di masa Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam, tepatnya tahun ke delapan Hijriah. 

Kala itu, Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam mengutus sekelompok pasukan yang dipimpin oleh Abu Qatadah Al-Anshari ke gunung Adham dekat kota Makkah untuk mengecoh musuh.   

Di sana mereka bertemu dengan ‘Amir bin Al-Athbat, ‘Amir pun segera mengucapkan salam kepada mereka. 

Di luar dugaan, salah seorang prajurit bernama Muhallim bin Juttsamah justru membunuhnya karena menganggapnya tidak beriman.   

Akhirnya peristiwa itu pun sampai kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dan turunlah ayat:  

“Dan janganlah kalian katakan kepada orang yang mengucapkan salam kepada kalian: ‘Kamu tidak beriman’” (QS An-Nisa: 94)  

Di kemudian hari Muhallim menghadap kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam agar dimintakan ampunan kepada Allah ta’ala atas perbuatannya. Namun bagaimana respons Rasulullah?   

Bukan hanya menolak karena menyesalkan kesalahan Muhallim yang serampangan memvonis kafir ‘Amir bin Al-Athbat bahkan sampai membunuhnya.

Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam justru tegas bersabda: “Allah tidak akan mengampunimu.”   Muhallim beranjak pergi penuh penyesalan dan menangis sejadi - jadinya. 

Tujuh hari kemudian ia meninggal dan ketika akan dikuburkan, bumi enggan menerimanya. Karena bingung, orang -orang menghadap Rasulullah untuk meminta petunjuk.

Lalu beliau bersabda: “Sungguh bumi menerima orang yang lebih buruk dari teman kalian itu, namun Allah berkehendak menasihati kalian sebab kemuliaan kalian.”  

Dari kisah tadi, marilah kita ambil pelajaran yang sangat penting dalam bermuamalah dan bersosial dengan sesama muslim, yaitu jangan sekali-kali kita mengafirkan saudara sesama muslim, bahkan dalam kondisi konflik apa pun. Karena, dengan mengkafirkan sesama muslim, maka secara sadar ia telah menghalalkan darah saudaranya sendiri padahal Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dengan tegas melarang perbuatan tersebut.   

InsyaAllah, kita dapat menjadi seorang muslim yang berhati  hati dalam berbicara, memiliki sifat toleransi, saling mengasihi dan berbaik sangka kepada semua orang, khususnya orang- orang muslim yang semuanya adalah saudara kita. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 17 Rabiulakhir 1446 H, 20 Okt 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Langit, Bumi, Semua Bertasbih kepada Allah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Langit yang tujuh dan bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Isra': 44)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al Hadid 1). “Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah, kepadaNya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing- masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nuur: 41)

Bertasbih yaitu mensucikan Allah dari segala aib dan kekurangan serta hal-hal yang tidak layak bagiNya. Dan memuji Allah dengan seluruh pujian yang disertai kecintaan dan pengagungan. Al-Imam Abu Ja'far Ath-Thabari rahimahullah berkata firman Allah, "Tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka" maknanya, "Kalian tidak mengerti cara tasbih mereka selain cara bertasbih yang biasa dilafalkan oleh lisan-lisan kalian." Jami'ul Bayan (14/607)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan bahwa segala yang berada di langit dan di bumi dari malaikat, manusia, jin, dan hewan hingga benda mati, semuanya bertasbih kepada Allah.” (tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:556)

Benda mati (jamaadaat) itu memiliki idrok (perasaan) dan yang mengetahuinya adalah Allah. Inilah seperti yang disebutkan dalam ayat 74 Albaqarah : “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. 

Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” 

Ayo berdzikir "Subhanallah wa bihamdih subhanallahil 'adzhim", dua kalimat ringan di lisan, berat di timbangan, dicintai oleh Ar-Rahman. In sya Allah kesehatan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada kita semua serta senantiasa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dan memiliki hati yang terbaik, bersih dan ikhlas dalam berbuat kebaikan. Dan Allah Subhana Wa Ta'ala menerima taubat dan memberi ampunan atas dosa-dosa kita. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 19 Oktober 2024, 16 Rabiul Akhir 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tafakur Meningkatkan Kualitas Iman

Sebagai ummat Islam kita mengenal 6 rukun iman. Yaitu iman kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qodho dan qodar. Pengertian iman sendiri adalah meyakini ajaran- ajaran Islam dengan hati dan mengamalkannya. 

Definisi ini, menjelaskan bahwa keimanan seseorang bisa bertambah dan berkurang, dilihat dari intensitas kegiatan amal ibadahnya. Potensi turun-naiknya iman dilandasi  dengan sejumlah ayat Al-Qur’an. 

Diantaranya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka yang telah ada. Milik Allahlah bala tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Fath : 4) 

Juga ayat berikut: “Yang demikian itu agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, orang yang beriman bertambah imannya, orang-orang yang diberi kitab dan orang orang mukmin itu tidak ragu-ragu.” (QS. Al-Fath : 31) 

Kedua ayat ini menjadi dasar bahwa kualitas iman seorang muslim bisa bertambah dan berkurang. Cara mengidentifikasinya adalah dengan melihat intensitas ibadah yang dilakukannya. Jika ibadahnya rajin maka menunjukkan kualitas imannya sedang bagus, sebaliknya jika intensitasnya rendah maka kualitasnya sedang turun. 

Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan dan merawat kualitas iman adalah dengan TAFAKUR. Yaitu melakukan perenungan mendalam terhadap kekuasaan Allah atau hal-hal bernilai ukhrawi seperti mengingat banyaknya dosa yang sudah kita perbuat, merenungi kematian dan hari pembalasan, dan sebagainya. 

Salah satu tujuan Allah menciptakan alam semesta ini adalah agar kita senantiasa merenungi tanda- tanda kekuasaan Sang Maha Pencipta. Gunung-gunung yang berdiri kokoh, laut dan samudera yang luas dengan segala pesonanya, bentangan langit yang menaungi, dan bumi tempat kita berpijak, semua ini diciptakan agar kita selalu mengingat betapa agung kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Dengan merenungi secara mendalam ciptaan-ciptaan-Nya, insya Allah kualitas iman dalam diri kita selalu bertambah. Dalam Al-Qur’an disebutkan : “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata : “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari adzab neraka.” (QS. Ali Imran : 191) 

Jika seseorang merenungi keagungan Allah, maka ia tidak akan memiliki hasrat untuk bermaksiat.” Dua ungkapan ini menjadi bukti bahwa mentafakuri keagungan Allah melalui ciptaan-Nya mampu meningkatkan kualitas iman. 

Saat seorang muslim bertafakur, maka akan menghasilkan pengetahuan dari objek yang ditafakurinya. Merenungi kekuasaan Allah dengan melihat gunung-gunung yang menjulang, misalnya. Jika pengetahuan sudah diperoleh, maka akan menghasilkan sentuhan batin dalam hati yang diimplementasikan dalam bentuk ketaatan kepada Allah Sang Maha Pencipta. 

Selain melalui ciptaan Allah, objek tafakur yang bisa kita gunakan adalah nilai- nilai ukhrawi seperti merenungi dosa-dosa yang sudah perbuat, mengingat kematian, hari pembalasan di akhirat kelak, dan sebagainya. Saat merenungi kematian, misalnya, kita akan berpikir bahwa setiap manusia memiliki ajal yang bisa datang kapan saja. Lalu kita merenung lebih jauh, jika ajal sudah pasti, amal ibadah apa saja yang sudah kita perbuat selama dunia untuk bekal di akhirat kelak. 

Allah berfirman: “Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu. Kamu kemudian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.’” (QS. Al-Jumu’ah : 8) 

Ayat ini menegaskan bahwa kita semua tidak bisa lari dari jerat kematian. Meskipun kita bersembunyi di tempat yang sangat sunyi, tidak ada siapapun yang tahu, pasti kematian akan menghampiri kita. Kematian akan menjemput kita dimana pun kita berada. 

Tafakur merupakan salah satu aktivitas yang bernilai ibadah. Dengan bertafakur, berarti kita mensyukuri nikmat Allah berupa anugerah kedua mata dan akal dengan menggunakannya untuk melihat kekuasaan Allah dan merenungi nilai-nilai luhur di baliknya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, :

“Berikanlah hak mata untuk beribadah. Para sahabat lalu bertanya : ‘Apakah ibadah bagian mata itu?’ Nabi menjawab, ‘Melihat membaca Al-Qur’an dan memikir isinya serta ambillah pelajaran dari keajaiban isi Al-Qur’an.’” (HR Zaid bin Aslam) 

Insya Allah kita semua bisa selalu menggunakan nikmat kedua mata dan akal untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan tafakur, kita telah bersyukur kepada Allah karena memanfaatkan dua nikmat agung ini untuk meningkatkan dan menjaga kualitas iman. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, Jumat 15 Rabiulakhir 1446 H, 18 Oktober 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh 

Hidup itu Pilihan

JUMAH MUBARAK. Jika kita memilih lunak pada diri kita, maka kehidupan akan keras kepada kita; Tapi jika kita memilih keras pada diri kita, kehidupan akan lunak pada kita. Dan bukan keadaan yang menentukan keberhasilan atau kegagalan hidup kita, melainkan pilihan atau keputusan hidup kita. Hidup ini adalah pilihan, kita dipersilahkan memilih diantara dua jalan, "Kami jadikan dua mata, mulut, dua bibir dan Kami buka dua jalan UNTUK dipilih.

"Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu ; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka"(QS. Al Kahfi : 29)

"dan bukankah Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain? Kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan actau kebenaran' (QS. Al Balad" : 10)

In sya Allah doa dan tobat kita diijabbah Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta diberikan kelancaran dalam segala urusan kita. Keberkahan kelancaran rezeki kita. Dijaga dari segala marabahaya. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang. Dan ditutup usia kita semua husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi abdullahzaenlcma, tafsir Alquran alhadits, Kamis 14 Rabiulakhir 1446 H, 17 Oktober 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Islam Agama Sempurna, bukan Prasmanan

ADA ISTILAH yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja. Yang dikenal dengan sebutan Prasmanan.

Mana yang ia suka; ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan.

Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan”?. Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan.

Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah ta’ala menegaskan, “Apakah kalian mengimani sebagian isi Kitab lalu ingkar terhadap sebagian yang lain? Tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia. Dan pada hari kiamat kelak mereka akan dimasukkan ke dalam azab neraka yang sangat pedih. Allah sama sekali tidak lengah mencatat semua perbuatan kalian.” (QS. Al-Baqarah : 85)

Islam adalah pedoman hidup yang lengkap dan sempurna. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengaruniakannya kepada kita, untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, maka kita harus menerima dan berusaha mengamalkan seluruh ajaran Islam. 

Tidak boleh kita ambil setengah-setengah. Dalam arti salah satu ajarannya kita amalkan, sementara ajarannya yang lain kita tolak. Banyak orang ketika shalat menggunakan tata cara Islam, tapi sayang ketika berbisnis ia tidak mau diatur oleh Islam. 

Ada yang dalam berhaji memakai fikih Islam, namun saat berideologi dan berkeyakinan, ia memilih untuk mengadopsi akidah agama lain. Ada juga yang saat berpuasa konsisten dengan tata cara Islam; tidak makan, tidak minum dan tidak berdusta. Tapi saat berpolitik ia tak mau berpegang teguh dengan ajaran Islam, sehingga menghalalkan segala cara. 

Berdusta dengan topeng pencitraan, memfitnah, menyuap, melakukan money politic, bermain culas dan berkorupsi. Amat disayangkan, banyak yang punya anggapan, “Ini adalah masalah politik, bukan urusan agama”. Seakan-akan kalau berpolitik lalu boleh menghalalkan segala cara.

Padahal sesungguhnya Islam, sebagaimana mengatur tata cara shalat dan puasa, Islam juga mengatur tentang etika berbisnis dan mengatur urusan negara. Islam sebagaimana mengatur tentang keimanan dan ibadah, juga mengatur tentang hukum dan tata cara berbusana. 

Pendek kata, Islam itu mengatur manusia dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan ketika tidur. Mengatur manusia dari lahir hingga menguburnya saat mati. Islam mengatur mulai dari masuk kamar mandi hingga mengatur bangsa dan negara, bahkan dunia.

Beragama secara parsialitas, itu adalah salah satu trik setan dalam menyesatkan bani Adam. Lalu  berbuat Syirik dan jadi Murtad. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, masuk Islamlah kalian secara kâffah (totalitas), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian”. (QS. Al-Baqarah: 208)

Mari kita tinggalkan pola prasmanan dalam beragama ! Sebab Islam bukan agama prasmanan. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com. @ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 15 Shafar 1437 / 27 November 2015

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi saktitoknas, tafsir alhadits, Rabu 13 Rabiulakhir 1446 H, 16 Oktober 2024. Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh

Bukan Tidak Dikabulkan

DOA KITA bukannya tidak dikabulkan, hanya saja dalam bentuk lain Allah Ta'ala berikan. Memang tak sesuai keinginan. Tentunya bukan karena Allah Ta'ala tak paham apa yang kau pintakan, akan tetapi karena Allah Ta'ala paling paham sebaik-baiknya bentuk pengabulan.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya salah satu dari tiga hal : [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id; shahi). Mari selalu sholat berjamaah... Lanjut do'akan orangtua dan keluarga juga saudara sesama muslim. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi baktoknas, tafsir alquran, alhadits, Selasa 12 Rabiulakhir 1446 H, 15 Okt 2024. Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Orang yang Bahagia

“Siapakah sebenarnya orang yang paling berbahagia itu ?” Ibnu Qadamah menjawab : “Orang yang bahagia sebenarnya adalah orang yang apabila nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir”. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak hanya mencatat amal perbuatan yang kita lakukan, namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga mencatat semua pengaruh dari perilaku dan perbuatan kita.

“Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang mati, Kami catat semua yang telah mereka lakukan dan bekas bekas yang mereka tinggalkan. Dan semuanya kami kumpulkan dalam kitab (catatan amal) yang nyata" (QS. Yaasin : 12)

Para penghuni kubur  terputus dari amalan shalih, dan menunggu hari hisab yang tidak diketahui hasilnya. Mereka berada dalam kesepian, hanya ditemani amalnya ketika di dunia. Dalam suasana demikian, ada beberapa orang yang kebaikannya terus mengalir.

Jasad mereka bersemayam dengan tenang di alam kubur, Namun balasan pahala mereka tidak berhenti. Pahala mereka terus berdatangan, padahal mereka terdiam dalam kuburnya, menunggu datangnya hari akhir atau hari Kiamat.

Sungguh masa pensiun yang sangat indah, yang tidak bisa terbeli dengan uang atau dengan dunia seisinya. Siapa yang mengajak ke jalan petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.

Sebaliknya siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim : 2674)

Marilah kita selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, selalu menebar benih kebajikan, bahagia di dunia bahagia di akhirat. In sya Allah  bermanfaat. Teriring doa : Jazakumullahu khairati wasaadatid dunya wal akhirah. Aamiin. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi baktikohnas, tafsir Alquran dan alhadits, Senin 11 Rabiulakhir 1446 H, 14 Okt 2024. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Mulut Dikunci, saat Kaki dan Tangan Bersaksi

ORANG ORANG YANG BERDUSTA, mungkin saja bisa lolos dari jerat hukum dunia. Tetapi anggota tubuhnya akan menjadi saksi tentang perbuatannya, di hari pembalasan kelak di akhirat. Sehingga orang orang itu memperoleh ganjaran setimpal dari amal- amalnya yang luput dari hukum dunia.

Allah Ta'ala berfirman : "Kalian (lalai) berlomba mengejar kemegahan (harta), tiba-tiba kalian sudah sampai di (pintu) kubur" (QS At-Takaatsur: 1-2.) Innalillahi wainnailaihi raji'un. Adakah di antara kita yang berpikir akan hidup selamanya di dunia ini...?

Allah Ta’ala berfirman : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, Kami mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiyaa: 35)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata : “Maksud ayat tersebut ialah Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, halal dan haram, ketaatan dan maksiat, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsiir Ibnu Jarir Ath-Thabari IX/26 no. 24588)

Allah akan mengunci mulut kita, lalu sebagai gantinya bagian tubuh yang lain lah yang akan berbicara. Bersaksi atas segala perbuatan kita di dunia ? Allah Ta'ala berfirman : "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka ; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Ya-Sin : 65)

Perburuan tangan dan langkah kaki akan bersaksi diakhirat nanti : 'Tidak ada manusia yang tidak ‘terekam’ setiap tempat-tempat yang dikunjunginya dan untuk bertemu siapa kaki kita mengantar. Kedua tangan juga akan berbicara di akhirat kepada Allah, dengan menjelaskan setiap perbuatan yang berhubungan dengan tangan kita di dunia.

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala juga menjelaskan : “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fussilat: 20)

Allah Ta’ala juga menegaskan dalam ayat Al-Qur'an selanjutnya : “Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fussilat: 22)

Dari beberapa penjelasan firman Allah Ta’ala di atas, maka jelas sudah bahwa tubuh ini kelak akan menjadi saksi atas segala perbuatan dulu semasa hidup di dunia. Mari kita menjadi cerdas dengan  sebenar-benarnya. 

Hisablah diri selagi hidup, agar kelak hisab di akhirat menjadi ringan. Perbanyak bekal amal kebaikan, agar kelak saat di kubur, kita mempunyai banyak teman yang baik. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Renungan Akhir Pekan, Ahad 131024. narsummurkd. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tela'ah diri ....

Hidup itu berawal dari membuka Mata dan berakhir dengan menutup Mata. Bukan keMatian yang kutakuti... Tetapi Bekal yang belum mencukupi. Setiap hari adalah kesempatan untuk menambah bekal. Berbuat Baik dan memperbaiki Diri... Sebelum mata tertutup selamanya. Pastikan kita telah siap dengan bekal yang cukup...  Untuk kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi manhajsalaf tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 10 Rabiulakhir 1446 H, 13 Oktober 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kena Musibah, Jangan Mengeluh, Ambil Hikmahnya

Pada dasarnya merupakan sesuatu yang begitu akrab dengan kehidupan kita. Adakah orang yang tidak pernah mendapatkan musibah ? Tentu tidak ada. Musibah adalah salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah kepada manusia.

la adalah sunnatullah yang berlaku atas para hambaNya. la bukan berlaku pada orang-orang yang lalai dan jauh dari nilai-nilai agama saja. Namun ia juga menimpa orang- orang mukmin dan orang-orang yang bertakwa. Bahkan, semakin tinggi kedudukan seorang hamba di sisi Allah, maka semakin berat ujian dan cobaan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepadanya. Karena Dia akan menguji keimanan dan ketabahan hamba yang dicintaiNya.

Sebagai contoh, bangsa kita tercinta sekarang ini sedang dirundung dan didera dengan berbagai musibah, mulai dari gelombang tsunami, lumpur lapindo, flu burung, busung lapar, gizi buruk, harga melonjak ditambah seabreg permasalahan nasional yang tak kunjung teratasi selama 10 tahun periode rezim ini. 

Akan tetapi sayangnya sedikit yang bisa mengambil hikmah dari musibah yang sedang kita derita. Ujian yang semestinya mendongkrak kualitas keimanan dan mengantar pada keberkahan temyata sering membawa kepada murka Allah. Tak lain karena orang yang terkena musibah tak mampu bersikap benar saat menghadapinya.

Sesungguhnya di balik musibah itu terdapat hikmah dan pelajaran yang banyak bagi mereka yang bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  yang telah mentakdirkan itu semua untuk hambaNya, diantara hikmah yang bisa kita petik antara lain adalah:

Musibah akan mendidik jiwa dan menyucikannya dari dosa dan kemaksiatan.

Allah Ta’ala berfirman: “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy Syura : 30)

Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda:

”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melainkan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain beliau bersabda: “Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa”. Sebagian ulama salaf berkata,  “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.”

Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.

Itu merupakan balasan dari musibah yang diderita oleh seorang hamba sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. 

Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”

Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.

Sebagaimana dituturkan, bahwa seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.

Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu’, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka Allah.”

Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan menjadi baik semuanya.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”

Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.

Wahab bin Munabbih berkata, “Allah menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan do’a dengan sebab bala’ itu”. Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.”

Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdo’a dan memohon pertolongan kepada Allah saja sebagiamana dilakukan oleh Nabi Ayyub ‘Alaihis Salam yang berdoa,

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya, ”(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Al-Anbiyaa : 83)

Memunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya.

Di antara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada Allah. Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqamah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan.

Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala.

Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ia ditimpa sakit, mengeluarkan berbagai kotoran, bau tak sedap,dahak dan terpaksa harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya. Dia tak akan mampu menguasai kematian, terkadang ia ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, ingin mengingat sesuatu namun tetap saja lupa. Tak ada yang dapat ia lakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya. Maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia?

Memperkuat harapan (raja’) kepada Allah.

Harapan atau raja’ merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi orang yang terkena musibah besar, maka dalam kondisi seperti ini satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata, sehingga ia mengadu: “Ya Allah tak ada lagi harapan untuk keluar dari bencana ini kecuali hanya kepadaMu.” Dan banyak terbukti ketika seseorang dalam keadaan kritis, ketika para dokter sudah angkat tangan namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah ia dapat sembuh dan sehat kembali. Dan ibadah raja’ ini tak akan bisa terwujud dengan utuh dan sempurna jika seseorang tidak dalam keadaan kritis.

Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan. Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat. Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit. Dengan adanya musibah seseorang akan mengetahui betapa besarnya nikmat keselamatan dan ‘afiyah.

Jika seseorang selalu dalam keadaan senang dan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka ketika seorang hamba terkena musibah, diharapkan agar ia bisa ingat betapa mahalnya nikmat yang selama ini ia terima dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupun ia sedang terkena musibah sesungguhnya masih ada orang yang lebih susah darinya, dan jika tertimpa kefakiran maka pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat musibah yang sedang diterimanya  dengan keridhaan dan kesabaran serta berserah diri kepada Allah Dzat  yang telah mentakdirkan musibah itu untuknya sebagai ujian atas keimanan dan kesabarannya.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menukil ucapan ‘Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu: “Tidaklah turun musibah kecuali dengan sebab dosa dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan bertobat.” (Al-Jawabul Kafi hal. 118)

Oleh karena itulah marilah kita kembali kepada Allah dengan bertaubat dari segala dosa dan khilaf serta menginstropeksi diri kita masing-masing, apakah kita termasuk orang yang terkena musibah sebagai cobaan dan ujian keimanan kita  ataukah termasuk mereka --wal’iyadzubillah– yang sedang disiksa dan dimurkai oleh Allah karena kita tidak mau beribadah dan banyak melanggar larangan- laranganNya. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi muhnuh muslim.co.id. tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 09 Rabiulakhir 1446 H, 12 Okt 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ingin Hidup Bahagia Jalani Aturan Allah

Hidup bahagia adalah keinginan yang didambakan setiap orang. Namun, sering kali kita lupa bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dapat kita capai secara instan atau tanpa usaha. Mengasah rasa untuk hidup bahagia adalah sebuah proses yang melibatkan kesadaran diri, pengembangan emosi positif, dan adopsi pola pikir yang mendukung.

Agar kita dapat meraih kebahagiaan di kehidupan dunia yang sementara ini, berikut adalah beberapa langkah untuk mengasah rasa agar hidup lebih bahagia : Agar kita dapat hidup bahagia, maka kita harus menjalankan aturan Allah. 

Hal ini karena ketika Allah menciptakan manusia juga dibarengi dengan masalah dan ujian yang meliputinya. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Dalam ayat yang lain, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2). Dari ayat-ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa setiap hari bahkan setiap saat manusia dihadapkan pada masalah. 

Ada masalah yang dihadapi dalam dirinya sendiri dan ada masalah yang bersangkutan dengan orang lain, terutama orang-orang terdekat (keluarga, tetangga, dan teman). Karena banyaknya masalah yang akan dihadapi oleh hambaNya, maka Allah Ta’ala memberikan bimbingan dan pertolongan untuk menghadapi masalah tersebut berupa aturan dan panduan hidup yang apabila dijalankan, maka seseorang akan bisa menghadapi masalah masalah tersebut.

Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka- sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sungguh, Allah telah mengatur urusanNya. Sungguh, Allah mengadakan ketentuan bagi tiap- tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Sebaliknya dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala memperingatkan jika tidak mengikuti aturan dan perintahNya, akan dijadikan hidupnya jauh dari kebahagiaan, “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit.” (QS. Thaha: 124)

Lalu, bagaimana cara agar kita dapat menjalankan aturan Allah? Pertama kali yang kita lakukan adalah dengan mempelajari aturan tersebut. Kemudian laksanakan aturan itu secara bertahap. Menjalankan aturan Allah berarti hidup dengan mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh-Nya. Aturan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan, baik itu ibadah, muamalah (hubungan sosial), adab, dan akhlak. 

Aturan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits bukan sekadar kumpulan perintah dan larangan, melainkan pedoman hidup yang menyeluruh untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang seimbang, penuh berkah, dan bahagia.

Salah satu kunci kebahagiaan adalah menerima bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Tidak ada yang abadi di dunia yang sementara ini termasuk kesedihan dan kebahagiaan. Baik kebahagiaan maupun penderitaan akan datang dan pergi. Dengan menerima takdir ini, kita dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada hal-hal duniawi dan belajar untuk lebih menghargai setiap yang kita miliki. Ketika kita sadar bahwa segalanya bisa berubah atas takdir dan kehendakNya, kita akan lebih bersyukur untuk menikmati setiap apa yang kita punya, tanpa terikat pada rasa takut akan kehilangan. Karena semua adalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya, termasuk diri kita.

Allah Ta’ala berfirman “Yaitu, orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innalillahi wainna ilaihi raji’un (sesungguhnya *kami itu milik Allah* dan sesungguhnya *kami akan kembali kepada Allah* Subhanahu wa Ta’ala)." (QS. Al-Baqarah: 156)

Oleh karenanya, kita juga diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika kita ditimpa masalah, ujian atau musibah, untuk mengucapkan ; “Qadarullah wa ma sya’a fa’ala (hal ini telah ditakdirkan Allah dan Allah berbuat apa saja yang dikehendakiNya).” (HR. Muslim)

Menerima kenyataan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, dapat membantu kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia. Penting untuk menerima takdir dan kenyataan bahwa setiap keadaan, baik suka maupun duka adalah bagian dari perjalanan hidup. 

Meskipun kita harus menerima takdir, bukan berarti kita harus pasrah tanpa berusaha. Tetaplah ciptakan harapan untuk masa depan. Berdoa dan berusaha untuk mencapai tujuan sembari menerima apa pun yang Allah takdirkan.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11). Islam mengajarkan bahwa di balik setiap ujian dan masalah yang dihadapi manusia, selalu ada jalan keluar yang Allah sediakan. 

Tidak ada ujian yang terlalu berat jika dihadapi dengan keimanan dan tawakal kepadaNya. Allah juga tidak membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Setiap masalah yang dihadapi adalah sesuai dengan kapasitas yang telah Allah berikan kepadanya.

Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berjanji, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5-6). Dalam firmanNya yang lain, “Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Pada akhirnya, kebahagiaan tidak terletak pada seberapa lama kita hidup, tetapi seberapa baik kita mengisi waktu dengan menaati aturan Allah dan menerima segala yang telah Allah takdirkan kepada kita. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) Jumat 08 Rabiulakhir 1446 H, 11 Okt 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hati Lembut Bersih vs Dengki

JUMAH MUBARAK. KETIKA seseorang memiliki hati yang lembut dan bersih, itu berarti ia memiliki perasaan yang penuh kasih, empati, dan kedamaian batin. Hati yang lembut cenderung lebih mudah merasakan belas kasih terhadap orang lain, mampu memahami perasaan dan penderitaan orang di sekitarnya.

Hati yang bersih mencerminkan ketulusan, niat baik, serta jauh dari kebencian, iri hati, atau niat buruk. Secara spiritual, hati yang lembut dan bersih sering dikaitkan dengan kehidupan yang selaras dengan kebaikan, kejujuran, dan kehendak ilahi. 

Orang dengan hati seperti ini cenderung lebih terbuka menerima kebijaksanaan batin dan lebih mudah merasakan kedamaian dalam dirinya. Karena ia tidak dibebani oleh hal-hal negatif yang mengotori jiwa. Orang yang dengki, yakni mereka yang selalu merasa iri dan tidak senang melihat keberhasilan atau kebahagiaan orang lain, tidak akan mampu menjadi bijaksana. 

Ini karena kedengkian menutup hati dan pikiran seseorang dari kebaikan, kebijaksanaan, dan keadilan. Kedengkian melahirkan pikiran negatif, rasa tidak puas, serta niat buruk, yang justru menjauhkan seseorang dari sikap adil dan jernih dalam melihat realitas.

Untuk menjadi bijaksana, seseorang harus memiliki hati yang bersih, penuh dengan kasih sayang, keadilan, dan kebesaran jiwa. Kebijaksanaan lahir dari kemampuan untuk melihat dengan jernih, tanpa dipengaruhi oleh emosi negatif seperti iri hati. 

Orang bijaksana justru merayakan keberhasilan orang lain, belajar dari mereka, dan berusaha memperbaiki diri tanpa merasa terancam. Kedengkian, di sisi lain, membatasi pemikiran, memunculkan kebencian, dan menutup pintu bagi wawasan serta pengembangan diri. 

Karena itu, seseorang yang dipenuhi rasa dengki tidak akan pernah mencapai kedalaman kebijaksanaan yang membutuhkan pikiran dan hati yang tenang serta terbuka terhadap kebaikan. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 07 Rabiulakhir 1446 H, 10 Okt 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bersahabatlah dengan Allah

Sesungguhnya orang yang merdeka adalah senantiasa peduli atas orang yang menjadi sahabatnya. "...Sedang dia adalah salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata pada sahabatnya, Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. at-Taubah : 40)

Bersahabatlah kalian dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bila kalian tidak mampu, maka bersahabatlah dengan orang yang bersahabat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena bersahabat dengannya bisa menghubungkan kalian dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui berkat persahabatannya dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dalam Islam, terciptanya hubungan berupa persahabatan adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Allah Subhanahu  Wa Ta'ala dalam firmanNya yang berbunyi : “Sebenarnya orang- orang yang beriman adalah mereka yang bersaudara. Maka damaikanlah di antara kedua saudara kamu (yang bertengkar) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)

Marilah kita berdoa dan bertaubat insyaAllah dengan doa kita ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita. Keberkahan dalam kesehatan kita. Dijaga dari segala marabahaya. Diluaskan rezeki kita. Aamiin yaa rabb. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Catatan Petang. "Social  Engineering ??" Itu Modus. Sebulan lalu saya mengantar isteri ke sebuah gerai ATM kantor cabang bank langganan kami di Cinere untuk mengambil uang. Setiba di tempat tujuan, isteri turun terlebih dahulu sementara saya memarkir mobil.

Ketika saya menyusulnya masuk kedalam gerai ATM, saya lihat isteri saya tengah ber-cakap² dengan dua orang lelaki yang tidak kami kenal. Saya menghampiri mereka diam-diam sembari mendengarkan percakapannya.

Jadi begini bu," ujar salah seorang diantaranya. "Saya mau transfer uang ke saudara, namun ATM saya ketinggalan. Saya cuma minta tolong ibu untuk mentransfer dua juta ke nomor rekening ini dan uangnya saya ganti sekarang juga, ini sudah saya pegang."

"Wah maaf saya tidak bisa membantu anda," sahut isteri saya. "Kenapa bu?," tanya salah seorang diantara mereka dengan nada suara meninggi. "Ibu tidak percaya kepada kami?" "Yaa, saya tidak percaya kepada kalian," sahut saya tegas sembari mendekati isteri. Kedua orang itu menoleh. "Bapak siapa? Tak usah campur tangan urusan orang pak."

"Dia isteri saya. Kalian mau apa? Saya tidak percaya kepada kalian dan kalau tetap memaksa, akan saya suruh orang ramai diluar sana menangkapmu". Mereka berdua tampak keder, kemudian bergegas keluar dan menyengklak motornya tanpa menoleh lagi.

Hari Selasa kemarin untuk suatu urusan, saya musti terbang ke Medan. Seperti biasa saya selalu berangkat beberapa jam sebelumnya ke Bandara, untuk menghindari kemacetan. Saat saya hendak check-in, orang yang sedang proses check-in didepan saya tampak agak kebingungan dengan barang bawaannya. Cukup banyak sehingga melampaui batas yg diperkenankan. Ia kemudian menoleh ke arah saya dan berkata meminta bantuan.

"Pak, saya lihat bawaan bapak sedikit," katanya sembari menatap saya. "Bisakah saya menitipkan koper saya kepada bapak?" Saya langsung menggeleng. "Maaf Pak, saya tidak bersedia," jawab saya tegas. "Kenapa pak? Bapak tidak mempercayai saya?"

"Bagaimana saya percaya Bapak, kenal saja tidak. Pun jika ternyata bagasi bapak itu berisi barang berbahaya, nantinya di manifest terdaftar atas nama saya. Sayalah yang akan berurusan dengan polisi, bukan Anda, terus saya harus bagaimana? Itu masalah anda, bukan urusan saya. Lagipula masih ada solusinya kok, bayar saja kelebihannya."

Saya lihat counter check-in sebelah kosong, petugasnya mengangguk kepada saya. Segera saya bergeser kesana, mengurus check-in dan beranjak masuk ke lounge. Ada juga seorang ibu ingin ke toilet dan menitipkan anaknya kepada kita atau bayi... Jangan kita menerima karena beliau akan membuat alibi bahwa kita telah menculik anaknya dan sudah dengan scenario bersama beberapa orang...

"Ibu kok nggak mau nolong sebentar saja, saya mau ke toilet masa bayi di bawa², apa ibu tega kepada saya?..." Nah ketika kita gelagapan tidak mau nggak enak dll... Atau ada yang minta tolong membelikan minum atau butuh uang receh jangan mudah memberi jika tidak kenal, nanti yang minta akan memberikan kita secarik kertas berisi narkoba, dan kita di grebek tiba² jika tidak menuruti. Maka kita akan diperas dengan sejumlah uang sangat besar.

Itulah "Social  Engineering" sebuah teknik untuk memanipulasi dan mengarahkan perilaku seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan kekuatan hipnotik bahasa, rasa rikuh, pekewuh serta preferensi pribadi seseorang terhadap suatu isu.

Sejalan dengan kian berkembangnya teknologi, Teknik  Human  Engineering juga merembes kencang dalam dunia media sosial melalui berita² Hoax. Oleh karena itu jangan heran jika dari tukang sampah hingga orang berpendidikan sangat tinggi, bisa terpengaruh karenanya. 

Semoga Berguna. Kata kata seperti ini; "Bapak nggak percaya dengan saya?" Biasanya kita jadi sungkan karena takut menghina mereka, lalu kita jawab: "Bukan begitu... tetapi..." Nah disaat itu, kita menempatkan diri kita dibawah mereka. Harusnya langsung saja menjawab: "Iya... saya ngak percaya kalian..." Persis dalam cerita diatas, Penjahat jadi tahu kita bukan calon korban yang lemah. Share biar tidak ada yang menjadi korban. Selalulah Kita Berhati-hati !

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 06 Rabiulakhir 1446 H, 09 Okt 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana Kita di Padang Mahsyar ?

Marilah kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kita sama-sama mengetahui bahwasanya manusia itu menjalani dua kehidupan. Kehidupan di dunia sebagai kehidupan yang pertama. Kemudian setelah itu ada kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang kedua. 

Mungkin sekarang sebagian orang akan mengatakan : “Omong kosong saja kehidupan akhirat. Hiduplah dengan bebas saat ini dan nikmati”. Namun di akhirat nanti, mereka penuh dengan kesadaran mengatakan hidup ini dua kali. 

Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa- dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?” (QS. Ghafir : 11)

Namun, karena manusia setiap hari berhadapan dengan dunia. Mereka hidup di dalamnya. Merasakan kebutuhan-kebutuhannya, berinteraksi dengan ragam manusianya, memerankan peranan masing-masing tatkala menjalaninya, itu semua membuat kesadaran mereka akan akhirat menipis. 

Bahkan lebih parah lagi, mereka tidak yakin adanya akhirat dan mereka dustakan fakta masa depan yang pasti terjadi ini. Karena itu, perlu kiranya kita mengetahui seperti apa akhirat itu. Bagaimana Allah menceritakan kondisinya. 

Agar kita kembali mengingat dan merenungkan hakikat kehidupan dunia yang hanyalah permainan ini. Di antara babak kehidupan akhirat adalah adanya mahsyar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: 

“Tuhanku akan menghancurkannya di hari kiamat sehancur- hancurnya, maka Dia akan menjadikan bekas gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi- tinggi.” (QS.Tha-hah:105-107) 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Pada hari kiamat manusia dikumpulkan di suatu tanah lapang yang berwarna putih kemerahan. Seperti gandum yang bersih. Tidak ada tanda apapun di sana.” (HR. Al-Bukhari 6521)

Saat itu bumi benar- benar sebagai hamparan. Semuanya datar. Tidak ada gunung, sungai, lembah, pepohonan, dan tanda-tanda apapun. Di sanalah manusia dikumpulkan setelah mereka dibangkitkan dengan tiupan yang kedua dari sangkakala. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannya masing -masing.” (QS. Az-Zumar : 68)

Manusia dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, belum dikhitan, dan tidak mengenakan sehelai pakaian pun. Kemudian matahari didekatkan hanya berjarak satu mil. Padahal hari ini jarak matahari dengan bumi jutaan kilometer saja, manusia masih merasakan panas. 

Saat itu, Allah bangkitkan manusia dengan beragama kondisi. Sesuai amal mereka atau sesuai amal terakhir yang mereka perbuat tatkala di dunia. Ada yang mati syahid, Allah bangkitkan dalam keadaan darah mereka mengalir dan berbau harum. Ada yang wafat saat haji, Allah bangkitkan mereka sambil bertalbiyah. 

Demikian juga mereka yang mati saat melakukan maksiat, Allah bangkitkan mereka dalam kondisi terakhir mereka.  Allah buka aib dan dosa mereka di hadapan seluruh manusia. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami akan menggiring orang- orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam : 86)

Orang-orang pelaku dosa dan maksiat di dunia ini yang di dunia bangga dan bersenang-senang melakukan maksiat. Pada hari itu, Allah hinakan mereka dengan digiring seperti hewan. Mereka digiring dalam kondisi kehausan dan ketakutan untuk dilemparkan ke dalam neraka.

Allah Ta’ala menggambarkan kondisi kengerian hari tersebut dengan firmanNya, “Pada hari itu manusia mengikuti menuju kepada suara penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.” (QS.Tha-hab: 108)

Pemandangan hari kiamat adalah kondisi gaib yang tidak bisa kita nalar dengan akal dan logika kita yang sangat terbatas. Contoh, di dunia ini manusia tidak mungkin bisa tenggelam di tanah yang datar. Karena air akan mengumpul di suatu ceruk tanah.

Sementara di padang Mahsyar, tanah lapang yang datar, manusia bisa tenggelam oleh keringat mereka sendiri dengan kondisi tenggelam yang berbeda-beda. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda menggambarkan kondisi mahsyar, "Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil. 

Pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri !”

Manusia mengalami kondisi seperti ini selama 50.000 tahun lamanya. Bayangkan ! Alangkah lama derita yang dialami gara  gara salah cara menjalani hidup yang sebentar saat di dunia. Di mahsyar manusia dalam keadaan takut, tersiksa karena beratnya kondisi, dipermalukan, dan lain lain. kecuali orang-orang beriman tidak mengalami kondisi tersebut. 

Allah Ta’ala berfirman : “Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij : 4). Oleh karena itu, jangan tertipu dengan dunia yang singkat ini. Allah Ta’ala telah berpesan kepada kita semua dengan firman-Nya, :

“Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah sekali-kali setan yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Faathiir : 5). In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 05 Rabiulakhir 1446 H, 08 Okt 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Jangan Sok Berkuasa, Lihatlah ke Bawah

BUMI ITU dibandingkan alam semesta ukurannya tak lebih dari setetes air di lautan. Pernah ada makhluk yang menghuni bumi ini bersikap sombong, arogan dan sangat congkak berkata, "Aku adalah tuhanmu yang tertinggi" (QS an-Nazi'aat: 23)

Dia adalah Firaun, Ramses II yang hidup pada masa Nabi Musa di abad ke-13 SM. Firaun dikenal sebagai raja yang paling berpengaruh dan kuat dalam sejarah Mesir kuno dan memerintah di puncak kejayaan. Ditenggelamkan dalam lautan, dan dihempaskan mayatnya di bibir pantai serta diawetkan jenazahnya sebagai pelajaran bagi orang orang setelahnya. Karena itu, jangan pernah merasa 'sok' berkuasa atas orang lain.

Kita hari ini, bukanlah kita sepekan yang lalu. Maka jangan pernah berharap orang lain untuk tidak berubah. Banyak orang itu tidak memahami diri mereka sendiri; jangan mudah merasa 'baper' dan kaget bila kita disalahpahami oleh orang lain. Biasakanlah memandang 'perbedaan' sebagai bagian penting dari kehidupan, bukan sebagai bahaya yang mengancam dan akan membinasakan diri kita. 

Manusia itu berbeda beda tingkat kecerdasan dan kemampuannya. Tak semua gambar yang kita lihat akan bisa kita cermati keseluruhannya. Buka mata hati untuk bisa menerima yang berbeda, dan jangan pernah berharap orang lain memperlakukan kita sebagaimana kita memperlakukan mereka. 

"Bukannya kekayaan itu karena banyaknya harta, melainkan kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati" (HR Bukhari Muslim). Sesungguhnya ketika kita sedih, masih ada yang keadaannya jauh lebih sedih dari pada kita. Ketika kita susah, masih ada yang keadaannya jauh lebih susah dari pada kita.

Bahkan saat kita sedang sakit pun, masih ada yang sakitnya jauh lebih parah daripada kita. Dan begitulah seterusnya akan senantiasa ada orang lain yang keadaanya jauh lebih sulit dari pada keadaan kita.

Rasulallah  bersabda : “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian.” (HR Muslim 2963)

Marilah kita berdoa dan bertaubat, in sya Allah,  Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita. Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala marabahaya. Diluaskan rezeki kita. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang. Aamiin yaa rabb. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alhadits, Senin 04 Rabiulakhir 1446 H, 07 Oktober 2024. Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Bismillah. Alhamdulillah. Allahummaa Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa'alaa Aali Sayyidina Muhammad.

Jangan Merasa Lebih Baik

Sebaiknya kita berusaha menjadi orang orang yang selalu baik dalam beramal ibadah, akan tetapi lebih baik kalau kita selalu berusaha menjadi orang orang yang selalu beramal ibadah dengan tulus ikhlas. "Karena di dalam kebaikan belum tentu ada keikhlasan. Sedangkan di dalam keikhlasan ada kebaikan."

Jika kau merasa BESAR, maka periksalah hatimu, mungkin hatimu sedang bengkak. Jika kau merasa SUCI, maka periksalah jiwamu, mungkin itu putihnya nanah dari luka nuranimu. Jika kau merasa TINGGI, maka periksalah batinmu, mungkin batinmu sedang melayang kehilangan pijakan.

Jika kau merasa WANGI, maka periksalah ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal sholehmu yang hangus dibakar riya'. "Siapa yang memandang dirinya buruk maka sesungguhnya dia adalah orang yang baik, dan siapa yang memandang dirinya baik maka sesungguhnya dia adalah orang yang buruk" (Sayyidina Ali Bin Abi Thalib)

Marilah kita selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah, selalu istiqamah, ikhlas beramal ibadah, mendapat derajat mulia di sisi Allah. Jazakumullahu khairati wasaadatid dunya wal akhirah. Aamiin. Wassalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 03 Rabiulakhir 1446H, 06 Okt 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Berbuat Syirik, maka Amalan Terhapus

Perbuatan tercampur dengan syirik akan merusak amalan. Bahkan jika yang dilakukan adalah syirik akbar (besar), seluruh amalan terhapus. Sedangkan jika yang dilakukan adalah syirik ashgor, maka amalan yang tercampur dengan kesyirikan saja yang terhapus. 

Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang- orang yang merugi.”  (QS. Az Zumar : 65)

Bahkan dakwah para Rasul adalah untuk meluruskan akidah umat yaitu dengan beribadah pada Allah saja dan meninggalkan kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman, “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thoghut (sesembahan selain Allah)".(QS. An Nahl : 36). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, 02 Rabiulakhir 1446H 05 Oktober 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kunci Surga: Taqwa dan Akhlak Mulia

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Jawab Beliau : "TAQWA kepada Allah dan AKHLAK yang mulia.." (HR.At-Tirmidzi 2004)

Dan dengan dua amalan ini, seseorang akan dicintai, baik oleh Allah maupun oleh manusia. Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan: "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggabungkan antara taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik, karena :

- TAQWA kepada Allah memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan 

- AKHLAK yang baik memperbaiki hubungan antara seseorang dengan sesama makhluk.

Maka, taqwa kepada Allah menyebabkan kecintaan Allah kepadanya, dan akhlak yang baik mengundang kecintaan (makhluk) kepadanya.." (Al-Fawaid 54). Sebagian orang hanya mementingkan sisi ibadah kepada Allah tanpa melihat sisi akhlak kepada manusia.

Sebagian lagi hanya mementingkan sisi akhlak kepada manusia tanpa melihat sisi ibadah kepada Allah. Padahal Nabi Sholallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak kita untuk memperhatikan dua duanya. In sya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala, memudahkan kita untuk mengumpulkan dua-duanya, aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAKHIR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 01 Rabiulakhir 1446 H, 04 Oktober 2024. Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakaatuh

Perbaiki Akhiratmu Allah Jaga Duniamu

Jumah Mubarakh. Beramallah untuk akhiratmu, seakan- akan engkau akan wafat besok. Jagalah pikiran, karena akan menjadi perkataan. Jagalah perkataan, karena akan menjadi perbuatan. Jagalah perbuatan, karena akan menjadi kebiasaan. Jagalah kebiasaan, karena akan dapat membentuk KARAKTERMU.

Perbaikilah urusan akhiratmu : maka Allah akan memperbaiki urusan duniamu dan perbaikilah bathinmu, niscaya Allah akan memperbaiki berbagai urusan dhahirmu. Allah Ta'ala berfirman : "Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.” (QS. Al Baqarah : 152)

Betapa banyak orang yang sebelumnya sehat sehat lalu meninggal mendadak tanpa sebab. Betapa banyak orang yang sakit, akan tetapi dapat hidup lebih lama di dunia. Sesungguhnya, manusia yang terlahir itu pasti akan didatangi oleh kematian. Dan ternyata ada hal lain yang lebih dahsyat dari kematian itu sendiri, yaitu :

Jangan lalai dalam menghadapi kematian, berpaling dan sedikit mengingat kematian serta meninggalkan amal shalih yang merupakan bekal setelah kematian. Seseorang itu akan mati sesuai dengan kebiasaan dan keadaan ketika hidup dimana kebiasaan seseorang di dalam kehidupannya itu akan mengingatkannya menjelang kematian.

Jika seseorang terbiasa melakukan berbagai ketaatan, maka itulah yang akan diingatnya ketika kondisi sakaratul maut. Semoga semua Hal tersebut akan menjadi nasehat untuk diri kita semua : Sesuai yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala firmankan : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan  mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr : 1-3)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Sesungguhnya alam kubur adalah awal perjalanan akhirat. Barangsiapa yang selamat di dalamnya, maka setelahnya akan lebih mudah baginya, dan barangsiapa yang tidak selamat, maka setelahnya akan semakin mengerikan baginya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad  al-Hakim)

Perbaiki hubungan dengan Allah dan hanya mengharap ridha Allah baik dunia dan akhirat. Semoga kita salahsatu hamba yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin Allahumma Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 28 Rabiulawwal 1446 H, 02 Okt 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Diantara Dosa dan Ampunan

Adakah yang bisa menjamin dirinya terlepas dari dosa dalam sehari saja? Mulai dari dosa yang muncul dari mata, telinga, mulut, tangan, kaki, badan, hingga hati yang senantiasa berjibaku dengan nafsu dan godaan setan. 

Nafsu dan godaan setan merupakan tantangan yang niscaya akan dihadapi oleh manusia. Apabila ia sanggup menahan dan mengendalikan setiap keinginan hawa nafsu dan godaan setan, tentu ia akan menang dan memperoleh pahala di sisi Allah. 

Namun, jika ia kalah dan terjerumus sehingga menjadi budak hawa nafsu dan menuruti godaan setan, maka dosa akan menyelimutinya. Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmiżi 2499, Ṣahih al-Targīb 3139)

Hadits ini menggambarkan bagaimana kesalahan (dosa) merupakan perkara yang tidak terlepas dari diri manusia. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberikan solusi dan jalan keluar bagi hambaNya yang berbuat kesalahan, yaitu bertaubat dan memohon ampunan kepadaNya.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai hambaKu, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari, padahal Aku Maha mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim)

Senada dengan hadits sebelumnya, hadits qudsi ini menggambarkan betapa lemahnya sebagian besar manusia dalam menghadapi setiap dorongan syahwat dan godaan setan sehingga kencenderungannya terhadap kesalahan dan dosa begitu tinggi. Karenanya, Allah Ta’ala membuka lebar pintu ampunanNya setiap saat bagi hambaNya yang ingin bertaubat.

Pemahaman yang Keliru. “Tenang saja, Allah Maha Pengampun”. Kata hati berbisik saat hendak berbuat dosa. Pengetahuan tentang pengampunan Allah Yang Maha Luas kadangkala disalahartikan oleh sebagian manusia. 

Sehingga mereka melakukan dosa- dosa dengan mudahnya disebabkan keyakinannya bahwa Allah akan mengampuni perbuatannya itu. Terdapat dua kelompok manusia dalam menyikapi dosa dan maksiatnya kepada Allah Ta’ala.

Pertama : Orang awam. Ia tidak mengetahui banyak tentang dalil dalil yang umum diketahui bahwa Allah maha mengampuni dosa- dosa hambaNya. Dengan demikian, ia berputus asa terhadap dosa yang telah ia lakukan. Tidak ada tekad untuk kembali bertaubat, bahkan ia semakin dalam terjerumus ke dalam dosa yang lebih parah –wal ‘iyāżu billāh-. 

Oleh karenanya, mempelajari ilmu agama amatlah penting bagi setiap hamba Allah sebagaimana sabda Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah)

Dengan mengetahui ilmu agama, seorang hamba memperoleh jalan yang terang untuk menuju Allah. Setiap tantangan duniawi maupun ukhrawi dapat ia hadapi dengan berpedoman pada ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan melalui Rasul Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam. Setiap ia melakukan kekeliruan berupa dosa dan maksiat, ia segera sadar dan kembali mengingat hakikat penciptaan dirinya kemudian bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut dan memperbaikinya dengan amalan saleh.

Kedua : Orang yang mengerti namun salah arti. Dalil-dalil yang menjelaskan luasnya ampunan Allah Ta’ala tentu saja diperuntukkan bagi hamba-hambaNya yang ingin kembali ke jalan yang benar dengan bertaubat dengan taubatan naṣuhā. Bukan pula maksud dalil tersebut sebagai alasan bagi pelaku maksiat untuk kembali ke dalam kubangan dosa sebab keyakinannya bahwa Allah itu Maha Pengampun.

Bukankah banyak kisah nyata yang kita saksikan, seorang yang dikenal salih sepanjang hidupnya namun berakhir tragis di akhir hayatnya dengan kematian yang sū’ul khātimah. Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

” … Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka … ” (HR.Bukhari Muslim)

Bagaimana jika saat orang tersebut sedang melakukan kemaksiatan, tiba- tiba malakul maut datang menjemputnya ? Bukankah setiap amalan seorang hamba tergantung pada akhirnya? Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)

Allah Ta’ala tidak sesaat pun lalai dari perbuatan orang- orang yang berbuat maksiat kepadaNya, sebagaimana firmanNya, “Dan janganlah sekali-kali engkau (Muhammad ) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang- orang yang zalim … ” (QS. Ibrahim: 42)

Menggapai Ampunan Allah dengan Amalan Penghapus Dosa. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullāh menyimpulkan tiga hal yang dapat menghapus dosa seorang hamba, yaitu : Taubat, Istighfar dan Amal Salih.

Mengenai amal salih yang dapat menghapus dosa, Allah Ta’ala berfirman “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)” (QS. Hud: 114)

Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersdabda : “Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya”. (HR. Ahmad dan al-Tirmiżi). Dan banyak dalil-dalil sahih lainnya yang menyatakan jaminan ampunan dari Allah Taala atas hambaNya yang bertaubat memohon ampunanNya.

Apabila kita merenungi aktivitas kita setiap hari, maka banyak sekali celah untuk melakukan amal salih yang dapat menghapus dosa dan mendapatkan ampunan Allah Taala. Amalan Harian Penghapus Dosa. Pertama : saat hendak tidur. 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa hendak menuju kasurnya, dan mengucapkan ‘lā ilāha illā al-lāh wahdahū lā syarīkalahū lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr, subhanalāh, wa al-hamdulillāh, wa lā ilāha illā al-lāh wa al-lāhu akbar’, maka Allah ampuni dosa- dosanya meskipun sebanyak buih lautan di dunia ini.” (HR. Ibnu Hibban, Ibnus Sunni)

Kedua : ketika terbangun di malam hari. Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit RA dari Nabi Sallāallāhu ‘Alaihi Wasallam; beliau bersabda, “Barang siapa yang terbangun dari tidurnya pada malam hari, kemudian dia mengucapkan, ‘lā ilāha illā al-lāh wahdahū lā syarīkalahū lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr, al-hamdulillāh wa subhanalāh wa lā ilāha illā al-lāh wa al-lāhu akbar, wa lā haula wa lā quwwata illā billāh kemudian dia berkata ‘Ya Allah, ampunilah aku’ atau dia memanjatkan doa, hal tersebut (istighfar maupun doa itu) akan dikabulkan. Kemudian jika dia berwudhu lalu mendirikan salat, maka salatnya tersebut akan diterima (di sisi Allah).” (HR. Bukhari, Abu Daud, Al-Tirmiżi, Al-Nasa’i, dan Ibnu Majah; Al-Targīb wa Al-Tarhīb, 1: 149)

Ketiga : langkah kaki menuju masjid. Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Sallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa bersuci di rumahnya, lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim  666)

Keempat : sempurnakan wudhu. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dengan amal tersebut Allah dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.”

Rasulullah bersabda, ”(Yaitu) menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyaknya langkah menuju masjid, dan menunggu salat setelah mendirikan salat. Itulah kebaikan (yang banyak).” (HR. Muslim  251)

Kelima : shalat lima waktu. Dari sahabat Abu Hurairah raḍiya al-lāhu ‘anhu, Nabi Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Shalat lima waktu dan shalat Jumat ke shalat jumat berikutnya adalah penghapus untuk dosa di antaranya, selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim  233)

Keenam: dzikir setelah shalat. Rasulullah Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan ‘subhānallāh’) di setiap akhir salat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan ‘al-hamdu lillāh’) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan ‘Allāhu Akbar’) sebanyak 33 kali, lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan ‘lā ilāha illā al-lāh wahdahū lā syarīkalahū lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr (tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya segala puji dan bagiNya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)’, maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim)

Ketujuh : mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. ‘Aisyah raḍiya al-lāhu ‘anhā berkata, “Ada seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku meminta makanan, akan tetapi ia tidak mendapati makanan sedikit pun yang ada padaku kecuali sebutir kurma. Maka aku pun memberikan kurma tersebut kepadanya, lalu ia membagi sebutir kurma tersebut untuk kedua putrinya, dan ia tidak makan kurma itu sedikit pun. Setelah itu ibu itu berdiri dan pergi keluar. Lalu masuklah Nabi Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam, aku pun mengabarkannya tentang ini. 

Lantas beliau bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka” (HR. Bukhari 1418 Muslim 2629)

Demikian di antara amalan-amalan harian yang mengandung ampunan dari Allah Taala kepada hamba hambaNya yang cenderung pada kemaksiatan. Apabila aktivitas harian tersebut kita niatkan untuk ibadah kepada Allah Ta’ala sebagaimana yang diajarkan oleh baginda Nabi Shallāallāhu ‘Alaihi Wasallam, maka insyaallah akan berbuah pahala dan dapat menghapus dosa-dosa. Namun, ada hal yang paling penting untuk diketahui dalam rangka menggapai ampunan Allah Ta’ala Sang Maha Pengampun, yaitu al-tauhīd.

Al-Tauhid merupakan syarat mutlak seseorang mendapatkan ampunan dari Allah. Sebab bagaimana bisa seorang hamba menginginkan dosa-dosanya dihapuskan, sementara ia masih berada dalam kubangan kesyirikan, menyekutukan Allah Ta’ala

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)

Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah Ta’ala juga menegaskan keluasan ampunanNya atas hamba-hambaNya selama tidak menyekutukanNya. “Wahai anak Adam, jika Engkau mendatangiKu dengan dosa sepenuh bumi, kemudian Engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi  3540)

Akhirnya, semestinya kita sebagai seorang hamba Allah yang lemah kiranya menyadari bahwa luasnya ampunan Allah Ta’ala tersebut diperuntukkan bagi hamba-hambaNya yang ingin memperbaiki diri dan bertaubat serta tidak mengulangi dosa dan kemaksiatan yang pernah ia lakukan. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Namun demikian, jangan pula remehkan sekecil apa pun dosa. Sebab tiada lain yang kita maksiati ketika melakukan perbuatan dosa kecuali Rabb Yang Maha Esa.

Bilal bin Sa’ad berkata, “Janganlah Engkau melihat kecilnya maksiat, tetapi lihatlah kepada siapa Engkau bermaksiat.” (Al-Dā’ wa  al-Dawā’ hal. 82). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa  01 Oktober 2024, 27 Rabiul Awwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hati Rusak karena Enam Perkara

MANUSIA merupakan mahkluk yang istimewa dengan segala perangkat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala baik perangkat keras atau jasad maupun perangkat lunak yaitu akal dan hati. Semua perangkat tersebut senantiasa memiliki tujuan dan kemanfaatan bagi tubuh manusia itu sendiri. Semua perangkat harus dijaga dan dilestarikan dengan baik, karena jika tidak, maka akan rusak dan tidak berfungsi sebagaimana semestinya. 

Hati merupakan komponen inti dari segala perilaku manusia, jika hatinya atau batin baik maka perilakunya atau lahir akan baik, begitu sebaliknya. Karena hati merupakan sumber dari kebaikan atau keburukan dari manusia. 

Sehingga hati bisa menjadi pengarah bagi indrawi yang dimiliki manusia. Manusia bisa menjadi jahat dan keji ketika memiliki hati yang buruk dan busuk. Manusia juga bisa menjadi terpuji dan mulia jika memiliki hati yang baik dan suci.

Hati dalam Islam merupakan perangkat lunak yang mempengaruhi perangkat keras atau jasad. Sehingga apa yang terjadi pada hati maka akan berdampak pada jasad. Jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. 

Dari An-Nu’man bin Basyir RA, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. 

Ketahuilah bahwa ia adalah hati atau jantung". (HR. Bukhari 52,  Muslim 1599). Hati yang baik merupakan hati yang selalu takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan selalu mengharapkan rahmatNya. 

Jika hati manusia rusak, karena tidak ada rasa takut kepada Allah, dan tidak ada khawatir akan siksaNya, maka seluruh badan akan ikut rusak, yakni gampang melakukan kemaksiatan. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk selalu meminta kepada Allah agar dikaruniakan hati yang baik. 

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ketika meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam doanya agar memiliki hati yang baik dan terus dijaga dalam kebaikan. Beliau berdoa: "Wahai Dzat yang Maha Membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu".

Kita harus bisa menjaga agar hati tidak rusak, karena rusaknya hati bisa menjadi gelap, keras dan sulit menerima kebenaran yang murni. Sehebat-hebatnya dan sekuat-kuatnya hati untuk selalu Istiqamah, pasti ada rintangannya, karena kita sebagai umat Nabi Muhammad tidaklah maksum sebagaimana para Nabi dan Rasul. 

Sehingga kita sepanjang hidupnya pasti banyak melakukan kemaksiatan, salah satu penyebabnya karena kelalaian hati kita terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hati rusak karena 6 perkara :

1. Pertama, sengaja berbuat dosa dengan harapan kelak taubatnya diterima. Pernyataan tersebut berarti sama saja meremehkan dosa, dan ketika kita meremehkan dosa, meskipun dosa yang ringan maka dosa tersebut menjadi besar disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

Dari Anas RA, ia berkata, sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai sesuatu yang membinasakan. (HR. Bukhari 6492)

Maka dari itu, apa yang kita anggap kecil bisa jadi besar di mata Allah, meski diperumpamakan dosa itu lebih tipis dari rambut. Karena dosa kecil juga diremehkan maka lama-lama juga menumpuk menjadi besar. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Batthol: Sesuatu dosa yang dianggap remeh bisa menjadi dosa besar, ditambah lagi jika terus menerus melakukan dosa.

2. Kedua, mempelajari ilmu namun tidak mau mengamalkannya. Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap mukmin laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik: Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim (HR Ibnu Majah 224)

 Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah, banyak umat Muslim sudah menuntut ilmu namun tidak mau mengamalkannya. Sehingga ilmu tersebut hanya sekedar teori bukan praktek. Padahal ilmu yang tidak diamalkan, bagaikan pohon tidak berbuah, sebagaimana yang diucapkan oleh para pepatah Arab. 

Di dalam kitab Hiyatul Auliya, bahwa Malik bin Dinar berkata: Barangsiapa yang mencari ilmu agama untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan kesombongan .

Dalam perkataan lainnya, Malik bin Dinar juga berkata: Jika seorang hamba mempelajari suatu ilmu dengan tujuan untuk diamalkan, maka ilmu itu akan membuatnya semakin merunduk. Namun jika seseorang mempelajari ilmu bukan untuk diamalkan, maka itu hanya akan membuatnya semakin sombong atau berbangga diri.

Yang ketiga, yakni ketika beramal tidak ikhlas. Beramal merupakan perbuatan yang baik, karena akan memberikan kebaikan bagi dirinya dan sekelilingnya, tetapi kadang juga beramal menjadi tidak bermakna dan berpahala ketika tidak dilandasi dari rasa ikhlas. Atau bahasa sekarang hanya sekedar pencitraan semata. 

Dan ketika seseorang tidak memiliki rasa ikhlas, maka hatinya akan bermasalah yakni mengidap penyakit hati bernama ria, ingin dipuji dan sombong. Andaikata tidak ada yang memujinya ia akan tersinggung dan malas beramal kembali.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah RA beliau berkata: Datang seorang lelaki kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam dan bertanya, : “Bagaimana menurut engkau ya Rasulullah jika ada seorang yang berperang untuk mengharapkan pahala dan sekaligus ingin disebut namanya sebagai pahlawan, apa yang ia dapatkan? Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,: “Ia tidak mendapatkan apa- apa”. Lelaki tadi mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali. 

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam tetap bersabda : “Ia tidak mendapatkan apa-apa”. Lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas mengharapkan wajahNya”. 

Hadits di atas dan hadits-hadits lainnya menunjukkan bahwa seorang mukmin tidak akan diterima amalannya jika ia tidak karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari amalannya tersebut. Karena segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah, maka akan membuahkan keikhlasan yang mendalam.

Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Nabi Abu Hurairah: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat atau menilai bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat atau menilai keikhlasan hatimu (HR Muslim)

Juga disebutkan dalam hadits yang lain bahwasanya: Seandainya salah seorang diantara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar tetap dicatat oleh Allah menurut keadaannya (HR Bukhari Muslim)

4. Keempat, yang bisa merusak hati adalah memakan rezeki Allah namun tidak mensyukurinya. Rezeki merupakan karunia Allah Swt yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya, jadi sudah sepantasnya kita semua untuk selalu mensyukuri dari setiap apapun yang diberikan kepada kita. 

Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Ahmad dari An Nu’man bin Basyir: Barang siapa tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. (HR Ahmad, 278). Hadits ini benar sekali. Bagaimana mungkin seseorang dapat mensyukuri rezeki yang banyak, jika rezeki yang sedikit saja tidak mampu disyukuri. 

Hal ini juga dikuatkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 172 : "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar- benar kepadaNya kamu menyembah".

Akan tetapi, jika kita yang telah diberikan nikmat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, melupakan nikmatNya dan enggan bersyukur, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberinya adzab yang pedih. 

Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmatKu, maka pasti adzabKu sangat pedih".

5. Yang kelima, tidak ridha atau tak puas dengan pemberian Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ridha dengan pemberian Allah merupakan sifat qonaah yang akan membuat hati seseorang merasa cukup dan merasa puas dengan rezeki yang dia miliki. 

Ia juga tidak akan menuntut lebih terhadap apa yang sudah ada di tangannya. Karena bagi mereka harta dan segala yang diberikan Allah merupakan titipan semata. Diriwayatkan oleh Thabrani bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Qonaah merupakan kekayaan yang tidak pernah musnah". 

Hadits di atas menunjukkan sifat qonaah menjadi salah satu modal untuk menggapai kehidupan yang lebih lapang, nyaman, dan tentram. Sebaliknya, sifat tamak menjadi ladang kerugian dan juga kehinaan bagi manusia. Sungguh mulia orang yang qonaah, dan sungguh hina orang yang tamak .

6. Yang terakhir, yakni mengubur jenazah namun enggan mengambil pelajaran dari kematian mereka. Kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk- makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. 

Seperti dalam firman Allah Ta’ala berikut ini : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS. Ali Imran: 185).

Sebaik-baik manusia merupakan yang dapat mengambil hikmah dari peristiwa kematian, karena kematian bukan hanya sekedar takdir melainkan hikmah dan nasihat dari Tuhan untuk yang masih hidup. 

Karena dengan kematian manusia tidak terlalu bernafsu untuk mengejar kenikmatan dunia. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: Abu Hurairah RA meriwayatkan: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian" (HR Tirmidzi).

Dengan mengingat mati seorang hamba juga bisa menjadi menjadi mukmin yang cerdas berakal. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu majah : Abdullah bin Umar RA bercerita, Aku pernah bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?” Beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”. 

Orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal cerdas?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal” (HR Ibnu Majah). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tasfir Alquran, Senin 30 September 2024, 26 Rabiul Awwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dunia Tempat Mempersiapkan Bekal Menuju Akhirat

MARILAH KITA untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan sebenar benarnya taqwa; dengan menjauhi larangan Allah sejauh jauhnya dan menjalankan perintahNya semampunya. 

Dengan demikian kita dapat berproses menjadi sebaik baiknya hamba Allah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13 : “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa.”

Dunia ini sebenarnya hanyalah sebatas persinggahan sementara, dan kita diwajibkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengumpulkan bekal sebanyak mungkin di dunia ini, untuk dibawa kepada alam berikutnya, yakni alam akhirat.

Memang tidak bisa kita pungkiri, bahwa di dunia ini, kita membutuhkan harta benda untuk memenuhi kebutuhan kita, dan tidak ada yang menyalahkan jika kita berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh harta benda tersebut.

Namun, di samping kita berusaha dalam menggapai itu semua, maka jangan pernah lupa bahwa kita juga punya tanggung jawab untuk mengumpulkan amal sholeh sebanyak mungkin. Kelak amal atau amal jariyah yang kita kumpulkan itulah yang akan menjadi penolong bagi kita di akhirat kelak.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan". (QS. Al Qasas : 77)

Surah Al-Qashash ayat 77 ini dengan sangat jelas mengajarkan kepada kita, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk selalu berusaha menggapai kebahagiaan akhirat. Namun, dalam perjalanan menuju akhirat, umat Islam juga diingatkan untuk tidak melupakan kehidupan dunia ini.

Carilah harta sebanyak mungkin, namun jangan lupakan amal ibadah. Carilah harta sebanyak mungkin, namun jangan sampai lalai terhadap semua perintah- perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini juga memiliki nilai dan tujuan yang penting. 

Meskipun kebahagiaan dan kenikmatan dunia bersifat sementara, namun tetap penting untuk memperhatikan dan menjaga kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk mengumpulkan amal kebaikan sebanyak mungkin, maka berbuat baiklah kepada sesama, dan kerjakanlah tugas- tugas yang telah Allah tetapkan, serta jauhi seluruh larangan larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Siapa saja yang mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan baik, maka dia akan memperoleh pahala dan keberkahan yang akan membantunya dalam mencapai kebahagiaan abadi di dunia dan di akhirat kelak.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, dengan tetap fokus pada tujuan akhirat namun tidak melupakan tugas- tugas dan tanggung jawab di dunia ini.

Hari ini, banyak orang yang mengaku muslim, bahkan mengaku muslim paling sejati di antara muslim yang lainnya, namun sayang keimanannya tidak diakui oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa demikian? Sebab perilakunya tidak benar-benar mencerminkan diri mereka sebagai muslim, antara kain yaitu :

Mengaku muslim, namun menjelek- jelekkan saudara muslimnya yang lain. Mengaku muslim, namun tidak mau mengulurkan tangan kepada saudaranya yang kesulitan. Mengaku muslim, namun mudah memutuskan tali persaudaraannya dengan saudara- saudaranya.

Mengaku muslim, namun lebih tunduk kepada manusia dari pada tunduk kepada perintah Tuhannya. Naudzu billahi mindzalik. Mengaku muslim namun perilakunya mencerminkan perilaku orang-orang munafik.

Allah menyatakan dalam surat al - Baqarah ayat 8: “Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”

Lantas, kapankah seseorang itu dikatakan sebagai muslim yang sejati? Jawabannya adalah ketika seseorang berperilaku sebagaimana yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Ketika perilakunya mencerminkan perilaku ajaran Islam, maka pada saat itu dia sudah dikategorikan sebagai muslim yang khaffah, atau muslim sejati. Artinya, ia setia menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Ketakwaan merupakan kunci kehormatan bagi seorang muslim sejati, sehingga hendaknya terus berupaya memperkokoh ketaqwaan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 29 Sept 2024, 25 RabiulAwal 1446H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ketaqwaan Bekal Masa Depan

Di akhir pekan yang istimewa ini, marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena, orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa kepada-Nya. Peningkatan taqwa ini sangat penting dilakukan oleh kita mengingat hal tersebut merupakan bekal yang harus kita bawa kelak di akhirat nanti.

Waktu berjalan begitu saja tanpa terasa. Namun, kita rasa-rasanya belum bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan baik. Hari demi hari lagi-lagi dilalui dengan berbagai macam kesalahan. Namun, hal itu dianggap angin lalu tanpa coba kita perbaiki di kemudian hari.

Memasuki akhir bulan September 2024 dan sebentar lagi bulan Rabiul Awwal juga akan berakhir, sudah sepatutnya kita menengok apa saja yang telah kita perbuat dan merencanakan perbaikan ke hari hari didepannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18: "Wahai orang orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok yaitu akhirat, dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan". 

Kita harus memaafkan masa lalu. Memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan menjadi langkah awal untuk memperbaiki langkah di masa yang akan datang.Sementara masa kini harus kita hadapi. Sebab, masa kini inilah yang ada persis di depan mata. 

Kita tidak bisa menghindarinya. Mau tidak mau, itu harus dihadapi dengan cara dan sikap sebaik mungkin. Adapun masa depan harus kita persiapkan. Persiapan menuju masa depan dimulai dengan melihat mana yang perlu diperbaiki dari masa lalu yang telah kita lewati dan masa kini yang tengah dihadapi.

Hari esok yang dimaksud pada ayat tersebut menurut pandangan banyak ulama adalah akhirat. Akhirat ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan dunia yang menjadi jembatan menujunya. Makanya, ada satu nasehat penting : "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan- akan kau mati esok."

Pekerjaan yang tampaknya duniawi jika dilakukan untuk memenuhi kekuatan dalam beribadah juga termasuk ibadah yang bernilai akhirat. Lalu, kapan tiba waktunya kita di akhirat ? Kita sendiri tidak ada yang mengetahui kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana ajal atau malaikat maut tiba. 

Hal ini sudah ditegaskan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur’an Surah Luqman : 34 "Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. 

Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal".

Bahwa tidak ada yang mengetahui kelak akan bekerja sebagai apa, apakah baik atau buruk. Dan kita tidak tahu akan meninggal di mana, di darat, di laut, dan dalam keadaan yang seperti apa ? Wallahua'lam.

Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  mengingatkan kita agar memanfaatkan waktu sebaik- baiknya : “Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tua, masa sehatmu sebelum sakitamu, masa kekayaanmu sebelum miskinmu, masa waktu luangmu sebelum kesibukanmu dan kehidupanmu sebelum kematianmu.” (HR. Al Hakim)

Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan betul waktu 24 jam yang telah disediakan untuk kita. Ini tidak lain agar kita betul-betul siap untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan bekal ketaqwaan yang telah tiap hari kita tingkatkan.

InsyaAllah, Allah Subhanahu Wa Ta'als memberikan kita kekuatan dan kesempatan untuk terus memperbaiki masa depan sehingga kita dapat menghadap kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan husnul khotimah sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh  Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 28 September 2024, 24 Rabiul Awwal 1446 H. Assalammualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Rezeki dari Allah Bukan dari MakhlukNYA

EPCDH kemarin tentang nikmat Hujan dan karunia Allah  Ta'ala kepada kita. Antara lain, tumbuhnya tanaman yang menjadi sumber makanan. Dan menjadi kenikmatan serta fungsi lain bagi umat manusia. EPCDH akhir pekan hari ini, terkait dengan nikmat rezeki. 

Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Allah Ta’ala adalah penjamin dan yang membagikan rezeki di antara hamba- hambaNya, melapangkan rezeki sebagian manusia dan menyempitkan rezeki sebagian yang lain. Hal itu dilakukan untuk suatu hikmah yang sempurna.

Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki sesuatu untuk terjadi, pastilah hal itu sudah berdasarkan ilmu, kebijaksanaan dan keadilanNya. Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi anugerah, maka  memberi dengan karunia dan ihsanNya. 

Dan jika mencegah atau memberi cobaan, maka itu dilakukan atas kemaha-adilanNya. Ketahuilah ! Rezeki bagaikan hujan yang tidak terbagi secara merata. Hujan, terkadang turun di daerah pegunungan, tidak di padang sahara atau sebaliknya .

Terkadang turun di pedesaan tidak di perkotaan atau sebaliknya dan begitu seterusnya. Hujan bisa membawa rahmat, tapi terkadang bisa mendatangkan derita. Ingatlah ketika Allah ‘Azza Wa Jalla menenggelamkan kaum Nabi Nuh AS yang membangkang! Dengan apa Allah Subhanahu Wa Ta’ala membinasakan mereka ? Dengan hujan yang menyebabkan banjir dahsyat.

Maka dari itu bersabarlah dan terus berdoa dan berusaha. Karena  yang mengatur rejeki itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala bukan kita. Dan yakinlah jika rejeki kita masih ada , Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan segera mengirim yang menjadi rejeki kita.

Dan agar Allah segera melimpahkan rejeki kepada kita, maka kita harus berdoa, sabar dan jangan su'udzon kepada sesama apalagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika belum kita terima kiriman rejeki yang kita tunggu , semua hanya tentang kapan waktu yang tepat menurut Allah bukan menurut kita.

Bersabarlah dan terus berdoa, jangan gundah apalagi menyerah. Tetap semangat karena tidak ada proses yang mudah untuk tujuan yang indah. Begitulah harta atau bahkan dunia secara umum ! Allah Subhanallah Wa Ta’ala tidak membagikannya merata kepada setiap orang. 

Ada yang kaya, ada yang miskin dan ada yang berkecukupan. Harta, terkadang bermanfaat bagi hamba, terkadang harta bisa menyeretnya ke lembah nista yang berujung derita. Sementara perbuatan Allah tidak pernah kosong dari hikmah dan maslahat serta pasti bersih dari dari kezaliman dan kesalahan.

Seluruh alam semesta ini milik Allah dan semua keputusan pengaturan alam semesta terserah pada Allah, justru ini menunjukkan KetuhananNya yang haq. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah melebihkan sebagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki” (QS. An-Nahl : 71)

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba- hambaNya dan Dia pula yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-‘Ankabuut: 62)

Ulama ahli Tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan : “Maka diantara makhluk ada yang kaya dan ada pula yang miskin". Dan Allah Maha Mengetahui tentang apa yang cocok bagi masing-masing diantara mereka dan Maha Mengetahui siapa saja yang cocok berstatus kaya dan siapa saja yang cocok berstatus miskin.

Karena itu mari kita kita semua selalu ingat bahwa si miskin dan si kaya, keduanya sama saja di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, asal sama- sama bertaqwa. Semakin bertaqwa seseorang, maka semakin dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kalian” (QS. Al-Hujuraat :13). Sebagai orang yang beriman, kita tentunya meyakini Allah-lah yang Maha Memberi rezeki. sebagaimana kalamNya;

“Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. adz-Dzariyat: 58). Karena itu, jemputlah rezekimu dengan cara yang halal! Pilih jenis pekerjaan yang halal, jangan yang haram. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman, :”Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami Berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar- benar kepadaNya kamu menyembah.” (QS al-Baqarah : 172) 

Maka, seorang muslim dituntut untuk makan dari yang halal. Jika dia memberi nafkah maka harus dari penghasilan yang baik, dan hal itu tidak bisa terwujud kecuali apabila pekerjaan yang dia pilih telah dibolehkan dalam Islam. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 23 Rabiulawal 1446 H, 27 Sep 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hujan Karunia Allah

Alhamdulillah sejak sepekan menjelang akhir September ini, di berbagai daerah sudah diguyur hujan. Curahnya ada yang deras dan tidak. Hujan merupakan salah satu nikmat dan karunia terbesar dari Allah Ta’ala kepada para makhlukNya. 

Dari nikmat hujan inilah, muncul kenikmatan kenikmatan lainnya yang lebih besar, baik itu tumbuhnya tanam -tanaman yang menjadi sumber makanan bagi kita, ataupun makhluk- makhluk lainnya, atau menjadi cadangan air minum, dan fungsi- fungsi lainnya bagi umat manusia. 

Allah Ta’ala berfirman mengingatkan kepada hamba- hambaNya, “Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-biji yang dapat dipanen.” (QS. Qaf: 9)

Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih. Agar (dengan air itu), Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan- hewan ternak dan manusia yang banyak.” (QS. Al-Furqan: 48-49)

Hujan juga merupakan wujud dari rahmat dan kasih sayang Allah terhadap hamba- hambaNya. Firman Allah Ta’ala “Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmatNya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung, Maha Terpuji.” (QS. Asy-Syura: 28)

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu- sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22)

Allah kaitkan kenikmatan hujan ini dengan realisasi ketauhidan dan pengesaan kita kepada Allah Ta’ala. Bahwa kenikmatan yang besar dari Allah Ta’ala ini hendaknya diiringi dengan ibadah dan persembahan hanya kepada Allah Ta’ala, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang mengantarkan kepada perbuatan syirik, baik itu keyakinan akan adanya sebab lain selain Allah yang dapat menurunkan hujan atau bahkan keyakinan kuat bahwa ada selain Allah Ta’ala yang dapat menurunkan hujan.

Allah juga mengaitkan karunia hujan ini dengan kondisi sebuah penduduk negeri. Allah Ta’ala berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96)‎

Hujan merupakan hak Allah Ta’ala. Hujan merupakan salah satu tanda kebesaran Allah dan bukti akan kekuasaanNya. Manusia dan makhluk-makhluk lainnya tidak memiliki andil sedikit pun dalam mengatur dan menurunkannya. 

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat. Dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Hujan merupakan salah satu dari lima hal di dunia ini yang manusia tidak akan bisa mengetahuinya dengan akurat. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kunci-kunci gaib itu ada lima yang tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah : 

1) Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi besok hari; 2) Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang dikandung dalam rahim; 3) Tidak seorang pun tahu rezeki apa yang didapatkannya esok hari; 4) Tidak satu pun jiwa tahu di bumi mana ia akan meninggal; dan 5) Tidak seorang pun tahu kapan hujan akan datang dan turun.” (HR. Bukhari  6831)

Hujan semata-mata merupakan nikmat dari Allah Zat Yang Maha Pemurah yang wajib kita syukuri. Allah Ta’ala berfirman, “Maka, apa kalian tidak memperhatikan air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?“ (QS. Al-Waqi’ah: 68-70)

Hujan adalah kekuasaan Allah yang menjadi kekhususanNya. Tidak ada satu pun dari makhluk-Nya yang memiliki kuasa untuk menurunkannya, karena di antara hikmah hujan adalah menghidupkan sesuatu yang tandus dan mati, dan ini di luar batas kemampuan makhluk selainNya. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fussilat : 39)

Setelah melihat pemaparan di atas, dapat kita ketahui bahwa meminta hujan kepada selain Allah sebagaimana yang sekarang banyak terjadi, bahkan di kalangan kaum muslimin, dari menggunakan jasa pawang hujan, orang pintar, atau pun paranormal untuk menghentikan atau memindahkan hujan saat sedang melangsungkan hajat atau acara-acara penting lainnya, hukumnya adalah haram dan termasuk kesyirikan kepada Allah Ta’ala.

Menggunakan jasa pawang hujan termasuk bentuk menggantungkan sebab kepada yang bukan seharusnya. Perihal hujan seharusnya seorang muslim hanya menggantungkan dirinya kepada Allah Ta’ala serta meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya sebab turunnya hujan tersebut. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mewanti-wanti dari menisbatkan hujan kepada sebab-sebab selain Allah Ta’ala. Pelakunya dihukumi kafir sebagaimana disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits qudsi. 

Allah Ta’ala berfirman “Di antara hambaKu ada yang menjadi beriman kepadaKu dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan, ‘Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Sedangkan orang yang mengatakan, ‘Kami diberi hujan dengan bintang ini dan itu,’ maka itulah orang yang kafir kepadaKu dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71)

Pertama: Jika ia percaya bahwa bintang atau pawang hujan adalah zat yang menurunkan hujan secara langsung, maka ia telah melakukan “syirik besar”. Kedua: Jika ia percaya bahwa bintang, pawang hujan atau hal-hal lainnya menjadi sebab turunnya hujan dan dengan keyakinan juga bahwa turunnya hujan itu dengan izin Allah Azza Wajalla, maka perbuatan itu tetaplah haram, pelakunya telah melakukan “syirik kecil” yang akan merusak kesempurnaan tauhid.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jauh- jauh hari juga telah mengingatkan kita bahwa perilaku penisbatan hujan kepada selain Allah adalah perilaku jahiliah yang susah hilang dari umatnya sehingga tetap ada hingga masa sekarang. 

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Empat perkara dari perkara-perkara jahiliah yang terdapat pada umatku, dan tidak ditinggalkan oleh mereka: 1) membanggakan nenek moyang; 2) mencela keturunan; 3) menisbatkan hujan kepada bintang bintang; dan 4) meratapi mayit.” (HR. Muslim no. 934)

Sungguh fenomena penisbatan dan penggunaan pawang hujan untuk mendatangkan atau memindahkan hujan di masa sekarang merupakan fenomena yang sangat aneh dan jauh dari akal sehat manusia. Di masa silam, orang-orang musyrik sekalipun tetap meyakini bahwa tidaklah hujan itu turun, kecuali karena Allah Ta’ala. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?’ Tentu mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah.’ Tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al-Ankabut: 63)

Menisbatkan hujan kepada selain Allah dan meyakini bahwa ada selain Allah Ta’ala yang dapat mendatangkan atau menghalau hujan, maka semua itu merupakan bentuk kesyirikan dan pengingkaran terhadap nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sekaligus menafikan tawakal yang benar kepada Allah Azza Wajalla.

Perbuatan semacam ini juga membuka peluang munculnya berbagai kepercayaan yang salah dan rusak yang mengantarkan manusia kepada kepercayaan penyembahan patung dan bintang. Wal’iyadzubillah. Semoga Allah Ta’ala jauhkan diri kita dan keluarga kita dari terjatuh ke dalam kesyirikan kepada Allah Ta’ala, sekecil apa pun bentuknya. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 22 Rabiulawal 1446 H, 26 Sept 2024. Assalammualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Saling Menasehati Tanda Cinta Sesama

Karena nasehat berarti menginginkan kebaikan pada orang lain. Kita ingin saudara kita itu jadi baik ketika di nasehati, bukan ingin mereka direndahkan atau disalahkan. Inilah dasar nasehat. Berikut beberapa hadits yang berkaitan dengan nasehat:

Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad- Daari Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa...?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitabNya, bagi RasulNya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim 55)

Dari Jarir bin ‘Abdillah Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari 57 dan Muslim 56)

Dari Anas Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari 13 dan Muslim 45)

Imam Nawawi rahimahullah: membawakan suatu Bab dalam kitab fenomenal beliau, yaitu kitab Riyadhus Sholihin. Beliau Rahimahullah membawakan beberapa dalil berikut : “Sesungguhnya orang orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat, Kamar-kamar, : 10). “Dan aku memberi nasehat kepadamu.” (QS. Al-A’raf, Tempat Tertinggi : 62) “Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al-A’raf, Tempat Tertinggi : 68)

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya." (HR. Muslim dari Abu Mas'ud Al-Anshori Radhiyallaahu 'anhu). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 21 Rabiulawal 1446 H, 25 Sept 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Istidraj, Jebakan Kenikmatan yang Membinasakan

Untuk mengingat bahwa setiap napas yang kita hirup, setiap langkah yang kita ambil dan setiap rezeki yang kita nikmati adalah rahmatNya yang tak terhingga. 

Mari kita ungkapkan dengan ucapan ‘Alhamdulillahirabbil alamin’. Hal ini dilakukan dengan harapan agar kita tidak terjerumus dalam lembah istidraj.

Istidraj adalah pemanjaan agar lebih terjerumus kepada kehinaan.Seseorang yang sedang diuji dengan istidraj akan mengira bahwa berbagai kenikmatan yang dimiliki adalah kemuliaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Padahal Allah Ta'ala sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakan. Dia selalu berbuat maksiat dan tidak beribadah namun Allah Ta'ala berikan kemewahan dunia. 

Allah Ta'ala memberikan harta yang berlimpah padahal dia tidak pernah bersedekah. Allah Ta'ala karuniakan rezeki berlipat-lipat padahal jarang sholat, tidak senang pada nasihat ulama, dan terus berbuat maksiat.

Hidupnya dikagumi, dihormati, padahal akhlaknya rusak, langkahnya diikuti, diteladani dan diidolakan, padahal bangga mengumbar dosa dan maksiat. 

Dia sangat jarang diuji dengan sakit padahal dosa-dosanya menggunung. Tidak pernah diberikan musibah padahal gaya hidupnya penuh riya, sombong, meremehkan sesama, dan angkuh.

Allah Ta'ala berikan keluarga yang sehat dan cerdas padahal dia memberi makan dari harta hasil yang haram. Hidup bahagia penuh canda tawa padahal banyak orang yang dia dzalimi. 

Kariernya terus menanjak padahal banyak hak orang yang diinjak-injak. Semakin tua semakin makmur padahal berkubang dosa sepanjang umur. Dalam Al-Qur’an Allah Ta'ala mengingatkan:

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur ke arah kebinasaan, dengan cara yang tidak mereka ketahui.Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh” (QS. Al-‘Araf : 182-183)

Istidraj itu berasal dari "istadraja- yastadriju-istidrâjan" yang berakar kata dari "daraja" yang secara bahasa berarti tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, ataupun perlahan- lahan. 

Sedangkan secara istilah istidraj berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat batin semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya.

Uraian tersebut diperkuat oleh Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam melalui hadits yang berbunyi:

“Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda: "Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hambaNya yang suka melanggar perintahNya, maka itulah yang disebut istidraj.” 

Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad) 

Bahwa istidraj menurut QS Al-An’am ayat 44 bermakna dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. 

Allah Ta'ala memperlakukan apa yang dia kehendaki, dibukakan segala pintu kesenangan hingga orang tersebut lupa diri.

Bila dianalogikan, ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas, pasti ada hujan; sesudah lautan tenang, gelombang pasti datang. 

Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong  konyong. Allah Ta'ala melakukan pembiaran atas maksiat yang dia lakukan. 

Memberikan banyak kesenangan yang melalaikan hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua kesenangan sampai dia termangu dalam penyesalan yang terlambat. 

Hal ini juga terjadi pada zaman dahulu, istidraj menimpa pada diri Fir’aun dan Qarun. Fir’aun diberikan kekuasaan tetapi tetap jumawa. Ia menjadi manusia yang sombong dan menentang bahkan mengaku sebagai Tuhan. 

Akhirnya ia mati ditenggelamkan di dalam laut bersama pasukannya ketika mengejar Nabi Musa.

Qarun adalah salah satu orang yang hidup pada zaman Nabi Musa AS. Awalnya ia adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. 

Kemudian diajarkan kepadanya oleh Nabi Musa tentang cara mengelola emas. Dalam waktu singkat, ia pun menjadi kaya raya dengan mempunyai banyak emas dan harta melimpah. 

Akan tetapi, lambat laun ia mulai lupa kepada Allah Ta'ala. Qarun dengan kelalaiannya pun dibinasakan dengan ditelan bersama harta-hartanya. 

Makanya, kalau hari ini ada yang menemukan harta tertimbun dalam tanah, orang-orang akan menyebutnya sebagai harta karun, dengan dinisbatkan kepada harta Qarun yang ditelan bumi. 

Sebagaimana firman Allah Ta'ala : “Dan janganlah sekali-kali orang- orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan” (QS. Ali-Imran: 178)

Istidraj bisa terjadi kepada siapa saja, baik orang awam maupun ahli ibadah. Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murka Allah Ta'ala. 

Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan.

Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.

Secara psikologis, orang yang tertimpa istidraj, perilakunya sangat terlena dengan semua yang ia punya, sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. 

Dia lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan, begitu juga dia gemar melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa.

Dan menganggap nikmat yang Allah Ta'ala berikan merupakan sebuah anugerah dan kebaikan untuknya. Ketika hal ini terjadi, maka akan berakibat nantinya mendapatkan siksaan dari arah yang tidak disangka sangka. Maka dari itu, kita perlu meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala dan juga mengasah keimanan agar terus meningkat sehingga menyadari hakikat nikmat dan siksaan.

Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketaqwaan. 

Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah Ta'ala. 

Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj.

Bagi siapa saja yang saat ini sedang diliputi kebahagiaan, sedang merasakan rezeki yang lancar, kenaikan jabatan atau pun kebahagiaan lainnya, kiranya perlu mawas diri dan waspada karena bisa jadi saat ini sedang teridentifikasi mengalami istidraj. Bagaimana cara mengenalinya ? Berikut ini adalah ciri-ciri istidraj yakni: 

1. Nikmat dunia yang semakin bertambah, namun keimanannya semakin menurun, 

2. Mendapat kemudahan hidup meski terus menerus bermaksiat

3. Rezeki selalu bertambah, meski terus lalai dalam ibadah, 

4. Semakin kaya, namun semakin menjadi kikir, dan 

5. Jarang sakit, namun kerap berlaku sombong.

Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari  yakni:

“Takutlah pada perlakuan baik Allah Ta'ala kepadamu di tengah durhakamu yang terus-menerus terhadapNya. 

Karena, itu bisa jadi sebuah istidraj, seperti firmanNya, ‘Kami meng-istidraj-kan mereka dari jalan yang mereka tak ketahui" .

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ketika seseorang mendapatkan kenikmatan, baik nikmat materi maupun non materi, hendaklah kita bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh zat pemberi nikmat, dan bukannya lupa kepadaNya. 

Dan segera bersyukur kepadaNya, baik secara lisan, perbuatan maupun keyakinan dalam hati. Realisasi syukur itu bisa berupa semakin rajin beribadah, bersedekah maupun perilaku-perilaku yang bermanfaat bagi orang lain.

Begitu bahayanya istidraj, sampai - sampai Umar bin Khattab pernah berdoa : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu menjadi "mustadraj" yaitu orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan.” In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 20 Rabiulawal 1446 H, 24 Sept 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Pernah Merasa Memiliki, Maka Tak Akan Merasa Kehilangan

HIDUP ini bukan tentang bagaimana memiliki yang kita cintai, tapi tentang bagaimana mencintai yang kita miliki. Hidup ini sangatlah singkat, maka berbuatlah yang benar, berpikirlah yang benar, dan cintailah yang benar. 

Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali semua makhluk.” (QS. An-Nuur: 42)

Sesungguhnya semua adalah milik Allah Azza wa Jalla dan semua akan kembali kepada Allah Azza Wa Jalla. "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi." Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di memberikan keterangan, maksudnya adalah Allah Azza Wa Jalla menciptakan langit dan bumi. Allah Azza Wa Jalla yang memberikan rezeki pula kepada langit dan bumi. Allah Azza Wa Jalla juga yang mengatur langit dan bumi secara _syar’i_ dan _qadari._ Semua harus tunduk pada aturan syariat Allah Azza wa Jalla dan semua yang Allah Azza Wa Jalla tetapkan itu pasti terjadi. Di bumi ini tempat kita beramal, sedangkan di akhirat adalah tempat amalan kita itu dibalas. Sehingga dalam lanjutan ayat disebutkan, “dan kepada Allah-lah kembali semua makhluk.” Artinya, kepada Allah Azza Wa Jalla tempat kita kembali dan kita akan dibalas. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 600-601)

Di dunia ini tak ada sesuatu yang benar-benar abadi. Kita pun pasti pernah kehilangan materi, kesempatan, cinta, sampai orang-orang yang sangat kita sayangi.

Jangan pernah merasa memiliki, maka kita tak akan pernah merasa kehilangan. Kehilangan itu, konon rasanya sangat tidak enak. Ia berbanding terbalik dengan memliki yang konon rasanya sangat enak. Padahal, keduanya hanya sebuah "rasa". Sesuatu yang tidak pernah abadi. Bahkan bisa absurd.

Siapakah yang paling merdeka hidupnya? Orang yang tidak pernah mempunyai rasa "memiliki" terhadap dunia dan segala isinya. Semuanya hanyalah titipan dari Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla adalah Sang Pemilik sesungguhnya. Harta benda, jabatan, kekuasaan, kesenangan dunia, cinta. Cepat atau lambat akan hilang binasa. Semua serba fana.

Inilah pentingnya istirja’ ketika musibah menimpa diri kita hingga kehilangan segalanya, yaitu mengucapkan, “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita kembali.”

Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang- orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: _‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’_ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Maka mengapakah kita mesti resah bila kehilangan beberapa hal tersebut? Tidak lain karena rasa "memiliki" yang begitu besar pada hal-hal tersebut. Jadi bebaskan diri kita dari keresahan itu. Jangan pernah merasa memiliki, maka kita tak akan pernah merasa kehilangan.

Kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup memang berat. Semakin besar keterikatan kita padanya, semakin besar pula kepedihan yang akan kita rasakan. Hal-hal penting itu mungkin tak serta merta kembali kepada kehidupan kita. Entah itu materi, kesempatan, sahabat, cinta, atau nyawa orang-orang yang kita sayangi.Tapi, semoga saja dengan hanya mengharap ridhaNya, kita mampu lebih tabah, sabar dan ikhlas dalam menerima realita kehidupan.

Karena pada dasarnya, tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua akan meninggal, bahkan sekuat apapapun orang itu, termasuk diri kita sendiri. Hanya saja, tak ada yang tahu siapa yang bakal meninggal duluan dan siapa yang ditinggalkan.

Terkadang, yang ada di posisi ditinggallah yang merasakan pedih mendalam. Padahal hidup harus terus berjalan. Sehingga mau tak mau, kita harus tetap belajar tabah, sabar dan ikhlas melepaskannya.

Seseorang yang pernah kehilangan sesuatu yang ia kira adalah miliknya selamanya, pada akhirnya akan menyadari bahwa tak ada satu pun di dunia ini yang benar-benar menjadi miliknya.

Pada hakikatnya segala apa pun yang kita miliki sebenarnya hanyalah titipan. Suatu saat nanti, semuanya akan diambil dari pelukan kita dan kembali ke Sang Pemilik kehidupan.

Allah Azza wa Jalla menciptakan semua hal dalam satu paket kehidupan. Ada bahagia, ada sedih. Ada pertemuan, ada perpisahan. Begitu pula dengan kepemilikan, pasti bakal diimbangi dengan kehilangan.

Tapi justru di situlah seninya hidup. Tanpa perpisahan, mungkin kita bakal sulit menikmati setiap pertemuan. Tanpa kehilangan, boleh jadi kita juga susah menghargai apa yang menjadi milik kita saat ini.

Terimalah segalanya, bahkan kehidupan yang bahagia pun tak akan pernah ada tanpa sedikit kesedihan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan. 

Yaknilah bahwa sebenarnya kita membutuhkan kesedihan, sampai kehilangan dalam hidup. Meski sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak nyaman, tapi tanpa proses-proses tersebut, hidup ini tak bisa berjalan seimbang. 

Ingatlah bahwa Allah Azza Wa Jalla tak pernah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Selalu ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik darinya.

Meski berat, yakinlah bahwa kekecewaan yang kita alami tak akan berlangsung selamanya. Yang paling penting, jaga diri kita agar jangan sampai putus harapan. Karena itulah yang bakal mendorong kita untuk maju. Harapan itu selalu ada selama kita tidak putus asa untuk meraihnya.

In sya Allah, Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayahNya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa tabah, sabar dan ikhlas atas segala iradahNya untuk meraih ridhaNya.Aamiin Yaa Rabb. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits. Senin 23 September 2024, 19 Rabiul Awwal 1446 H. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan Bangga dengan Dosa

Marilah kita sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan sampai ajal menjemput. Taqwa dalam arti yang sesungguhnya ialah melaksanakan segala perintah Allah Ta’ala dan menjauhi segala laranganNya. 

Dengan ketaqwaan yang kita jaga sepanjang usia kita ini, karena dengan taqwa dapat meringankan beban dosa kita, menutup aib kita serta sebagai pengantar kita kehadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hari kiamat kelak . Sungguh Allah Maha menutup aib hamba  hambaNya.

EPCDH kali ini mengingatkan kita agar tidak berbangga dengan dosa yang pernah kita lakukan. Karena itu mengundang murka Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Sudah maklum bagi kita semua sebagai hamba Allah, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memiliki sifat maha baik, maha pengampun, maha penyayang dan juga Allah menutupi aib para hambaNya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Dan sudah jelas bagi kita semua, bahwa dalam Al-Quran banyak sekali ayat ayat yang menyebut sifat-sifat Allah tadi. Sifat Allah maha pengampun dan maha penyayang.

"Maka siapa pun yang bertobat sesudah melakukan kejahatan dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Maidah : 39)

Terkait kemurahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam mengampuni dan menyayangi para hambaNya bahkan lebih besar daripada siksaan yang ditimpakan apabila berbuat dosa. 

Itulah kemurahan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala luas dan tidak memiliki batas. 

Dalam sebuah hadits pernah disebutkan mengenai ampunan Allah, beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya, jika kalian tidak berbuat dosa, Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (HR Imam Muslim)

Maksud hadits diatas ialah menegaskan bahwa ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala begitu luas dan besar, sehingga perumpamaannya dibuat sedemikian rupa sebagaimana hadits tadi. 

Namun jangan sekali kali kita maknai hadits di atas menjadi sebuah tanda legalitas untuk kita melakukan suatu dosa. Itu tidaklah benar.

Seorang hamba yang berbuat dosa sebagaimana ayat dan hadits di atas akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini karena merupakan keluasan rahmat Allah Ta’ala atas hamba- hambaNya. 

Akan tetapi, Allah tidak mentoleransi seorang hamba yang berbuat dosa kemudian ia dengan bangga memamerkan dosa yang ia lakukan kepada orang lain atau khalayak umum. 

Bagaimana tidak membuat Allah murka, ia telah berbuat dosa, kemudian Allah tutupi aibnya itu di dunia, bahkan di akhirat kelak rahmat Allah pun masih dilimpahkan kepadanya, namun apa yang ia perbuat ? Alih-alih menyesal ia malah bangga dengan perbuatan dosanya. Tidak hanya bangga, ia memamerkan dosa yang ia lakukan dengan menceritakannya kepada orang lain. Bahkan di era media sosial, perbuatan dosanya pun ia unggah di akunnya supaya orang-orang tahu. 

Herannya ia melakukan hal itu dengan bangganya, di saat Allah memberinya kesempatan untuk bertobat.

Terkait hal ini terdapat riwayat hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Seluruh umatku diampuni kecuali orang yang melakukan al-mujaaharah. 

Yang termasuk perbuatan al-mujaaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata, : “Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.” 

Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Syekh Nawawi al-Bantani berkata : “Siapa pun yang berbuat dosa sementara dia tertawa atau merasa senang dan bangga dengan dosa yang dia tanggung, maka kelak Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. 

Karena seharusnya dia menyesal dan beristighfar pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena dosanya itu. Dan siapa pun yang taat kepada Allah dan menangis karena malu dan takut karena kelalaiannya dalam ketaatan, maka Allah akan memasukkannya ke surga sedang ia tertawa sebab mendapatkan tujuannya yaitu pengampunan Allah Ta’ala.”

In sya Allah kita semua menjadi seorang hamba yang istiqamah dalam menapaki jalan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, selain karena adanya hidayah Allah kepada kita. 

Selain itu mari kita berdoa supaya dijauhkan dari sifat bangga terhadap kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan, yang akan menimbulkan kemurkaan Allah atas kita semua. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 18 Rabiulawal 1446 H, 22 Sept 2024. Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Waspada Gaya Hidup Boros

Harta yang kita dapatkan, profit besar yang kita raih, rupiah demi rupiah yang kita peroleh, sejatinya semuanya adalah nikmat Allah yang Allah titipkan kepada hamba- hambaNya dan bukan karena jerih payah dan keringat yang mereka keluarkan. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka, orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadid: 7)

Oleh karenanya, di dalam mencari, mengumpulkan, dan mengelolanya, seorang muslim harus tunduk dan patuh kepada perintah Allah Ta’ala dan RasulNya. Mencarinya dengan cara yang baik dan halal, pandai di dalam mengelolanya, dan tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan di dalam menggunakannya.

Hal ini sebagaimana perintah Allah Ta’ala untuk mencari rezeki dan harta dari apa yang halal dan baik,

“Wahai manusia, makanlah dari apa yang halal dan baik di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Begitu pula, perintahNya untuk meninggalkan sifat boros dan menghambur-hamburkan harta yang telah Allah Ta’ala berikan. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan berikanlah kepada keluarga- keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-Isra’: 26)

Bahkan, di ayat yang lainnya Allah Ta’ala dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya dengan orang-orang yang berlaku boros dan menghambur hamburkan harta. 

Allah Ta'ala berfirman, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Islam melarang pemborosan dan memerintahkan untuk bersikap bijak dalam nengeluarkan harta.

Allah Ta’ala berfirman memuji orang-orang yang bijak dan pertengahan (wasatiyyah) dalam membelanjakan dan mengeluarkan hartanya, tidak pelit, dan tidak juga boros di dalam membelanjakannya. Ketika Allah Ta’ala sedang menjelaskan karakteristik ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang), salah satu yang Allah sebutkan dari karakter mereka adalah,

“Dan orang-orang yang menafkahkannya tidak boros dan tidak pelit, serta ada kestabilan diantara keduanya.” (QS. Al-Furqan: 67)

Sebaliknya, begitu banyak ayat dan hadis yang menjelaskan buruknya perilaku boros dan akibat buruk yang akan didapatkan oleh pelakunya. Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman,

“Dan janganlah kamu berlebih- lebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang- orang yang berlebih lebihan.” (QS. Al-An’am: 141)

Mereka yang berlaku boros, maka akan mendapatkan rasa ketidaksukaan dari Rabb yang Mahamulia. Lalu, bagaimana bisa ia akan mendapatkan karunia dan limpahan rezekiNya jika dirinya tidak termasuk hamba-hambaNya yang dicintaiNya?!

Akibat buruk lainnya dari pemborosan adalah adanya hukuman Allah bagi mereka yang tidak dapat bertanggungjawab terhadap pengeluaran dan pembelanjaan pada harta yang dimilikinya. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kaki seorang hamba tidak akan bergerak pada hari kiamat sampai dia dimintai pertanggungjawaban: tentang umurnya, untuk apa dia habiskan; tentang ilmunya, seberapa banyak yang sudah diamalkan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia keluarkan; dan tentang tubuhnya, untuk apa ia pergunakan.” (HR. Tirmidzi  2417)

Rasulullah juga pernah bersabda kepada sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu

“Kasur pertama untukmu, kasur kedua untuk istrimu, dan kasur ketiga untuk tamumu, dan kasur keempat untuk setan.” (HR. Muslim  2084)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan bahwa perabotan atau kasur yang berlebih sehingga akhirnya tidak terpakai, maka itu menjadi bagian setan. Dan itulah salah satu bentuk hukuman dari perbuatan boros yang dilakukan oleh seorang hamba.

Semoga dengan mendengar dan memaknai hadits- hadits di atas, kita semua menjadi lebih berhati-hati dari melakukan pemborosan dan tabdzir. Contoh boros dalam kehidupan sehari-hari yang harus kita hindari :

Pertama: Membelanjakan harta yang dimiliki untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.

Bahkan, hal-hal yang tersebut justru akan mendatangkan celaan di dunia dan membuahkan dosa di akhirat. Di antara contoh paling nyata, yang sayangnya banyak tersebar di sekitar kita, adalah membelanjakan harta untuk rokok, minuman keras, menggunakan narkoba, berzina, berjudi, dan hal-hal keji lainnya. Na’udzubillahi min dzalika kullihi, semoga Allah menghindarkan kita dari semua hal tersebut.

Kedua: Berlebih-lebihan dalam makan, minum, dan berpakaian. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang kita dari melakukan hal-hal tersebut. Beliau bersabda,

“Makanlah, minumlah, dan bersedekahlah, dan pakailah pakaian tanpa berlebihan dan boros serta tidak diikuti dengan rasa bangga (sombong).” (HR. An-Nasa’i 2559, Ibnu Majah 3605, Ahmad 6695)

Ketiga: Boros karena sibuk mengikuti tren, selalu ingin tampil baru, dan ingin dipuji manusia lainnya

Diantara kebiasaan buruk yang banyak menjangkiti kaum muslimin di masa sekarang adalah kebiasaan mereka untuk selalu ingin tampil baru. Jika ada mobil keluaran terbaru, maka orang tersebut adalah orang pertama yang memesannya. Jika sebuah brand hape mengeluarkan tipe terbarunya, maka dirinya adalah orang terdepan yang membelinya.

Sungguh, perilaku semacam ini sangatlah jauh dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena beliau pernah bersabda,

“Sesungguhnya di antara ciri sempurnanya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi  2317)

Keempat: Boros dalam menggunakan air, meskipun untuk keperluan berwudu. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘As radhiyallahu ‘anhu “Bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melewati Sa’ad ketika ia sedang berwudu. Maka, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, ‘Kenapa kamu memakai air banyak sekali, wahai Sa’ad?’ Maka, Sa’ad berkata, ‘Apakah ketika berwudu, tidak boleh memakai air terlalu banyak?’ Beliau bersabda, ‘Iya, walaupun kamu berwudu di sungai sekalipun (tetap tidak boleh boros dan banyak mengguna Bukan air’.” (HR. Ibnu Majah 425)

Itulah wahai saudaraku bahaya dari perilaku boros dalam keseharian serta beberapa contoh yang harus kita hindari. Seringkali mungkin hal-hal tersebut kita lakukan tanpa kita sadari, namun ternyata justru membahayakan kita, baik di dunia maupun di akhirat nanti. 

Yaa Allah, jauhkanlah kami dari perilaku boros dan tabdzir, berikanlah kami keberkahan dalam mengelola dan mengeluarkan harta yang kami miliki. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 17 Rabiulawal 1446 H, 21 Sept 2024. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jauhi 5 Penyakit Hati

LIMA penyakit hati yang sangat berbahaya bagi orang yang memiliki atau memeliharanya. Yaitu :

SUM'AH. Orang yang suka menceritakan amalnya dan senang dirinya dipuji. 

RIYA'. Beribadah dengan niat supaya dilihat dan dipuji oleh manusia. "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu hilangkan (pahala) sedekahmu dengan membicarakannya dan menyakiti hati yang kau beri, layaknya orang yang menginfakkan hartanya sebab riya' kepada manusia" (QS. Al Baqarah : 264)

UJUB. Bangga dengan diri sendiri. Akar munculnya ujub karena kecintaan berlebihan terhadap diri sendiri yang mengkaburkan pengakuan terhadap keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Munculnya ujub dari keyakinan bahwa apa yang dimiliki atau dicapai merupakan hasil dari usaha sendiri tanpa sadar bahwa itu merupakan karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

HASAD. Merasa tidak suka dengan nikmat yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada orang lain.

"Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikkan-kebaikkan sebagaimana api memakan kayu bakar" (HR. Abu Dawud )

TAKABUR. Orang yang merasa dirinya lebih baik, lebih pandai, lebih segalanya dari orang lain. 

"Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi"(HR. Muslim dari Abdullah bin Mas'ud)

In sya Allah bermanfaat, selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. YAA ALLAH BERIKAN KEKUATAN DAN KESABARAN PADA KAMI DALAM MENJALANKAN AMANAH DAN MAMPUKAN KAMI UNTUK BERBAGI BERSAMA SAUDARA SAUDARA KAMI LAINNYA, AAMIIN. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 16 Rabiulawal 1446 H, 20 Sept 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Al Qur'an Landasan Hidup dan Pedoman Dasar

JUMAH MUBARAKH. Bagi orang yang bertakwa, al-Qur’an adalah landasan hidup dan pedoman dasar serta sumber segala sumber hukum sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.

“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab²) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (QS. Al-Baqarah : 3-4)

Nabi Shalallahu Alayhi Wasallam pernah menasehati Abu Dzar, "Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS. Ath-Thalaq, : 4)

“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya, maka mereka adalah orang² yang mendapat kemenangan” (QS. An-Nur  : 52)

Marilah kita berdoa dan bertobat, semoga dengan doa kita ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita, keberkahan dalam rezeki kita, dijaga dari segala marabahaya, diluaskan rezeki kita, dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang.

Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismilahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 15 Rabiulawal 1446 H, 19 Sept 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sifat Takut dan Harap

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam datang kepada seorang pemuda yang hendak meninggal, maka beliau berkata : 

“Bagaimana keadaanmu ?” Pemuda itu menjawab: “Demi Allah ya Rasulullah, sungguh saya sangat berharap kepada (rahmat) Allah dan saya sangat takut akan (siksa Allah) atas dosa-dosa saya.” 

Maka Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam berkata: “Tidaklah dua perkara tersebut ada pada hati seorang hamba yang dalam kadaan seperti ini, kecuali Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan akan Allah amankan ia dari apa yang ditakutkannya.”

(HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Abdullah bin Imam Ahmad). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1. Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ar-raja’ (berharap) adalah bahwa jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa atau kurang dalam melaksanakan perintah Allah) maka hendaknya dia bersangka baik kepadaNya dan berharap agar Dia menghgapuskan (mengampuni) dosanya, demikian pula ketika dia melakukan ketaatan (kepadaNya) dia berharap agar Allah menerimanya.

2. Adapun orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kemudian dia berharap Allah tidak menyiksanya (pada hari kiamat) tanpa ada rasa penyesalan (takut ) dan (kesadaran untuk) meninggalkan perbuatan maksiat (tanpa melakukan taubat yang benar kepada Allah), maka ini adalah orang yang tertipu (oleh setan)”

3. Maka roja' dan khauf harus selalu ada pada  seseorang maka akan sampai  cinta, ridha dan  surga Allah, Insyaa Allah. Tema hadist yang berkaitan dengan Al  Qur'an :

1. Dua sifat inilah yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang paling mulia di sisiNya yaitu khouf dan roja', para Nabi dan Rasul  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sehingga Allah Ta’ala  memuji mereka dalam firmanNya,

“Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan (perasaan) harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu" (QS. al-Anbiyaa’ :90)

2. Karena itulah Al-Hasan Al- Basri rahimahullah pernah mengatakan bahwa orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman.

Maka orang yang  merasa  aman dari  siksa Allah  termasuk orang yang rugi. "Patutkah mereka (bersukaria) sehingga mereka merasa aman akan rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah ? Kerana sebenarnya tidak ada yang merasa aman dari rancangan buruk (balasan azab) yang diatur oleh Allah itu melainkan orang- orang yang rugi" (QS. Al-A'raf : 99)

3. Orang yang  terlalu berat  khouf (takut) tanpa ada roja' maka bisa putus asa. Dan putus asa sifat orang kafir

"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir" (QS. Yusuf : 87). In syaa Allah bermanfaat.

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir alhadits, Rabu 14 Rabiulawwal 1446 H, 18 September 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Perbedaan kalimat Andai kemarin‘ dan Andai besok

Saudara seimanku ! Dua ucapan kalimat yang sekilas sama saja, namun ketahuilah bahwa keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar.

Ucapan “ANDAI KEMARIN” menggambarkan adanya penyesalan dan keinginan untuk merubah masa lalu. Tentu saja keinginan merubah masa lalu adalah sikap pandir dan sia-sia.

Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda, “Orang mukmin yang tangguh lebih baik dan lebih Allah cintai dibanding mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan. Upayakanlah segala yang bermanfaat bagimu, dengan tetap meminta pertolongan dari Allah dan jangan pernah merasa lemah / tidak berdaya".

Bila kita ditimpa sesuatu maka jangan pernah berkata: “andai aku berbuat demikian niscaya kejadiannya akan demikian dan demikian.”

Namun ucapkanlah: “ini adalah takdir Allah dan apapun yang Allah kehendaki pastilah terjadi/terwujud..” karena sejatinya ucapan “andai” hanyalah membuka pintu godaan setan.” (HR Muslim)

Walau demikian, perlu kita ketahui bahwa larangan ini berlaku bila ucapan “ANDAI” diucapkan dalam konteks menyesali kodrat ILAHI, bukan dalam rangka mengambil pelajaran/ibroh agar tidak mengulang kembali kesalahan atau untuk meningkatkan amalan.

Adapun bila diucapkan dalam rangka mengambil ibroh atau antisipasi maka itu ucapan terpuji. 

Karena itu Rasulallah Shallallahu ‘Alayhi wasallam bersabda, “Andailah bukan karena kaummu baru saja meninggalkan kekufurannya niscaya aku memugar bangunan Ka’bah, dan aku kembalikan sesuai pondasi yang dibuat oleh Nabi Ibrahim, karena sejatinya pada saat quraisy memugar Ka’bah, mereka kekurangan biaya, dan niscaya aku buatkan pula pintu keluarnya.” (HR Muslim)

Pada kisah lain Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda, “Andai aku masih di awal perjalananku dan belum terlanjur, niscaya aku tidak membawa hewan sembelihan (Al Hadyu) dan aku jadikan ihramku ini sebagai ihram umrah terlebih dahulu (sehingga menjadi haji tamattu’)." (HR Muslim)

Ucapan “ANDAI” untuk hari esok adalah indikator orang cerdas nan bijak. “ANDAI BESOK” berarti rencana, persiapan atau antisipasi, dan semua itu mencerminkan sikap bijak dan sudah barang tentu tidak terlarang.

Karena itu ungkapan semacan ini banyak kita temukan dalam hadits dan ucapan para sahabat.

Diantaranya Rasulallah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Andai aku berumur panjang hingga tahun depan niscaya aku puasa pula pada hari ke sembilan (dari bulan Muharrom).” (HR. Muslim). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 14 Rabiulawal 1446 H, 17 Sept 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Firman ALLAH dan Sabda RASULULLAH untuk Sahabat Surga

Dalam Al Qur'an Surat At Taubah ayat 34, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang orang Alim Yahudi dan Rahib Rahib Nasrani benar benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan mereka menghalangi manusia dari jalan Allah dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih".

Dalam salahsatu hadistnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : Dari Abdullah bin Hubairah memberi khabar kepadaku Abu Tamim Al Jaisyani, berkata memberi khabar kepadaku Abu Dzar, ia berkata ... Aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka beliau bersabda : (Sungguh selain Dajjal yang paling aku takuti atas umatku) dan beliau berkata sampai tiga kali, berkata Abu Dzar ... Aku bertanya,  wahai Rasulullah apa yang selain Dajjal yang engkau takuti atas umatmu ???, Rasulullah menjawab :

sesungguhnya yang aku khawatirkan atas umatku adalah para imam atau pemuka agama yang menyesatkan" (HR. Abu Daud dishahihkan Syaikh Al Bani)

Dalam salahsatu hadistnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : Dirikanlah shalat malam sesungguhnya shalat malam adalah  kebiasaannya orang orang yang sholeh sebelum kalian dan sesungguhnya shalat malam dapat mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapuskan kesalahan, dan menolak penyakit dari tubuh" (HR.Tirmidzi : 3549)

InsyaAllah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya dan karuniaNya, serta melimpahkan rezekiNya yang halal dan penuh berkah kepada kita,  dan menjadikan kita sebagai manusia yang jernih fikirannya, bening hatinya, bersih jiwanya yang selalu ber-pegang pada kebenaran, dan bertindak dengan ketenangan. aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 13 Rabiulawal 1446 H, 16 Sept 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Kesaksian Jiwa Terhadap ke-Esaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (QS. Al-A’raf : 172)

Kelak Jiwa Juga Mengalami Penyesalan. Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (QS. Al-Qiyamah: 2-3)

Jiwa yang Diridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Wahai jiwa yang tenang ! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu. (QS. AlFajr : 27-30)

Untung Rugi Seseorang Tergantung Jiwanya. Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS. Asy Syams : 7-10)

Gerak Gerik Hati Diketahui Allah Subhanahu Wa Ta'ala : a. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. (QS. AlBaqarah : 284)

b. Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.(QS. Ali Imran 29)

Kelak Hati Dimintai Pertanggungjawaban. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’ : 36)

Dusta Termasuk Penyakit Hati. Dalam hati mereka ada penyakit lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. (QS. Al-Baqarah : 10). Di antara penyakit hati itu misalnya ragu dan tidak yakin akan kebenaran, munafik, dan tidak beriman. Maksudnya, keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wasall lemah. Kelemahan keyakinan itu menimbulkan kedengkian, iri hati, dan dendam terhadap Nabi Shalallahu Alayhi Wasallam, agama, dan orang- orang Islam.

Menolak Kebenaran Termasuk Penyakit Hati. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit berkata, “Yang dijanjikan Allah dan rasulNya kepada kami hanya tipu daya belaka.” (QS. Al-Ahzab : 12)

Suka Menyakiti Termasuk Penyakit Hati. Sungguh, jika orang- orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya, dan orang- orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan engkau (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak lagi menjadi tetanggamu (di Madinah), kecuali sebentar. (QS. Al-Ahzab : 60)

Lengahlah Orang yang Tidak Menggunakan Hatinya. Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda- tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang- orang yang lengah. (QS. Al-A’raf : 179)

Celakalah Orang yang Keras Hatinya. Maka apakah orang- orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu) ? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az-Zumar  22). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 13Rabiulawal 1446 H, 15 Sept 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Syafaat

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Katakanlah ! Hanya kepunyaan Allahlah syafaat itu semuanya.” (QS. Az Zumar : 44). Syafaat itu tidak akan diberikan melainkan setelah diizinkan oleh Allah Ta’ala, “Siapakah yang dapat memberikan syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya ?” (QS. Al Baqarah: 255)

Nabi tidak bisa memberi syafaat kepada seseorang melainkan setelah Allah mengizinkannya, “Dan mereka tidak dapat memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhoi Allah.” (QS. Al Anbiyaa’ : 28)

Dari Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshori, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 Muslim no. 33)

“Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah dan mengingkari semua yang disembah selain Allah, haramlah harta dan darahnya dan hisabnya tergantung kepada Allah.” (HR. Muslim no. 23). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 12 Rabiulawal 1446 H, 14 Sept 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Tolok Ukur Kesuksesan Manusia

SETIAP ORANG menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Namun, tidak setiap orang memahami hakikat kesuksesan yang sebenarnya. Sebagian orang memandang bahwa kesuksesan diukur dari jabatan yang diraih. 

Yang lain menganggap kesuksesan adalah dengan banyaknya harta dan penghasilan yang diperoleh. Ada juga yang menganggap seseorang telah sukses jika dia telah menjadi orang terpandang di tengah kaumnya.

Allah telah berfirman tentang Al-Qur’an, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS. Al-Isra: 9). Ayat ini menjelaskan bahwa jalan yang diajarkan dan ditunjukkan oleh Al-Qur’an adalah jalan yang paling adil dan paling mulia. Baik dalam hal akidah, amalan, maupun akhlak. Maka, siapa saja yang mengambil petunjuk dari apa yang diserukan oleh Al-Qur’an, dia akan menjadi manusia yang paling sempurna, paling lurus, dan paling tepat pada setiap urusannya.  (Taisirul Karimir Rahman)

Maka, tentang kesuksesan pun sesungguhnya agama Islam telah memberikan isyarat dan petunjuk yang paling tepat. Apa yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai sukses dan tidaknya manusia. Dan tatkala manusia hidup di alam dunia dan kelak di alam akhirat, maka kita bisa membagi tolok ukur kesuksesan menjadi dua: tolok ukur kesuksesan di akhirat dan tolok ukur kesuksesan di dunia.

Tolok ukur kesuksesan akhirat

Kehidupan manusia di akhirat hanya terbagi menjadi dua golongan saja. Satu golongan berada di dalam surga, dan satu golongan berada di dalam neraka. 

Allah berfirman, “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Satu golongan masuk surga, dan satu golongan masuk Jahanam.” (QS. Asy-Syura: 7)

Bagi setiap orang yang memiliki iman terhadap adanya hari akhirat dan beriman dengan adanya surga dan neraka, pasti memahami bahwa orang yang sukses di akhirat adalah orang yang masuk ke dalam surga. Karena merekalah orang yang bahagia dan beruntung di akhirat.

Allah berfirman, “Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus- putusnya.” (QS. Hud: 108)

Mereka juga memahami bahwa orang yang masuk ke dalam neraka, tentu bukanlah orang yang sukses. Bahkan, mereka adalah orang yang celaka. Allah berfirman, “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka. Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih).” (QS. Hud: 106)

Dari sini jelas bahwa tolok ukur kesuksesan manusia di akhirat adalah dengan dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini pun telah Allah tegaskan dalam firmanNya, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmatNya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.” (QS. Al-Jatsiyah: 30)

Allah juga berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

Tolok ukur kesuksesan dunia

Adapun di dunia, maka banyak orang yang tertipu oleh dunia sehingga menganggap sesuatu sebagai tolok ukur kesuksesan, padahal bukan. Telah menjadi hal yang maklum diketahui, bahwa seseorang dikatakan sukses apabila dia telah menggapai tujuan yang menjadi targetnya. Sebagai contoh, seorang pelajar yang memiliki target menghafal Al-Quran 30 juz secara mutqin, maka dia dikatakan sukses jika telah meraih target tersebut. Seseorang yang belajar bahasa Arab dengan target untuk bisa baca kitab, atau agar bisa berbicara dengan bahasa Arab, dikatakan sukses apabila telah mencapai target dan tujuan tersebut.

Apabila kita melihat kepada hakikat kehidupan manusia, maka sesungguhnya Allahlah yang telah membuat target tujuan bagi manusia. Maka, siapa saja yang bisa mencapai target tujuan itulah yang sesungguhnya telah mencapai kesuksesan. Tentang tujuan hidup manusia, Allah telah menjelaskannya dalam firmanNya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS.Adz-Dzariyat: 56)

Apabila telah jelas bahwa ibadah adalah tujuan diciptakannya manusia, maka bisa kita katakan bahwa tolok ukur suksesnya seseorang ketika hidup di dunia adalah ketika dia beribadah dengan benar kepada Allah. Oleh karena itulah, Allah menjadikan timbangan kemuliaan manusia bukan pada harta, jabatan, atau perkara dunia lainnya. Akan tetapi, timbangan kemuliaan manusia ada pada ketakwaannya. 

Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat : 13). Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk rupa kalian dan harta benda kalian, akan tetapi Dia memandang kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim  2564)

Atas dasar prinsip ini, maka kita katakan bahwa semua orang dalam kondisi bagaimana pun bisa meraih kesuksesan di dunia. Baik dia orang yang kaya maupun miskin, dalam kondisi sehat maupun sakit, sebagai seorang raja ataupun rakyat jelata, pengusaha besar maupun pekerja kecil, semuanya bisa dikatakan sukses apabila dia tetap beribadah kepada Allah dengan benar dalam kondisi-kondisi tersebut. Sebaliknya, orang yang memiliki harta kekayaan melimpah, jabatan tinggi, kesehatan, dan kekuatan fisik yang luar biasa, tidak dikatakan sukses apabila dia tidak beribadah kepada Allah dengan benar dalam kondisi tersebut. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits syaikhabdshuaim manhajsalaf, Jumat 10 Rabiulawal 1446H 13 September 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Adakah Keutamaan Sedekah Jum’at ?

JUMAH MUBARAKH. Apakah sedekah di hari Jum’at memiliki keutamaan khusus dan pahala khusus? Jawabnya, tidak perlu mengkhususkan hari Jum’at untuk bersedekah. Karena pengkhususan yang demikian membutuhkan dalil. Dan tidak ada dalil yang mengkhususkan hari Jum’at untuk bersedekah.

Alasan lainnya, walaupun hari Jum’at memiliki berbagai kekhususan dan keutamaan, ternyata terdapat larangan untuk mengkhususkan hari Jum’at untuk berpuasa. Juga terdapat larangan mengkhususkan malam Jum’at untuk melaksanakan shalat khusus. 

Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: “Jangan kalian mengkhususkan malam Jum’at untuk melakukan shalat tertentu dibandingkan malam- malam yang lain. Dan jangan kalian mengkhususkan untuk puasa di hari Jum’at dibandingkan hari-hari yang lain. Kecuali jika hari Jum’at bertepatan dengan hari-hari kalian biasa berpuasa” (HR. Muslim).

Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, ia berkata: “Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah tentang apakah Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam melarang puasa di hari Jum’at? Jabir menjawab: benar” (HR.Bukhari  Muslim).

Dan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian puasa di hari Jum’at. Kecuali kalian puasa di hari sebelumnya atau di hari setelahnya” (HR.Bukhari  Muslim).

Namun memang sebagian ulama menyebutkan adanya keutamaan sedekah di hari Jum’at. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Di antara petunjuk Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam adalah mengagungkan hari ini (hari Jum’at) dan memuliakannya. Juga mengkhususkan hari tersebut dengan ibadah-ibadah dibandingkan hari- hari lainnya” (Zaadul Ma’ad 1/363).

Di antara bentuk pengkhususan tersebut, beliau juga menjelaskan: “Sedekah memiliki keistimewaan di hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya. Bersedekah di hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya selama satu pekan seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan bulan- bulan lainnya” (Zaadul Ma’ad 1/394).

Beliau juga mengatakan: “Dan aku melihat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (semoga Allah mensucikan ruhnya) beliau keluar rumah dan membawa apa yang ia miliki di dalam rumah berupa roti atau makanan lainnya, kemudian beliau sedekahkan di jalan secara sembunyi-sembunyi. Dan aku pernah mendengar beliau berkata: Ketika Allah memerintahkan kita untuk bersedekah sebelum bermunajat kepada Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam, maka sedekah sebelum bermunajat kepada Allah lebih utama dan lebih besar keutamaannya” (Zaadul Ma’ad 1/394). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIULAWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Kamis 8 Rabiulawwal 1446 H, 12 Sept 2024. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

INNAMAL A'MALU BINNIYAT

Sebagai ummat muslim pasti pernah mendengar kalimat innamal a'malu binniyat. Kalimat yang merupakan potongan hadits yang menjelaskan tentang pentingnya sebuah niat dalam melakukan ibadah.

1. Amalan Tergantung pada Niat : Rasulallah bersabda : “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, Dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. (HR. Bukhori Muslim)

2. “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”  Maksud hadits ini adalah setiap orang akan memperoleh pahala yang ia niatkan. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati.” (HR. Bukhari 1422)

3. Niat itu berarti bermaksud dan berkehendak : Letak niat adalah di dalam hati. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan : “Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 18:262)

Amalan lainnya sama dengan hijrah : benar dan rusaknya amal tersebut tergantung pada niat. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata : “Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah akan memasukkannya dalam neraka.” (HR. Tirmidzi 2654 dan Ibnu Majah 253)

In sya Allah setiap pekerjaan yang kita lakukan, selalu awali dengan niat yang baik, agar kita  mendapatkan pahala  dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWWAL oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 7 Rabiulawal 1446 H, 11 Sept 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wabarakatuh

Rasulallah bersabda : “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Iman Dapat Mengubah  Kesedihan Menjadi Kebahagiaan. ORANG yang beriman akan selalu tersenyum, sangat yakin bahwa hidup adalah perjuangan. Hanya Allah dan janji surgaNya yang selalu kita harapkan. Inilah tujuan dari kehidupan manusia. 

Seluruhnya adalah ibadah, seluruhnya adalah cobaan, baik ataupun buruk, suka ataupun duka, seluruhnya adalah ujian, segalanya ada pahala. Tidak akan didapat kecuali ada keimanan yang menghujam hati kita. 

Lihatlah apa yang telah disabdakan oleh nabi kita, beliau membisikkan di dalam telinga kita dengan nasihat indahnya : “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim 2999)

Sehingga, jika seseorang benar dalam keimanan, seperti apa yang di ucap dengan lisannya, maka segala urusannya merupakan kebaikan. Jika kita mendapat kesenangan, kita bersyukur dan ketika susah, kita bersabar.

Allâh Subhanahu Wa Ta’ala juga menyatakan, bahwa sabar dan takwa adalah kunci kebahagiaan, sebagaimana firmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman ! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allâh supaya kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran : 200)

Sadar, bahwa dunia adalah tempat ujian, tidak ada satu jiwa pun kecuali akan diuji, kesulitan hidup jauh lebih tidak berarti dari pada siksa neraka jahanam yang tiada bisa ditahan. Allâh Azza Wa Jalla berfirman: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah  buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn - Sesungguhnya kami milik Allâh dan kepadaNyalah kami kembali". Mereka itulah yang memperoleh sholawat dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-Baqarah : 156-157)

Kita harus menyadari  bahwa kesulitan hari ini tidak akan berarti, jangan sampai jeritan hidup ini akan berlanjut lagi , menyiksa diri kita sampai pada kehidupan di akhirat nanti, Jangan sampai kita korbankan kehidupan abadi di akhirat dengan singkatnya kehidupan dunia yang tidak seberapa.

Kita harus mendekat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, untuk menguatkan hati dan iman ini. Jadikan akidah islam dan iman sebagai pegangan dalam kehidupan dunia ini. Hanya itu, iman, pasrah kepadaNya, hanya berharap KepadaNya, sabar dengan segala cobaan, merubah setiap keadaan sebagai lahan ibadah dan pahala insyaallah, akan jadikah hidup kita bahagia, walau manusia mengira kita paling pilunya dalam menjalani kehidupan.. padahal kita adalah paling bahagianya manusia, karena surga menanti kita.. kerinduan untuk menatap wajah Allah Subhanahu Wa Ta'ala di akhirat nanti.

Allah berfirman : “Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali-Imran :186). Insya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala jadikan kita bagian dari hambaNya yang beriman dan bertaqwa kepadaNya.

Ingat bahwa dunia bukan segalanya, dunia hanya sementara, tujuan kita hanya beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Allah katakan untuk menjelaskan hakikat dan arti dalam kehidupan ini. Firman Allah ta’ala: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Az-Zariyat 51:56)

Karenanya, mari kita jadikan iman sebagai pegangan, apa yang kita rasakan sekarang, mencerminkan besar kecilnya atau baik buruknya keimanan dan ketakwaan kita. Bila diri ini banyak berkeluh kesah, merasa menderita dan tidak bahagia, merasa semua kehidupan dipenuhi dengan amarah dan keputusasaan, menunjukkan bahwa iman kita lemah, atau bahkan perlahan hilang, sirna entah ke mana.

Namun, bila kita merasakan, dibalik jeritan dan linangan air mata kehidupan kita, senyum kita masih mengembang, harapan ke depan masih terasa besar, setiap cobaan yang terjadi selalu terhiasi dengan prasangka baik kepada Allah yang Maha Penguasa, selalu merasa bahwa Allah selalu cinta kepada kita dengan setiap cobaan yang terus mendera. Menganggap, semua kesulitan ini, mengira bahwa Allah ingin kita selalu mendekat dan bersimpuh kepadaNya, selalu mengandalkan dan menyerahkan diri secara total hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam setiap keadaan. Benar benar menjadikan semua kehidupan dunia ini sebagai media untuk mendapatkan kehidupan selanjutnya.

Yakinlah, bahwa fenomena yang di rasa ini, menunjukkan bahwa masih ada iman di dalam diri kita, menjadikan iman yang kuat sebagai sinyal untuk selalu melahirkan perjuangan dalam meniti kehidupan dan pengabdian kepada Allah Wa Ya’ala.

Sekali lagi, solusi utama dan tiada jalan lain, hanya dengan cara selalu mendekat kepadaNya, terus belajar dan membaguskan perilaku ibadah kita dengan ilmu agama, untuk selalu menyadarkan bahwa hidup ini hanya sementara, sangat singkat, berpacu dengan waktu dan tekad, untuk menuju kematian yang semakin dekat.

Selalu berharap Allah memberikan hidayah dan taufikNya kepada kita semua untuk mewujudkan apa yang kita cita citakan, serta berdoa semoga Allah mengumpulkan kita semua, bersama keluarga dan sahabat sahabat kita, beserta seluruh kaum muslimin di dalam surgaNya nanti. Aamiin yaa robbal aalamin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. PESAN JELANG MAGHRIB 10092024. Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. "Istiqamah Sholat 1/3 Malam Berhak Mendapat Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan DipujiNYA"

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Salah satu ciri orang yang beriman adalah waktu ibadah mereka lebih banyak dari waktu tidur. Terutama ibadah di 1/3 malam hari. 

Sebagaimana firman Allah ‘Azza Wa Jalla, “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 17,18). Allah memuji orang- orang yang bangun malam sebagai hamba yang shalih dan disebut Ibadurrahman".

Alloh ‘Azza Wa Jalla berfirman, “Adapun Ibadurrahman itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang- orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,” Dan orang- orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (QS. Al-Furqan: 63, 64)

Ya Allah Ya Rabb, Ya Rahman Ya Rahim, Ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu dan tetapkan kami sebagai hamba yang tetap beriman islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah, rahmat dan lindunganMu di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima. Ya Allah, terimalah dan kabulkanlah doa- doa kami. 'Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar'. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 5 Rabiul Awal 1446 H, 10 Sept 2024. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Persahabatan adalah Anugerah Terbesar setelah Iman

Persahabatan adalah salahsatu tema yang dibahas dalam AlQur'an. Persahabatan adalah  nikmat Allah Ta'ala yang sangat besar  kepada orang orang yang beriman. Salahsatunya adalah dalam surah Ali Imran ayat 103-104.

Berteman adalah  menyayangi bukan menyaingi. Berteman adalah mendidik bukan membidik. Berteman harus merangkul bukan memukul. Berteman  membina bukan menghina. Berteman  mencurahkan bukan memurahkan. ️Berteman mencari solusi bukan mencari sensasi. Berteman membutuhkan bukan meruntuhkan. Berteman saling menghargai bukan melukai. ️Berteman membela bukan mencela.

Persahabatan atas dasar keimanan. Dalam Islam persahabatan yang terikat dengan keimanan kepada Allah Ta'ala, oleh karena itu persahabatan yang terjalin harus berlandaskan ketentuan Allah Ta'ala dan RasulNya,

Marilah, kita bangun persahabatan dengan penuh keikhlasan. Hargai semua perbedaan, percaya kualitas teman kita. Jaga perasaannya tutupi aibnya. Rasulallah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda : "Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan satu sama lain saling menguatkan”. (HR. Al-Bukhari - Muslim)

Jangan sekali-kali terbersit buruk sangka didalam pikiranmu terhadapnya, bantu ketika dia terpeleset. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki dan saling membelakangi  Jadilah kalian sebagai hamba hamba Allah yang bersaudara" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sebut namanya dalam do'a kita  bukan iri ketika dia dipuji orang, bukan bahagia saat tahu dia sedih, bukan kecewa ketika dia lebih maju, bukan pula tertawa saat dia menderita. Bertemanlah dengan hati yang baik dan tulus, bertemanlah apa adanya, bukan karena ada apanya.

Ketika hati kita baik dan tulus,  percayalah  Allah juga akan selalu bersama kita, sampai Allah memanggil kita  pulang bersama di surgaNya Allah. Insya Allah, Allah Wa Ta'ala mempertemukan kita dengan sahabat sahabat yang shalih yang menjadi wasilah kebaikan dan ketaatan, aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 4 RabiulAwal 1446 H, 9 Sept 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Manusia Beriman

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal," (QS. Al-Anfal : 2)

Salah satu ciri orang beriman, yaitu perasaan mereka yang peka terhadap kebaikan dan keburukan yang mereka lakukan. Ini selaras dengan ayat tersebut dimana orang-orang beriman digambarkan sebagai mereka yang hatinya bergetar saat mendengar nama Allah dan ketika ayat- ayat Allah dibacakan, iman mereka bertambah.

Gemetar hati ketika disebut nama Allah : Ini menunjukkan kekhusyukan dan rasa takut kepada Allah yang muncul dari kesadaran akan keagunganNya dan kekuasaanNya. Iman bertambah ketika ayat-ayat Allah dibacakan: Ketika mendengar ayat-ayat Allah, seorang mukmin merasakan peningkatan iman, karena dia merenungi makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

Tawakal kepada Allah: Ciri lain dari orang beriman adalah kepercayaan penuh dan berserah diri hanya kepada Allah dalam setiap urusan mereka. Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa yang merasa senang dengan kebaikannya dan merasa sedih dengan keburukannya, maka ia adalah orang yang beriman." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim, EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 3 Rabiul Awal 1446 H, 8 Sept 2024. Assalammualai'kum wa rahmatullahi wa barakatuh

Melawan Syahwat dan Syubhat agar Tak Murtad

Syaitan merupakan musuh nyata manusia. Dia selalu berusaha menjerumuskan manusia kedalam jurang kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan. Di dalam menjalankan aksinya itu syaitan memiliki dua senjata ampuh yang telah banyak makan korban. Dua senjata itu adalah syubhat dan syahwat. Dua penyakit yang menyerang hati manusia dan merusakkan perilakunya.

Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan. Sedangkan fitnah syahwat (penyakit mengikuti syahwat) adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Fitnah syahwat ini akan menyebabkan kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini. Penyakit syahwat ini misalnya: rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai kemaksitan.

Syubhat bermaksud samar, samar, atau tidak jelas. Penyakit syubhat yang menimpa hati seseorang akan menghancurkan ilmu dan akidahnya. Sehingga “perkara ma’ruf menjadi keliru dengan kejahatan, maka orang itu tidak mengetahui apa itu ma’ruf dan tidak mengingkari kemungkaran. Bahkan mungkin penyakit ini menguasainya sehingga dia yakin yang betul itu salah, yang salah itu salah, itu salah, itu sunnah bid'ah, bid'ah itu sunnah, al-haq sebagai kebatilan. , dan apa yang salah sebagai al-haq”. (Tazkiyatun Nufus, hlm: 31, DR. Ahmad Farid).

Keraguan ini termasuk, contohnya: keraguan, kemunafikan, bid'ah, kufur dan bid'ah yang lain. KEKHAWATIRAN RASULULLAH TERHADAP PENYAKIT SYUBHAT DAN SYAHWAT. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengkhawatirkan fitnah (kesesatan) syahwat dan fitnah syubhat terhadap umatnya. 

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan."(HR. Ahmad dari Abu Barzah Al-Aslami. Dishahihkan oleh Syaikh Badrul Badr di dalam ta’liq Kasyful Kurbah, hal: 21).

Syahwat mengikuti nafsu perut dan kemaluan adalah fitnah syahwat, sedangkan fitnah- fitnah yang menyesatkan adalah fitnah syubhat. Kedua fitnah ini sesungguhnya juga telah menimpa orang-orang zaman dahulu dan telah membinasakan mereka. 

Allah berfirman : "(Keadaan kamu hai orang-oang munafik dan musyirikin adalah) seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak- anaknya daripada kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah nikmati bagianmu sebagaimana orang- orang yang sebelummu menikmati bagian mereka, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. At Taibah : 69)

BENTENG FITNAH SYUBHAT DAN SYAHWAT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Asal dari segala fitnah (kesesatan) hanyalah dari sebab: mendahulukan fikiran daripada syara’ (agama) dan mengutamakan hawa nafsu daripada akal.

Pertama asal fitnah nafsu, kedua asal fitnah nafsu. Keraguan fitnah ditolak dengan keyakinan, sedangkan fitnah hawa nafsu ditolak dengan kesabaran. Sebab itu Allah jadikan kepimpinan agama bergantung kepada dua perkara ini.

Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kami dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka beriman kepada ayat-ayat Kami." (QS. As Sajdah :24)

Ini menunjukkan bahawa dengan kesabaran dan kepercayaan kepimpinan dalam agama boleh dicapai. Allah juga menggabungkan dua perkara ini dalam firman-Nya: "Dan mereka saling menasihati untuk mentaati kebenaran, dan saling menasihati untuk bersabar." (QS. Al Hasr  :3)

Maka mereka saling menasihati supaya mentaati kebenaran yang menolak keraguan, dan saling menasihati supaya memelihara kesabaran yang menahan hawa nafsu. Allah juga menggabungkan keduanya dalam firman-Nya: "Dan ingatlah hamba- hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai amal-amal yang besar dan ilmu yang tinggi." (QS. AshShaaffat :45)

Maka dengan kesempurnaan akal dan kesabaran, fitnah nafsu akan tertolak. Dan dengan kesempurnaan ilmu dan keimanan, fitnah yang meragukan akan tertolak.(Mawaridul Amaan, hlm: 414-415). Dengan hati kita tertata dengan takwa dan beriman hanya kepada Allah Ta'ala serta berpegang teguh dengan Alquran dan As-sunah Rasulallah, kita lawan Syahwat dan Syubhat agar tak Murtad. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) refrensi tafsir Alquran alhadits, manhajsalaf Sabtu 3 Rabiul Awal 1446 H, 7 Sept 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Belajar Menata Hati

KITA TIDAK BOLEH memaksa Allah Azza Wa Jalla agar memenuhi apa yang menjadi pilihan kita. Tugas kita adalah pasrah dan tawakal pada apa yang Allah Azza  Wa Jalla tetapkan. Karena pilihan Allah Azza wa Jalla pasti terbaik untuk kita.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan faedah lainnya dari ayat di atas, “Di antara hikmah yang terkandung di dalam ayat ini ialah jika seorang hamba menginginkan kesudahan yang baik dalam setiap urusannya, maka ia dituntut untuk menyerahkan segala urusannya kepada Allah Yang Maha Mengetahui akibat segala urusan, serta ridha atas pilihan dan ketentuan Allah Azza Wa Jalla baginya.

Hikmah lainnya yang dikandung ayat ini ialah seorang hamba tidak berhak mengajukan usul kepada Rabb-Nya, tidak berhak mendikte Rabb-Nya agar memenuhi pilihannya dan tidak berhak memohon agar diberikan sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahui bagaimana kesudahannya.

Sebab, boleh jadi sesuatu yang dimintanya justru membahayakan dan membinasakannya karena ia tidak mengetahui akibat dan dampak negatifnya. Atas dasar itu, manusia sama sekali tidak boleh memaksa suatu pilihan kepada Rabb-Nya. Yang sebaiknya dilakukan adalah hendaknya ia memohon pilihan yang terbaik dari Allah Azza Wa Jalla dan meminta agar hatinya ridha atas pilihan tersebut. Sebab, tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi dirinya selain daripada itu.

Hikmah lainnya adalah apabila seorang hamba telah menyerahkan urusannya kepada Rabb-Nya dan ridha atas pilihan Allah Azza Wa Jalla untuk dirinya niscaya Allah Azza Wa Jalla akan membantunya menerima pilihan itu dengan menganugerahkan ketegaran, kebulatan tekad, dan kesabaran hati. Lalu, Allah Azza Wa Jalla akan menghindarkannya dari segala macam bencana yang mungkin terjadi apabila seorang hamba berpegang kepada pilihannya sendiri. 

Kemudian Allah Azza Wa Jalla akan memperlihatkan kepadanya dampak positif dari pilihan Allah Azza Wa Jalla bagi dirinya, yang tidak akan dicapai walaupun separuhnya jika ia menentukan pilihan hidupnya sendiri.”

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Barangsiapa memfokuskan hatinya kepada Rabb-nya maka ia akan tenang dan nyaman. Dan barangsiapa melepaskan hatinya kepada manusia maka ia akan goncang dan sangat gelisah."

Orang yang baik memberi kita kebahagiaan. Orang yang buruk memberi kita pengalaman. Orang yang jahat memberi kita pelajaran. Setiap orang yang hadir dalam kisah kehidupan kita, bukanlah suatu kebetulan. Mereka dihadirkan oleh Allah Azza Wa Jalla untuk senantiasa memberi hikmah dan pelajaran dalam perjalanan hidup kita.

Dunia ini Allah Azza Wa Jalla ciptakan bukan untuk bersenang-senang, karena hakikatnya dunia merupakan tempat hukuman, seperti Adam dan Hawa dahulu. Lalu kapan linangan air mata akibat kesedihan, perpisahan, rasa sakit, kesulitan itu sirna dan berhenti? Nanti... Saat Allah Azza wa Jalla mengatakan udkhulul jannata la khaufun 'alaikum wala yahzanun "Masuklah kalian ke dalam surga tanpa rasa takut dan kesedihan." Justru kita seharusnya khawatir kalau hidup kita senang terus, mudah terus, jangan- jangan Allah Azza Wa Jalla segerakan nikmat kita di dunia tapi tidak di akhirat.

Nilai dan kemuliaan seseorang adalah sesuai dengan yang apa diinginkannya. Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata, "Nilai setiap orang tergantung pada hal- hal yang menjadi keinginannya, jadi siapa yang keinginannya adalah dunia maka tidak ada yang lebih rendah darinya, karena sesungguhnya dunia ini adalah sesuatu yang rendah." (Lathaiful Ma’arif, hlm. 245)

Keinginan dan syahwat dunia dinilai rendah karena akan melenakan dan melupakan urusan akhiratnya. Ingatlah bahwa dunia ini bukan tempat tinggal, tapi tempat meninggal. Mengapa kita harus mengejar mati-matian kekuasaan, kekayaan dan segala urusan dunia, padahal itu tidak bisa dibawa saat mati ?

Betapa beratnya untuk istiqamah menata hati dan menjalankan ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Di sisi lain betapa menariknya kemaksiatan sering menghampiri, sehingga kita tergoda untuk melakukannya tanpa mempertimbangkan akibatnya.

"Rasa berat menjalankan ketaatan dapat lenyap, namun pahalanya tetap tercatat. Demikian pula rasa nikmat ketika berbuat maksiat segera hilang, namun balasan siksaanya takkan pernah terhapuskan". (Ibnu Al-Jauzi)

Maka sudah sepatutnya kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa menata hati agar memegang teguh syariat dan berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa melawan maksiat juga syahwat.

Semoga Allah Azza Wa Jalla mengaruniakan hidayahNya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa belajar menata hati atas segala iradah Allah Azza Wa Jalla untuk meraih ridhaNya. Aamiin Yaa Rabb. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirramanirrahim.EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta mahajsalaf muslim.id.co Jumat 02 Rabiulawal 1446 H, 06 September 2024 @terasmasjidmuhajirinperumpuriindahsdjoAssalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Bahaya Pinjol

JUMAH MUBARAKH. Salah satu kenyataan yang iakui oleh manusia adalah bahwa dunia ini penuh dengan berbagai ujian dan cobaan, yang datang dalam berbagai bentuk. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, “Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah- buahan…” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ujian-ujian ini tidak membedakan antara seorang muslim dan nonmuslim. Akan tetapi, seorang muslim melihat cobaan ini dengan perspektif yang berbeda, yang dapat meringankan beban kesedihan, bahkan membawanya pada tingkat rida, suatu derajat yang tinggi yang hanya Allah berikan kepada hambaNya yang terpilih. 

Takwa adalah sikap seorang muslim saat tertimpa musibah. Betapa agungnya sebuah prinsip ini yang menunjukkan kita jalan keluar dari musibah dan kesulitan yang kita hadapi. Sesungguhnya jalan keluar itu adalah takwa kepada Allah, sebagaimana firman-Nya Ta’ala,

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya.” Jalan keluar dari kesempitan dan kesulitan di dunia dan akhirat, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka oleh manusia.

Takwa berasal dari kata “wiqayah”, yang berarti menjaga sesuatu dari hal-hal yang merusak dan menyakitinya, serta menjadikan diri seseorang dalam perlindungan dari apa yang ditakutinya. Maka, takwa adalah menjaga diri dari hal- hal yang mendatangkan dosa, dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.

Takwa kepada Allah adalah sebab terlepasnya dari kesulitan dan musibah. Takwa juga akan menambah iman dan keyakinan seseorang kepada Allah Ta’ala. Ibnu Atha’ berkata “Sejauh mana mereka dekat dengan takwa, sejauh itulah mereka meraih keyakinan.”

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian.” (QS. Al-Hujurat: 13). Dan orang yang benar-benar mulia adalah yang mulia di sisi Allah Ta’ala. Timbangan yang benar untuk mengukur nilai seseorang adalah timbangan takwa, timbangan hubungan dengan Allah, mengingat-Nya, dan bertakwa kepadaNya. 

Bahaya riba dalam pinjaman online. Pinjaman online, yang melibatkan riba, merupakan salah satu bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam. Riba merupakan pendapatan yang kotor, terlarang, dan penuh malapetaka.

Selain itu, riba membawa kerugian dalam agama dan dunia, baik di masa kini maupun masa depan, bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya, membantu, atau merestuinya dalam bentuk apapun, baik dengan mengambil atau memberi, menulis atau menjadi saksi, atau cara lain apa pun yang mendukung dan membantu transaksi yang batil dan zalim ini. Transaksi yang sejatinya adalah bentuk perlawanan dan peperangan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta penindasan yang kejam terhadap manusia. Transaksi ini bergantung pada dosa dan permusuhan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

“Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Maka, tidak diragukan lagi bahwa transaksi seperti ini membawa banyak kerugian besar dan kehancuran, serta konsekuensinya yang berat dan menyakitkan, baik bagi individu maupun masyarakat yang berpartisipasi di dalamnya, dan juga bagi masyarakat yang mampu mengubah keburukan tersebut tetapi tidak mengingkarinya, tidak berusaha untuk mengubah atau menguranginya. Bahaya ini adalah sesuatu yang pasti terjadi, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Peringatan mengenai bahaya ini telah disampaikan dalam Al-Qur’an, dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah merincinya dalam banyak hadits, sebagai penyampaian wahyu dari Allah Ta’ala. Orang-orang telah menyaksikan bukti- buktinya dan dampaknya yang nyata dalam diri mereka dan di sekitar mereka. Di antara bahaya tersebut adalah:

Pertama: Penghilangan berkah dari umur dan penghasilan. Allah Ta’ala berfirman, “Allah memusnahkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 276). Ayat ini merupakan peringatan yang jelas tentang akibat buruk dari riba bagi pelakunya dari segala aspek. Allah mungkin menimpakan berbagai sebab yang membawa kekurangan dan kerusakan, seperti tenggelam, kebakaran, pencurian, atau aturan yang zalim yang mengambil harta darinya dengan paksa dan kehinaan. Allah juga mungkin menghilangkan hartanya sepenuhnya sehingga tidak tersisa sedikit pun.

Kedua: Kehilangan nikmat yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik- baik yang (sebelumnya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan karena mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih.” (QS. An-Nisa: 160-161)

Dalam ayat yang mulia ini disebutkan secara jelas bahwa mengambil riba dan memakan harta orang lain dengan cara yang batil adalah salah satu penyebab Allah mengharamkan nikmat yang baik-baik atas orang Yahudi. Pengharaman ini bersifat qadari (ketetapan) dan syar’i (hukum), dan siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka. Orang-orang yang menyerupai Yahudi dalam mengambil riba dan memakan harta orang lain dengan cara yang batil telah menempatkan diri mereka dalam bahaya untuk menerima hukuman yang sama seperti yang Allah timpakan kepada Yahudi. Betapa banyak orang kaya di zaman ini yang hidupnya penuh dengan kesulitan, kekurangan, dan keadaan yang buruk karena rasa cemas, takut, kikir, dan gelisah yang mereka alami ! 

Ketiga: Mereka adalah musuh Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “‌Wahai ‌orang-orang‌ ‌yang‌ ‌beriman,‌ ‌bertakwalah‌ ‌kepada‌ ‌Allah‌ ‌dan‌ ‌tinggalkanlah‌ ‌sisa- sisa‌ ‌riba‌ ‌(yang‌ ‌belum‌ ‌dipungut)‌ ‌jika‌ ‌kalian‌ ‌memang‌ ‌orang-orang‌ ‌yang‌ ‌beriman. Jika‌ ‌kalian‌ ‌tidak‌ ‌melakukannya,‌ ‌maka‌ ‌ketahuilah‌ ‌bahwa‌ ‌kalian‌ ‌akan‌ ‌dihadapkan‌ ‌pada‌ ‌perang‌ ‌dari‌ ‌Allah‌ ‌dan‌ ‌RasulNya.‌ ‌Dan‌ ‌jika‌ ‌kalian‌ ‌bertobat,‌ ‌maka‌ ‌kalian‌ ‌akan‌ ‌mendapatkan‌ ‌modal‌ ‌pokok‌ ‌kalian‌ ‌tanpa‌ ‌kalian‌ ‌diperlakukan‌ ‌dengan‌ ‌zalim‌ ‌dan‌ ‌tanpa‌ ‌kalian‌ ‌zalim‌ ‌kepada‌ ‌orang‌ ‌lain.”‌ (QS. Al-Baqarah: 278-279)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah mengatakan tentang ayat tersebut, “Kemudian Allah Ta’ala mengarahkan pembicaraan kepada orang-orang yang beriman dan memerintahkan mereka untuk bertakwa kepadaNya serta meninggalkan sisa-sisa transaksi riba yang mereka lakukan sebelumnya. Jika mereka tidak melakukannya, maka mereka adalah musuh Allah dan RasulNya. Ini merupakan salah satu bukti terbesar yang menunjukkan betapa buruknya riba, di mana orang yang tetap melakukannya dianggap sebagai musuh Allah dan RasulNya.” 

Mencari solusi yang halal saat butuh uang. Seseorang yang memerlukan uang dengan segera harus memperbesar usahanya dalam mencari rezeki dari Allah Ta’ala dan berusaha dengan cara-cara yang telah dihalalkan oleh Allah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an menyebutkan balasan bagi orang yang bertakwa, termasuk juga bertakwa dalam mencari uang, “Dan memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Syekh As-Sa’diy rahimahullah mengatakan, “Dalam ayat lain, Allah menyebutkan cara- cara yang dapat digunakan untuk memperoleh rezekiNya, seperti dalam firmanNya: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia cukup baginya.” (QS. At-Talaq : 1-3)

Oleh karena itu, hamba hendaknya hanya meminta rezeki dari Allah dan berusaha dengan  cara-cara yang Allah mudahkan dan halalkan. Beberapa cara yang halal untuk mendapatkan rezeki: Pertama: Tawakal kepada Allah dengan  sebenar-benarnya. Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar- benarnya, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung, pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan sore hari dalam keadaan kenyang.” 

(HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, serta Al-Hakim, dan Tirmidzi mengatakan, Hasan sahih). Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits ini merupakan pokok dalam tawakal dan merupakan salah satu sebab terbesar untuk mendapatkan rezeki".

Tawakal yang benar adalah ketulusan hati dalam bergantung kepada Allah Ta’ala untuk memperoleh kebaikan dan menjauhi bahaya dari urusan dunia dan akhirat, serta meyakini bahwa tidak ada yang memberi, menahan, membahayakan, atau memberi manfaat, kecuali Allah.” Cara ini termasuk yang paling ampuh untuk mendapatkan uang bagi orang yang terdesak, namun banyak orang yang mengabaikannya. Wallahu a’lam.

Kedua: Silaturahmi. Di antara cara lain adalah silaturahmi (menyambung kekerabatan), misalkan mengunjungi orang tua, atau kerabat. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari  2067)

Ketiga: Menjual barang yang mudah dijual-belikan. Salah satu cara untuk mendapatkan uang dengan segera adalah menjual barang yang mudah dipasarkan dan memiliki nilai jual tinggi. Barang-barang seperti pakaian, makanan, atau barang elektronik biasanya cepat laku di pasaran. Menjual barang-barang ini dapat memberikan penghasilan tambahan dalam waktu singkat, terutama jika barang tersebut masih dalam kondisi baik dan dibutuhkan oleh banyak orang.

Keempat: Meminjam uang dari keluarga atau teman. Meminjam uang dari keluarga atau teman bisa menjadi solusi cepat dalam kondisi mendesak. Namun, ada adab dan etika yang harus diperhatikan saat meminjam uang. Di antaranya adalah meminta izin dengan baik, menjelaskan kondisi keuangan yang sebenarnya, tidak berbohong atau melebih-lebihkan, berkomitmen untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu, dan mencatatnya dengan baik. Meminjam dengan cara yang baik akan menjaga hubungan baik dan tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.

Kelima: Meminta- minta yang diizinkan oleh syariat. Hukum asal meminta minta tanpa keperluan mendesak adalah diharamkan, berdasarkan banyak hadits, di antaranya: “Barangsiapa yang meminta tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.” (HR. Ahmad disahihkan Al-Albani)

Namun demikian, syariat mengizinkan seseorang (dengan kriteria tertentu) untuk meminta-minta kepada orang lain. Di antaranya adalah seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. 

Keenam: Doa. Doa adalah salah satu kunci utama dalam mendapatkan rezeki. Doa adalah pintu bagi segala sesuatu yang tertutup dan jalan untuk mempermudah segala urusan yang sulit. Allah Ta’ala berfirman “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan bagimu." (QS. Ghafir: 60)

Ya Allah, kami memohon kepadaMu kelapangan dalam rezeki, berkah dalam umur, harta, dan anak-anak, serta anugerahkanlah kami syukur atas nikmatMu, ibadah yang baik, dan kemenangan di surgaMu, wahai Tuhan yang Maha Pengasih. Aamiin yaa rabb. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Misa, Murotal Yes. Kamis 02 Rabiulawal 1446 H - 05 Sep 2024. TV Off 17.00-21.00 atau Pindah Chanel.

ALLAHU AKBAR. Saudara seiman yang dirahmati Allah dari Sabang sampai Merauke hingga Miangas ke Pulau Rote.

Hari ini, Kamis, 5 September 2024 pukul 17.00 -19.00 atas ridha Allah Ta'ala mari TV di rumah kita off kan atau pindah chanel. Kenapa ? Karena pada waktu itu seluruh station TV menyiarkan acara Misa dan ceramah oleh Paus Fransiskus serta diiringi lagu gerejawi. Tanpa jeda iklan dan adzan Maghrib.

Mari selamatkan aqidah keluarga kita dengan off kan TV di rumah atau pindah chanel menyimak murotal Al Qur'an di Roja TV, Ajwa TV, MGI TV, TMmu, mulai pukul 16.30 - 21.00 WIB. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH RABIUL AWAL oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, muslimorid, Kamis 01 Rabiul Awal 1446 H, 5 September 2024. Assalammu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Manisnya Iman

Dari Anas, dari Nabi Shalallahu Alayhi Wasallam beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata- mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka." (Mutafaqun alaihi)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist : Bolehnya memakai majaz dalam menasehati, memberi pelajaran, dan dakwah dengan tujuan agar lebih mudah dipahami dan diterima pelajarannya.

Iman memiliki buah yang manis yang bisa dirasakan mukmin ketika memenuhi kriteria atau syarat- syaratnya, sebaliknya tidak semua orang bisa merasakan manisnya iman ini.

Manisnya iman bisa dirasakan seorang mukmin yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya, mencintai orang lain karena Allah semata, dan membenci kembali kepada kekufuran.

Sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manisnya iman merasakan lezatnya ketaatan dan memiliki daya tahan menghadapi rintangan dalam menggapai ridha Allah, lebih mengutamakan ridhaNya dari pada kesenangan dunia, dan merasakan lezatnya kecintaan kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. Inilah hal pertama yang membuahkan manisnya iman: mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya. Seorang mukmin haruslah menyempurnakan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, baru ia mendapati manisnya iman. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang selainnya.

Jika kecintaan kepada Allah adalah yang pertama dan tidak boleh terkalahkan oleh selainnya, demikian pula Rasulullah sebagai manusia yang paling dicintai, bukan berarti kita tidak diperkenankan mencintai sesama. Cinta itu fitrah manusia. Maka mencintai kedua orang tua, anak, saudara, sahabat, dan sesama mukmin juga dibutuhkan. Dan tatkala cinta itu karena Allah semata, maka iman akan manisnya iman akan bisa dirasakan.

Jika dua hal yang pertama adalah pekerjaan mencintai, hal ketiga yang membawa manisnya iman ini adalah pekerjaan sebaliknya: membenci. Yakni membenci kekufuran. Khususnya kekufuran yang telah ditinggalkannya dan diganti dengan Islam. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran: Manisnya iman juga mengingatkan kita ibarat pohon, iman itu memiliki buah manisnya bisa dirasakan oleh seorang mukmin. Tentu saja pohon baru bisa berbuah ketika akarnya teguh dan pohonnya kuat. Jadi ia tidak mudah dirasakan oleh setiap orang. 

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim : 24-25). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi dari fatwa Syaikh Muhammad Al-Utsaimin Rahimahullah dalam kitab Fatawa Al-Islamiyyah I : 83 dan tafsir Alquran alhaduts, Rabu 30 Shafar 1446 H, 04 September 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barrakatuh

Manfaat Cobaan atau Musibah bagi Seorang Mukmin

Pertanyaan kenapa Allah membebani kaum mukminin dengan banyak ibadah, penyakit dan berbagai macam cobaan. Sementara para pelaku maksiat bersenang-senang saja dengan segala kenikmatan hidup ? Pertanyaan ini terlontarkan atas dua alasan: Sebagai gugatan. Untuk mencari bimbingan.

Kalau pertanyaan itu dilontarkan dalam rangka menggugat, jelas itu menunjukkan ketidak fahaman si penanya. Karena hikmah Allah itu terlalu agung untuk dapat dicapai oleh akal manusia. 

Allah berfirman: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ”Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (QS. Al-Israa :85)

Ruh yang berada dalam tubuh kita sendiri, yang merupakan materi kehidupan kita, itupun tidak kita ketahui. Para ahli Logika, ahli Filsafat dan ahli Kalam tidak mampu memberikan definisi dan penjelasan substansial dari ruh tersebut. Kalau ruh yang merupakan ciptaan Allah terdekat dengan kita saja tidak kita ketahui kecuali sebatas yang dijelaskan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, apalagi dengan segala hal yang tersembunyi di balik itu?

Di balik itu, apa yang tersembunyi ? Allah itu lebih bijaksana, lebih mulia, lebih agung dan lebih memiliki kekuasaan. Maka hendaknya kita pasrah sepasrah- pasrahnya terhadap segala takdirNya; takdir hukum alam maupun kodtratNya. Karena kita memang tidak akan mampu memahami batas dari kebijaksanaanNya. Oleh sebab itu, ditinjau dari sisi ini, maka jawaban pertanyaan tersebut di atas adalah: Allah itu lebih bijaksana, lebih mampu dan lebih agung adanya.

Adapun kemungkinan kedua adalah pertanyaan yang berbentuk meminta penjelasan. Kepada si penanya kita katakan: Seorang mukmin pasti mendapatkan cobaan.

Dan cobaan Allah yang terlihat mengganggu dirinya itu pada dasarnya memiliki dua keuntungan besar :

Keuntungan pertama : Menguji keimanan si mukmin tersebut. Apakah imannya teguh, atau mudah bergoncang. Mukmin yang tulus imannya akan tabah menghadapi takdir dan ketentuan Allah. Ia akan mengharap- harap pahala dari takdir tersebut, sehingga ujian itu menjadi ringan ia rasakan. Dikisahkan bahwa ada seorang Ahli Ibadah wanita yang diberi cobaan dengan jarinya yang terluka atau buntung, namun ia tidak sedikitpun mengeluh, dan tidak tampak kekecewaan di wajahnya. Ada orang yang bertanya kepadanya tentang sikapnya itu, maka ia menjawab: “Manisnya pahala cobaan ini membuatku lupa akan pahitnya menahan kesabaran dalam menghadapinya.” Seorang mukmin memang selalu mengharap pahala dari Allah dan bersikap pasrah kepadaNya dengan sedalam-dalamnya. Itu adalah satu keuntungan.

Keuntungan kedua : Bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala amat memuji orang- orang yang tabah dan memberitahukan bahwa Dia selalu bersama mereka, Dia akan memberikan pahala sempurna kepada mereka tanpa batas. Ketabahan adalah satu tingkat yang tinggi, yang hanya dapat dicapai dengan bersabar menghadapi berbagai cobaan. Bila seseorang mampu bersabar, maka ia akan memperoleh derajat tinggi tersebut yang mengandung pahala besar tersebut. Allah menguji kaum mukminin dengan berbagai cobaan berat agar mereka memperoleh pahala bagi orang-orang bersabar tersebut. 

Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai orang yang paling beriman dan bertakwa serta paling takut kepada Allah juga merasakan sengsara sebagaimana orang biasa. Beliau juga merasakan beratnya sakaratul maut. Semua itu diperuntukkan agar beliau mendapatkan pahala kesabaran secara maksimal. Karena beliau adalah orang yang paling bersabar.

Dengan penjelasan ini semua, menjadi jelas bagi kita hikmah kenapa Allah memberi cobaan kepada seorang mukmin dengan berbagai musibah tersebut. 

Adapun kenapa Allah memberikan kesehatan dan rezeki kepada para pelaku maksiat, orang-orang fasik dan pembuat keonaran, serta melapangkan jalan buat mereka, maka yang demikian itu adalah istidraj (semacam tipuan) dari Allah kepada mereka hingga mereka terlena. 

Diriwayatkan dengan shahih bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Dunia itu adalah penjara seorang mukmin dan Surga bagi orang kafir.”

Mereka memperoleh berbagai kenikmatan sebagai kenikmatan yang diberikan dalam kehidupan dunia mereka saja. Sementara di hari Kiamat nanti mereka akan memperoleh ganjaran dari perbuatan mereka. 

Allah berfirman: “Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke Neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan kamu telah fasik“…” (QS. Al-Ahqaaf: 20)

Bahwa dunia ini adalah milik orang- orang kafir. Di dunia ini mereka di “emong” dengan kenikmatan. Dan ketika mereka berpindah ke negeri Akhirat dari kehidupan dunia di mana mereka mendapatkan berbagai kenikmatan tersebut, mereka akan mendapatkan siksa. Siksa itu menjadi lebih berat buat mereka karena mereka mendapatkannya sebagai balasan dan ganjaran. Karena dengan hilangnya kenikmatan dan kesejahteraan yang selama ini mereka senangi di dunia.

Ada hikmah ketika yang bisa kita tambahkan di sini berkaitan dengan gangguan dan penyakit yang diderita seorang mukmin. Ketika seorang mukmin berpindahan dari negeri tempat ia melakukan kebajikan di dunia ini, berarti ia berpindah dari segala hal yang menyakiti dan mengganggu dirinya menuju segala kemudahan dan kegembiraan. Sehingga kegembiraan tersebut yang sebelumnya sudah didahului oleh berbagai kenikmatan dunia, menjadi berlipatganda. Karena ia berhasil memperoleh kenikmatan setelah segala musibah dan rasa sakit yang dialaminya hilang. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, muslim.id, Selasa 29 Shafar 1446 H, 03 September 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jadilah Perintis Kebaikan

“Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa- dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim no 1016)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits : Yang dimaksud Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam dengan sabdanya  "Barang siapa yang merintis sunnah hasanah/baik adalah mendahului dalam mengamalkan sunnah yang telah valid dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dan bukan membuat/merekayasa/berkreasi dalam membuat suatu ibadah yang baru.

Mendahului/memulai menjalankan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu diikuti oleh orang- orang lain. Bisa jadi sunnah tersebut bukanlah sunnah yang ditinggalkan/dilupakan/telah mati, akan tetapi dialah yang pertama kali mengingatkan orang orang lain dalam mengerjakannya. Sebagaimana dalam kasus hadits Jarir bin Abdillah, sunnah Nabi yang dikerjakan adalah sedekah. Tentunya sunnah ini bukanlah sunnah yang telah mati atau ditinggalkan para sahabat, akan tetapi pada waktu kasus datangnya orang- orang miskin maka sahabat Anshori itulah yang pertama kali mengamalkannya sehingga diikuti oleh para sahabat yang lain.

Bisa jadi makna "sanna sunnatan hasanah" kita artikan dengan menghidupkan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang telah mati/ditinggalkan.

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam "Barang siapa yang merintis sunnah hasanah/baik tidaklah mungkin dibawakan pada makna kreasi amal ibadah yang baru. Karena tidak mungkin diketahui itu baik atau buruk kecuali dari sisi syari'at. Akal tidak punya peran dalam menilai ibadah hasil kreasi baik atau buruk.

Kalau memang makna adalah membuat kreasi ibadah baru yang tidak diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berarti Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menganjurkan kita untuk sering berkreasi membuat ibadah baru (bid'ah hasanah). 

Semakin banyak berkreasi maka semakin bagus. Jika perkaranya demikian lantas apa faedahnya anjuran Nabi tatkala terjadi perselisihan dengan barkata (Hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku), (Gigitlah sunnahku dengan geraham kalian) !!!. 

Apa faedahnya perkataan Nabi ini jika ternyata setiap orang boleh berkreasi membuat sunnahnya sendiri-sendiri ??!!! Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :

Ancaman orang yang enggan terhadap sunah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisa : 115)

Larangan mendahului Allah dan Rasul-Nya. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat :1)

Yang berhak membuat syariat hanya Allah dan RasulNya. Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah ? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang- orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (QS. Ash-Shura : 21)

Insya Allah Allah melimpahkan kesehatan dan keberkahan kepada kita semua serta senantiasa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dan memiliki hati yang terbaik, bersih dan ikhlas dalam berbuat kebaikan. Serta Allah Subhana Wa Ta'ala menerima taubat dan memberikan ampunan atas dosa- dosa kita... Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 28 Shafar 1446 H, 02 September 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dua Hal Tidak Boleh Ditunda

ADA DUA HAL yang tidak boleh ditunda bagi seorang muslim, yang mesti bersegera melakukannya. 

Pertama, BERTAUBAT. Jika seseorang ingin bertaubat, maka segera bertaubat. Jangan menunda- nundanya, karena sesungguhnya kematian itu datang tiba-tiba dan tidak bisa ditunda. 

Allah Ta'ala berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

“Siapa orang-orang yang bertakwa itu? Yaitu orang-orang yang apabila mereka melakukan perbuatan dosa, maka mereka segera ingat kepada Allah lalu mereka memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mereka yakin tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah saja.” (QS. Ali-Imran : 135)

Berkata Lukman kepada anaknya, "Wahai anakku, jangan mengakhirkan (menunda-nunda) taubat, karena sesungguhnya kematian itu akan datang dengan tiba-tiba!" (Qashrul Amal, oleh Ibnu Abid Dunya: 178)

Dari Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.” (HR. Ibnu Majah no. 4250)

Setiap hamba pernah berbuat salah, namun hamba yang terbaik adalah yang rajin bertaubat. 

Dari Anas, beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, Ad Darimi, Al Hakim. Misykatul Mashobih)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy Jundub bin Junadah,

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987. Shahih At Targhib wa At Tarhib 2655)

Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan- akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja. 

Allah Ta’ala berfirman, ”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 70)

Berkata Asy Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah, Janganlah kamu katakan : "Saya masih muda, nanti saja saya bertaubat."

Kedua, BERAMAL SHALEH. Betapa banyak orang di akhirat begitu menyesal, yakni orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya begitu saja tanpa beramal shaleh. Mereka menginginkan kembali ke dunia untuk memperbanyak amal sholeh. 

Allah Ta'ala berfirman, "hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal sholeh yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Muminun 99-100)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : "Allah Ta'ala menceritakan tentang keadaan orang yang sedang menjelang kematiannya dari kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah Ta'ala. Diceritakan pula perkataan mereka saat itu dan permintaan mereka untuk dapat dikembalikan lagi ke dunia untuk memperbaiki apa yang telah dirusakkannya selama hidupnya. 

Karena itu, disebutkan dalam firmanNya: Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak."  (QS. Al Mu’minun: 99-100)

Untuk itu bersegeralah untuk beramal sholeh, jangan sampai setan menghalanginya untuk melakukannya. Atau kematian lebih dahulu mendatanginya. 

Allah Ta'ala berfirman, "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh." (QS. Al-Munafiqun 10)

Berkata Sufyan bin Sa’id ats-Tsaury rahimahullah, "Jika engkau bertekad untuk mengeluarkan sedekah, melakukan sebuah kebaikan, atau beramal saleh, segera laksanakan saat itu juga, sebelum setan menghalangi dirimu untuk melakukannya." (Hilyatul Auliya', jilid 7 hlm. 62)

Ini dua hal yang sangat perlu diperhatikan, yang tidak boleh menunda- nundanya. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 27 Shafar 1446 H, 01 September 2024. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiga Perkara yang Menyelamatkan

Dari Ibnu ‘Umar,  berkata, ‘Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan; berbuat adil di dalam kemurkaan dan keridhaan, hemat di dalam kefakiran dan kekayaan, dan takut kepada Allah dalam keadaan rahasia dan terang-terangan.” (HR. at-Thabraniy di al-Mu’jam al-Kabir)

Dengan segala sesuatu ini, adanya keselamatan itu dari apa ? Dengannya, adanya keselamatan itu dari adzab Allah Ta'ala.

Penyelamat yang kedua, hemat di dalam kefakiran dan kekayaan. al-Qashdu adalah pertengahan dan hemat di dalam segala perkara tanpa berlebihan atau melalaikan.

Dan yang dimaksud dari hadits tersebut adalah, ‘Barangsiapa dalam keadaan faqir, maka dia tidak bakhil dengan apa yang ada di sisinya karena khawatir kehabisan rizqiy, dan tidak juga berlebihan dengan membawa dirinya kepada apa yang dia tidak mampu dengannya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala : “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu0 terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. al-Israa` : 29)

"Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang- orang yang beruntung." (QS. al-Hasyr : 9)

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali Imran : 180)

Dari Jâbir bin ‘Abdillah RA berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, 

"Berhati-hatilah kalian terhadap kezhaliman karena kezhaliman itu adalah kegelapan- kegelapan di hari Kiamat. Dan berhati- hatilah kalian terhadap sifat kikir karena kekikiran itulah yang telah membinasakan orang orang sebelum kalian. Kekikiran itu mendorong mereka menumpahkan darah dan menghalalkan kehormatan mereka.” 

(HR. Imam Muslim 2578, Ahmad III/323, al-Bukhâri al-Adabul Mufrad 483, ‘Abd bin Humaid 1141, al- Baihaqi VI/93 dan X/134 dalam kitab Syu’abul Iimaan  10338, dan al- Baghawi Syarhus Sunnah 4161)

Dan barangsiapa kaya, maka kekayaannya tidak membawanya untuk berlebih-lebihan (boros) dan melampaui batas. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. al-Furqaan : 67). (InsyaAllah bermanfaat). fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Catatan Jumat Pagi. 30 Agustus 2024. By Ferry Is Mirza - FIM @kawasanmargomulyo

Warga Jatim Akan Pilih Gub-Wagub yang AJIS 2B2P

KAMIS 29/8 TADI MALAM pasangan calon (paslon) Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim merupakan paslon ketiga yang mendaftar dalam pilkada Jawa Timur. Sedang siang hari kemarin, paslon petahana Khofifah Emil Dardak lebih dulu test kesehatan lalu daftar di KPU disusul paslon dari PDIP Risma Gus Han.

Ketiga paslon itu akan bersaing merebut suara terbanyak dari warga Jatim dalam pilkada di bulan Oktober mendatang.

Track record ketiga paslon sudah diungkap diberbagai media. Sementara, apa yang diharapkan oleh warga Jatim dan paslon siapa yang akan dipilih menjadi umarah (pemimpin) selam lima tahun mendatang ?

Penulis sebagai salahsatu warga yang punya hak suara, akan memilih paslon yang memiliki kriteria AJIS 2B 2P. Yaitu : Amanah Jujur, Inklusif, Sigap dan Bersih transparan, Bebas korupsi, serta Peduli rakyat, Peduli lingkungan.

Kriteria itu harus dimiliki oleh paslon, lantaran warga Jawa Timur yang cerdas akan memilih gubernur dan wagub yang mampu menghadapi dan mengelola situasi sosial, ekonomi, politik, dan keamanan yang kompleks di provinsi ini. 

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai harapan rakyat terhadap pemimpin yang ideal di tengah situasi Jawa Timur:

Situasi SosPol : Jawa Timur adalah provinsi dengan masyarakat yang beragam suku, agama dan budaya. Warga Jatim dari Ngawi-Madura hingga Banyuwangi, ingin pemimpin yang amanah jujur inklusif sigap dan bersih secara pribadi. Juga mampu menjaga transparansi dalam setiap kebijakan yang diambil. 

Hal Ini penting untuk mencegah konflik sosial yang bisa muncul akibat ketidakadilan atau penyalahgunaan wewenang.

Harapan Rakyat: Pemimpin yang transparan akan mampu menjaga stabilitas sospol dengan memastikan semua kebijakan dan program pemerintah dijalankan dengan adil dapat dipertanggung jawabkan.

Situasi Ekonomi: Jawa Timur adalah salah satu pusat ekonomi Indonesia dengan peran vital di sektor pertanian, industri, dan perdagangan. Ketimpangan ekonomi dan akses yang tidak merata terhadap sumber daya bisa menjadi masalah serius.

Harapan Rakyat: Rakyat berharap gubernur yang amanah jujur dan adil dalam pengambilan keputusan, terutama dalam distribusi anggaran dan sumber daya ekonomi. Pemimpin yang adil akan memastikan bahwa semua warga, terutama yang kurang mampu, mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi daerah.

Situasi Sosial: Keberagaman sosial di Jawa Timur memerlukan pemimpin yang mampu merangkul semua golongan, termasuk kelompok minoritas dan yang terpinggirkan. Inklusivitas penting untuk menjaga harmoni sosial dan mencegah diskriminasi.

Harapan Rakyat: Gubernur yang inklusif akan memperjuangkan hak hak semua warga, tanpa memandang latar belakang mereka Ini akan menciptakan rasa keadilan dan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.

Situasi Keamanan: Jawa Timur memiliki tantangan keamanan yang meliputi ancaman radikalisme, kriminalitas dan ketertiban umum. Korupsi bisa melemahkan penegakan hukum dan memperburuk situasi keamanan.

Harapan Rakyat: Pemimpin yang bebas korupsi dan tegas dalam penegakan hukum akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Pemimpin seperti ini akan bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

Situasi Sosial-Ekonomi: Jawa Timur menghadapi berbagai tantangan, termasuk kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial. Pemimpin yang peduli akan mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah ini melalui program sosial dan ekonomi yang efektif.

Harapan Rakyat: Gubernur yang peduli akan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan, serta menyediakan bantuan sosial yang tepat sasaran. Pemimpin seperti ini akan bekerja keras untuk mengurangi ketimpangan dan memastikan bahwa semua warga mendapat kesempatan yang sama untuk maju.

Situasi Lingkungan: Jawa Timur, dengan sumber daya alam yang melimpah, menghadapi tantangan besar dalam hal degradasi lingkungan, bencana alam, dan perubahan iklim. Pengelolaan lingkungan yang buruk bisa mengancam keberlanjutan hidup masyarakat.

Harapan Rakyat: Pemimpin yang peduli lingkungan akan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya alam, dan melaksanakan program mitigasi bencana. Ini penting untuk memastikan bahwa Jawa Timur tetap menjadi provinsi yang aman dan sehat untuk ditinggali, serta mampu menghadapi tantangan lingkungan di masa depan. Dengan mengacu hal tersebut, maka :

1). Rakyat Jawa Timur yang cerdas akan memilih gubernur yang bersih, transparan, jujur, adil, inklusif, bebas korupsi, dan peduli terhadap rakyat serta lingkungan. Pemimpin seperti ini diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan dengan bijaksana, serta membawa provinsi ini menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, inklusivitas, dan keberlanjutan lingkungan menjadi fokus utama dalam visi pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat Jawa Timur.

2). Rakyat Jawa Timur berharap gubernur yang terpilih pada 2024 mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, menyediakan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, membangun infrastruktur yang merata, serta menjaga lingkungan. 

Selain itu, inklusivitas, keadilan sosial, keamanan, dan perhatian terhadap perempuan dan anak menjadi fokus utama, bersama dengan kepemimpinan yang visioner untuk masa depan yang lebih baik. #Jawa Timur - Jer Basuki Mawa Beya. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, Jumat 25 Shafar 1446 H, 30 Agustus 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barrakatuh

Sibuk yang Melalaikan Akibatnya Melupakan Allah

JUMAH MUBARAK. Apabila Allah belum Mengkehendaki KEBAIKAN bagi Kita. Maka Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.

Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak. Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan bisnis. Kesibukan yang menjauhkan dari Allah  dan dari ibadah kepadaNya.

Allah ta'ala berfirman : "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)

Alangkah ruginya kita bila itu yang terjadi karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan... Semua hanya titipan.                

Sekiranya saja kita mampu bertanya pada orang orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan kalau saja mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan mati matian untuk merebut dunia.                          

Karena tujuan kita diciptakan adalah hanya untuk menyembah Allah dan beribadah kepadNya.     

Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pendapatan, pangkat, harta, rumah besar, mobil mewah.

Tetapi kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu orang lain lebih dari kita. Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.

Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di Sepertiga Malam, shalat Tahajjud dan  bermunajat kepada Rabb.

Kita cemburu apabila melihat orang lain ganti gadget baru, ganti mobil baru dengan yang lebih mewah.

Tetapi kita jarang  cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al-Qur'an sebulan dua kali.

Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin. Tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur, sesungguhnya panggilan Illahi bertambah dekat ... Lalu bertambahkah bekal kita ???             

Kita patut untuk sering bermuhasabah mengenai persiapan ke perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama lamanya.

Hidup di dunia yang hanya sesaat ini  menentukan kehidupan yang kekal nanti di Akhirat.                       

Sesungguhnya mati itu Benar... Alam kubur itu benar... Hisab itu benar... Mahsyar Allah itu benar... Surga itu benar... dan Nerakapun itu juga benar...

Dan bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal itu.... Hanyalah dengan  IMAN TAQWA dan AMAL SHALIH saja.... Baarakallahu fiikum. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 24 Shafar 1446 H, 29 Agustus 2024. Assalammualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Berharap Rahmat Allah

Mengapa begitu sering kita mengharapkan perhatian manusia. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memperhatikan kita.

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman: “Dan apabila hamba- hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Seseorang pernah bertanya pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Apa yang dimaksud hati yang bersih (suci) ?” 

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “(Yaitu) seseorang mengetahui bahwa Allah ‘Azza Wa Jalla selalu bersamanya di mana saja dia berada.”

(HR. Thabarani dalam Al Mu’jam Ash Shagir. Dishahihkan Syaikh Al Albani di As Silsilah Ash Shohihah 1046). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi Alquran dan alhadits, Rabu 23 Shafar 1446 H, 28 Agustus 2024. Assalammu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

"Akan Datang Hari Mulut Dikunci ."

SEGALA hal yang dilakukan manusia di dunia ini pada hakekatnya akan dimintai pertanggung jawaban. 

Setiap bagian dari tubuh kita kelak pada hari kiamat akan berbicara mengenai apa saja yang telah kita lakukan selama di dunia ini. apakah tubuh ini kita gunakan untuk taat pada apa- apa yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala perintahkan. Atau malah sebaliknya rajin melakukan kemaksiatan.

Ada lagu berjudul “Ketika Tangan dan Kaki Berkata” merupakan salahsatu lagu religi yang fenomenal yang dipopulerkan oleh penyanyi Alm Chrisye. 

Berikut potongan lirik lagu tersebut : "Akan datang hari mulut dikunci, Kata tak ada lagi, Akan tiba masa tak ada suara dari mulut kita."

Lagu religi ciptaan seniman Taufiq Ismail tersebut terinspirasi dari salah satu ayat Qur’an yakni QS Yasin ayat 65:

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".

Bahwa ayat al Quran dalam surah Yasin tersebut menjadi jawaban atas pernyataan orang kafir. 

Mereka berkata bahwa : “Demi Allah, ya Tuhan kami, kami tidaklah termasuk orang-orang musyrik.”  

Perkataan mereka ini terdapat dalam QS. Al-An’am : 23 "Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: . "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah".

Bahwa nanti di hari kiamat orang kafir dan orang munafik akan mengingkari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan di dunia.

Bahkan mereka bersumpah bahwa tidak pernah melakukan perbuatan maksiat. 

Saat itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. mengunci mulut mereka sehingga tidak bisa berbicara lagi. Lalu tangan dan anggota tubuh mereka yang diperintah untuk berbicara dengan disaksikan oleh anggota yang lain.

Bahwa QS Yasin ayat 65 ini hanya menyebutkan tangan dan kaki manusia saja yang menyampaikan pengakuan dan kesaksian. 

Dalam ayat-ayat lain seperti QS Fushshilat ayat 20 diterangkan bahwa : "pendengaran, penglihatan, sampai kulit juga akan dimintai pertanggung jawabannya." 

Kemudian dalam QS Al-Isra ayat 36 disebutkan : "bahwa hati manusia sebagai pengatur organ tubuh manusia juga akan dimintai pertanggung jawabannya." 

Dengan bahasa lain, ayat di atas contoh dari tampilnya seluruh bagian dari diri manusia untuk mengakui kesalahan dan dosanya. Lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata” mengandung tiga pesan moral yakni : 

1. Mengingatkan manusia jika setiap makhluk yang bernyawa pasti akan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setiap makhluk hidup pasti akan mati dan inilah takdir yang pasti. 

2. Mengingatkan manusia tentang mempertanggung jawabkan segala yang telah dilakukannya di dunia.

Tidak ada lagi yang akan bisa mengelak, berbohong dan bersembunyi. Semuanya akan dimintai pertanggung jawaban, hingga seluruh anggota tubuh ini akan berbicara dengan sendirinya. 

3. Memberikan pengingat tentang Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar manusia sadar jika kehidupan di dunia ini hanyalah sementara.

Oleh karena itu, sebaiknya manusia berhati- hati dalam bertindak, karena setiap perbuatannya akan dipertanggung jawabkan, dan kehidupan setelah hari pembalasan-lah yang kekal selamanya.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam berbicara dan berbuat. Walaupun hanya menulis status media sosial atau sekedar berkomentar, tetap saja akan menjadi catatan amal. 

Entah itu baik ataupun buruk. Karena di akhirat kelak, anggota tubuh manusia yang akan menjadi saksi dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

Dalam QS An Nur ayat 24 dijelaskan: "Pada hari ketika, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Semua perbuatan manusia di dunia ini akan dipertanggung jawabkan masing- masing di akhirat kelak. Termasuk dalam menggunakan media sosial dan menulis komentar atau status di laman- laman jejaring sosial, menyebarkan pesan dari Whatsapp Grup dan sebagainya, termasuk sharing berita dan informasi melalui alat dan media.

Untuk itu marilah kita mulai menyadari bahwa semua amal perbuatan yang dilakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawaban. 

Mulailah bijak menggunakan teknologi dan media sosial, gunakan untuk amal kebajikan. 

Di dunia kita bisa mengelak atau membantah atas tuduhan atau tuntutan yang ditujukan pada kita. 

Namun di akhirat mulut yang terbiasa bicara akan dikunci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Lalu, anggota tubuh yang akan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kepada kita. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

*#No Ferry No Happy* Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 22 Shafar 1446 H, 27 Agustus 2024. Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Allah Yang Maha Segalanya

Sedekat apapun hubunganmu dengan manusia, tetap... tidak akan ada seorangpun yang dapat memahamimu dengan baik selain Allah.

Sekuat apapun pertolongan manusia terhadapmu, tetap tidak akan ada seorangpun yang dapat menolongmu melebihi pertolongan Allah.

Sebaik apapun engkau mengadu kepada manusia, tetap saja ...manusia hanya bisa memberi saran, sedang Allah... yang Kuasa memberimu Jalan.

Maka ... ketika beban hidup terlalu berat, persoalan datang silih berganti ... kesulitan yang menghimpit,  musibah datang melanda, masalah sulit teratasi ... memohonlah kepada Allah.

Sungguh ... setiap tangismu, kesusahanmu, masalahmu, kesedihanmu, hanya "Allahlah tempatmu terbaik untuk memohon" ... karena tidak ada yang Maha Mendengar kecuali Allah ... tidak ada yang Maha Pengasih  kecuali Allah ... tidak ada yang Maha Kuasa kecuali Allah, maka ... jadikanlah "Allah tujuan pertamamu untuk memohon" ... sebelum engkau memohon kepada manusia, dan hal itulah yang juga telah dicontohkan oleh Nabi dan orang-orang shalih.

Nabi Ya’qub ‘alaihis salam berkata ... sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku",(Qs.Yusuf : 86).

Al-Hafidz Ibnul Jauzi Rahimahullah juga mengatakan : Dahulu salaf tidak suka mengadu kepada manusia ... pengaduan meskipun bisa memberikan kenyamanan namun hal itu menunjukkan adanya kelemahan dan kehinaan, sedangkan bersabar darinya menjadi "Bukti" adanya kekuatan dan kemuliaan". (Ats-tsabaat 'indal Mamaat 55).

In sya Allah, Allah memberi kita kemudahan dalam setiap kesulitan, memberi kita kekuatan dalam setiap kelemahan dan menguatkan Tauhid kita dalam setiap keadaan, Aamiin ..... In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 21 Shafar 1446 H, 26 Ags 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Renungi Hakekat Hidup Ini dan Ucapkan yang Bermanfaat

Setiap hari sebenarnya semua orang selalu mendapatkan musibah. Namun, seringkali tidak menyadarinya, apalagi mengambil pelajaran darinya.

MUSIBAH PERTAMA: Umur yang terus berkurang. Ironisnya pada hari ketika umur kita berkurang, tidak sedih karenanya. Tapi, bila uang kita berkurang, bersedih.. Padahal uang bisa dicari lagi, sedangkan umur tidak mungkin dicari gantinya.

MUSIBAH KEDUA: Setiap hari kita memakan dari rezeki Allah. Bila rezeki itu haram; kita akan disiksa karenanya.. dan bila rezeki itu halal; kita tetap akan dihisab untuk mempertanggung jawabkannya, dan kita tidak tahu apakah akan selamat dalam hisab itu atau tidak.

MUSIBAH KETIGA: Setiap hari, kita semakin mendekat kepada akherat, dan semakin menjauh dari dunia.

Meskipun begitu, kita tidak memperhatikan akheratnya yang kekal sebagaimana kita memperhatikan dunia yang fana… Padahal kita tidak tahu, pada akhirnya nanti kita akan ke surga ataukah ke neraka.

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia, sebagai tujuan terbesar hidup kami dan tujuan akhir ilmu kami..

Ya Allah.. Hindarkanlah kami dari nerakaMu, dan jadikanlah rumah abadi kami adalah surgaMu, Aamiin.

Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (Qs. Qaaf 18)

Thawus bin Kaisan rahimahullah berkata, ketika menjelaskan ayat di atas : "Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan oleh anak Adam, kecuali pasti akan dicatat, bahkan rintihannya ketika ia sedang sakit.” (Shifatus Shafwah, 2/591; Hilyatul Auliya, 4/4). In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, manhajsalaf Ahad 21 Shafar 1446 H, 25 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Konsekuensi Dosa di Dunia dan Kehilangan Rezeki

BAYANGKAN sejenak, saat kita berjalan di bawah langit yang cerah dan merasakan hembusan angin yang menenangkan. Setiap napas yang kita ambil, setiap rezeki yang kita terima—apakah itu makanan di meja kita, cinta dari keluarga, atau pekerjaan yang kita nikmati—semua itu adalah bentuk keberkahan dari Allah Ta’ala.

Namun, apa yang terjadi ketika kita berpaling dari petunjukNya ? Dosa, seperti awan gelap yang menutupi matahari, dapat mengaburkan dan akhirnya memutus aliran berkah tersebut. 

Sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Jikalau sekiranya penduduk negeri- negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa jika penduduk negeri- negeri beriman dan bertakwa, Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Maka pemahaman dari sisi mafhum mukhalafahnya adalah bahwa mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah akan dihadapkan pada kekurangan dan penderitaan sebagai akibat dari perbuatan mereka.

Saudaraku, pernahkah engkau renungkan mengapa kebahagiaan terasa begitu jauh, atau mengapa setiap usaha kita terasa begitu berat dan penuh rintangan ? Mungkin jawabannya ada dalam dosa-dosa yang masih kita anggap remeh, kita belum takut akan konsekuensinya. Dosa dan kemaksiatan yang tanpa kita sadari telah menutup pintu berkah dan memutus aliran rezeki yang seharusnya mengalir deras ke dalam hidup kita.

Ketika kita menjauh dari petunjuk agama yang hanif ini dan terjerumus dalam dosa, maka akan terasa ketidakstabilan dalam hidup kita. Stres dan kekhawatiran menggantikan kedamaian, konflik menggantikan keharmonisan, dan penyakit menggantikan kesehatan. Sadarilah bahwa inilah tanda- tanda nyata bahwa keberkahan sedang menjauh dari kita.

Namun, di balik itu semua, yakini pula dengan husnudzan yang tinggi bahwa Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita kesempatan untuk kembali ke jalanNya. Dengan melakukan taubat dan memperbaiki diri, insyaallah rezeki dan keberkahan yang hilang akan dikembalikan oleh Allah Ta’ala. Kehidupan yang diberkahi bukanlah sebuah impian yang tak terjangkau, tetapi sebuah kenyataan yang bisa kita capai jika kita memilih untuk hidup sesuai dengan ketentuan syariat Islam sebagaimana petunjuk sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Musibah dan Kesulitan

Setiap kali bencana alam melanda, kadang kala kita terjebak dalam pertanyaan tanpa jawaban: Mengapa ini terjadi ? Dari gempa bumi yang menghancurkan hingga badai yang menerjang, dari kekeringan yang melanda hingga banjir yang meluluhlantakkan, manusia terus berupaya mencari penjelasan melalui sains dan statistik. Namun, dalam kedalaman keheningan hati kita, ada suara yang mengingatkan bahwa mungkin, hanya mungkin, ada hubungan antara tindakan kita dan tragedi yang kita hadapi. 

Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Allah Ta’ala dengan jelas menyatakan bahwa musibah yang menimpa kita adalah akibat dari perbuatan tangan kita sendiri, sementara Allah dengan kasih sayangNya memaafkan banyak dari kesalahan- kesalahan kita. Ayat ini menjadi pengingat yang kuat bahwa setiap langkah keliru berupa perbuatan dosa dan maksiat yang kita ambil bisa berbuah pada derita yang kita alami di dunia ini.

Bayangkan seorang petani yang bekerja keras setiap hari, menanam benih dengan harapan akan panen yang melimpah. Namun, ketika musim panen tiba, tanahnya kering dan hasil buminya hancur. Dia mungkin merenungkan apa yang telah dia lakukan untuk layak menerima penderitaan ini.

Tak ada yang kebetulan dalam sunnatullah. Berkaitan dengan fenomena ini, mungkin ada dosa tersembunyi yang menjadi penghalang bagi rezeki yang seharusnya dia terima. Bencana alam yang terjadi di sekitar kita bisa jadi adalah cerminan dari ketidakseimbangan yang kita lakukan dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta Allah Ta’ala. Musibah sering kali mengingatkan kita akan perlunya introspeksi dan taubat, agar kita bisa kembali ke jalan yang benar dan meraih kembali keberkahan yang telah hilang.

Lebih menyedihkan lagi, musibah yang diakibatkan oleh dosa tidak hanya mempengaruhi pelaku dosa itu sendiri. Kesulitan ekonomi, keruntuhan moral, dan kehancuran lingkungan yang kita saksikan saat ini adalah bukti nyata bahwa dosa-dosa individu dapat menimbulkan gelombang efek yang merusak seluruh komunitas.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaNya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Ketika ketidakadilan dan kezaliman menjadi norma dalam masyarakat, dampaknya tidak dapat dihindari. Kita melihat keluarga- keluarga yang terpecah karena kemiskinan, anak- anak yang menderita kelaparan, dan alam yang merintih karena kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Demikianlah konsekuensi dosa. Maka kita semestinya menyadari bahwa setiap tindakan memiliki dampaknya sendiri, dan dengan menghindari dosa, kita dapat mencegah banyak kesulitan dan musibah yang menimpa kita. Insyaallah.

Kezaliman Penguasa dan Keterpurukan Sosial

Perbuatan dosa yang kita lakukan bukan hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga meresap ke dalam tatanan masyarakat, dapat menimbulkan kekacauan dan ketidakadilan. Ketika dosa-dosa seperti korupsi, kecurangan, dan penipuan menjadi hal yang dianggap lumrah, maka lingkungan tempat kita tinggal pun perlahan-lahan diracuni oleh ketidakbenaran.

Akibatnya, keadilan yang seharusnya menjadi hak setiap individu semakin sulit ditemukan. Penguasa yang seharusnya melindungi dan melayani rakyatnya justru menjadi tiran yang mengeksploitasi kekuasaan untuk keuntungan pribadi mereka. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat kehilangan kepercayaan dan harapan mereka terhadap para pemimpin, menciptakan lingkaran setan dari penindasan dan penderitaan yang tampaknya tak ada akhirnya.

Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran niscaya mereka akan ditimpa kelaparan yang berkepanjangan dan kezaliman para pemimpin.” (HR. Ibnu Majah (4019), Ibnu Abi Ad-Dunya (11))

Ketika masyarakat mengurangi timbangan dan takaran, yang merupakan simbol dari perilaku tidak jujur dan curang, mereka tidak hanya merusak hubungan sosial tetapi juga mengundang bencana berupa musim kekeringan dan pemimpin yang zalim. Kezaliman penguasa ini kemudian membawa dampak luas yang merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Kekeringan tidak hanya berarti kurangnya air tetapi juga kurangnya rezeki, kemakmuran, dan keadilan.

Kita sering menyaksikan bahwa akibat dari perbuatan pemimpin yang korup dan tidak adil sering kali berakhir dengan penderitaan besar bagi rakyat jelata. Bayangkan keluarga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem karena dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan mereka dialihkan untuk mengisi kantong pribadi para penguasa. Bayangkan pula ketika seorang anak yang tidak bisa bersekolah karena biaya pendidikan dialihkan untuk proyek-proyek tanpa manfaat.

Kejahatan-kejahatan kecil yang diabaikan dan diterima oleh masyarakat berkembang menjadi bencana besar, menghancurkan harapan dan impian banyak orang. Sebagai seorang mukmin, sudah menjadi kewajiban kita untuk berlaku jujur, adil, dan benar sehingga dengannya kita dapat terhindar dari bencana kezaliman penguasa dan keterpurukan sosial. Insyaallah. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 20 SHAFAR 1446 H, 24 Agustus 2024, jalan kayuputihgatsubmsin. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ketenangan Hati

Alhamdulillah... Allahummaa Sholli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa'alaa Ali Sayyidina Muhammad.

Air yang keruh itu jangan diaduk Nanti akan bertambah SEMAKIN keruh, Bersabarlah... tenanglah sejenak, Nanti yang jernih akan muncul, Kepermukaan.

SAMA HALNYA... Sa'at kamu dihadapkan dengan MASALAH , Semakin kamu PIKIRKAN, Maka ia akan menjadi RACUN bagi DIRIMU,

Bersabarlah... Belajarlah untuk menenangkan dirimu, Karena terkadang masalah itu, Bukan di orang lain, tapi ada pada di dirimu sendiri.

Bagaimanapun kamu harus punya kendali : Atas pikiranmu sendiri  KETENANGAN HATI akan hadir. Sa'at kamu belajar untuk mengontrol diri Dan membiarkannya berlalu. 

Jangan berkeluh kesah atas masalahmu. Jangan basahi WAJAHMU. Dengan AIR MATAMU.

Segeralah BANGKIT Basahi WAJAHMU dengan AIR WUDHU. SHOLATLAH adukan setiap MASALAHMU. Kepada RABBMU

Saat kamu menangis dalam SUJUDMU. Allah memang tak memeluk RAGAMU, Namun MENENANGKAN segala.

Yang ada dalam HATIMU Perbaiki SHOLAT MU maka Allah akan MEMPERBAIKI HIDUP dan AKHLAKMU satukan DUNIA AKHIRAT sekarang juga.

Hati akan TENANG... Bila kita bisa menerima KENYATA'AN bahwa : Apa yang kita DAPAT, itu sudah DITETAPKAN. Apa yang HILANG, itu sudah DITAKDIRKAN.

Jangan MENGEJAR hidup SENANG Tapi KEJARLAH hidup TENANG , ajari HATI untuk selalu BERSYUKUR dan BERSABAR dalam SEGALA HAL karena nikmat Allah itu BESAR.

Marilah kita dan seluruh KELUARGA  KITA selalu BERIMAN , BERTAQWA kepada Allah, Selalu SADAR DIRI, bisa MENGENDALIKAN diri, tetap selalu diberikan KESABARAN, KETENANGAN HATI,  BERSYUKUR atas segala NIKMAT dan KARUNIANya. Dan selalu mendapat RAHMAT TAUFIK  HIDAYAH, BIMBINGAN serta LINDUNGAN NYA. Aamiin....!!!

In sya Allah bermanfa'at, teriring do'a: Jazakumullahu khairati wasa'adatid dunya wal akhirah. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 19 Shafar 1446 H, 23 Ags 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Selalu Dekatkan Diri Kepada Allah Ta'ala

JUMAH MUBARAKH. Saudaraku seiman tahukah apakah empat janji yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita dalam Al-Qur’an?

Pertama : “Jika kalian bersyukur maka akan Aku tambahkan nikmatKu untuk kalian.” (Qs. Ibrahim : 7). Kedua : “Ingatlah kepadaKu niscaya Aku ingat kepada kalian.” (Qs. Al-Baqarah : 152)

Ketiga : “Berdoalah kepadaKu pasti Aku kabulkan untuk kalian.” (Qs. Ghafir : 60). Keempat : “Tidaklah Allah mengazdab (menghukum) mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (Qs. Al-Anfal : 33).

InsyaAllah, Allah mudahkan kita mengamalkannya dan bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 17 Shafar 1446 H, 22 Agustus 2024, porwanastreeparkhotelbmasimkalsel. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Akal Pikiran

Manusia telah diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lain dengan akal pikiran. Dengan akal dan pikirannya itu, manusia bisa menguasai dan menjelajahi bumi dan alam raya.

Setelah melihat tanda tanda kebesaran Allah di alam semesta, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan hambaNya yang beriman untuk berpikir kritis melalui ayat- ayat Al Quran.

Meski demikian, banyak manusia yang tidak memahami bukti-bukti kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui ciptaanNya yang mahasempurna.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal". (QS. Ali Imran : 190)

Dan Apabila Allah selalu menggerakkan hati kita untuk mengingat Nya, maka itu adalah bahwa Allah mencintai kita.

"Sungguh Allah beserta orang-orang yang BERTAKWA' dan orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. An-Nahl : 128 )

Marilah kita sekarang berdoa dan bertobat untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti.

InsyaAllah dengan doa kita ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita.

Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala mara bahaya. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang.

Dan ditutup umur kita semua dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits serta manhadsalaf muslim.id.co, Rabu 16 Shafar 1446 H, 21 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

Umur Terbatas, Pahala Tanpa Batas

Sesungguhnya, di antara karunia besar Allah Ta’ala kepada umat yang berumur pendek ini adalah petunjuk-Nya kepada amalan-amalan yang pahalanya terus mengalir hingga setelah kematian. Oleh karena itu, syariat Islam sangat menganjurkan umat Islam untuk berusaha agar amalannya tidak terputus setelah kematian, dan catatan amal kebaikannya tetap terbuka, sehingga pahalanya berlipat ganda. Amalan- amalan ini dirangkum dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

“Empat amalan yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya setelah kematian: 1) orang yang mati syahid di jalan Allah; 2) orang yang mengajarkan ilmu, maka pahala amalannya terus mengalir selama ilmunya diamalkan; 3) orang yang bersedekah, maka pahala sedekahnya terus mengalir selama sedekahnya ada; dan 4) orang yang meninggalkan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. At-Tabrani dalam “Al-Kabir“)

Hadits ini menunjukkan bahwa amalan seseorang terputus saat ia meninggal, dan pahalanya tidak lagi bertambah, kecuali dalam empat hal ini. Anak saleh adalah hasil didikannya, begitu pula ilmu yang ia tinggalkan melalui pengajaran atau tulisan. Begitu juga dengan jihad di jalan Allah dan sedekah jariyah (wakaf). Berikut rincian pembahasan untuk masing-masing amalan tersebut:

Mati saat berjihad di jalan Allah (Ribath)

Ribath adalah kegiatan menjaga wilayah perbatasan antara kaum muslimin dan orang kafir untuk melindungi kaum muslimin dari mereka. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berjaga (ribath) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan salat malam selama sebulan. Jika ia mati, amalan yang biasa ia lakukan akan terus mengalir pahalanya, rezekinya terus diberikan, dan ia terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim)”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Dan Allah membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan aman dari ketakutan yang besar.” (HR. Ibnu Majah)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Setiap orang yang mati, amalannya terhenti, kecuali orang yang mati saat berjihad di jalan Allah (ribath), maka amalannya akan terus bertambah hingga hari kiamat, dan ia aman dari fitnah kubur.” (HR. At-Tirmidzi)

Inilah keutamaan besar bagi orang yang berjihad di jalan Allah (ribath) dan meninggal saat melakukannya. Amalan yang biasa ia lakukan akan terus bertambah dan berlipat ganda hingga hari kiamat, ia terbebas dari siksa kubur dan fitnahnya. As-Suyuthi rahimahullah berkata, “Beberapa ulama berpendapat berdasarkan hadis ini bahwa orang yang berjihad di jalan Allah (ribath) tidak akan ditanya di dalam kuburnya seperti halnya orang yang mati syahid.” Orang yang berjihad di jalan Allah (ribath) juga akan terus diberikan rezekinya. Allah Ta’ala berfirman,

“Bahkan, mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169)

Orang yang berjihad di jalan Allah (ribath) juga akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan aman dari ketakutan yang besar.

Allah Ta’ala berfirman, “Mereka tidak diliputi oleh ketakutan yang besar, dan malaikat- malaikat menyambut mereka (dengan mengatakan), ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’” (QS. Al-Anbiya’: 103)

Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, lalu terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. An-Naml: 87)

Betapa banyak pahala besar yang akan didapatkan oleh orang yang mati saat berjihad di jalan Allah (ribath), sejak zaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, hingga Allah Ta’ala mewarisi bumi dan seisinya.

“Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid:  21).

Sedekah jariyah

Sedekah jariyah adalah sedekah yang terus mengalir dan berkelanjutan, seperti wakaf yang ditujukan untuk berbagai kebaikan. Jenisnya banyak, di antaranya: menggali sumur, membangun tempat penampungan, menanam pohon, membangun masjid, panti asuhan, dan mendonorkan organ tubuh dengan aturan yang berlaku, seperti tidak untuk diperjualbelikan dan dilakukan dari orang yang masih hidup kepada yang masih hidup atau dari orang yang sudah meninggal kepada yang masih hidup.

Mengenai hal ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan terus mengalir kepadanya setelah kematiannya adalah …” Beliau menyebutkan di antaranya: “Mushaf yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah singgah yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya saat sehat dan hidup, akan terus mengalir kepadanya setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga perkara: kecuali dari sedekah jariyah…” (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Sebaik- baiknya peninggalan seorang laki-laki setelah kematiannya ada tiga hal.” Beliau menyebutkan di antaranya: “Sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir kepadanya.” (HR. Ibnu Majah)

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadis ini menunjukkan keabsahan wakaf dan besarnya pahalanya, dan bahwa pahala sedekah sampai kepada orang yang meninggal berdasarkan kesepakatan ulama.”

Maka, sebelum ajal menjemput, wahai hamba Allah, manfaatkanlah harta yang Allah Ta’ala anugerahkan kepadamu dan segeralah mewakafkan sebagiannya di tempat yang tepat agar mengalirkan pahala yang besar kepadamu saat berada di dalam kuburmu. Sungguh beruntung orang yang beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan sengsara orang yang mengikuti hawa nafsunya, dan amalannya hanya sebatas angan-angan!

Ilmu yang bermanfaat

Yang dimaksud dengan ilmu jika disebutkan secara umum adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. As-Shan’ani rahimahullah berkata, “Ilmu-ilmu yang menjadi sarana untuk memahami ayat yang muhkam (jelas), sunah yang sahih, atau kewajiban yang adil, maka hukumnya sama dengan hukum ayat, sunah, atau kewajiban tersebut. Mengajarkan ilmu mencakup menulis, mengajar, menyalin, dan mengoreksi kitab-kitab karya ulama Islam.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga perkara.” Beliau menyebutkan di antaranya: “Ilmu yang bermanfaat.” (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Sebaik baiknya peninggalan seorang laki-laki setelah kematiannya ada tiga hal.” Beliau menyebutkan di antaranya: “Ilmu yang diamalkan setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan terus mengalir kepadanya setelah kematiannya adalah… ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan…” (HR. Ibnu Majah)

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menjelaskan keutamaan ilmu, anjuran untuk memperbanyaknya, dan dorongan untuk mewariskannya melalui pengajaran, penulisan, dan penjelasan. Hendaknya seseorang memilih ilmu yang paling bermanfaat di antara ilmu-ilmu yang ada.”

Dakwah kepada Allah Ta’ala termasuk dalam cakupan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada manusia, yang akan memberikan manfaat kepada pemiliknya setelah kematiannya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, bidang dakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah salah satu bidang yang paling besar dan paling subur dalam memperpanjang umur produktif, menambah kebaikan, dan keberlanjutannya setelah kematian.

Doa anak laki shaleh dan perempuan shaliha

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali dari tiga perkara.” Beliau menyebutkan di antaranya: “Anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Sebaik-baiknya peninggalan seorang laki-laki setelah kematiannya ada tiga hal: anak saleh yang mendoakannya…” (HR. Ibnu Majah)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda : “Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan terus mengalir kepadanya setelah kematiannya adalah… anak saleh yang ia tinggalkan.” (HR. Ibnu Majah)

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan keutamaan menikah dengan harapan mendapatkan anak saleh, dan bahwa pahala doa sampai kepada orang yang meninggal berdasarkan kesepakatan ulama.”

Anak saleh adalah perpanjangan usia bagi orang tua dan keberlanjutan kebaikan mereka setelah kematian. Oleh karena itu, orang tua harus bersungguh-sungguh dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Orang tua tidak akan mengetahui nilai anak saleh, kecuali ketika mereka berada di dalam kubur, kemudian mereka melihat hadiah demi hadiah dalam timbangan kebaikan mereka, berupa pahala istigfar, sedekah, doa, atau amalan lain yang dilakukan oleh anak-anak mereka.

Wahai kaum muslimin, sebagai bukti kebenaran hal tersebut, terdapat dalam hadis Ummu ‘Ala radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Aku melihat ‘Utsman bin Mazh’un dalam mimpi, matanya mengalirkan air. Aku menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menceritakan hal itu kepadanya. Beliau bersabda, ‘Itulah amalannya yang terus mengalir kepadanya." (HR. Al-Bukhari)

Artinya, sebagian amalannya masih terus mengalir pahalanya seperti sedekah. Para ulama berkata, “‘Utsman bin Mazh’un radhiyallahu ‘anhu memiliki anak saleh yang ikut dalam perang Badar dan perang-perang setelahnya, yaitu As-Sa’ib. Ia meninggal pada masa kekhalifahan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Tidak diragukan lagi bahwa ia mendoakan ayahnya setelah kematiannya. Selain itu, ‘Utsman bin Mazh’un radhiyallahu ‘anhu adalah orang kaya, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa ia memiliki sedekah yang terus mengalir setelah kematiannya.” InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, muslimafiya, Selasa 15 Shafar 1446 H, 20 Agtus 24. Assalamu'alaikum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Berjalan biasa untuk Dunia, Berjalan Cepat untuk Akhirat, Berlarilah untuk Taubat

AL QURAN benar- benar mukjizat dan tidak ada yang bisa membuat sampai sekarang. Salah satu keindahannya adalah pemilihan kata yang benar-benar tepat, Indah dan sesuai keadaaan.

Misalnya : UNTUK URUSAN DUNIA, Allah menggunakan lafadz “Berjalan”. UNTUK URUSAN AMAL AKHIRAT, Allah menggunakan lafadz “Berjalan cepat”. UNTUK URUSAN BERTAUBAT, Allah menggunakan lafadz “Berlari.”

Perhatikan ayat berikut dalam urusan dunia: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka BERJALANLAH di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari REZEKI-NYA. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk : 15)

Untuk BERAMAL kita diperintahkan LEBIH CEPAT yaitu “Berjalan cepat". Perhatikan ayat berikut : “Hai orang-orang beriman, Apabila diseru untuk menunaikan SHALAT Jum’at, Maka BERJALAN CEPAT (bersegeralah) kamu kepada mengingat Allah  dan tinggalkanlah jual beli." (QS. Al Jumu’ah :9)

Sedangkan untuk urusan bertaubat, Maka kita diperintahkan SECEPAT MUNGKIN (BERLARI), Karena AJAL tidak menunggu taubat kita dan mati tidak menunggu TUA atau SAKIT. 

Perhatikan ayat berikut : “Maka BERLARILAH (cepat segeralah) kembali kepada (mentaati) Allah (BERTAUBAT). Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allāh untukmu." (QS. Adz-Dzaariyaat: 50)

Ibnu Abbas menjelaskan maksudnya SEGERA BERLARI MENUJU TAUBAT, Beliau berkata ;

“Berlarilah (kembali) kepada Allah dengan TAUBAT dari dosa-dosa kalian.” (Tafsir Al-Qurthubi)

Mengapa demikian ? Karena orientasi kita adalah AKHIRAT. Bukan berarti kita meninggalkan total dunia, maksudnya adalah manusia dengan syahwat dan kecintaan akan dunia perlu sering-sering diingatkan tentang akhirat, karena kemewahan dan gemerlapnya dunia sering melalaikan manusia akan akhirat, kehidupan yang sebenarnya dan abadi selamanya kelak.

Sudah banyak manusia yang mati- matian mengejar dunia (padahal dunia tidak bisa dibawa mati). Kerja siang- malam dan menjadi budak dunia. Akhirnya dengan  hidayah dari Allah mereka pun sadar, Mereka mengatakan :

“Dahulu capek-capek kejar dunia, Dapatnya itu-itu saja, Bahagianya itu-itu saja, Lebih baik ubah orientasi jadi akhirat. BISA JADI DUNIA DI TANGAN, TAPI AKHIRAT DI HATI.”

InsyaAllah kita tidak tertipu dengan dunia dan menjadikan akhirat sebagai orientasi dan tujuan utama kehidupan ini. InsyaAllah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, silsilahshahi, Senin 14 Shafar 1446 H, 19 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Dosa, Surga dan Neraka

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. Al-An'am: 164) 

Makna ayat ini dijelaskan para ulama, "Orang yang tidak berdosa tidak akan menanggung dosa orang yang berdosa, masing-masing menanggung dosanya sendiri."

Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Rabbmu berlaku zalim terhadap hamba- hambaNya." (QS. Fusshilat: 46)

Adapun dosa jariyah, dia menjadi sebab kesesatan orang lain, perbuatan buruknya ditiru oleh banyak orang, maka dia menanggung dosa dan dosa orang yang mengikuti dia dalam kejelekan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Setiap penduduk neraka akan melihat tempat duduknya (yang semestinya ia duduki) di surga. Kemudian ia berkata : Andaikan Allah memberikan saya hidayah (tentu saya akan duduk di surga). Kemudian ia pun menyesal.

Setiap penduduk surga akan melihat tempat duduknya (yang semestinya ia duduki) di neraka. Kemudian ia berkata: Andaikan bukan karena hidayah Allah (tentu saya sudah duduk di neraka). Kemudian ia pun bersyukur.

Kemudian Rasulullah membaca ayat : "Duhai, alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah" (QS. Az Zumar: 56). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, manhansalaf Ahad 13 Shafar 1446, 18 Agustus 2024. Assalammualaykum Warahmatallahi Wabarrakatuh.

Perjalanan Hidup Bagai Air Mengalir

Perjalanan hidup bagai air mengalir, adalah salah satu prinsip terbaik.

Air yang mengalir mencerminkan pribadi yang pantang menyerah dan berpendirian : Seperti air yang terus mengalir meski banyak rintangan yang menahan alirannya, ia akan terus mencari jalan keluar, sekecil apa pun.

Air yang mengalir tidak dapat berbalik arah, itulah hidup kita :  Kita tidak mungkin dapat berbalik menjadi muda lagi, namun Kita akan menjadi tua bisa sakit dan mati...

Digunakan atau tidak digunakan : umur kita akan tetap berkurang. Hal yang harus dilakukan setiap hari : Tersenyum dan Berfikir positif. Jalani hidup ini dengan selalu bersujud dekat Allah, sabar dan ihlas. 

Jangan suka mau menang sendiri. Jangan suka sakiti sesama. Jangan suka mengeluh. Jangan suka mencela. Jangan suka berdusta sesama. Jangan suka berkhianat.

Surat Ali Imran ayat 139 :  “Janganlah kamu bersikap lemah & janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yg paling tinggi derajatnya jika kamu beriman."

Hiduplah dengan ceria... Buanglah jauh jauh sifat egoismu... Bertemanlah dengan apa adanya, bukan karena ada apanya...

Nikmati semua canda tawa... Hargai semua perbedaan... Percaya kualitas teman kita... Jaga perasaannya, tutupi aibnya...

Ingat waktu hidup kita semakin singkat : Mungkin lain waktu kita tidak bisa bertemu lagi dengan mereka.

Bertemanlah dengan hati yg Baik dan Tulus : Ketika hati kita baik dan tulus… Percayalah… Allah juga akan selalu bersama kita.

Ayo bersahabat terus : sampai Allah memanggil Kita pulang kehadiratNya. Sebenarnya : Menghabiskan sebagian waktu dengan teman atau shahabat akan membuat hidup lebih sehat secara mental dan fisik.

Surat At-Taubah ayat 40 : “... Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita...."

InsyaAllah hari ini lebih baik dari hari kemarin, perbanyak melakukan kebajikan... hidup selalu Indah, Sehat dan diberi umur panjang, Aamiin Allahumma Aamiin. in sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com - khmasmansur190sby

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran alhadits manhadsalaf mlutfi-lc,   Sabtu 12 Shafar 1446 H, 17 Agustus 2024 

Kemerdekaan dalam Islam

ALLAHU AKBAR !!! ALLAHU AKBAR !!! ALLAHU AKBAR !!! MERDEKA MERDEKA. SABTU pagi ini 17 Agustus adalah hari  kemerdekaan negara kita Republik Indonesia. Hari bersejarah yang selalu dikenang dan diingat oleh kita bangsa Indonesia. 

Dengan merdekanya Indonesia dari tangan penjajah, maka kita menjadi  independen yang dapat bergerak bebas dan tidak terikat secara pemerintahan dengan negara lainnya.

Dalam Islam, makna kemerdekaan lebih jauh dari sekedar kemerdekaan sebuah negara dan bangsa. Dalam Islam, kemerdekaan adalah tatkala seorang hamba bebas melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala tanpa adanya suatu penghalang apa pun. Dalam Islam, kemerdekaan adalah tatkala seorang muslim tidak memiliki penghalang antara dirinya dan surga Allah Ta’ala.

Kemerdekaan terbesar adalah berlepas diri dari kesyirikan

Dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah, seseorang muslim tidak akan dikatakan merdeka, kecuali apabila hanya beribadah kepada Allah Ta’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan kepadaNya. Karena di dalam penyelewengan dan pemberian ibadah kepada selain Allah Ta’ala, sejatinya merupakan bentuk perbudakan kepada makhluk selain Allah Ta’ala. Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan mengenai hal ini. Beliau rahimahullah berkata:

“Menjadi hamba Allah adalah kemerdekaan yang hakiki. Barangsiapa yang tidak menghamba kepada Allah, dia akan menjadi hamba kepada selainNya.” (Al-Majmu’ Al-Fatawa, 8: 306)

Saat seseorang berbuat kesyirikan, maka sejatinya ia bergantung dan merasa butuh kepada selain Allah Ta’ala. Ketika akan melakukan sesuatu, seringkali ia akan meminta persetujuan terlebih dahulu dari objek atau mahkluk yang ia sembah tersebut. Tidaklah ia memulai sebuah kegiatan, kecuali terlebih dahulu memberikan persembahan kepada sesembahannya tersebut.

Bahkan, tidak jarang kita temukan, sebagian dari mereka yang mengaku muslim dan beriman kepada Allah Ta’ala, justru datang dan meminta kesembuhan, kesuksesan, dan kekayaan kepada makhluk-makhluk selain Allah, yang lemah lagi tak memiliki kuasa. Sungguh, ini menunjukkan betapa kebebasan dan kemerdekaan diri orang tersebut tersandera oleh kesyirikan kepada Allah Ta’ala. Jiwanya tidak bebas dalam beribadah dan bermunajat kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan ketidakmampuan makhluk-makhluk tersebut di dalam mengabulkan doa dan keinginan para penyembah dan pemujanya,

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sesembahan-sesembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sesembahan-sesembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al-Ahqaf 5-6)

Ketahuilah wahai saudaraku, jiwa yang merdeka adalah jiwa yang bertauhid dan tunduk hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bebas dari kesyirikan dan peribadatan kepada selain Allah.

Merdeka dari hawa nafsu

Di antara bentuk kemerdekaan yang dituntut dan diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kemerdekaan dari belenggu hawa nafsu. Karena muaranya hawa nafsu akan menjerumuskan seseorang kepada kesesatan dan kebatilan.

Lihatlah bagaimana Allah Ta’ala berbicara dan mewanti-wanti Nabi Daud ‘alaihis salam yang notabenenya adalah seorang penguasa, seorang penguasa yang merdeka, dan tentu saja jauh dari ketundukan dan kehinaan. Allah peringatkan beliau agar jangan sampai dirinya tunduk dan menjadi sandera atas hawa nafsunya sendiri. 

Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Daud ! Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allâh.” (QS. Shad: 26)

Di antara cara yang paling ampuh untuk menundukkan hawa nafsu dan menang darinya adalah dengan merasa takut kepada Allah Ta’ala, merasa takut juga akan azabNya. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at: 40-41)

Mereka yang takut akan kebesaran Allah Ta’ala dan hukumanNya, maka akan mudah di dalam menundukkan hawa nafsunya. Sebaliknya, mereka yang tidak takut kepada Allah Ta’ala, merasa aman tatkala bermaksiat dan melakukan perbuatan dosa, maka bisa dipastikan ia akan kalah dan tunduk kepada hawa nafsunya.

Merdeka dari fitnah dunia

Di antara ujian yang Allah berikan kepada kita adalah fitnah kehidupan dunia. Setiap dari kita pastilah diuji dengannya, entah itu berupa kekayaan harta yang melimpah ataupun ketidakcukupan dalam memenuhi kebutuhan. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan kepada kita hakikat kehidupan dunia ini,

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah megahan di antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadîd: 20)

Seorang muslim yang merdeka adalah mereka yang terbebas dari fitnah dan ujian tersebut. Ia bersabar tatkala diuji dengan k Qesempitan dan bersyukur tatkala diuji dengan kelapangan. Sebagaimana disebutkan di hadist :

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika dia ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim  2999)

Jiwanya bebas dan merdeka, tidak mengutuk Allah dan menyalahkan keadaan tatkala sedang dalam keadaan sempit serta terbebas dan tidak diperbudak oleh hartanya tatkala Allah berikan kelapangan.

Jadi, momentum hari kemerdekaan Indonesia, selain tentunya mengajak kita untuk kembali bersyukur kepada Allah Ta’ala atas limpahan nikmat rasa aman dan kebebasan, hendaknya juga kita manfaatkan untuk memaknai kembali kemerdekaan diri kita sendiri. Di mana di dalam ajaran Islam, tidaklah seseorang dikatakan merdeka dan bebas, kecuali setidaknya terbebas dari tiga hal berikut:

Pertama: Terbebas dari kesyirikan dan hal-hal yang mengantarkan kepadanya. Sehingga jiwanya bebas di dalam beribadah kepada Allah dan tidak menjadi sandera sesembahan-sesembahan selain-Nya.

Kedua: Terbebas dari belenggu hawa nafsu. Dalam kesehariannya, perbuatan yang dilakukannya jauh dari ketundukan kepada hawa nafsu, aktifitas kesehariannya jauh dari berbagai macam bentuk godaan nafsu syahwat dan nafsu syubhat. Karena rasa takutnya yang besar kepada Allah Ta’ala.

Ketiga: Bebas dari jerat-jerat fitnah dunia. Tidaklah dirinya diuji dengan rasa susah, kecuali ia bersabar, dan tidaklah ia diuji dengan rasa lapang, kecuali ia bersyukur kepada Allah Ta’ala.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga keamanan dan kedamaian di negeri kita, memberikan hidayah kepada para pemimpin kita, dan senantiasa memberikan kemerdekaan dan kebebasan kepada diri kita untuk beribadah kepadaNya,

“Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allâh, sungguh aku mohon kepadaMu ampunan dan keselamatan untuk agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allâh, tutuplah auratku (aib celaku), berilah keamanan dari rasa takutku. Ya Allâh, perliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dan dari arah atasku. Aku berlindung dengan keagunganMu, agar aku terhindar kebinasaan dari bawahku (dibenamkan ke dalam bumi).” M E R D E K A !!! fimdalimunthe55@gmail.cok @mnnrgununggangsir

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 11 Shafar 1446 H, 16 Agustus 2024. Assallammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Jilbab

JUMAH MUBARAKH. YUDIAN WAHYUDIN bikin heboh. Lantaran sebagai Ketua BPIP = Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, membuat aturan bagi Paskibraka wanita yang berjilbab harus melepas saat bertugas di upacara HUT RI ke 79 di IKN Sabtu besok 17/8/24.

Karuan saja, publik heboh. Komen dan protes dari berbagai elemen langsung melabrak BPIP yang diplesetkan sebagai Badan Perusak Iman Perilaku. Karena kebijakan melepas jilbab yang tak lumrah dan melecehkan ummat Islam khususnya. Puluhan tahun Paskibraka wanita berjilbab pada saat tugas upacara di Istana Negara atau di seluruh tanah air Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas ke Pulau Rote, fine fine saja.

Kok diujung masa pemerintahan rezim Jokowi ini, Yudian Wahyudin yang mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga, meski bergelar profesor tapi berpikiran jahat. Jilbab tidak boleh dipaksa untuk dilepas dan hendaknya tidak melepas jilbab hanya untuk pekerjaan atau kegiatan tertentu. Jilbab bukanlah sebuah pilihan, tetapi memakainya adalah kewajiban wanita. 

Siap atau tidak siap hati seorang wanita, ketika sudah berusia baligh, seorang wanita wajib berjilbab. Tidak ada alasan untuk tidak memakainya, itu semua hanya alasan yang dibuat-buat saja dan tidak masuk akal.

Ketika ada seorang wanita yang tidak berjilbab dan ia paham benar kewajiban ini, atau ketika ada seorang wanita yang bahkan melepas jilbabnya setelah sebelumnya memakai, maka khawatirkan lah dirinya. 

Allah telah memberikan jalan petunjuk dan hidayah yang sangat mahal, kemudian ia menyimpang, bisa jadi Allah simpangkan ia selama-lamanya. Allah tidak akan menoleh peduli padanya lagi, wal'iyadzu Billah

Allah berfirman, “Maka ketika mereka melenceng (dari jalan yang lurus) niscaya Allah lencengkan hati-hati mereka.” (QS. Ash-Shaff :5). Jilbab itu untuk melindungi kehormatan dan menjaga wanita dari gangguan laki-laki dan keinginan laki-laki yang hanya cinta karena kecantikan saja.

Allah Ta’ala berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah Ta’ala memerintahkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam agar dia menyuruh wanita- wanita mukmin, istri- istri dan anak-anak perempuan beliau agar mengulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka. Sebab cara berpakaian yang demikian membedakan mereka dari kaum wanita jahiliah dan budak- budak perempuan.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Apakah para wanita ingin jika : “Ketika kecantikan mulai luntur, maka luntur juga cinta suaminya”. Tentu tidak ada yang wanita yang seperti ini. Bukankah keinginan terbesar wanita adalah cinta tulus suaminya, cinta yang tidak hanya karena kecantikan saja. 

Betapa banyak seorang istri bergelimang kemewahan dunia, harta dan  perhiasan dunia, akan tetapi hati dan jiwanya kering karena suaminya sudah tidak cinta dan sudah sayang lagi, bahkan ia mendapatkan kedzaliman dari suami mereka, karena para laki-laki jika sudah tidak cinta lagi pada istrinya, cenderung akan mendzalimi atau tidak memperdulikan lagi.

Cinta tulus tersebut hanya abadi jika cinta karena agama dan akhlak.Ketauhilah para wanita: "Kecantikan fisik membuat mata suami betah menetap, akan tetapi kecantikan agama dan akhlak membuat betah menetap bersama selamanya"

Cinta tersebut akan abadi selamanya jika karena Allah, bukan cinta "sehidup-semati" tetapi cinta sehidup-sesurga". “Apa-apa yang karena Allah maka akan kekal selamanya”. Ancaman bagi wanita yang sudah baligh dan tidak berjilbab cukup keras, yaitu tidak mencium bau surga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim 2128)

Segeralah wahai wanita, kenakan pakaian kehormatan dan kemuliaanmu. Kami mendoakan, semoga semua wanita muslimah sadar dan kembali ke agama mereka. InsyaAllah bahasan ini bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 10 Shafar 1446 H, 15 Agustus 2024. Assalammu'alaykum warrahmatullahi wabartakatuh

TIGA PENYAKIT HATI

Sahabat saudaraku seiman ...... Kebanyakan orang mudah tersinggung, bahkan bisa jadi sakit hati pada saat kekurangan atau kesalahannya diketahui atau diumumkan dibicarakan khalayak umum. Namun sebaliknya begitu senangnya jika kebaikan itu diketahui orang, apalagi didepan orang banyak.

Begitu sulitnya manusia untuk  "Introspeksi Diri" ... mencari kekurangan sendiri agar dapat segera memperbaiki diri, dan takut akan dosa dosa kalau kekurangan itu belum diperbaiki, namun  keburu meninggal.

Ada saja "Penyakit Hati" yang sangat membahayakan dan mudah merasuki bagi setiap manusia yaitu keangkuhan, kerakusan, keirihatian dan lain sebagainya. Sahabat dan saudaraku ... Menilai orang adalah perkara mudah. Semudah membalikkan telapak tangan kita. Tetapi, tidak kalau untuk menilai diri kita sendiri.

Benteng penghalangnya bernama keangkuhan. Umumnya terlalu kokoh untuk bisa dirobohkan. Rendah hati, senang mengakui kekurangan dan kesalahan diri sendiri menjadi hal yang langka dan sulit ditemukan.

Begitulah sifat sebagian dari manusia karena  kebeningan jiwa dan tekad untuk terus memperbaiki diri tidak menyertai hati setiap orang. Iri, Dengki, Rakus, Angkuh dan segenap penyakit hati lainnya kerap menguasai diri seseorang, padahal itu adalah sumber segala dosa.

Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam pun mengingatkan. Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati- hatilah terhadap ketiganya itu. Hati-hati terhadap keangkuhan karena ... keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam

Hati hatilah terhadap  tamak (rakus) karena  ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang. Berhati hatilah terhadap "iri hati" karena ... kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang diantaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati." (HR. Ibn Asakir)

Karena tiga penyakit  hati itu pula, kita terlalu sibuk memperhatikan dan menilai orang lain hingga lupa dan tak sadar tentang kekurangan diri sendiri. Introspeksi diri itu merupakan ciri kearifan dan beningnya jiwa seseorang. Sungguh malangnya mereka yang sibuk menilai orang menyalahkan menghakimi, seolah dirinyalah yang paling benar ... 

Lebih baik kita memperbanyak introspeksi diri dan menjauhi berburuk sangka terhadap orang lain. Abu Hurairah berkata ... Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Jauhilah buruk sangka karena ... buruk sangka adalah  sedusta berita." (HR Bukhari  Muslim)

Semoga kita menjadi pribadi yang senang melakukan introspeksi diri. Alhamdulillah kita masih diberi Allah Ta'ala kesempatan beribadah. InsyaAllah Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni segala dosa kita, diberi sehat wal 'afiat, berlimpah rizki yang barakah dan senantiasa di dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala aamiin aamiin yaa rabbalamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi ahkhoz saspol, Rabu 9 Shafar 1446 H, 14 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Dakwah, Bilal dan Sumayah

MENITI jalan dakwah bukan soal lama atau sebentar. Bukan soal menang atau kalah. Tetapi, soal ketaatan dan keistiqamahan. 

Dakwah, menuntut pengembannya senantiasa meniti jalannya. Tidak berpaling atau menyimpanginya, meskipun hanya sehelai rambut.

Dakwah, menuntut diri menghabiskan waktu, menghabiskan tenaga menghabiskan pikiran menghabiskan harta, menghabiskan usia, untuk selalu Istiqamah menapakinya.

Dakwah, menuntut tidak berpaling, baik karena harta, kekuasaan, atau berbagai kemaslahatan dari sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan.

Dakwah tak menuntut selalu terjaga. Ada kalanya boleh rehat, menepi, untuk melakukan kontemplasi, mengumpulkan energi, untuk kembali bergelut, menceburkan diri di derasnya gelombang samudera dakwah. 

Dakwah, memberi waktu untuk tersenyum, mengingat atas semua kebahagiaan dan rasa syukur, dan selalu menuntun untuk tetap sabar dan ikhlas menapaki berbagai ujian dan gangguan.

Jika pikiran mulai melemah, raga terasa ringkih, semangat tak lagi membara, kembalilah pada ingatan akhirat. Akhirat, tempat kembali dan keinginan kuat untuk bertetangga bersama Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat.

Dakwah, adalah jalan yang dahulu ditempuh Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat. Jika ingin bertetangga dengan Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat di Surga, tentulah didunia harus melakukan amalan yang dilakukan Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat.

Dakwah adalah ladang, tempat menebar benih dan merawat pepohonan. Dakwah, adalah tempat dimana diri terus terlena kehabisan waktu, hingga akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjemput, diladang, disaat keasyikan dalam dakwah.

Dakwah, tidak membutuhkan. Tapi dirilah yang membutuhkan dakwah, untuk mengumpulkan perbendaharaan amal, agar diri kelak menerima catatan amal dengan tangan kanan. 

Di jalan Dakwah, ujungnya kelak adalah saat dimana kita menghembuskan nafas, dan tak akan bisa menghirupnya lagi. Itulah kematian, kematian karena dakwah.

Dakwah itu indah, mengasyikkan, membahagiakan. Resiko menghadapi represifme penguasa zalim, itu biasa. Tak ada yang tak indah, dari setiap hikmah yang mampu dipetik dari dakwah.

Menyusuri lika-liku, menerjang rintangan, menghadapi tantangan, melakukan pertarungan, semuanya itu adalah bagian dari pernak- pernik dakwah. Tak ada yang perlu dirisaukan dalam dakwah.

Ya memang, ada yang ditangkap, ada yang dipenjara, ada yang dialienasi dari masyarakat, ada yang diftinah, ada yang diputus penghidupannya, hingga yang sekedar diancam dan diintimidasi. Semua itu tak boleh menyurutkan langkah, apalagi memalingkan diri dari dakwah.

Para penguasa zalim hanya bisa mengancam, mengintimidasi, memutus pekerjaan, memutus bisnis, menangkap atau memenjarakan. Tapi mereka, tak akan mampu memutus rezeki, tak akan mampu menerobos benteng perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan tak mampu membeli neraka untuk menempatkan pengemban dakwah agar menjadi penghuninya.

Tengoklah kisah sahabat, diantaranya kisah perjuangan Bilal bin Rabah. Ketika Mekkah diterangi cahaya agama Islam yang dibawa Rasulallah yang agung, beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid.

Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Tak mudah jalan bagi Bilal memeluk akidah Islam. Bilal merasakan penganiayaan hebat dari orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. 

Namun, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, Bilal bin Rabah tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang sulit ditunjukkan oleh siapa pun.

Bilal tak memiliki pelindung, baik kerabat atau jaminan suku tertentu. Bilal adalah bagian dari orang-orang yang tertindas (mustadh’afin), dari kalangan hamba sahaya dan budak, tidak memiliki siapa pun, sehingga orang- orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. 

Kafir Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas Bilal sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti dakwah Nabi Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam.

Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekkah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang- orang Quraisy itu mulai membuka pakaian Bilal, lalu memakaikan baju besi dan membiarkan Bilal terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. 

Tidak cukup sampai disitu, orang- orang Quraisy itu mencambuk tubuh Bilal sambil memaksa mereka mencaci maki Nabi Muhammad.

Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”

Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan RasulNya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan !”

Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.

Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah Mekkah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan RasulNya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang- ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.

Selain Bilal, ada juga Sumayah ibu dari Amar bin Yasir yang juga dari kalangan keluarga tertindas, disiksa oleh orang- orang kafir Quraisy yang berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang. Abu Jahal  membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan tombaknya pada perut Sumayyah hingga menembus punggung, dan gugurlah Sumayah sebagai Syuhada pertama dalam sejarah Islam.

Itulah, kisah ujian para sahabat dalam mempertahankan akidah Islam. Ujian itu, tak ada bandingannya dengan berbagai ujian dakwah yang kita hadapi.

Ujian kita, generasi abad ini, jauh lebih ringan ketimbang ujian yang dihadapi Rasullullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat. Karena itu, selalu kariblah dengan kitab siroh, baca berulang-ulang kisah perjuangan Rasulullah Shalallahi Alayhi Wasallam dan para sahabat. Niscaya, dada akan lega dan perasaan sempit akan segera sirna.

Demikianlah, Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam dan para sahabat telah menghabiskan waktu untuk dakwah Islam, rela lelah berpeluh dan menanggung ujian dalam dakwah. Sebagai umat Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam, sudah sepatutnya kita juga menghabiskan waktu untuk dakwah. In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SHAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran, zulhamdi saad LC, republika.co, Selasa 8 Safar 1446 H. 13 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Tipu Daya Syaitan

IBLIS atau SYETAN SENANTIASA MENYEBARKAN rasa DENDAM dan PERMUSUHAN dengan umat manusia. 

SEJAK ia DIUSIR DARI SURGA, dengan berbagai cara, ia INGIN melaksanakan PEMBALASAN kepada Nabi Adam AS. Dan, Iblis berjanji akan selalu menggoda dan menjerumuskan umat manusia SAMPAI HARI KIAMAT hingga manusia mengikutinya agar bersama-sama dijebloskan ke dalam neraka.

Mengamati berita yang tersiar melalui media massa baik media cetak seperti koran dan majalah, maupun media elektronik radio, televisi mamupun internet, sering kali kita lihat dan kita dengar sejumlah kasus yang dilakukan oleh orang yang beragama islam, seperti kita ini. 

Setiap saat sering kita saksikan pejabat, pegawai negeri, pengusaha, akademisi, pelajar maupun warga masyarakat bisa tersangkut kasus- kasus hukum yang berat. Sederet kasus- kasus besar tersebut mulai dari penyalahgunaan narkoba, korupsi, perselingkuhan, pertengakaran pelajar, pembunuhan, perjudian online seta penipuan atau pinjol. 

Kasus-kasus tersebut turut mencoreng nama baik Islam, karena dilakukan oleh orang yang beragama Islam, yaitu agama kita. Dengan kata lain, pelanggaran atau kejahatan tersebut dilakukan oleh saudara kita seagama. Sehingga kita turut menanggung malu atau citra buruk.

Kita patut prihatin atas hal tersebut. Mereka yang telah terbujuk tipu daya setan. Oleh karena itu kita jangan sampai ikut terperosok.  Maksudnya adalah mengambil pelajaran dari hal tersebut, selajutnya mewaspadainya agar di masa-masa mendatang bisa menghindarinya. Dan mewaspadai tipu daya setan.

Bila tersirat di hatimu untuk berjudi, itu rayuan setan. Bila tersirat di hatimu ingin berzina, itu nyanyian setan.

Bila tersirat di hatimu ingin mencuri, itu nyanyian setan. Allah Subhannahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: 

''Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. 

Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali- kali tidak dapat menolongku…'' (QS. Ibrahim : 22)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; karena sesaungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168). In Sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi pribadi, Senin 7 Safar 1446 H, 12 Agts 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

Iman Taqwa Qanaah dalam Hati, kalau Dibanding- bandingkan Saya pasti Kalah

ADA yang tidak memamerkan kebahagiaannya di media sosial karena memang dia tak memiliki sesuatu yang 'wah' untuk dishare.

Ada yang tak memamerkannya karena dia merasa hal yang ia miliki tak sekeren teman-teman medsosnya.

Ada yang tidak pamer karena menjaga perasaan orang lain. Ada pula yang tidak pamer karena dia paham bahwasanya dia tidak butuh pengakuan orang lain untuk hidup bahagia.

"Sesungguhnya kebahagiaan itu letaknya di hati, dan tak akan pernah tercapai kebahagiaan hakiki bagi mereka yang tak memiliki Iman, takwa dan rasa qona'ah di dalam hati."

Dakwah itu proses yang misterius, karena hasilnya hanya Allah yang tahu. Tentu saja kita belajar uslub-uslub terbaik yang di coach oleh da'i-da'i senior terbaik, bahkan sebagiannya adalah veteran di medan-medan jihad terbaik, namun tetap saja hidayah itu milik Allah. 

Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menahannya dari siapa yang Dia kehendaki.

Oleh karena itu ada Nabi yang berdakwah hampir seribu tahun, Nabi Nuh dan pengikutnya yang hanya sejumlah orang yang muat dalam bahteranya.

Ada juga Nabi yang dihalangi agar tidak bicara ke ummatnya, awalnya tak seorangpun dari umatnya yang mendengarnya, apa lagi mengikutinya. Saking frustrasinya, dia akhirnya meninggalkan mereka dan pergi seorang diri, yaitu Nabi Yunus, namun dakwah akhirnya menemukan jalannya sendiri. Nabi Yunus diberi berbagai kemusykilan, sehingga akhirnya dia dikembalikan kepada ummatnya dan saat itu ummatnya sudah mendapat hidayah, bertaubat, beriman dan menjadi pengikutnya.

Allahu Akbar. Karena itu saudaraku, mari kita berlomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat). Semua yang kita hadapi, pekerjaan yang hasilnya besar ataupun kecil, dakwah yang menyenangkan ataupun menyusahkan, keluarga besar yang mendukung ataupun menghalangi, respon yang didapat makin memperkuat atau justru mengancam dan jumlah subscriber kita yang banyak ataupun sedikit, itu semua adalah ujian yang Allah hadirkan untuk menilai, siapa yang ke depannya akan lebih baik amalnya.

Jadi tidak perlu dibanding-bandingkan. Kalau dibanding- bandingkansaya pasti kalah.

InsyaAllah Allah menyatukan hati kita, menyatukan pikiran kita, menyatukan perbuatan kita dan menyatukan kita di surga bersama para pejuang Islam, bersama para sahabat radhiyallahu anhuma dan bersama para Nabi. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi pribadi, Ahad 6 Safar 1446 H, 11 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Apa pun, Biar pun, Tetap Berahlak dan Tawadhu

Apa pun yang kita lakukan, selalu ada orang yang akan mencaci dan membenci, serta ada pula yang akan memuji dan membela. Ini adalah bagian dari dinamika sosial dan opini pribadi. Fokuslah pada niat baik dan perbuatan kita. Bukan pada penilaian orang lain.

Jangan terlalu fokus pada aib orang lain. Alihkan perhatian kita untuk introspeksi dan memperbaiki diri sendiri. #janganusilan

Jika mengungkapkan kejahatan dianggap sebagai kejahatan, berarti negara tersebut sudah dikuasai oleh penjahat. Dalam keadaan ini, transparansi dan penegakan hukum menjadi terancam, dan masyarakat tidak bisa mendapatkan keadilan yang sebenarnya. #inifakta

Orang bijak takut akan ketenaran dan viral karena bisa mengundang masalah dan konflik. Sama seperti mereka takut akan keonaran. Ketenaran sering kali membawa dampak negatif, seperti tekanan sosial dan kritik, yang bisa mengganggu kedamaian dan stabilitas hidup. #esaygoing

Orang yang memahami kemuliaan Allah akan memperlakukan makhlukNya dengan hormat dan menunjukkan akhlak baik. Sebaliknya, menjatuhkan atau merendahkan orang lain menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kebesaran Allah. Akhlak yang baik mencerminkan pemahaman mendalam tentang Allah. #amarmaruf

Dunia seperti secangkir kopi mengandung rasa pahit dan manis. Nikmati setiap momen dan fokuslah pada bagaimana mendapatkan yang terbaik dari setiap situasi, bukan meratapi kesulitan. #nahimunkar

Iblis diusir dari surga karena kesombongannya, merasa lebih unggul dari Adam dan menolak sujud sesuai perintah Allah. Sebaliknya, manusia belum pernah berada di surga dan kesombongan mereka seringkali muncul dalam perilaku sehari- hari, seperti merasa lebih baik, mengabaikan aturan, atau merendahkan orang lain. #jangansok

Guru yang tawadhu, meski memiliki derajat tinggi di hadapan Allah dan Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam, tetap rendah hati. #inipatutditiru

Jabatan, gelar, dan harta adalah titipan Allah. Tidak bernilai di hadapanNya. Yang penting adalah sikap tawadhu dan amal ibadah kita. #disukuri

Sikap guru adalah "Saya hanya berkhidmat pada anda," menekankan bahwa posisi bukanlah yang utama. Yang penting adalah melayani dan memahami umat dengan berbagai karakter dan latar belakang, serta memberikan bimbingan terbaik. #ajis=amanahjujurihlassabar. In sya Allah bermanfaat, fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirramanirrahim. EPCDH SAFAR, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Sabtu 5 Safar 1446 H, 10 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

Tiga Hari Pilihan, Sedekah dan Dua Nikmat

Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: "Dunia hanya tiga hari saja : pertama, Kemarin, telah lewat waktunya dengan isi perbuatan kita.

Kedua, Besok hari, bisa jadi kita tidak mendapatinya. Ketiga, Hari ini, maka isilah dengan amal kebaikan. (Az Zuhd karya Ibnu Abi Dunya, 1973). Dan isilah hari kita dengan kebaikkan amal Sedekah.

Sedekah adalah tabungan yang gak bisa dicuri oleh siapapun, tabungan yang gak terkena inflasi dan gak terpengaruhi oleh fluktuasi. Sedekah adalah investasi yang pasti akan membawa keuntungan. Ketika ALLAH menitipkan banyak kelebihan harta, sebenarnya itu bukan kelebihan, tapi hak orang yang dititipkan untuk  disampaikan, dan ongkos manyampaikan itu adalah rahmat ALLAH, ampunan ALLAH dan Surga.

Namun, ada yang mengira itu miliknya semua, padahal hanya titipan. Bahkan banyak yang merasa kurang dengan titipanNYA sehingga menghalalkan segala cara untuk mengapainya, dan pelit hingga riya dalam menyedekahkannya. Astaghfirullah haladzim

Khususnya dalam kondisi seperti saat ini, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin banyak, jangan mengambil hak dan jatah orang lain, serta saling berbagi sangat diperlukan. Sedikit lebih baik daripada banyak namun menyesatkan. Kadang, rejeki bukanlah harta yangg diterima dan disimpan namun harta yang disedekahkan. Dengan keikhlasan tentunya. 

InsyaAllah ALLAH memberi kita sekalian kesehatan serta materi harta yang berkecukupan halal dan berkah. Aamiin ...

Abul 'Aliyah RA berkata: "Ada 2 nikmat (yang Allah Ta'ala berikan) kepadaku yang aku tidak mengetahui mana yang lebih utama. Pertama, Allah berikan aku hidayah Islam. 

Kedua, Allah menjagaku dari rafidhah, khawarij, murjiah, qadariyyah, serta kelompok- kelompok sesat yang lainnya." (Al Ibanah Ash Shugro hlm 55 no 153). In sya Allah bermanfaat. fimdalimuthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR. oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan quete bjhabibie, Jumat 5 Safar 1446 H, 9 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Takwa Berbuah Surga

JUMAH MUBARAKH. “Surga itu mahal akan tetapi orang miskin tetap mampu membelinya. Karena harganya bukan pada harta, melainkan takwa.” (BJ. Habibie)

“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (berbagai cobaan).” (QS. Al-Baqarah: 214)

“…dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang dahsyat.” (QS. Al-Ahzab: 10)

“Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga.” (HR. atTirmidzi: 2374)

“Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan (tidak minta-minta).” (HR. Muslim: 4898). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir jami bayani ilmi wafadhlihi, shifat ash shafwa, umar bin khatab. Kamis 4 Safar 1446 H 08 Agustus 2024. Assalamualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuhu 

Antara Kebodohan, Mengobati Hati dan Niat serta Menjaga Lidah

Abud Darda RA berkata, tanda kebodohan itu tiga yaitu, Suka ujub, Banyak berbicara dalam perkara yang tidak bermanfaat, dan Melarang orang dari sesuatu tapi dia sendiri melakukannya. (Jami’ Bayanil ‘Ilmi Wafadhlihi karya Ibnu ‘Abdil Barr 1/569)

Semua kita pasti tak ingin disebut bodoh. Namun bila ada tanda kebodohan pada diri kita.. maka segeralah intropeksi. Harim bin Hayyan pernah berkata kepada Uwais Al-Qorni rahimahullah,

"Nasehatilah aku". Beliau menjawab : "Jadikanlah kematian sebagai bantalmu saat kamu tidur, dan jadikan ia di pelupuk matamu. Jika kamu bangun, berdo'alah kepada Allah untuk memperbaiki hati dan niatmu. Kamu tidak akan pernah mampu mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati hati dan niat. Adakalanya hatimu bersamamu tetapi niatmu berpaling darimu, dan adakalanya hatimu berpaling namun niatmu datang menghampiri. Dan janganlah kamu melihat pada kecilnya dosa tetapi lihatlah kepada keagungan Dzat yang kamu maksiati" (Shifat Ash-Shafwah, 111/55)

LIDAH memang sangat kecil dan ringan, tapi ia bisa mengangkatmu ke derajat paling tinggi atau  menjerumuskanmu ke derajat terendah.

Saat kita mengeluarkan perkataan, maka sulit, bahkan tak bisa ditarik kembali. Oleh karena itu jadikan lidah sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan, sehingga lidahmu akan mengantarkan pada derajat paling tinggi.

Jangan sampai kita gunakan lidah untuk menyampaikan keburukan, karena akibatnya orang lain dan alam akan merendahkan harga dirimu. 

Ingat ! Kita dinilai dari yang kita ucapkan karena apa yang keluar dari mulut kita, mencerminkan apa yang ada di dalam hati kita. Dan tidak pandainya kita dalam menjaga lisan adalah bukti tidak pandai menjaga hati. Jaga hatimu, maka lisan juga ragamu akan terjaga.

Susah menjaga lisan agar tak menyinggung orang. Sulit menjaga ucapan, walau maksud bukan sindiran. Pelesetan tak semua diterima orang, candaan kadang jadi colekan yang menyakitkan bagi sebagian hati yang sedang tak beraturan.

"Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku, tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku." (Umar Bin Khatab RA). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

🇲🇨No Ferry No Happy🇲🇨. Catatan menyambut HUT R1 ke 79 - 17 Agts 2024. Mohon dibaca dengan bijaksana. Ini berita sebenarnya dan tidak disiarkan TV Nasional dan Surat Kabar serta Majalah Indonesia.

Oh..ternyata JOKOWI Bisa Jadi Presiden RI berawal dari ....

oleh Ferry Is Mirza (fim) menukil dari MWA (Muslim World Asocition) = Persatuan Ummat Muslim seDunia

SABTU SEPULUH HARI LAGI seluruh anak bangsa NKRI dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Rote memperingati hari Proklamasi ke 79 tahun merdeka dari penjajahan Belanda.

Sebelum dijajah Kompeni tanah Nusantara di duduki Nippon Jepang. Selama dijajah Kompetai dan Kompeni, rakyat kita sangat amat menderita. 

Rakyat didera dengan Rodi --kerja paksa-- oleh tentara kaum Sinto. Dan dijadikan budak oleh Kompeni. Lama dari massa penjajahan itu 350 tahun. 

Kini, meski sudah "merdeka" 79 tahun lamanya, namun selama sepuluh tahun  sejak rezim Jokowi berkuasa 2014-2024 (Oktober lengser) rasa rasanya sungguh masih ada penjajahan. Seperti apa dan bagaimana, kita sama sama mahfum. Tapi tak bisa berbuat apa apa.

Nah, bagaimana awal mula dari Jokowi bisa jadi presiden R1 ke 7 ?  Simak catatan penulis berikut :

Dari Inside Story Al-Jazeera serta media Islam dalam negeri antara tahun 2010-2013 terlihat benang merah perjalanan Joko Widodo (Jokowi) dari seorang Walikota Solo menjadi Gubernur DKI dan kemudian Presiden RI.

Syahdan sejak akhir 2004, secara bersamaan SBY menjadi Presiden RI sedang Jokowi menjadi Walikota Solo. Kala itu baru saja terjadi "hiruk pikuk" bom Bali I dan II. Dimana saat itu Presiden Megawati menolak permintaan AS untuk menangkap Abu Bakar Ba'asyir. 

Maka dengan manuver intelijen CIA (yaitu dengan strategi menguasai media dan sebar uang) akhirnya Megawati terguling dan digantikan SBY. Tentunya SBY harus tunduk kepada AS. Diantaranya harus mau menangkap Abu Bakar Ba'asyir (ABB) yang dianggap oleh AS sebagai tokoh teroris yang ditakuti oleh Amerika sekalipun pada kenyataan sebenarnya tidaklah demikian. 

SBY dengan sigap menerima permintaan AS tersebut demi mencapai RI-1 yang dijanjikan dukungan  AS.

Maka sejak terpilihnya SBY dimulailah operasi penangkapan ABB sebagai korban kepentigan AS-zionis Yahudi untuk melemahkan dan  menghancurkan Islam. 

Nah disinilah SBY memberikan instruksi kepada Walikota Solo Jokowi untuk membantu CIA dalam operasi tersebut (karena pemukiman ABB, yaitu Pesantren Ngruki, berada di Kabupaten Sukoharjo, yang berbatasan dengan Kota Solo). 

Singkat kata operasi intelijen CIA dimulai dan bermarkas di Kota Solo dengan pendampingan Walikota.

Selama pelaksanaan missi AS dengan CIA-nya itulah kemudian Walikota Solo ini dikenal oleh para pejabat AS antara lain Menlu Condoliza Rice serta penggantinya Hillary Clinton.  Kedua Menlu wanita itu sempat berkunjung ke Solo juga untuk meninjau pelaksanaan operasi CIA dalam rangka rencana nyusun jebakan penangkapan ABB. 

Saat itu AS sudah berpikir bahwa SBY (yang dianggap loyal terhadap AS) maksimum hanya bisa berkuasa sampai akhir tahun 2014 (mengingat Konstitusi RI). Sehingga AS harus mencari pengganti SBY pada akhir tahun 2014 yang lebih loyal. 

Penerus penguasa RI, menurut survey intelijen AS, yang dianggap potensial ada dua yaitu Megawati dan Prabowo. Tetapi kedua-duanya itu tidak dikehendaki oleh AS, mengingat Megawati anak Soekarno, sedang Prabowo pernah "mengganjal" Beny Murdani, jenderal merah kesayangan AS.

Akhirnya AS lebih memilih Jokowi untuk diproyeksikan sebagai Presiden RI diakhir 2014. Dengan harapan tentunya di bawah Jokowi semua kepentingan AS di Indonesia aman.

Maka mulai saat itu AS men-setting "road map" Jokowi dari hanya sebagai Walikota, menuju RI 1. Dan saat itu AS menugaskan mantan Jenderal LBP (Luhut Binsar Panjaitan) dan AMH (Abdullah Mahmud Hendropriyono) mendampingi Jokowi dengan melalui  "modus" pura-pura bekerja sama dalam bisnis meubel keluarga Jokowi. Sebelum diusung PDIP jadi Walikota Solo, Jokowi berdagang meubel.

Selanjutnya untuk kepentingan mempopulerkan Sang Walikota Solo ini, maka CIA membuat manuver seolah-olah Walikota Solo ini, dalam kompetisi dunia. Digambarkan sebagai walikota terbaik di dunia, dan dihembus melalui majalah Time serta media kelas dunia.

Di dalam negeri, CIA membayar stasiun televisi dan media cetak main stream M, K, T untuk mem "blow up" Jokowi sehingga menjadi "Media Darling" dan populer di tengah masyarakat Indonesia. 

Diantara strateginya adalah membuat binaan Jokowi di SMK Solo berhasil membuat mobil kemudian diberi nama mobil ESEMKA (padahal mobil tersebut bikinan Qing Guang Dong China) dan di blow up secara besar-besaran. Sampai kini mobil yang kemudian diplesetkan nama ASEMKA itu tak pernah ada. Karena memang dusta.

Yang lain misalnya saat jadi Gubernur DKI Jokowi masuk gorong gorong dan di shoot serta dibahas di koran dan TV sampai berminggu-minggu. Manuver CIA di atas tentunya disertai dengan menyebar uang. 

Akhirnya berhasil mengorbitkan Jokowi dari Gubernur DKI menjadi Presiden RI. Megawati pun tersingkir dengan "modus" Lembaga Survey (padahal Lembaga-lembaga Survey itu adalah binaan dan dibayar oleh CIA). Semua itu hanyalah sandiwara.

Meskipun akhirnya Jokowi juga “dibajak” Megawati untuk lebih loyal ke China. Dan China kemudian memanfaatkan Jokowi untuk target keberhasilan OBOR dengan Strategi "infrastruktur" dan pengerahan secara hebat Tenaga Kerja Asing China ke Indonesia. Namun keberhasilan Pilpres kemarin tidak dan bukan lagi keberhasilan AS sebagaimana Pilpres 2014. Tetapi AS dan RRC secara kompak menerapkan Ideologi Freemasonry (penggabungan kekuatan Kapitalis dan Komunis) dengan skenario seakan-akan AS kontra China padahal masih satu tujuan juga untuk "menguasai" Indonesia !!!

Bagaimana, sampai disini bisa dipahami  ?Oleh karena itulah Rezim ini sangat membenci Islam bahkan berusaha menghancurkan setiap label Islam di seluruh Indonesia.

Satu-satunya jalan bagi rakyat hanyalah adanya kesadaran bersama untuk kembali seluruh rakyat Indonesia dan umat muslim dunia tetap kuat bersatu dalam persatuan menjaga --ukhuwah--.

Ingat saat ini AS menanam Syi'ah juga  ISIS itu satu tubuh dengan dua topeng  'Islam palsu' buatan Yahudi yang sangat patuh pada Yahudi atau AS. Dan sejak 6 Juni 2023 lalu, AS Yahudi telah resmi masuk ke masjid Istiqlal diberi fasilitas ruangan Space of America oleh Nasaruddin Umar Ketua Harian dan Imam Besar Istiqlal. Untuk apa maksud dan tujuan diberinya ruangan bagi Amerika Yahudi itu, KH Adnan Harahap Ketua Tamir Istiqlal tidak tahu. #alamakapakatadunia

In sya Allah bermanfaat sebagai rekam jejak digital untuk generasi penerus NKRI. fimdalimunthe55@gmail.com  badaduhuralmillahsjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR 1446 H oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Rabu 03 Safar 1446 H 07 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Sabar Menghadapi Ujian

"Barangsiapa yang dikehendaki oleh ALLAH menjadi orang baik maka ditimpakan musibah (ujian) kepadanya.” (HR. Bukhari)

Hidup ini Layaknya seorang pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak yang tenang, begitu juga dengan kehidupan manusia yang tak lepas dari ujian.

Dari setiap ujian yang diberikan ALLAH kepada kita, pada dasarnya adalah untuk meneguhkan kita untuk menjadi sosok manusia yang kuat, tangguh dan menjadi sosok yang lebih baik lagi.

Maka, nikmatilah setiap ujian yang sedang kita hadapi saat ini karena itulah jalan untuk menguatkan diri kita lebih baik lagi, dan lebih dekat lagi denganNya (ALLAH).

Setiap hal yang kita rasakan saat ini baik kebahagiaan, kesedihan maupun kekecewaan pada hakikatnya semua itu hanya besifat sementara. Dan ada saatnya semua permasalahan dan ujian hidup itu akan berakhir, jangan pernah merasa putus asa. 

Ingat bahwa Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya. (QS. Al Baqarah : 286)

Teruslah berikhtiar berdoa dan berusaha, dan jangan pernah lelah untuk berdoa. Karena kita tidak pernah tahu manakah doa yang akan terkabulkan.

In sya Allah kita semua selalu dalam keadaan sehat, sabar, ikhlas, bersyukur serta istiqamah dalam ketaatan. Aamiin Yaa Rabbal Alaamin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH SAFAR oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi QS Al Araf: 34 dan alhadits, Selasa 2 Safar 1446 H, 6 Agustus 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

Pentingnya Adab (etika) dan Ilmu

Yaa Allah, aku mohon kepadaMu penyebab turunnya rahmatMu, dan kepastian mendapatkan ampunanMu, dan keselamatan dari segala dosa, dan keberuntungan mendapat segala dari segala kebaikan, dan keberhasilan mendapatkan surga, dan aku memohon keselamatan dari api Neraka. Aamiin. Manusia bisa mencapai kemuliaan melalui dua aspek utama :

Adab (Etika): Ini mencakup sikap dan perilaku baik terhadap sesama, seperti sopan santun, kejujuran, dan tanggung jawab. Adab mencerminkan karakter seseorang dan mempengaruhi hubungan sosialnya.

Ilmu (Pengetahuan dan agama) : Ilmu merupakan pengetahuan dan agama yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Ini memungkinkan seseorang untuk berpikir kritis, membuat keputusan yang bijaksana, dan memberi kontribusi positif kepada masyarakat.

Kombinasi adab yang baik dan ilmu yang luas membentuk karakter yang mulia dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur.

"Yang kita dapatkan adalah apa yang kita perbuat. Mau jadi orang baik atau jahat nantinya bakal mendapatkan balasan serupa di dunia bahkan akhirat."

Saudaraku, tak ada kata rugi berbuat kebaikan, maka tetap lakukan dan jangan sampai terlewat.

Dan manusia yang terbaik, termulia di sisi Allah adalah manusia yang paling tunduk kepada Allah, paling baik ibadahnya, atau taqwanya. 

Semakin baik taqwanya, maka dia akan semakin baik nilainya, posisinya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Setiap manusia pasti akan mati. Tiada yang bisa memajukan atau memundurkan jadwal kematian yang sudah ditentukan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Allah berfirman : “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya.” (QS al-A’raf : 34). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim, EPCDH SAFAR,  oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi alhadits, Senin 1 Safar 1446 H, 5 Agustus 2024. Assalamu'alaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Menjaga Saudara Seiman, Tidak Mendzalimi dan Saling Menasehati

Abdullah bin 'Umar RA mengabarkannya bahwa Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. (HR. AlBukhari 2442)

"Jika nasehat yang baik tidak memberikan pengaruh bagi perubahan seseorang, maka ketahuilah bahwa hatinya itu kosong" (Abu Bakar Ash-Shiddiq)

Muslim yang baik selayaknya mau menerima segala nasehat tanpa memandang siapa yang memberikan nasehat itu. Terutama pada perkataan yang berasal dari saudara seiman meskipun orang itu berilmu ataukah fakir ilmu. Karena hidayah Allah datang pada hambaNya yang dikehendakiNya tanpa memandang status hambaNya di dunia.

Tabiat manusia seringkali lalai dan berdosa, begitu juga keimanan manusia ada kalanya pasang dan surut. Untuk itulah perlu nya saling menasehati saudara seiman. Karena hakikatnya agama adalah nasehat dan saudara kita adalah amanah yang juga perlu kita jaga. 

Ketika kita melakukan kesalahan pada orang lain, janganlah malu untuk meminta maaf, begitupula ketika kita berbuat salah/dosa, Allah akan sangat menantikan taubat kita. Namun ketika kita tidak bisa melihat letak kesalahan perilaku atau ucapan kita di situlah peran sang penasehat. 

Tapi harus diingat nasehat yang mudah diterima adalah yang disampaikan dengan cara yang ahsan/baik, dan memperhatikan kondisi dari yang dinasehati. 

Menerima suatu nasehat bukan tanda kekalahan atau ketidaktahuan. Bahkan yang sudah mengerti pun perlu dinasehati, yang sudah paham pun perlu diingatkan, dan yang sudah istiqamah pun perlu terus di kuatkan, karna saudaramu adalah amanah bagimu, maka salinglah menasehati di jalan kebaikan. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi kitab Irsyadul Ibad, Ahad 29 Muharram 1446 H, 4 Agustus 2024. ba'dasubuhmasjiddprdmalioboro

Manfaat Shadaqah dan Silaturahim

MANFAAT keseluruhan, amalan shadaqah dan silaturrahim dalam Islam diyakini membawa banyak kebaikan dan perlindungan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Shadaqah dan silaturrahim memiliki mafaat yang signifikan dalam kehidupan seseorang:

1. Menambah umur: Shadaqah (sedekah) dan silaturrahim (menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat) dipercaya dapat memperpanjang umur seseorang. Dalam pandangan Islam, amal kebaikan ini dianggap sebagai bentuk rahmat dari Allah yang berkontribusi pada keberkahan hidup.

2. Menghapus kematian yang buruk (su'ul khotimah): Sedekah dan silaturrahim dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan seseorang mengalami akhir hidup yang buruk. Dalam ajaran Islam, amal kebaikan dapat menjadi penolong di akhirat dan memperbaiki kondisi akhir kehidupan seseorang.

3. Menepis dari perbuatan makar / licik dan sesuatu yang tidak diinginkan: Dengan rajin bersedekah dan menjaga silaturrahim, seseorang dapat terlindungi dari tindakan jahat, rencana buruk, atau musibah yang tidak diinginkan. Kebaikan yang dilakukan dianggap sebagai pelindung dari berbagai bahaya dan rencana jahat.

Mengenai shadaqah, silaturahim, dan kekasih iblis dalam konteks agama : 1. Shadaqah dan Silaturahim Menolak Su'ul Khotimah: Referensi Kitab Irsyadul Ibad. Shadaqah dan silaturahim dapat menambah umur, mencegah mati yang buruk (su'ul khotimah) dan menolak perbuatan licik serta hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Kekasih Iblis yang Akan Menemani di Neraka: Referensi Kitab Nashoihul Ibad hal 194. Iblis menyebutkan sepuluh golongan yang dianggap kekasihnya : 1. Penguasa yang   zalim 2. Orang sombong 3. Orang kaya yang tidak peduli dari mana harta diperoleh 4. Ulama yang membenarkan kedzaliman 5. Pedagang yang curang 6. Penimbun barang 7. Pelaku zina 8. Pemakan riba 9. Orang kikir 10. Peminum arak.

Kesimpulan : Shadaqah dan silaturahim memiliki manfaat besar dalam menghindari akhir hidup yang buruk.

Kekasih iblis adalah orang-orang yang terlibat dalam berbagai dosa besar dan perilaku buruk.

Amalan ini penting untuk menjaga akhir hidup yang baik dan menjauhi sifat-sifat yang tidak disukai Allah. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com darijogyakesololerengsemeru

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), Sabtu 28 Muharram 1446 H, 3 Agustus 24. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuhu 

@masjidalmillahsdjo #jelangrihlah#lerengmerapi#jogokaryan#masjidsyaikhzayed

Antara Godaan Syaitan, Murah Hati dan Hidayah

Syaitan tidak menyukai orang-orang taat kepada Allah, dan mengikuti ajaranNya. Mereka berusaha menggoda dan menyesatkan manusia agar menjauh dari jalan kebenaran dan kebaikan. Syaitan dikenal sebagai musuh utama manusia dalam upaya untuk menggoda dan merusak iman mereka.

Orang yang suka mentraktir dan berbuat baik kepada orang lain dikenal sebagai pribadi yang murah hati dan dermawan. Dalam ajaran Islam, sifat ini sangat dihargai dan dianggap sebagai amal kebaikan. Kata "Loman" merujuk pada seseorang yang memiliki sifat dermawan, "yenengno wong" berarti peduli atau memperhatikan orang lain.

"Masyaallah barakallah" adalah ungkapan syukur dan doa agar amal baik tersebut diberkahi oleh Allah. Orang yang terus menerus melakukan kebaikan dan membantu sesama akan mendapatkan pahala dan kasih sayang dari Allah.

Hidayah (pemahaman yang lurus) gak ada hubungannya dengan madrasah, atau sekolah tinggi di timur tengah. Hidayah juga gak ada hubungannya dengan harta, kedudukan, pangkat dan gelar.

Hidayah diatas aqidah yang benar, hubungannya hanya dengan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Siapun kita, jika Allah kehendaki kita diatas jalan yangg lurus (shiratul mustaqim), maka kita akan berada diatasnya, diarahkan dan dibimbing Allah Ta'ala untuk mendapatkan ilmu yang lurus dan benar. Dan Allah akan kumpulkan kita dengan orang orang yang lurus dan benar pula.

Hidayah milik Allah, yang hanya diberikan kepada orang orang yang dipilih dan dicintaiNya, siapapun dia !!

Dan hidayah itu dicari, bukan di tunggu. Tentunya dengan memfungsikan mata, hati dan telinga kita untuk memahami ayat ayat Allah.

Sungguh sangat beruntung orang orang yang diberi Hidayah oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena mereka memfungsikan mata, hati, dan telinga mereka untuk memahami ayat ayat Allah. Karena dengan hidayah tersebut, mereka jadi tahu dan faham serta bisa membedakan, mana penguasa yang wajib ditaati dan dipatuhi, dan mana penguasa yang wajib kita berlepas diri, membenci, memusuhi dan mengkufurinya.

Dan dengan hidayah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, biasa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

Mana yang tauhid dan mana yang syirik. Mana yang thaghut dan mana yang ulil amri. Mana yang sunnah dan mana yang bid'ah.

Mana ulama anbiyai dan mana ulama su'u yang sesat dan menyesatkan. Mana jalan yang lurus dan mana jalan yang sesat dan menyesatkan.

Mana yang dukun dan mana yang ustadz. Mana mujahid dan mana yang bukan mujahid. Dan mana yang muslimin dan mana yang musyrikin dan munafikin

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.

Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(QS. Al Baqarah :256)

Insya Allah kita termasuk hamba hamba Allah yang dicintaiNya sehingga kita terpilih untuk mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu Wa Ta'ala dan dilindungi dari godaan syaitan serta istiqamah beribadah, aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), Jumat 27 Muharram 1446 H, 2 Agustus 24. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuhu 

JUMAH MUBARAKH

Setiap hari, jutaan orang meninggal, tapi kita masih hidup sampai detik ini. Artinya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala masih memberi kesempatan untuk memperbaiki akhirat kita. Alhamdulillah.

Kita berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang orang bodoh. Berarti kita memohon petunjuk dan ilmuNya untuk menjalani hidup dengan bijaksana dan beramal sesuai dengan ajaranNya. 

Ini adalah upaya untuk menjaga diri kita dari kesesatan dan kebodohan yang dapat menjauhkan kita dari jalan yang benar.

KEBENCIAN hanya merugikan diri sendiri. Tersenyumlah ketika disakiti. Hati tanpa benci membentuk jiwa yang tenang dan damai.

Hati manusia boleh menjadi karat bila tidak dibersihkan. Hati manusia boleh menjadi lumpuh bila tidak dihiraukan.

Hati manusia boleh menjadi kotor bila dibiarkan. Dipermulaan hari kita masih dibangkitkan untuk meneruskan sisa sebagai hambanya.

Syukur Alhamdulillah dan buatlah sesuka hati asal jangan bertentangan dengan akidah. Jadilah hamba yang sederhana didunia, akan tetapi menjadi insan spesial di sisiNYA.

Dalam setiap langkah yang kita lakukan. Ingtlah, Allah senantiasa memperhatikan. Allah adalah Tuhan yang menciptakan kita.

Jadilah marilah sama sama nenjaga tingkah laku. Ikuti segala perintahNya bukan melakukan larangannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al-Fatihah : Ayat 7). In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 26 Muharram 1446 H, 1 Agustus 2024. Assalamualaikum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu

Yakinlah Takdir ALLAH Tidak Pernah Salah

Tidak ada yang salah dengan takdir Allah... Kitanya saja yang belum pandai melihat tujuannya. Tidak ada yang keliru dengan apa yang Allah tetapkan. 

Kitanya saja yang terlalu banyak permintaan dan harus berwujud seperti yang kita harapkan.

Tidak ada musibah yang salah alamat... Hanya mungkin kita yang belum mampu melihat hikmahnya.

Setiap orang pasti ingin sehat... Tapi bukan berarti sakit itu buruk jika memang itu ketentuan Allah.

Semua orang pasti ingin kaya... Namun bukan berarti kemiskinan itu hina jika itu adalah takdir Allah. Semua orang ingin langgeng pernikahannya...

Namun perpisahan yang didasari alasan yang baik dan melalui cara yang baik bukan sesuatu yang juga harus terus diratapi. Semua takdir itu baik... Hati kita yang gemar melihat sisi kurangnya.

Maka yang jadi sebab hidup ini nampaknya sulit adalah hati yang terlalu sulit dikendalikan, dan cenderung dituruti mengikuti segala hawa nafsu yang tak ada habisnya.

Fokus saja berbuat baik... Berlaku baik dalam hidup. Ya kepada siapa saja.. Setelah itu... kalem saja menjalani hidup.

"Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: 112)

Hati kita adalah kacamata melihat hidup. Bersihkan selalu... maka jernih pula pandangan atas hidup.

Jika hati kita kotor, maka semua hal dalam hidup akan nampak suram. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Rabu 25 Muharram 1446 H, 31 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh. 

Jangan Terjerumus dalam Judi Online

Dalam era modern ini, perjudian online (judol) telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang sangat digemari oleh banyak orang. Namun, di balik daya tariknya, hal ini membawa dampak yang sangat merusak bagi individu dan masyarakat. 

Islam telah dengan tegas melarang praktik judi dalam berbagai bentuknya.  Penulis membuat EPCDH ini bertujuan untuk mengingat dan khususnya nasihat kepada mereka yang terjerat dalam lingkaran kecanduan judol, bahayanya praktek segala bentuk judi dan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Harta merupakan fitnah, ujian dan cobaan, sedikit sekali yang selamat dari tanggung jawab dan konsekuensinya. Allah Ta’ala berfirman : “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Harta telah melimpah pada banyak orang di zaman ini, dalam jumlah yang besar hingga tidak bisa mereka kendalikan. Allah membantu mereka dalam tanggung jawab dan konsekuensinya. Dalam hadits disebutkan, 

“Kaki seorang hamba tidak akan bergeser hingga ia ditanya tentang empat perkara: (di antaranya tentang) … hartanya, dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia membelanjakannya?” (HR. Tirmidzi 2417). Maka, akan ditanya dua pertanyaan:

Pertama: Dari mana ia mendapatkannya? Apakah dari sumber yang halal dan transaksi yang baik, ataukah dari yang haram seperti riba, pencurian, penipuan, kecurangan, suap, judi, dan sejenisnya dari cara-cara yang haram? Ia akan ditanya tentang setiap dirhamnya. 

Kedua: Untuk apa ia membelanjakannya? Jika ia mendapatkannya dari yang halal, ia selamat dari masuknya harta haram padanya. Akan tetapi, masih ada pertanyaan dalam apa ia membelanjakannya? Jika ia membelanjakannya dalam ketaatan kepada Allah, dalam hal-hal yang diperbolehkan (mubah), atau dalam kebaikan, maka ia selamat dari akibat keluar dan pembelanjaan hartanya. 

Namun, jika ia gagal dalam salah satu dari dua hal ini, ia akan binasa. Bagaimana lagi jika ia gagal dalam keduanya, mendapatkan harta dari yang haram dan membelanjakannya dalam yang haram, masuk dan keluarnya menjadi dosa baginya. Banyak orang tidak memperhatikan hal ini.

Saudaraku seiman yang dirahmati Allah Ta’ala, ketahuilah bahwasanya judi termasuk dosa besar. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. 

Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran minuman keras dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah kamu.” (QS. Al-Ma’idah: 90-91)

Adz-Dzahabi rahimahullah, setelah memberikan judul “Dosa Besar Kedua Puluh, yaitu Judi”, dan membawakan dalil ayat di atas, beliau mengatakan, “Dan maysir (perjudian) adalah segala bentuk perjudian, baik itu menggunakan dadu, catur, kerikil, biji-bijian, kacang, telur, atau batu, atau yang lainnya. Ini adalah termasuk dalam memakan harta orang lain dengan cara yang batil yang Allah larang.…” 

Judi online adalah ‘perangkap’. Ketahuilah bahwasanya judi online merupakan sesuatu yang buruk dan berbahaya, lagi berakibat kerugian, namun dihiasi-hiasi oleh setan. Setan menampakkan judi sebagai suatu keberuntungan, padahal Allah Ta’ala menyatakan bahwa keberuntungan dicapai dengan menjauhinya. 

Allah Ta’ala berfirman, “Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah 90). Menurut Isam Ghanem, seorang konsultan teknologi informasi dan transformasi digital, banyak situs judi merupakan perangkap yang sering menjebak pemuda yang ingin cepat kaya. 

Awalnya, mereka menawarkan keuntungan materi, hingga seseorang terbiasa dan akhirnya kecanduan. Namun, seiring waktu, keuntungan tersebut berubah menjadi kerugian besar. Permainan ini didasarkan pada iming-iming dan dorongan untuk bertaruh lebih besar pada setiap taruhan baru. 

Akhirnya, uang mereka hilang dan menjadi keuntungan bagi peserta baru. Pendaftaran di permainan ini dilakukan melalui nomor telepon dan pengguna harus menyetor sejumlah uang ke dompet elektronik mereka untuk mendaftar, yang merangsang mereka untuk berpartisipasi lebih cepat. 

Perjudian penyebab hilangnya rezeki. Ketahuilah bahwasanya dosa memiliki efek buruk yang tercela dan merugikan hati serta tubuh, baik di dunia maupun di akhirat, yang hanya Allah yang mengetahuinya. Di antaranya adalah hilangnya rezeki.

Disebutkan dalam sebuah hadits, “Seorang hamba bisa kehilangan rezekinya karena dosa yang dilakukannya.” (HR. Ibnu Majah 4022). Sebagaimana takwa kepada Allah menarik rezeki, meninggalkan takwa menarik kemiskinan. 

Rezeki Allah tidak didapatkan dengan cara meninggalkan ketaatan. Maka, bagaimana bisa Anda mengharapkan rezeki dari-Nya, dengan cara berjudi yang merupakan kemaksiatan besar ? Perjudian menyebabkan keterasingan. 

Tidak ada seorang pun dari kita yang senang untuk diasingkan, bahkan ini merupakan bentuk ‘siksaan’. Maka, ketahuilah bahwasanya di antara dampak dari dosa (termasuk di antaranya adalah judi, yang merupakan salah satu dosa besar) adalah keterasingan antara pelaku dosa dengan Allah, dengan keluarganya, dan dengan orang-orang di sekitarnya.

Keterasingan dengan Allah. Dosa menyebabkan perasaan keterasingan antara pelaku dosa dengan Allah, yang tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan duniawi. Meski semua kenikmatan dunia terkumpul padanya, tidak akan mampu menghilangkan perasaan keterasingan tersebut.

Keterasingan dengan keluarga dan orang baik. Dosa juga menyebabkan keterasingan antara pelaku dosa dengan keluarganya, dan dengan orang-orang di sekitarnya, terutama orang-orang baik. Pelaku dosa merasakan keterasingan yang semakin kuat hingga ia menjauhi mereka dan tidak dapat menikmati berkah dari bergaul dengan mereka. 

Ia akan semakin dekat dengan kelompok setan, sejauh mana ia menjauh dari kelompok Allah. Keterasingan ini bisa mencapai puncaknya sehingga terjadi antara dirinya dan istri, anak-anak, kerabat, bahkan dengan dirinya sendiri.

Segera bertobat sebelum masalah menumpuk. Mari segera bertobat, sebelum perkara menjadi rumit, dan masalah menjadi bertumpuk-tumpuk. Ketahuilah bahwasanya Allah menerima tobat hambaNya. Allah berfirman, “Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Asy-Syura: 25). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 24 Muharram 1446 H, 30 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Hati-hati dengan Hati Kita, Jangan Disakiti 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya." (QS. Al-Anfal : 24). Ayat ini mengingatkan kepada kita tentang suatu hal yang sangat penting, yaitu : “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Engkau bukanlah pemilik hatimu. Maka jangan pernah kau bersandar pada dirimu sendiri."

Karena manusia tak pernah tahu bagaimana akhir nasib dari hidupnya. Apakah hatinya tetap lurus atau sudah berpaling dari kebenaran. Karenanya : Jangan pernah sombong dengan amal-amalmu. Jangan pernah mengandalkan kehebatan dan kekuatanmu. Jangan pernah merasa bangga dengan prestasi- prestasimu

Karena keselamatanmu bergantung pada hatimu. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman ; “(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88, 89)

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir: 60)

Karena itu hati-hati dengan hati kita, jangan disakiti. Maka perbanyaklah berdo'a kepada Allah, agar Allah menjaga hati kita agar selalu berada dalam kebenaran hingga akhir hayat Husnul Khotimah. Istiqamahkan do'a ini setiap hari : Allahumma Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik. Artinya: "Yaa Allah…., Duhai yang membolak- balikkan hati, kokohkan hatiku di atas agamamu. Duhai yang merubah hati, tetapkan hatiku dalam ketaatan kepadaMu.”

Marilah kita dan seluruh keluarga kita selalu beriman bertaqwa kepada Allah, selalu ikhlas, selalu teguh hati dalam keta'atan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (fim) referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 23 Muharram 1446 H, 29 Juli 2024. Assallammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Manusia Tak Pantas Menyombongkan Diri

Apakah kesombongan itu ? Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. 

Dia memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadits beliau : "Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim 2749)

Inilah yang membedakan takabbur dari sifat ‘ujub (membanggakan diri, silau dengan diri sendiri). Sifat ujub, hanya membanggakan diri tanpa meremehkan orang. Sedangkan takabbur, disamping membanggakan diri juga meremehkan orang.

Penyebab Kesombongan antara lain : Ujub (membanggakan diri). Ketahuilah wahai hamba yang bertawadhu’ semoga Allah lebih meninggikan derajat bagimu-, bahwa manusia tidak akan takabbur kepada orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa ujub (membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain. Maka dari ‘ujub ini muncul kesombongan. Dan ‘ujub merupakan perkara yang membinasakan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :

"Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya”. (Silsilah Shahih 1802). Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda: "Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat”. (HR. Bukhari 5789 Muslim 2088) 

Merendahkan orang lain. Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yang tidak meremehkan manusia, tidak akan takabbur terhadap mereka. Sedangkan meremehkan seseorang yang dimuliakan Allah dengan keimanan sudah cukup untuk menjadikan sebuah dosa.

Suka menonjolkan diri (Taraffu). Ketahuilah wahai hamba yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.

Oleh karena itu, barangsiapa memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan mendapati bahwa orang-orang yang bersombong pada tiap-tiap kaum adalah para pemukanya, yaitu orang-orang yang memegang kendali berbagai urusan. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Ahad 22 Muharram 1446 H, 28 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

SURGA Tempat Istirahat Didambakan Ummat

EPCD edisi Sabtu kemarin tentang makan minum penghuni Neraka. Ahad hari ini penulis menyajikan tentang Surga. "Dunia" ini memang tempat lelah. Segala macam keindahannya bisa dinikmati. Namun ia akan berakhir. Bagi kaum muslim ada satu tempat tujuan yang rasa lelah telah Allah cabut disana. Tiada kesedihan. Semua hal disana. Sangat luar biasa indahnya. Manusia akan mendapatkan apa saja yang hati mereka inginkan pada saat menginjakkan kaki di sana ...di Surga.

Dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : "Aku sediakan untuk hamba-hambaKu yang Shalih ... kenikmatan (tinggi di Surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia". (HR.Bukhari 3072  HR.Muslim 2824)

Allah dan RasulNya telah menjelaskan sangat banyak  kepada kita tentang fasilitas yang telah Allah sediakan bagi orang orang beriman di surga. Seolah-olah kita bisa melihatnya langsung dengan mata kepala kita ... dengan mengingat Surga insyaAllah akan membuat kita termotivasi untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan maksiat. 

Karena, kesenangan sementara dari maksiat yang kita kerjakan di dunia tidak bisa dibandingkan dengan luar biasanya kenikmatan yang telah Allah janjikan di Surga kelak ...  Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas Langit dan Bumi ... Surga yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran : 133)

Taubatlah kepada Allah dan kejarlah Surga yang telah Allah janjikan bagi orang- orang beriman dan bertakwa ... Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : 'Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya”. (HR. Muslim)

Dalam Al-Qur'an, ALLAH berikan banyak permisalan. Tentang manusia, tentang dunia, tentang akhirat, tentang ibadah dan lain-lain. Agar manusia mudah merenungkan Al-Qur'an. Berikut di antaranya, perlu benar-benar kita renungkan di hari-hari ini :

"Dan buatlah untuk mereka permisalan kehidupan dunia ini, ibarat air hujan yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuhan di bumi. Kemudian tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Kahfi : 45)

Begitulah hakikat dunia, hanya sementara. Kita tak kan muda selamanya. Kita tak kan kuat selamanya. Kita tak kan sehat selamanya. Kita tak kan kaya selamanya. Kita tak kan hidup selamanya. Akan datang satu masa, kita bagai "daun kering". Bahkan terlepas dari pohon, diterbangkan angin. Tanpa kecuali, dengan berbagai sebab dan waktu yang telah Allah takdirkan.

Allah sudah ingatkan kita, bahkan dengan umpamaan agar kita mudah memahaminya. Tinggal kita mau mempersiapkan atau tidak. Yaa Allah, berikan pada kami husnul khatimah. Aamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 21 Muharram 1446 H, 27 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh.

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Yaa Allah Yaa Rabb, Yaa Rahman Yaa Rahim, Ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu,  dan tetapkan kami sebagai hamba yang beriman islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah, rahmat dan lindunganMu di dunia dan di akhirat.

Yaa Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima. Yaa Allah, terimalah dan kabulkanlah doa- doa kami. Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar' Aamiin...

Makan dan Minuman penghuni NERAKA

Penghuni neraka akan diberi makan dan minum. Tetapi makanannya tidak bisa membuat gemuk dan tidak menghilangkan lapar. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Kemudian kalian wahai orang yang sesat lagi mendustakan, sungguh kalian akan makan dari buah zaqqum." (QS. Al-Waqi'ah 51-56). Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman, "Sesungguhnya pohon zaqqum itu pohon yang keluar dari dasar neraka, dan mayangnya seperti kepala-kepala syaitan. (QS. Ash-Shaafaat 64-65)

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Seandainya setetes dari buah zaqqum diteteskan di dunia, niscaya akan rusak kehidupan penduduk dunia. Terus bagaimana dengan mereka yang buah zaqqum itu menjadi makanannya ?" (HR. Tirmidzi). Secara tabiat, penghuni neraka setelah makan mereka minta minum. Penghuni neraka meminta minuman kepada Allah, akan tetapi minumannya sangatlah buruk. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan mereka diberi minum dari air yg terbuat dari nanah (yg mendidih yg bau sangat menyengat.) Mereka meneguknya dan hampir saja mereka tidak bisa menelannya." (QS. Ibrahim 17). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Mereka diberi minuman berupa air yg sangat panas, hingga air ini memotong usus-usus mereka." (QS. Muhammad 15)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman, "Air panas tadi, menghancurkan semua isi perutnya dan menghancurkan kulit-kulit mereka. Bagi mereka ada  cambuk-cambuk dari besi." (QS. Al-Hajj : 20-21). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Jumat 20 Muharram 1446 H, 26 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Janji ALLAH dalam Al QURAN, dan Ciri Ajaran yang LURUS dan yang SESAT

JUMAH MUBARAKH. 

1. "Jika kalian bersyukur, maka akan aku tambahkan Nikmat-ku untuk kalian". (QS. Ibrahim: 7)

2. "Ingatlah kepada-Ku Niscaya aku ingat Kepada kalian". (QS. Al-Baqarah: 152)

3. "Berdoalah kepada-Ku Pasti akan aku kabulkan Untuk kalian". (QS. Ghafir: 60)

4. "Tidaklah Allah mengadzab Mereka, selama mereka memohon ampun (beristigfar Kepada Allah)."(QS. Al-Anfal : 33)

Bagaimana membedakan antara jalan yang lurus dan ajaran yang sesat ? Perhatikan ciri-cirinya berikut ini.

Ciri ajaran yang LURUS

Kita senantiasa berdoa pada Allah dalam shalat kita minimal 17 kali dalam sehari, yaitu saat membaca surat Al-Fatihah. Kita senantiasa meminta pada Allah, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah : 6-7)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan yang diminta dalam ayat di atas adalah hidayah al-irsyad wa at-taufiq, yaitu hidayah untuk bisa menerima kebenaran dan mengamalkannya, bukan sekedar hidayah untuk dapat ilmu. Jadi maksudnya kata beliau, kita minta pada Allah, tunjukkankah kita pada jalan yang lurus.

Adapun makna shirathal mustaqim, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir dengan menukil perkataan dari Imam Abu Ja’far bin Jarir bahwa para ulama sepakat bahwa shirathal mustaqim yang dimaksud adalah jalan yang jelas yang tidak bengkok.

Akan tetapi, para ulama pakar tafsir yang dulu dan sekarang punya ungkapan yang berbeda-beda untuk menjelaskan apa itu shirath. Namun perbedaan tersebut kembali pada satu pengertian, shirathal mustaqim adalah jalan yang mengikuti ajaran Allah dan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Demikian kesimpulan dari Ibnu Katsir.

Secara jelas jalan yang lurus diterangkan pada ayat selanjutnya, Jalan yang engkau beri nikmat pada mereka. Adh-Dhahak berkata dari Ibnu ‘Abbas bahwa jalan tersebut adalah jalan yang diberi nikmat dengan melakukan ketaatan dan ibadah pada Allah. Jalan tersebut telah ditempuh oleh para malaikat, para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih. 

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Allah, "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang- orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ : 69)

Kesimpulannya, ciri ajaran yang lurus adalah mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan pemahaman yang benar dari para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Lawan dari ajaran yang lurus adalah ajaran yang sesat. Bagaimana ciri-cirinya ?

Ciri ajaran atau aliran yang SESAT

Ada beberapa ciri aliran sesat yang telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia yang kami jabarkan dengan contoh dan sedikit penjelasan di bawah ini.

▪ Pertama, mengingkari rukun iman dan rukun Islam.Contoh seperti aliran Rafidhah (Syi’ah) yang merubah rukun Islam ke-6 menjadi imamah dan menambah atau mengubah syahadat, atau kelompok sesat yang menambah syahadat dengan syahadat pribadi.

▪ Kedua, meyakini dan mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i (Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Kamis 19 Muharram 1446 H, 25 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Janji ...., Ringan Diucapkan, Berat Ditunaikan

Mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar - benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan rasulNya Muhammad Shalallahu Alayhi Wasallam serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Diantara ciri orang mukmin itu adalah bila berjanji dapat menepati. Perbuatan menepati janji akan melahirkan sebuah integritas, dimana integritas itu merupakan suatu sifat yang diperoleh melalui komitmen diri terhadap ucapan dan perbuatan.

Janji merupakan sesuatu yang harus ditepati oleh setiap orang terhadap yang lain, baik kepada Allah, terhadap sesama maupun janji terhadap dirinya sendiri, selama janji itu bukanlah untuk melakukan perbuatan maksiat. Islam sebagai agama yang sempurna sangat memperhatikan permasalahan janji ini dan memberikan dorongan serta memerintahkan untuk senantiasa menepatinya. Janji memang sangat ringan diucapkan, tetapi berat untuk dilaksanakan. 

Namun bagi orang beriman yang mampu menunaikan janjinya maka dia akan menjadi orang yang beruntung dan akan mendapat pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam QS Al Mukminun ayat 8 : “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah yang dipikulnya dan janjinya”.

Betapa banyak hari ini manusia yang mengobral janji kepada yang lain untuk bertemu, membayar hutang, untuk membantunya, untuk memberikan kemudahan, tetapi semua itu hanyalah janji belaka. Mereka banyak yang mengingkarinya. Padahal betapa besar adzab yang akan ditimpakan kepada orang yang ingkar janji. 

Perhatikan Al Quran. Ali Imran ayat 77 berikut ini : “Sesungguhnya orang orang yang memperjualbelikan janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan sumpah sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih”. 

Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang mengingkari janji dan melanggar sumpah akan mendapatkan adzab yang pedih dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang semacam ini tidak akan disapa dan diperhatikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kelak di hari kiamat , apalagi jika kita belum bertaubat sebelum ajal. Dan kita juga harus ingat jika belum  bertaubat ketika ajal sudah menjemput, Allah telah menyediakan neraka dan siksa yang pedih baginya

Allah Ta’ala berfirman di surat An-Nisa' : 18  “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak pula diterima taubat orang orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (QS. An-Nisa' : 18)

Dan juga sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda: "Barang siapa tidak menepati janji seorang muslim, niscaya ia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari Muslim)

Sebagai dampak yang sangat serius ketika janji-janji tidak ditunaikan adalah timbulnya krisis kepercayaan. Orang yang suka mengingkari janji akan kehilangan kepercayaan orang lain, termasuk dirinya sendiri. 

Contoh nyata yang dapat kita saksikan dalam hidup berbangsa dan bernegara hari ini adalah banyaknya sebagian wakil rakyat dan bahkan sampai presiden yang sudah tidak lagi dipercaya oleh masyarakat karena janji-janji mereka terdahulu sebelum terpilih tidak dapat mereka tepati. 

Hal ini tertulis dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di QS. Al Fath : 10 “Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri ”

Untuk itu ingatlah bahwa setiap janji harus dilaksanakan, karena janji pada hakekatnya adalah hutang. Ketika hutang itu tidak dibayarkan saat masih di dunia, maka akan diminta pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Rasulallah bersabda : “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan Alhadits, Rabu 18 Muharram 1446 H, 24 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Bahaya Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar

Dari Huzhaifah bin Al-Yaman dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: ”Demi dzat yang jiwaku ditanganNya hendaknya engkau melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau jika tidak Allah hampir mengirim azabnya, kemudian engkau berdo’a tetapi tidak dikabulkan” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Informasi dari Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam tentang bahaya yang akan menimpa umat Islam.

2- Tentang kewajiban apa yang harus dilakukan umat Islam menghadapi situasi yang berat, yaitu penjagaan bumi agar tidak menjadi sarang kejahatan.

3- Perintah, umat Islam untuk berjamaah membuat suatu jaringan yang kokoh untuk menghadapi para penyeruh ke api neraka. 

4- Keharusan melaksanakan fungsi amar ma’ruf dan nahi mungkar.

5- Tidaklah ideal kalau seorang bergabung dan komitmen pada jamaah Islam sementara posisinya dalam jamaah tersebut hanya menjadi pelengkap penderita saja dan tidak turut aktif dalam berdakwah dan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

6- Sebaliknya juga tidak ideal jika ada orang yang berani melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar tanpa dilakukan dan dikordinasikan dalam sebuah jamaah yang kokoh.

7- Konsekuensi tidak melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau jika tidak Allah hampir mengirim azabnya, kemudian mereka berdo’a tetapi tidak dikabulkan.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran :

1- Hukum amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah wajib. Perintah tersebut disebutkan secara tegas dan jelas maupun disebutkan secara substansi dan urgensinya. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeruh kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang- orang yang beruntung”. (QS. Ali Imraan :104)

2- Keutamaan melaksanakan nahi mungkar, selamat dari adzab Allah dan memperoleh ridha dan surgaNya. “Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang- orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang dzalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. (QS. Al A'rof : 165)

3- Penjagaan bumi agar tidak berubah menjadi sarang kejahatan. “Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang- orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang orang yang berdosa. Dan Tuhanmu sekali- kali tidak akan membinasakan negeri negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Hud : 116-117). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 17 Muharram 1446 H, 23 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Ghibah Dosa Besar, Jagalah Lidah dan Tangan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tahukah kalian apa yang dinamakan ghibah itu ?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." 

Beliau bersabda, "Yaitu engkau menyebut sesuatu tentang saudaramu yang dia tidak sukai." Kemudian ditanyakan, "Bagaimana pendapatmu kalau apa yang aku katakan kenyataannya memang ada pada saudaraku ?"

Beliau menjawab, "Jika memang apa yang engkau katakan ada padanya berarti engkau telah mengghibahinya. Dan jika ternyata apa yang engkau katakan tidak ada padanya berarti engkau telah berdusta tentang (saudaramu)". (HR. Muslim 6758). Pada hadits di atas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan kepada kita semua tentang pengertian ghibah.

Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah tentang sabda beliau Shallallahu Alaihi Wasallam "engkau telah berdusta tentangnya", "Saya katakan, termasuk padanya buhthaan (kedustaan), yaitu suatu kebathilan."

Dalam hadits yang lain dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha bahwasanya ia berkata, "Wahai Rasulullah, cukuplah Shafiyah itu begini dan begitu.". Yang dimaksudkan oleh Aisyah radhiyallahu anha adalah bahwa Shafiyah radhiyallahu anha itu pendek badannya.

Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang apabila dicampurkan dengan air laut niscaya akan merubah warnanya atau rasanya." (HR. Abu Dawud 13/151)

Dalam Sunan At-Tirmidzi dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu beliau berkata, Rasulullah duduk di atas mimbar kemudian menyeru dengan suara yang tinggi, "Wahai sekalian orang yang berislam dengan lisannya, akan tetapi belum sampai iman kedalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti dan mencela kaum muslimin. Dan janganlah mencari- cari aurat (aib) mereka. 

Karena barangsiapa yang mencari-cari dan menelusuri aib saudaranya, niscaya Allah Ta'ala akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang dicari aibnya oleh Allah Ta'ala maka Allah Ta'ala akan mempermalukannya (membongkar) aibnya walaupun ia berada di rumahnya." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albany)

Hadits ini menjelaskan kepada kita semua dan kepada wanita khususnya, bahwa orang-orang yang telah beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan lisannya hendaknya tidak menyakiti dan mencela saudaranya. Dan hendaknya ia tidak mencari aib dan kesalahan orang lain. 

Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengancam orang yang selalu mencari cari aib saudaranya, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membongkar aib dan aurat orang tersebut walaupun dia menyembunyikan aibnya di dalam rumahnya. Maka hendaklah kita saling menjaga harga diri dan kehormatan kita semua.

Di dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memisalkan orang yang berbuat ghibah dengan orang yang memakan daging bangkai saudaranya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. 

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat : 12)

Para ulama berbeda pendapat tentang apakah ghibah termasuk dosa kecil atau dosa besar. Yang didukung oleh dalil adalah bahwa Ghibah merupakan dosa besar. Dari Sa'id bin Zaid radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar adalah terus menerus melanggar kehormatan seorang muslim tanpa (alasan) yang benar." (HR. Abu Dawud)

Betapa (sebagian) kita senang dengan adanya fitur penghapus pesan. Tapi sungguh tak memiliki aplikasi untuk menghapus catatan amal. Semua tercatat rapi tiada tertinggal, yang baik maupun buruk. Allah Ta’ala berfirman: "Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (yang ada di tangan Malaikat). Dan segala urusan yang kecil maupun yang besar semuanya tertulis". (QS. Qomar : 52-53)

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". (QS. Qaaf: 18). Seharusnya bisa lebih waspada dan berpikir ulang pada apa yang kita tulis melebihi kehati-hatian saat berucap. Termasuk pada ketikan di sosial media. Lidah memang tak bertulang tapi bukankah jemari tangan memiliki tulang ? Kelak semua akan diminta pertanggung jawaban.

In sya Allah, Allah Wa Ta'ala menjauhkan kita dari dosa ghibah, yang mana sangat sedikit dari kaum muslimin yang selamat darinya kecuali orang yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUAHARRAM oleh Ferry Is Mirza (fim), referensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 15 Muharram 1446 H, 22 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuh 

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Ini adalah sebuah kaidah yang sangat agung. Kaidah agama yang dibangun di atas cinta, kasih sayang, dan kemudahan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.” (QS. Al-Hajj: 78). Allah tidak menjadikan agama ini sebagai sesuatu yang sulit dan sukar untuk hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, terkait dengan amalan di dalam agama ini setidaknya terdapat dua jenis, yaitu:

Pertama: Jenis amalan yang seorang hamba tidak mampu untuk mengerjakannya. Maka, dalam hal ini Allah tidak membebani hamba- hamba-Nya untuk hal tersebut. Di antara contoh hal ini adalah Puasa Wishal. Yaitu, seorang hamba melanjutkan puasa tanpa berbuka. Hal ini dimakruhkan oleh banyak ulama, sebagian ulama lagi mengharamkannya. Diantara yang mengharamkannya adalah Syekh Al-‘Utsaimin rahimahullah. Karena terdapat larangan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 

Kedua: Jenis amalan yang seorang hamba mampu untuk mengerjakannya, dan terdapat hikmah ketika seorang hamba mengerjakannya. Maka, Allah perintahkan hamba- hambaNya untuk mengerjakannya. Namun, bersamaan dengan perintah itu, jika terdapat kesulitan dan kesukaran, maka pasti akan ada keringanan dan kemudahan pada amalan tersebut. Bisa dengan digugurkan atau dengan diringankannya amalan itu. 

Berikut ini dalil-dalil yang berkaitan dengan kaidah ini, “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran.” (QS. Al-Baqarah: 185) “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

“Allah tidak membebani kepada seseorang, melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya.” (QS. At-Talaq: 7). “Bertakwalah kamu kepada Allah sekuat kemampuanmu!” (QS. At-Taghabun: 16).

Ayat-ayat di atas adalah dalil yang menujukkan akan kaidah yang agung ini. Perlu diketahui, bahwa seluruh syariat agama ini begitu indah dan toleran. Agama ini dibangun di atas tauhid dan peribadatan kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Bersamaan dengan itu, agama ini penuh akan kemudahan di dalam hukum-hukum dan amalan-amalannya.

Rukun Islam sebagai pondasi yang penuh dengan kemudahan. Seperti halnya shalat lima waktu yang diwajibkan sehari semalam. Bisa dikatakan shalat lima waktu ini tidaklah mengambil waktu seorang hamba, kecuali sedikit saja.

Zakat, yang mana seorang hamba mengeluarkan hartanya untuk membersihkannya, juga tidak mengambil harta yang banyak. Zakat hanya diambil dari harta-harta orang kaya dan bukan dari keseluruhan hamba. Itu hanya dikeluarkan satu tahun sekali.

Puasa, tatkala seorang hamba menahan diri dari makan, minum, dan juga syahwatnya. Itu pun hanya diwajibkan satu bulan saja pada setiap tahunnya. Haji, tidaklah seorang hamba diwajibkan untuk berhaji, melainkan satu kali dalam seumur hidup. Lagi-lagi itu pun dengan syarat bagi yang mampu saja.

Lihatlah amalan- amalan Rukun Islam itu sendiri dibangun di atas kemudahan. Ada lagi amalan-amalan yang sifatnya furu’ (cabang) dari rukun-rukun Islam ini. Seperti kewajiban- kewajiban dan sunah sunah yang lain. Bahkan, rukun Islam yang disebutkan di atas, keseluruhannya terdapat keringanan bagi mereka yang sulit dan tidak mampu untuk mengerjakan. Sungguh, Allah Ta’ala telah mensyariatkan banyak dari sebab- sebab yang memudahkan untuk mengamalkan ketaatan. Di antara bentuk kemudahan yang Allah berikan adalah : 

Pertama: Allah mensyariatkan untuk berjamaah dalam melaksanakan shalat lima waktu, shalat Jumat, dan shalat Id. Sama halnya dengan berpuasa, seluruh orang-orang beriman berpuasa pada satu bulan yang sama. Tidaklah diantara mereka tidak berpuasa, kecuali karena uzur, baik sakit, safar, dan lain sebagainya. Haji pun demikian, Allah mensyariatkan haji secara beramai-ramai atau berjemaah.

Karena tidak diragukan lagi bahwasanya berkumpul dalam melaksanakan suatu ibadah akan menghilangkan kesulitan dan akan membuat semangat orang-orang yang mengamalkannya. Bahkan, seringkali didapati mereka berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena mereka tahu akan perbedaan pahala orang yang bersegera melaksanakan kebaikan dengan orang-orang yang lambat dalam melaksanakannya.

Kedua: Bersamaan dengan kemudahan yang Allah berikan dari syariat ini, jika seorang hamba mendapati sebuah uzur atau kesulitan dalam mengamalkan syariat ini, maka terdapat solusi terbaik yang diberikan. Di antaranya dengan diringankan amalan tersebut. Sebagaimana kaidah yang sedang dibahas, “Bersama kesulitan terdapat kemudahan.”

Contoh: Dalam keadaan sakit, jika seorang hamba tidak bisa menggunakan air untuk berwudu, maka ia bisa bertayamum dengan debu. Jika dalam keadaan sakitnya ia tidak mampu berdiri, maka ia bisa melaksanakan salat dalam keadaan duduk. Jika dalam keadaan duduk ia tidak mampu, maka bisa berbaring. Jika masih tidak mampu, maka ia bisa berisyarat dengan kepalanya.

Orang yang safar, ia bisa meng-qashar dan menjamak shalatnya. Ia pun bisa mengusap khuf baik ketika safar ataupun mukim. Siapa yang sakit atau safar, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana ia beramal dalam keadaan sehat dan mukim.

Dan masih banyak lagi kemudahan- kemudahan yang bisa didapati pada syariat ini. Namun, bukan berarti dengan kaidah ini seseorang menjadikan seluruh kewajiban dalam beragama adalah mudah. Tentu tidak diharapkan ketika seseorang mengetahui kaidah ini ia jadi terkesan “menggampangkan” syariat agama ini. Bahkan, ia bermudah mudahan untuk mendapati uzur. Tentunya hal ini adalah sebuah kekeliruan dalam memahami kaidah ini.

Kaidah ini adalah yang sangat agung, berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an yang menunjukkan akan rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya dengan memudahkan syariat ini untuk diamalkan dan dikerjakan sesuai dengan kemampuan. Jika tidak mampu, maka terdapat opsi berikutnya yang memudahkan. Hal ini merupakan rahmat dari Allah Wa Ta’ala. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Catatan Akhir Pekan. Ahad 21 Juli 2024. by FIM @puriindahdjo

Secercah Asa

"Pastikan bahwa yang dimakan, diminum, dipandang, dibicarakan atau yang didengarkan adalah perkara halal dan baik." Saudaraku, karena dalam kehidupan akan selalu ada pilihan, maka, pilihlah yang tepat. Semoga berbalas surga di akhirat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 15 Muharram 1446 H, 21 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

"Orang Beriman dan Surga"

Segala puji hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Marilah senantiasa kita pelihara dan tingkatkan taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepadaNya.

Taqwa dalam artian, selalu berusaha menjalankan perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya, mentaatiNya dan tidak memaksiatiNya, berdzikir kepadaNya dan tidak melupakanNya, serta senantiasa mensyukuriNya dan tidak mengingkariNya.

Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kita orang- orang beriman dengan janji yang benar, dengan jual beli dan tukar menukar yang agung, yaitu bahwa Allah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

Bentuk akad dan jual belinya adalah hendaknya mereka orang-orang beriman itu bersedia mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk Allah, berjihad di jalan Allah, untuk meninggikan kalimatNya dan menampakkan agamaNya.

Hal ini Allah sebutkan di dalam firman-nya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. 

Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah ? 

Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah : 111)

Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, Allah  mengabarkan bahwa Dia mengganti atau membeli dari hamba hambaNya yang beriman jiwa dan harta mereka, yang mereka curahkan di jalanNya dengan surga sebagai harganya.

Ini merupakan bagian dari karunia dan kedermawananNya, untuk memberikan ganti harga dari apa yang merupakan milikNya, yakni surga. Harga surga ini dilimpahkanNya kepada hamba  hambaNya yang beriman, yang selalu taat kepadaNya.

Barang dagangan Allah  yang sangat mulia dan mahal ini, yaitu berupa surga, hanya pantas diperdagangkan dan dibeli oleh para pedagang dan pembeli kelas tinggi, yaitu mereka yang siap mencurahkan segenap kesungguhan dan perjuangan mereka, dengan jiwa, raga dan harta, berjihad di jalan Allah, untuk meraih ridha Allah .

Merekalah orang orang beriman berselera tinggi, selera surga, hingga mereka siap berjuang dan mengorbankan segala yang mereka miliki untuk memenuhi selera mereka yang tinggi itu.

Harga yang sangat tinggi surga ini disebutkan di dalam ayat: “Di dalam surga yang sangat tinggi.” (QS. Al-Ghaasyiah: 10)

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kita agar memohon surga Firdaus dalam sabda beliau:

“Jika kalian memohon surga kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi, dan atapnya adalah Arsy Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Maknanya adalah cita cita tertinggi bagi orang beriman adalah surgaNya, ridhaNya. Maka hendaklah kita berani menekan dari urusan dunia dan menjauhi kemaksiatan.

Sikap inilah yang ditunjukkan antara lain oleh sahabat yang mulia, Suhaib bin Sinan, ketika ia berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Ia harus rela menyerahkan semua harta benda miliknya di Mekkah kepada orang-orang kafir Quraisy, agar mereka tidak menghalangi hijrahnya ke Madinah.

Maka ketika Suhaib telah sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Madinah, Rasul memang telah mengetahui kejadian tersebut berdasarkan berita dari Malaikat Jibril.

Rasulullah pun menyampaikan kabar gembira kepada Suhaib dengan mengatakan:

“Wahai Abu Yahya, sungguh telah beruntung perniagaanmu.” Rasul mengucapkannya hingga tiga kali.

Allah berfirman : "Karena itulah maka barang siapa yang berangkat di jalan Allah, berarti dia telah berbai’at kepada Allah. Dengan kata lain, Allah menerima transaksinya dan Allah pun akan memenuhi balasannya".

Para sahabat terkait hal itu bertanya kepada Rasulallah : “Apakah yang akan kami peroleh jika kami mengerjakan hal tersebut?” Rasulallah menjawab, “Surga.” 

Mereka berkata, “Jual beli yang menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak akan mengundurkan diri.” Lalu turunlah Surat At-Taubah ayat 111. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. BA'DA TAHAJJUD LANJUT SUBUH, hari AHAD SEHAT SEMANGAT MANFAAT. SYUKURI yang TELAH ADA maka HIDUP akan TENTRAM. Assalammu 'alaykum warrahmatallahi wabarrakaatuh 

Sahabat Surgaku

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ("Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..." QS. Ibrahim : 7)

Yaa Allaah Yaa Rabb... Jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu bersyukur dengan apa yang telah ada agar hidup kami tentram serta hati ini tenang, jauh dari rasa iri, dengki, dan ambisi berlebihan yang terkadang menghalalkan segala cara ... Aamiin. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Sabtu 14 Muharram 1446 H, 20 Juli 2024 @KAWBATU. Assalammualaykum Warrahmatallahi wabarrakatuh 

Cara Takwa dalam Kehidupan Kita

Karena takwa merupakan benteng dari segala fitnah dan bekal untuk segala cobaan. Takwa jugalah yang akan membentengi seorang mukmin dari azab Allah dan kemurkaannya.

Sebagian ulama mengatakan tentang takwa, “Hakikatnya adalah rasa takut kepada Al-Jalil (Yang Mahamulia) Allah Ta’ala, pengamalan atas apa yang turun dari wahyuNya, keridaan atas banyak ataupun sedikitnya rezeki yang telah Allah berikan dan persiapan menghadapi hari kepergian dari dunia ini.”

Ketakwaan merupakan kewajiban dan wasiat Allah kepada hambaNya. Ia berfirman,

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1)

Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, ‘Bertakwalah kepada Allah.’” (QS. An-Nisa: 131)

Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk menyadari kedudukan takwa dan merasa butuh kepadanya di saat menjalankan ketaatan kepada Allah karena ketakwaan merupakan ruh dan nyawa bagi setiap ketaatan dan peribadatan. Oleh karenanya, Allah Ta’ala memberikan balasan khusus untuk hambaNya yang bertakwa. 

Allah Ta’ala berfirman, “Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba- hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS. Maryam: 63)

*Takwa memiliki berbagai macam cara agar terwujud dan terealisasi dalam kehidupan. Sumber utamanya adalah* rasa takut kita kepada Allah Ta’ala serta selalu merasa diawasi olehNya dan mengagungkan kebesarannya. Allah Ta’ala menjelaskan keutamaan mereka yang takut akan kebesaran Allah Ta’ala sebagai bentuk ketakwaan kepadaNya dengan berfirman,

“Dan adapun orang- orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An-Nazi’at: 40-41)

Ketakwaan tak dapat diraih dan diwujudkan, kecuali dengan keimanan yang sempurna dan tinggi. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menjelaskan bahwa kedudukan iman yang tinggi ini tidak dapat diraih, kecuali dengan menghindarkan diri dari dosa-dosa besar. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina. Tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya. Dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri.” (HR. Bukhari  2475)

Mereka yang berakhlak baik, seringkali akan terhindarkan dari perbuatan dosa dan kezaliman karena akhlaknya tersebut. Akhlaknya juga yang akan menuntunnya melakukan perbuatan mulia dan terpuji.

Jika terkumpul pada diri seseorang akhlak yang baik, keimanan yang tinggi, serta rasa takut kepada Allah Ta’ala, bisa dipastikan ia akan lebih berhati hati, menjaga, dan menghindarkan dirinya dari larangan larangan Allah Ta’ala. Karena ia sadar bahwa kemaksiatan dan dosa sangatlah berlawanan dengan rasa syukur dan perbuatan baik. Tidak mungkin kebaikan yang selama ini Allah berikan kepadanya dibalas dengan kekufuran dan kemaksiatan kepadaNya. 

Allah Ta’ala berfirman “Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 6)

Akal yang sehat akan menghalangi pemiliknya dari berbuat sesuatu yang tidak pantas dan tidak baik. Akal yang sehat akan memotivasi pemiliknya untuk senantiasa bertakwa. Oleh karenanya, di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala mengajak mereka yang berakal untuk bertakwa. 

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah, wahai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah: 100)

Banyak sekali amalan amalan dalam ajaran Islam yang disyariatkan dengan tujuan untuk mewujudkan takwa. Shalat yang kita lakukan merupakan bukti nyata ikatan seorang hamba dengan Rabbnya. Puasa yang kita lakukan merupakan tameng dari perbuatan haram dan terlarang. Haji yang dilakukan seorang muslim, maka itu adalah sebaik-baik bekal untuk mewujudkan ketakwaan. Sungguh semua amalan saleh yang dilakukan seorang hamba dengan niat untuk meraih wajah Allah Ta’ala maka itu semua tujuannya adalah ketakwaan kepada Allah Ta’ala. 

Allah Ta’ala berfirman, “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat- malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang- orang yang benar, dan mereka itulah orang- orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Di antara konsekuensi takwa di dalam beramal, seorang muslim dituntut untuk memperdalam tata cara beribadah yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sehingga seluruh amalan yang akan dikerjakannya nanti diridhai oleh Allah Ta’ala dan diterima olehNya. Banyak sekali orang yang rajin beramal namun tidak diterima oleh Allah karena tidak memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berkisah, “Ada seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku,’ namun makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?!” (HR. Muslim 1015)

Dalam hadits tersebut, Nabi menunjukkan bahwa doa yang dikabulkan memiliki beberapa syarat. Di antaranya adalah memakan makanan halal, meminum minuman halal, dan mengenakan pakaian halal.

Seorang muslim tentunya juga harus bersemangat untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam setiap ucapan yang keluar dari lisannya. Tidak berucap kecuali dengan kebenaran, jujur, dan menghindarkan diri dari ucapan-ucapan yang dapat merusak lisan. 

Allah Ta’ala berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (disisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)

Di ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

Ketahuilah, bahwa wujud ketakwaan di dalam kehidupan tidak hanya nampak pada perbuatan dan perkataan. Lebih dari itu, takwa sangatlah nampak pada keyakinan (akidah) dan akal pikiran seorang muslim. Seorang muslim yang baik tentunya akan bertakwa kepada Allah di dalam akidahnya, sehingga ia antusias dan bersemangat di dalam menguatkan keimanannya akan keberadaan Allah Ta’ala, menyifatinya dengan sifat-sifat yang sempurna dan mulia, serta juga bersemangat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan rukun-rukun keimanan dan hal-hal mendasar dalam agamanya.

Karena ia menyadari bahwa hati dan keyakinan merupakan salah satu hal yang dilirik dan diperhatikan Allah Ta’ala dari hambanya. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim 2564)

Jemaah yang dirahmati dan dimuliakan Allah Ta’ala, marilah kita semua selalu memperhatikan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala, di setiap keadaan dan kesempatan, mewujudkannya baik dalam bentuk keyakinan hati, perkataan maupun perbuatan, karena takwa merupakan salah satu kunci diterimanya amalan kita. 

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita salahsatu hambaNya yang bisa mengamalkan ayat,

“Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah: 281)

Yaitu mereka yang selalu bertakwa kepada Allah hingga ajal datang menjemputnya. Amiin yas rabbal alaamiin. In sya Allah bermanfaat, fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir alquran dan alhadits, Jumat 1 Muharram 1446 H, 19 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuh

Ikhlaskan jika Kehilangan "TITIPAN" Allah Ta'ala

JUMAH MUBARAKH. Semua yang kita miliki, baik harta benda, jabatan pekerjaan hingga keluarga, baik pasangan dan anak- anak yang kita kasihi adalah titipan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Suatu saat entah kapan, bagaimana dan dimana, semua itu akan kembali pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala begitupun kita sendiri. Sehingga saat kehilangan itu hadir, saat ternyata suatu perpisahan yang tidak kita ingin terjadi, maka bertawakkalah, kuatkan iman diri dan rasa sabar.

Dan percayalah pada Allah Ta'ala, bahwa jika kita bersabar dan tawakkal atas takdirNya, maka apa yang dipisahkan dari kita akan dikembalikan, apa yang kita kasihi akan kita dapatkan kembali. Lebih baik, lebih dari yang kita harapkan.

Bertawakal, Sabar dan Sholat Adalah Cara Terbaik Yang Allah Ta'ala Ajarkan, Saat Kita Menghadapi Sakitnya Kehilangan. Sedih pasti, kecewa apalagi, saat kita harus kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat kita kasihi, bahkan itu sudah didaulat sebagai belahan hati kita, sehingga tanpanya rasanya hidup dan hati gersang tak punya arah dan tujuan.

Namun sebagaimana yang telah Allah Ta'ala perintahkan, jangan pernah sekalipun putus asa akan ketentuan Allah Subhaahu Wa Ta'ala.

Bersabarlah, bertawakkallah dan Sholatlah untuk mengurangi rasa sakit kehilangan. Ingatlah bahwa Allah Ta'ala selalu ada untukmu. Sebenarnya jika Kita memahami bahwa semua hanya titipan Allah Ta'ala, Kita pasti tidak akan merasa sakit ketika kehilangan.

Kebahagiaan, Kesedihan, Pertemuan dan Kehilangan, Tak Lebih Adalah Ujian Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Semua hanya Titipan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selalu ingatkan diri bahwa semua adalah Titipan Allah Ta'ala. Sehingga tidak membuat hati kita sombong memilikinya, dan terluka saat kehilangannya. SubhanAllah Tabarakallah. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 12 Muharram 1446 H, 18 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Ada ALLAH Yang Maha Segalanya

Jangan Galau  menghabiskan waktu dalam kecemasan. Jangan khawatir pada apa yang mungkin terjadi pada masa depannya.

Karena jika kita menyadari, orang yang beriman pada Allah semestinya tak akan merasa takut, cemas atau khawatir pada apa yang terjadi dalam hidupnya.

Mengapa tak perlu khawatir ? Ingatlah hal ini : Allah tak pernah membebani manusia di luar kesanggupannya. "Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya." (Al-Baqarah:286) 

Allah mengetahui takaran masing masing diri kita, ibarat anak SD takkan mungkin diberi soal ujian milik anak SMA. Demikian juga Allah tak akan memberi persoalan di luar kemampuan kita untuk mengatasinya. Jadi kenapa harus takut ?

Mengapa khawatir ? Tugas manusia hanyalah berserah diri pada Allah dan berbuat kebaikan pada sesama. Orang yang merasa takut dan cemas atas masa depannya, bisa jadi karena ia belum bisa memasrahkan diri dan berserah diri pada takdir Allah. 

"Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah:112) 

Cobalah pasrahkan hati dan biarkan Allah yang menuntun hidup kita. Iringi dengan melakukan banyak kebaikan, misalnya membaca Al Qur'an, bersedekah, dan lainnya. Rasakan perlahan-lahan kecemasan hilang dari dalam hati, dan ketenangan datang mengisi.

Sadari bahwa kekhawatiran hanya merusak kesehatan. Rasa khawatir atau kecemasan yang berlebihan bisa memicu gangguan kesehatan karena terganggunya sistem kekebalan tubuh. Bahagiamu, sehatmu.

Setiap urusan orang mukmin bernilai kebaikan. Mengapa harus khawatir ? Jika kita beriman, segala yang menimpa kita akan selalu bernilai kebaikan.

Jika diberi kesenangan kita bersyukur, sedangkan ketika diberi ujian kita bersabar. Cukup memilih dua sikap ini saja, keduanya pahala untuk bekal ke Surga, lalu apa yang perlu dikhawatirkan.

"Ketika seorang manusia meninggal, maka putuslah amalannya darinya, kecuali dari tiga hal, (yaitu) sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim, 1631)

Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla akan meninggikan derajat di surga setiap orang tua dengan amalan dan istighfar anak- anaknya yang tak pernah mereka ia duga sebelumnya.

Maka alangkah beruntungnya orangtua yang beriman dan shaleh, terlebih apabila ia memiliki anak cucu yang shaleh dan shalehah. Mereka akan berkumpul bersama di surga yang penuh kenikmatan dan kekal selama lamanya.

“Ya Rabbi berikanlah kepadaku dari sisimu keturunan yang baik sesungguhnya engkau adalah Maha mendengar doa” (QS. Ali Imran: 38)

“Dan orang orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikit pun pahala kebaikan atau kebajikan mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya” (QS: Ath-Thūr : 21)

Marilah kita sekarang ini berdoa dan bertobat untuk menjalani hidup ini dengan lebih berarti.

In sya Allah dengan doa kita ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kelancaran dalam segala urusan kita.

Keberkahan dalam rezeki kita. Dijaga dari segala marabahaya. Diluaskan rezeki kita. Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu.

Dan umur kita semua ditutup dalam keadaan husnul khotimah, aamiin. In syaa Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EMBUN MUHARRAM, Manfaatkan umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 11 Muharram 1446 H, 17 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh  

Jangan Tergelincir karena Ucapan

Seringkali lisan ini tergelincir mengucapkan kata- kata kotor, mencela orang lain, membicarakan orang lain padahal dia tidak senang untuk diceritakan, bahkan seringkali lisan ini mengucapkan kata- kata yang mengandung kesyirikan dan kekufuran.

Harusnya setiap muslim mengoreksi diri dalam setiap tingkah lakunya, apalagi dalam perkara lisannya, yang begitu enteng mengucapkan sesuatu karena keluar dari lidah yang tak bertulang.

Ingatlah, setiap yang kita ucapkan, mencakup perkataan yang baik, yang buruk juga yang sia-sia akan selalu dicatat oleh malaikat yang setiap saat mengawasi kita. Seharusnya kita selalu merenungkan ayat berikut agar tidak serampangan mengeluarkan kata- kata dari lisan ini. 

Allah Ta’ala berfirman ”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf : 18)

Ucapan dalam ayat ini bersifat umum. Oleh karena itu, bukan perkataan yang baik dan buruk saja yang akan dicatat oleh malaikat, tetapi termasuk juga kata kata yang tidak bermanfaat atau sia sia. (Tafsir Syaikh Ibnu Utsaimi Surat Qaaf)

Kita dapat melihat contoh ulama yang selalu menjaga lisannya bahkan sampai dalam keadaan sakit. Imam Ahmad pernah didatangi oleh seseorang dan beliau dalam keadaan sakit. Kemudian beliau merintih karena sakit yang dideritanya. Lalu ada yang berkata kepadanya (yaitu Thowus, seorang tabi’in yang terkenal), “Sesungguhnya rintihan sakit juga dicatat (oleh malaikat).” Setelah mendengar nasehat itu, Imam Ahmad langsung diam, tidak merintih. Beliau takut jika merintih sakit, rintihannya tersebut akan dicatat oleh malaikat. (Silsilah Liqo’at Al Bab Al Maftuh, 11/5)

Lihatlah bentuk rintihan seperti ini saja dicatat oleh malaikat, apalagi ketergelinciran lisan yang lebih dari itu.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Tidak ada yang lebih pantas dipenjara dalam waktu yang lama melainkan lisanku ini.” (Mukhtashor Minhajil Qoshidin, hal. 165, Maktabah Darul Bayan)

Misalnya dengan mengatakan, ‘Bencana ini bisa terjadi karena bulan ini adalah bulan Suro’ atau mengatakan ‘Sialan ! gara-gara angin ribut ini, kita gagal panenatau dengan mengatakan pula, Aduh !! hujan lagi, hujan lagi’.

Lidah ini begitu mudah mengucapkan  perkataan seperti ini. Padahal makhluk yang kita cela tersebut tidak mampu berbuat apa-apa kecuali atas kehendak Allah. Mencaci waktu, angin, dan hujan, pada dasarnya telah mencaci, mengganggu dan menyakiti yang telah menciptakan dan mengatur mereka yaitu Allah Ta’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa. Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti’.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ”Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi, shohih)

Seringnya berdusta. Hal ini juga sering dilakukan oleh kita saat ini. Dalam mu’amalah saja seringkali seperti itu. Hanya ingin mendapat untung yang besar, seorang tukang bangunan rela berdusta. Harga semennya sebenarnya 30 ribu, namun tukang tersebut mengatakan pada juragannya bahwa harganya 40 ribu.

Begitu juga dalam mendidik anak, seringkali juga muncul perkataan dusta. Ketika seorang anak merengek, menangis terus- terusan. Untuk mendiamkannya, sang Ibu spontan mengatakan, “Iya, iya, nanti Mama akan belikan coklat di warung. Sekarang jangan nangis lagi.” Setelah anaknya diam, ibunya malah tidak memberikan dia apa-apa. Kelakuan ibu ini juga secara tidak langsung telah mengajarkan anaknya untuk berdusta. Jadi jangan salahkan anaknya, jika dewasa nanti, anaknya malah yang sering membohongi orang tuanya.

Bentuk pertama dan kedua ini sama-sama berkata dusta. Ingatlah bahwa perbuatan semacam ini termasuk ciri-ciri kemunafikan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berkata, dia dusta; jika berjanji, dia menyelisinya; dan jika diberi amanat, dia berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim)

Inilah di antara dua bentuk ketergelinciran lisan dan masih banyak sekali bentuk yang lainnya.

Hendaklah seseorang berpikir dulu sebelum berbicara. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)

Ulama besar Syafi’iyyah, An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim tatkala menjelaskan hadits ini mengatakan, "Ini merupakan dalil yang mendorong setiap orang agar selalu menjaga lisannya," sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, ‘Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.’ (HR. Bukhari Muslim)

Oleh karena itu, selayaknya setiap orang yang berbicara dengan suatu perkataan atau kalimat, hendaknya merenungkan dalam dirinya sebelum berucap. Jika memang ada manfaatnya, maka dia baru berbicara. Namun jika tidak, hendaklah dia menahan lisannya.”

Itulah manusia, dia menganggap perkataannya seperti itu tidak apa-apa, namun di sisi Allah itu adalah suatu perkara yang bukan sepele. 

Allah Ta’ala berfirman, “Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An Nur  : 15)

Dalam Tafsir Al Jalalain dikatakan bahwa orang-orang biasa menganggap perkara ini ringan. Namun, di sisi Allah perkara ini dosanya amatlah besar. Dengan lisan, seseorang bisa ditinggikan derajatnya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu.” (HR. Bukhari)

Ketinggian derajat disini bisa diperoleh jika lisan selalu diarahkan pada perkara kebaikan, diantaranya dengan berdo’a, membaca Al Qur’an, berdakwah di jalan Allah, mengajarkan orang lain di majelis ilmu dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, ketinggian derajat tersebut bisa diperoleh dengan mengarahkan lisan pada perkara-perkara yang Allah ridhoi. (Lihat Nashihatu Linnisa’, hal. 20)

In sya Allah kita dimudahkan oleh Allah untuk menjaga lisan ini dan mengarahkannya kepada hal-hal yang dirihai oleh Allah. Amin Yaa Mujibad Da’awat. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi alhadits,  Selasa 10 Muharram 1446 H, 16 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuhu 

Selalu Tawakal dan Manfaatkan Lima Perkara Sebaik-baiknya

Dari Anas bin Malik   Radhiyallahu ' anhu , ia berkata'  Baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; " Barangsiapa yang waktu keluar dari rumahnya membaca "Bismillaahi tawakkaltu 'Alallaahi wa laa haula wa laa quwwata illa billaah (Dengan menyebut nama Allah saya bertawakkal kepada Allah; tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) " maka di katakan kepadanya; " kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah di jamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan ." (HR. Bukhari Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai) dalam kitab Riyadhus Shalihin  dan dalam kitab Al Muntaqof Shahih Bukhari Muslim.

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Nabi  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi  2417 hadits ini shahih)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 4: 341 hadits ini shahih)

Ghanim bin Qais berkata, “Di awal-awal Islam, kami juga saling menasehati: wahai manusia, beramalah di waktu senggangmu sebelum datang waktu sibukmu, beramalah di waktu mudamu untuk masa tuamu, beramalah di kala sehatmu sebelum datang sakitmu, beramalah di dunia untuk akhiratmu, dan beramallah ketika hidup sebelum datang matimu.” (Dinukil dari Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 387-388). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 9 Muharram 1446 H, 15 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Mencetak Anak Shalih

Semua orang yang telah menikah dan memiliki anak pasti menginginkan anaknya jadi anak shalih dan bermanfaat untuk orangtua serta agamanya. Karena anak shalih jadi penyebab bagi orangtua untuk terus mendapat manfaat lewat doa dan amalannya, walau orangtua telah tiada.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim 1631)

Berarti keturunan atau anak yang shalih adalah harapan bagi setiap orangtua. Terutama ketika orangtua telah tiada, ia akan terus mendapatkan manfaat dari anaknya. Manfaatnya bukan hanya dari doa seperti tertera dalam hadits di atas. Manfaat yang orangtua peroleh bisa pula dari amalan anak. 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud)

1- Faktor Utama adalah Doa. Tanpa doa, sangat tak mungkin tujuan mendapatkan anak shalih bisa terwujud. Karena keshalihan didapati dengan taufik dan petunjuk Allah. “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof : 178)

Karena hidayah di tangan Allah, tentu kita harus banyak memohon pada Allah. Ada contoh-contoh doa yang bisa kita amalkan dan sudah dipraktikkan oleh para nabi di masa silam. Doa Nabi Ibrahim AS: Robbi hablii minash shoolihiin "Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ash Shaffaat: 100)

Doa Nabi Zakariya AS : Robbi hablii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa "Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa." (QS. Ali Imron: 38)

Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman), “Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri- isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan : 74)

Yang jelas doa orangtua pada anaknya adalah doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud 1536, Ibnu Majah 3862 dan Tirmidzi 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini shahi)

Oleh karenanya jangan sampai orangtua melupakan doa baik pada anaknya, walau mungkin saat ini anak tersebut sulit diatur dan nakal. Hidayah dan taufik di tangan Allah. Siapa tahu ke depannya, ia menjadi anak yang shalih dan manfaat untuk orangtua berkat doa yang tidak pernah putus-putusnya.

2- Orang Tua Harus Memperbaiki Diri dan Menjadi Shalih. Kalau menginginkan anak yang shalih, orangtua juga harus memperbaiki diri. Jangan bermaksiat, jangan tinggalkan shalat, masih enggan menutup aurat. Sebagian salaf sampai-sampai terus menambah shalat, cuma ingin agar anaknya menjadi shalih.

Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya, "Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467). Bukti lain pula bahwa keshalihan orangtua berpengaruh pada anak, diantaranya kita dapat melihat pada kisah dua anak yatim yang mendapat penjagaan Allah karena ayahnya adalah orang yang shalih. 

Silakan lihat dalam surat Al-Kahfi, “Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi : 82)

Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan, “Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus memperhatikan kewajiban pada Allah), maka Allah akan senantiasa menjaga anak dan keturunannya setelah itu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam 1: 467)

3- Pendidikan Agama Sejak Dini. Allah memerintahkan pada kita untuk menjaga diri kita dan anak kita dari neraka sebagaimana disebutkan dalam ayat, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)

Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321) Ali mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah, “Ajarilah adab dan agama pada mereka.” Tentang shalat pun diperintahkan diajak dan diajarkan sejak dini. 

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Perintahkan anak- anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat- tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud 495 Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini shahih)

Tentang adab makan diperintahkan untuk diajarkan. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar, “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari 5376 dan Muslim 2022)

Bukan hanya shalat dan adab saja yang diajarkan, hendaklah pula anak diajarkan untuk menjauhi perkara haram seperti zina, berjudi, minum minuman keras, berbohong dan perbuatan tercela lainnya. Kalau orang tua tidak bisa mengajarkannya karena kurang ilmu, sudah sepatutnya anak diajak untuk dididik di Taman Pembelajaran Al-Qur’an (TPA) atau sebuah pesantren di luar waktu sekolahnya. 

Semoga kita dikaruniakan anak-anak yang menjadi penyejuk mata orang tuanya. Al-Hasan Al-Bashri berkata; “Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” (Disebutkan penafsiran Surat Al-Furqan ayat 74) Wallahu waliyyut taufiq. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 8 Muharram 1446 H, 14 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Berbuat Kebaikkan dengan Menjaga Lisan

Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. Dengan berbagi perkataan yang baik, kita bisa menjadi sumber kekuatan dan kegembiraan bagi sesama. Sebab itu, kita harus hati-hati dalam berbicara, memilih kata-kata yang menyemangati dan memberikan kebaikan kepada orang lain.

Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu atas dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan rahmatNYA atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat. "Katakanlah (Muhammad) Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah nencintaimu dan mengampuni dosa dosamu, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al Imron : 31)

"Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNYA bershalawat kepada Nabi. Wahai orang orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya dengan penuh penghormatan." (QS. Al Ahzaab : 56)

Setiap orang lahir kedunia tak pernah tahu dari ketuturunan siapa ... Dengan jenis kelamin apa, dengan kadar seperti apa.. Hal pentingnya adalah bagaimana dia bisa tahu dirinya, Tuhannya dan mampu bersyukur atas hal tersebut... Fastabiqul khairaat... Berlomba melakukan kebaikan selama hidup sebatas bisa dan mampu juga mau sesuai kapasitas yang ada pada dirinya.. 

Statment akhir perbedaan yang Allah ciptakan pada manusia. Semoga membangun kesadaran spritual kita untuk tidak memiliki rasa lebih dari yang lain dalam banyak halnya. Kuncinya membangun peradaban manusia, Menciptakan kesadaran spiritual.

Perbedaan adalah rahmat. Perbedaan yang sesuai petunjuk adalah untuk saling melengkapi  membangun konstruktif. Perbendaharaan rahmat Allah amat luas. Keberagaman,(pluralustik) adalah kekayaan itulah bhineka tunggal ika, konsep universal, Rahmatan Lil Alamin. Untuk semua umat manusia Al Qur'an selalu mengajak manusia untuk terus berfikir karena di beri akal dan fikiran yang pada dasarnya isinya yang ada dalam organ manusia adalah sama, satu pencipta.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: a hum yaqsimuuna rohmata robbik, nahnu qosamnaa bainahum ma'iisyatahum fil-hayaatid-dun-yaa wa rofa'naa ba'dhohum fauqo ba'dhing darojaatil liyattakhiza ba'dhuhum ba'dhong sukhriyyaa, wa rohmatu robbika khoirum mimmaa yajma'uun

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Az-Zukhruf : 32)

Kerusakan yang ada disebabkan karena banyak manusia yang ingkar nikmat Allah. Zaman Fir'aun orang orang yang tersesat karena mengingkari rahmat Tuhan, Kekuasaan yang tak berilmu keserakahan, ketamakan, kebohongan sihir. Maka diabadikan di dalam Al Qur'an untuk pelajaran umat manusia bagi orang orang yang berfikir.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: a lam tarou annalloha sakhkhoro lakum maa fis-samaawaati wa maa fil-ardhi wa asbagho 'alaikum ni'amahuu zhoohirotaw wa baathinah, wa minan-naasi may yujaadilu fillaahi bighoiri 'ilmiw wa laa hudaw wa laa kitaabim muniir.

"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmatNya untukmu lahir dan batin. Tetapi diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan." (QS. Luqman : 20). In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi alhadits, Sabtu 7 Muharram 1446 H, 13 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh  

Menjaga Silaturahmi dan Beramal Shaleh

Dari Abu Shafwan Abdullah bin Busr Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.” (HR. At-Tirmidzi 2330, dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah 1836). Hadist ini memberikan faedah- faedah berharga, di antaranya;

1. Penjelasan tentang tipe manusia yang terbaik, karena setiap amal yang ia perbuat akan menambah kedekatannya kepada Allah Ta’ala, oleh karena itu sebaik baik manusia adalah yang diberi anugerah dua hal ini, yaitu panjang umur dan amal saleh di setiap umurnya.

2. Masalah umur ini di tangan Allah Ta’ala, manusia tidak memiliki hak sedikit pun, tetapi masalah baik dan tidaknya amalan mereka di dunia, manusia memiliki hak, karena Allah Yang Maha hikmah menciptakan akal, menurunkan kitab suci, dan mengutus Rasul guna menjelaskan Islam dengan jelas dengan dalil yang kuat.

Setiap orang mampu untuk berbuat yang terbaik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menginformasikan bahwa menyambung silaturrahmi itu termasuk di antara amal saleh yang menyebabkan panjang umur seseorang, seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ; "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya hendaknya menyambung silaturrahim.” (HR. Al-Bukhari 1925, 5527 Muslim 4638, 4639)

3. Petunjuk yang jelas bahwa hanya sebatas panjang usia saja bukan jaminan terbaik tanpa amal saleh yang diperbuatnya, justru itu akan menjerumuskannya ke dalam keburukan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, sebagian ulama tidak ingin didoakan panjang usia kecuali dengan ditambahkan, "Semoga Allah memanjangkan usiamu dalam ketaatan kepadaNya.” Alasannya yaitu panjang usia itu bisa jadi keburukan baginya. Semoga kita semua termasuk yang panjang usia dan baik amalnya, mendapatkan husnul khatimah.

4. Setiap kesempatan hidup di dunia ini agar tidak disia- siakan. Secara zahir bahwa panjang umur dengan kebajikan lebih baik daripada pendek umur dengan ketaatan. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 6 Muharram 1446 H, 12 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh  

Sebesar-besarnya Dosa Besar

JUMAH MUBARAK. Dari Abu Bakrah Nufai bin al-Harits RA  katanya : Rasulallah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda : "Tidakkah engkau semua suka saya memberitahukan perihal sebesar- besarnya dosa besar ?" Beliau menyabdakan ini sampai tiga kali. Para sahabat menjawab : "Baiklah, ya Rasulallah." Beliau bersabda : "Menyekutukan kepada Allah dan berani kepada kedua  orangtua."  

Semula Shalallahu Alayhi Wasallam bersandar lalu duduk kemudian bersabda lagi: "Ingatlah, juga mengucapkan kedustaan serta menyaksikan secara palsu." Beliau Shalallahu Alayhi Wasallam senantiasa mengulang-ulang kata kata yang akhir ini, sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya, jikalau beliau diam berhenti mengucapkannya." (Muttafaq 'alaih). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Dosa ada yang besar dan kecil. Dosa besar, apabila yang mengerjakan diantaranya mendapatkan ancaman dengan murka atau la'nat atau api neraka.

2- Syirik menyekutukan Allah termasuk dosa besar karena diantaranya menyimpang dari qolbun salim. Dan durhaka kepada orang tua juga termasuk dosa besar diantaranya karena keluar dari tabiat manusia.

3- Mengucapkan kedustaan dan menyaksikan secara palsu termasuk dosa besar yang banyak deremehkan manusia.

Semula beliau Shalallahu Alayhi Wasallam bersandar  lalu duduk kemudian bersabda lagi : "Ingatlah, juga mengucapkan kedustaan serta menyaksikan secara palsu. Sebab begitu besar perhatiannya karena manusia begitu banyak mempermudah akan terjadi dan meremehkannya dan mengangkat banyaknya kedengkian dan permusuhan." Tema hadist yang berkaitan dengan Al Quran :

1- "Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar." Pahala amalnya terhapus sehingga menjadi sia-sia. "Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba- hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS. Al An'am : 88)

2- Perintah berbakti kepada kedua orangtua dan larangan durhaka kepada keduanya serta adab bagi keduanya "Dan Tuhanmu telah menentukan supaya engkau semua jangan menyembah melainkan Dia dan supaya engkau semua berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan kalau salah seorang diantara keduanya ada di sisimu sampai usia tua, maka janganlah engkau berkata kepada keduanya dengan ucapan "cis", dan jangan pula engkau menggertak keduanya, tetapi ucapkanlah kepada keduanya itu ucapan yang mulia penuh kehormatan." (QS. Al Isra' : 23-24)

3- Ancaman orang- orang yang melakukan sumpah palsu meliputi mereka tidak mendapatkan bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, Allah tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, Allah tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih.

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata- kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali Imron : 77). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 05 Muharram 1446 H, 11 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Amalan Bergantung Pada Akhirnya

KITA SEMUA tentunya ingin diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah (akhir hidup yang baik). Namun, anehnya mengapa yang kita minta hanya sebatas kekayaan, kesuksesan dalam karir, naik pangkat, gaji yang besar, panjang umur ? Itu semua urusan duniawi dan tidak akan bisa dibawa mati... Sudahkah kita minta agar Allah Azza Wa Jalla berikan hidayahNya kepada kita ? Seberapa sering kita berdoa untuk meminta agar Allah Azza Wa Jalla berikan hidayahNya kepada kita dalam sehari ?

Salah satu doa yang bisa kita baca dan doa ini disunnahkan juga oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, penjagaan diri dari segala keburukan dan kekayaan hati, selalu merasa cukup dengan pemberianMu.” (HR. Imam Muslim, no.2721)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa saat tertimpa kesusahan, “Ya Allah, hanya rahmatMu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR.Abu Dawud 5090). “Ya Allah, jadikanlah baik akhir setiap urusan kami dan lindungi kami dari bencana dunia dan adzab akhirat.”(HR. Imam Ahmad, 4/181)

Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan kemudahan untuk kita memperbaiki keadaan diri pribadi yang mulai lalai akan ibadah dan semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan diri kita sebagai hambaNya yang senantiasa pandai bersyukur,

“Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai. Masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba- hambaMu yang shalih.” (QS. An-Naml : 19)

Ketika kita sudah mendapatkan hidayah (petunjuk) Allah Azza Wa Jalla maka tugas kita selanjutnya adalah meminta kepadaNya agar diberikan taufiq (kemudahan) untuk mempelajari dan memahami ilmu agama Islam, sebagai bekal beribadah dan beramal shalih. Karena kaitan antara taufiq dan hidayah Allah Azza Wa Jalla itu sangat erat...

Taufiq adalah kunci untuk mendapatkan hidayah. Tanpa taufiq dari Allah Azza wa Jalla, kita tidak akan menjadi muslim yang shalih. Tanpa taufiq, kita tidak akan bisa beribadah. Tanpa taufiq, kita tidak akan mampu meninggalkan maksiat. Tanpa taufiq, kita juga tidak akan bisa istiqamah dalam kebaikan...

Ketika kita telah Allah Azza wa Jalla berikan hidayah dan taufiqNya, sudahkah kita juga minta kepada Allah Azza Wa Jalla agar diberikan istiqamah (keteguhan) dalam keadaan baik? agar Allah Azza Wa Jalla tidak memalingkan hati-hati kita, setelah Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah dan taufiqNya kepada kita...

Karena bisa jadi, ketika saat ini kita dalam keadaan baik, shalih, rajin beribadah. Apakah ada jaminan, bahwa kita akan tetap bisa melakukan itu semua sampai akhir hidup kita? Akankah kita tetap dalam keadaan shalih sampai Allah mencabut nyawa ini ? Sampai ajal tiba ? Jawabnya belum tentu!

Doa yang paling sering Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam baca adalah “Wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR. At-Tirmidzi 3522). Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: Kenapa doa tersebut yang sering dibaca ? Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab;

“Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya hati manusia selalu berada di antara jari- jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun, siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. At-Tirmidzi 3522). Dalam riwayat lain, Rasulullah menjelaskan, “Sesungguhnya hati itu berada di tangan Allah Azza Wa Jalla, hanya Allah yang mampu membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad, 3:257)

Mengapa kita harus meminta istiqamah? Karena amal itu dilihat bukan pada saat ini namun, pada akhirnya, yaitu ketika akhir kehidupan kita menjelang kematian, amal apa yang kita lakukan, amal shalih ataukah maksiat yang kita lakukan? Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan-amalan itu bergantung pada akhirnya”. (HR. Ibnu Hibban 340)

Maka dari itu, janganlah bosan untuk senantiasa berdoa, mintalah agar Allah Azza wa Jalla mewafatkan kita dalam keadaan iman, islam dan ihsan... Maka segera kita hafalkan dan amalkan doa tersebut di setiap sujud, tasyahud akhir dan dalam setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla pada waktu- waktu mustajab lainnya !

Karena dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Wahai hamba- hambaKu, kalian semua tersesat kecuali seseorang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaKu Niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian.” (HR. Imam Muslim no.4674)

Betapa indahnya ketika hidayah mulai menyapa diri kita, keluarga dan saudara saudara kita. Yang jauh terasa dekat, yang dekat terasa lebih dekat, yang salah menjadi benar, yang buruk menjadi baik, yang gelap menjadi terang dan yang suram menjadi indah... Ya Allah... Jangan Engkau palingkan hati-hati kami, setelah Engkau berikan hidayahMu kepada kami...

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah maha pemberi karunia.” (QS. Ali Imran: 8). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 04 Muharram 1146 H, 10 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Antara Kualitas dan Kuantitas Rezeki

Di era modern saat ini banyak manusia makin menunjukkan sikap hedonis. 

Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia jika bisa mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan perasaan yang menyakitkan.

Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup. Pandangan ini mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai daya upaya. 

Cara-cara mendapatkan harta pun tidak mempedulikan norma norma agama dan aturan yang ada. Halal haram tabrak saja yang penting harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa. Saat ini juga kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia modern mementingkan jumlah daripada berkah harta yang dimiliki. 

Ini terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa hidup dan rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua. Padahal rezeki dalam kehidupan ini tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup terkadang 1+1 memang 2.

Namun bisa saja 1+1=11 atau 1+1 bisa jadi 0. Banyak yang bermodal besar tapi tidak mendapat untung besar dalam usaha. Sementara banyak yang usaha kecil tapi rezeki terus mengalir. Itu adalah rahasia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Banyak kita lihat orang bekerja, pergi pagi pulang sore, peras keringat, banting tulang sampai -sampai berani meninggalkan sholat dan ibadah lainnya. Namun kehidupan ekonominya begitu  begitu saja. Sementara ada yang bekerja dengan biasa- biasa saja, bisa menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatnya terus mengalir dan berlipat ganda.

Ini patut menjadi renungan kita bersama bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan rezeki berupa harta kepada masing- masing manusia. Rezeki manusia tak akan tertukar dengan rezeki orang lain. 

Yang terpenting dari kita adalah harus terus berusaha dengan baik. Seraya berdoa dan menyadari bahwa Allah telah membagi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki. Allah Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa batas.” (QS. Ali 'Imran : 37)

Segala hal terkait dengan rezeki yang sudah didapatkan haruslah kita syukuri. Dengan syukur, kita tidak lagi selalu menghitung-hitung jumlah harta yang kita miliki. Harta adalah washilah atau lantaran saja untuk kita bisa beribadah dengan tenang kepada Allah. 

Karena perlu dicatat dan diingat bahwa tugas utama kita hidup di dunia ini adalah memang untuk beribadah menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana termaktub dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” Syukur ini akan membawa kita tenang dalam menghadapi kerasnya kehidupan dunia. Walau sedikit harta yang dimiliki, jika kita bersyukur, kita akan hidup dengan tenang bersama keluarga. 

Sebaliknya, biar pun bergelimang harta, tapi rasa syukur tak ada, maka kegersangan hidup dan ketidaknyamanan akan selalu terasa dalam langkah kehidupan kita. Syukur akan membuahkan hasil yang manis karena dengan bersyukur Allah akan menambahkan nikmat yang telah diberikan kepada kita. 

Allah berfirman : “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)

Banyak di zaman sekarang ini orang yang hanya memikirkan jumlah gaji pekerjaan yang ia lakukan. Jika kita renungkan sebenarnya gaji atau pendapatan itu tidak ada apa-apanya dibanding gaji yang telah diberikan Allah kepada kita semua. 

Logika matematis dalam menyikapi harta ini lambat laun akan melupakan esensi dari status harta itu sendiri. Perlu kita sadari bahwa harta hanya titipan dari Allah yang suatu waktu akan hilang dari kita dan diambil oleh yang paling berhak memilikinya.

Kesadaran bahwa harta hanya sebuah titipan ini akan memunculkan sikap senang berbagi, bersedekah dan berzakat. Kita tak perlu khawatir jika kita memberikan harta kita kepada orang lain, harta kita akan jadi berkurang. Sekali lagi hidup bukanlah matematika. 

Sesuatu yang kita berikan kepada sesama, pada suatu hari pasti akan kita dapatkan kembali karena hakikat memberi adalah menerima. Mari kita renungkan Surat Ath-Tholaq ayat 2-3 : (2) “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka - sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”

Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa jika kita ingin hidup dalam ketenangan maka hiduplah dalam ketaqwaan dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Selain akan diberikan ketenangan hidup dan jalan keluar dari segala permasalahan di dunia, jika kita bertaqwa, kita juga akan diberi rezeki dari arah yang tidak kita duga-duga.

Jika kita betul-betul percaya dan tawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kita rezeki seperti burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang. Yakinlah, Allah Maha Luas rahmatNya lagi Maha mengetahui. In sya Allah bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, aamiin. fimdalimunthe55@mail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 03 Muharram 1446 H, 9 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Saat Semua Terasa Sulit Berdoalah Memohon kepada Allah

Diantara tujuan besar ketika Allah menakdirkan kesulitan dan kesusahan adalah agar kita kembali kepada Allah Ta’ala, agar kita merintih, merengek, dan bersimpuh di hadapan Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan dalam surah Al-An’am ayat 42, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan (kesulitan) dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.”

Dalam ayat tersebut, Allah jelaskan bahwa tujuan Allah menimpakan kesulitan kepada seorang hamba adalah agar hamba tersebut merendahkan diri di hadapan Allah, agar mereka memperbanyak sujud dan rukuk, agar mereka memanjatkan doa memohon ampun kepada Allah. Juga agar lisan seorang hamba mengucapkan, “Ya Allah, tolonglah aku; Ya Allah, tolonglah aku.” Karena dia tahu bahwa tidak ada penolong dari musibah yang saat ini menimpanya kecuali dengan kembali menuju kepada Allah Ta’ala.

Mereka yakin bahwa tidak ada jalan keluar, tidak ada secercah harapan, kecuali hanya dengan kembali kepada Allah. “Serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepadaNya saja.” (QS. At-Taubah: 118)

Oleh karena itu, kita harus memperbanyak doa di hari-hari itu, hari ketika kita merasa hidup terasa sempit, hari ketika musibah dan kesulitan datang silih berganti. Karena inilah yang membuat Allah Ta’ala mengangkat segala kepiluan yang ada. Jangan sampai justru kita berkeluh kesah kepada manusia, dan kita turunkan marwah kita sebagai seorang hamba Allah Ta’ala. Yang harus kita lakukan adalah bergantung hanya kepada Allah Ta’ala saja. Dan simbol hati kita telah bergantung kepada Allah Ta’ala saja adalah meminta kepada Allah, Rabbul ‘alamin.

Allah telah menjanjikan, “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” Dan Allah marah dan ancam kita di ayat yang sama kalau kita enggan dan sombong, tidak mau berdoa kepadaNya, “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu, akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

Oleh karena itu, kita yang saat ini sedang susah, atau usaha kita yang sedang berat, atau kita kehilangan pekerjaan, hendaknya kita memperbanyak doa, sebagaimana kita memperbanyak usaha untuk keluar dari musibah dan masalah yang sedang kita hadapi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa, yang hendaknya dibaca oleh orang yang sedang susah atau sedang ditimpa musibah, “ALLAHUMMA RAHMATAKA ARJUU, FALAA TAKILNII ILA NAFSII THARFATHA ‘AININ, WA ASHLIH LII SYA’NII KULLAHU, LAA ILAAHA ILLA ANTA.” : Ya Allah, aku hanya memohon rahmatMu, maka jangan Engkau biarkan aku bertumpu kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata, perbaikilah urusanku semuanya, dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. (HR. Abu Dawud  5090)

Namun, doa tidak akan memiliki peran yang besar, kalau hanya dibaca di lisan saja, tanpa merenungi dan memahami maknanya. Bukankah Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan, “Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi 3479)

Begitu juga dengan doa ini. Bagaimana mungkin Allah akan kabulkan kalau kita sendiri tidak memahami makna doa yang kita panjatkan? “Ya Allah, aku hanya memohon rahmatMu”, di sini kita hanya memohon rahmat dan pertolongan dari Allah Ta’ala, kita tidak berharap kepada siapapun dari makhlukNya. Hati kita tidak berharap kepada iba dan belas kasihan manusia. Tidak berharap kepada uluran tangan orang. Sesulit apapun, seberat apapun, yang diharapkan hanyalah rahmat Allah Ta’ala. Kita tetap berusaha, namun hati kita tidak boleh bergantung kepada usaha yang kita lakukan.

“Maka jangan Engkau biarkan aku bertumpu kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata”, karena diri ini harus bertumpu dan bergantung kepada Allah. Karena tawakal adalah kunci dari solusi dan jalan keluar. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3) “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23)

Dalam ayat tersebut, Allah tegaskan bahwa kriteria mutlak orang yang beriman adalah bertawakal hanya kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa perubahan kondisi kita saat ini, merupakan ujian bagi orang-orang yang beriman. Yang selama ini bisnisnya lancar, kemudian Allah buat seret. Ketika selama ini grafik penjualan konsisten naik, tiba- tiba ambruk. Usaha harus tutup. Untuk apa itu semua ? Karena Allah ingin buktikan, siapa di antara hambaNya yang benar-benar beriman kepadaNya. 

Allah Ta’ala berfirman “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran). Dan supaya Allah membedakan orang- orang yang beriman (dengan orang-orang kafir), supaya sebagian kamu dijadikanNya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang- orang yang zalim.” (QS. Ali Imran: 140)

Oleh karena itu, jangan sekali-kali kita mengatakan, “Kita pasti bisa menghadapi semua ini”, dalam kondisi hati kita bergantung kepada diri kita sendiri. Namun yang benar, kita pasti bisa jika Allah tolong dan Allah bantu kita untuk keluar dari masalah yang kita hadapi. 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan jangan sekali- kali kamu mengatakan tentang sesuatu, “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”, kecuali (dengan menyebut), “Insya Allah” (jika Allah menghendaki).” (QS. Al-Kahfi: 23-24)

“Perbaikilah urusanku semuanya”,  kalimat ini menunjukkan betapa butuhnya seseorang kepada Allah Ta’ala. Bahwa dia benar-benar membutuhkan Rabbnya, walaupun dalam durasi sesingkat apapun. Dan yang bisa memperbaiki urusan kita hanyalah Allah Ta’ala. Allah-lah yang telah membuat kita tetap hidup walaupun kita tidak punya uang. Hanya Allah yang bisa mengubah kondisi ini. Dan itu harus kita ucapkan dengan penuh keyakinan.

Laa ilaaha illa anta”, kita pun tutup doa ini dengan kalimat tauhid. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Kita pun evaluasi iman kita kepada Allah. Sudahkah kita hanya beribadah kepada Allah? Sudahkah selama ini kita mencintai Allah dengan penuh kehinaan dan ketundukan? Demikian, in sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARRAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 02 Muharram 1446 H, 8 Juli 20224. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

10 Kiat Menghadapi Cobaan

Mengarungi kehidupan pasti seseorang akan mengalami pasang surut. Kadang  mendapatkan nikmat dan kadang pula mendapatkan musibah atau cobaan. Semuanya datang silih berganti. Kewajiban kita adalah bersabar ketika mendapati musibah dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat Allah. 

Berikut adalah beberapa kiat yang bisa memudahkan dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan. Pertama: Mengimani takdir ilahi. Kedua: Yakinlah, ada hikmah di balik cobaan. Ketiga: Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa. Keempat: Ketahuilah bahwa semakin kuat iman, memang akan semakin diuji, Kelima: Yakinlah, di balik kesulitan ada kemudahan. Keenam: Hadapilah cobaan dengan bersabar. Ketujuh: Bersabarlah di awal musibah. Kedelapan: Yakinlah bahwa pahala sabar begitu besar. Kesembilan: Ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un …”. Kesepuluh: Introspeksi diri. 

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan dan akan membuat kita semakin ridha dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.”

Yakinlah, ada hikmah dibalik cobaan. Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di balik itu semua, baik hikmah tersebut kita ketahui atau tidak kita ketahui. 

Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)

Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)

Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa. Ingatlah bahwa Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sering mendapatkan cobaan sampai dicaci, dicemooh dan disiksa oleh orang-orang musyrik dengan berbagai cara. 

Kalau kita mengingat musibah yang menimpa beliau, maka tentu kita akan merasa ringan menghadapi musibah kita sendiri karena musibah kita dibanding beliau tidaklah seberapa. Rasulullah Suhallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.”

Dan Allah Ta’ala berfirman “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan baginj (dosa) orang- orang mukmin, laki- laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19). (In Sya Allah bermanfaat). fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH MUHARAM, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim) refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Ahad 01 Muharam 1446 H, 7 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuhu 

Alhamdulillah Hari Ini Tahun Baru ISLAM 1 Muharam 1446 H.

AHAD hari ini awal menandai Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijjriah. Di tanah suci Makkah Almukarramah ditandai dengan mengganti Kiswa Ka'bah. Di mulai dinihari WSA (Waktu Saudi Arabia) pukul 24.00 atau pukul 04.00 WIB tadi. Alhamdulillah pergantian selesai pukul 00.20 WSA = 04.20 WIB.

In sya Allah memasuki bulan Muharam yang mulia ini kita semakin istiqamah menunaikan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menjauhi laranganNYA. Dan senantiasa mendapat barakahNYA, aamiin...

Muharam disebut- sebut sebagai bulan paling dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemuliaannya tercatat dalam Al-Qur'an bersama dengan tiga bulan lainnya seperti Zulkaidah, Zulhijah, dan Rajab.

Keutamaan bulan Muharam tertulis dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 36: "Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrik semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

Kapan 1 Muharram 2024?

Sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, Muharam ditetapkan berdasarkan penampakan bulan baru. Pertanyaannya, 1 Muharram 2024 jatuh pada tanggal berapa?

Berdasarkan kalender yang diterbitkan Kementerian Agama, 1 Muharram tahun ini jatuh pada Ahad, 7 Juli 2024.

Bulan ini merupakan waktu di mana pahala dari perbuatan baik akan berlipat ganda dan dosa menjadi lebih berat.

Keutamaan bulan Muharam

Selain sebagai bulan yang mulia, ada beberapa keutamaan bulan Muharam lainnya. Berikut di antaranya.

1. Bulan Allah. Muharam disebut juga sebagai bulan Allah yang sunyi. Keistimewaan ini diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA. Berikut bunyinya :

"Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadan adalah pada bulan Allah, yaitu Muharam."(HR. Muslim)

2. Hari Asyura yang dimuliakan. Hari Asyura menjadi salahsatu hari yang dimuliakan di bulan Muharam. Islam melakukan penghormatan berupa puasa sunah atas kemenangan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Nabi Musa.

3. Bulan untuk merencanakan hal baik. Muharam juga dapat menjadi momentum yang tepat bagi umat Islam dalam merencanakan, mematangkan, dan melakukan hal terbaik selama setahun mendatang.

4. Bulan penuh pahala. Amalan baik yang dilakukan selama bulan Muharam akan dilipatgandakan. Umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan momen tersebut dengan melakukan amalan dan kebaikan.

Selamat Tahun Baru Islam 1446 Hijjriah. (In sya Allah bermanfaat). fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy.  Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim) refrensi alhadits, Sabtu 29 Zulhijjah 1445 H, 06 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi wabarrakatuh

Saban Hari Ikuti Tujuh Sunnah Rasulallah

"Cerdasnya orang yang beriman adalah yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat dan sekejap ini untuk hidup lama. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup"

"Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu perjumpaan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mati bukanlah akhir cerita dalam hidup, tapi adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan"

"Hendaknya kita selalu menjaga 7 (tujuh) sunnah Nabi setiap hari. Ke-tujuh sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Washallam itu adalah"  :

Pertama : "Shalat Tahajjud-lah karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada Shalat Tahajjudnya"

Kedua : "Bacalah Al-Qur’an sebelum Terbit Matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya kita membaca Al-Qur’an didahului dengan penuh pemahaman"

Ketiga : "Jangan tinggalkan Masjid terutama di waktu Subuh. Sebelum melangkah kemanapun langkahkan kaki ke masjid, karena Masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan Muadzin tetapi panggilan Allah yang memanggil orang beriman untuk memakmurkan Masjid Allah"

Keempat  : "Jaga shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada Shalat Dhuha"

Kelima : "Jagalah sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan Malaikat Allah selalu mendo'akan orang yang bersedekah setiap hari"

Keenam : "Jagalah wudhu karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu Shalat walau ia sedang tidak Shalat, dan dijaga oleh Malaikat dengan dua do'a, "ampuni dosanya dan sayangi dia ya Allah”

Ketujuh : "Amalkan istighfar setiap saat. Dengan beristighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah". "Ada tiga do'a yang jangan kau lupakan dalam sujudmu"

"Mintalah diwafatkan dalam keadaan Husnul Khatimah : Allahumma inni as'aluka Husnul Khotimah. Artinya : "Ya Allah aku meminta kepadaMU Husnul Khatimah".

"Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat : Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut. Artinya : Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar- benarnya taubat) sebelum wafat"

"Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agama-Nya, Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika. Artinya : Ya Allah wahai sang pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMU"

"Jika kau sebarkan amanat ini, dengan niat baik, maka kami do'akan menjadikan kemudahan urusan- urusanmu di dunia dan akhirat"

"Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun, karena tidak kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke surga"

"Kirimkan semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 orang"

"SEKECIL apapun amal ibadah Allah Subahanahu Wa Ta'ala menghargainya PULUHAN kali lipat. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang orang yang bertaqwa, Aaamiin"

"Subhanallah, Walhamdulillah Walailaha ilallah Allahu Akbar wa la haula wala quwata illa billahil aliyil adzim

"Sebarkanlah, In Syaa' Allah kita akan membuat beribu-ribu manusia berzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Jumat 28 Zulhijjah 1445 H, 5 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarakatuhu 

Ganjaran Orang Sabar

JUMAH MUBARAKH. Umat Islam dianjurkan untuk bersabar, termasuk bersabar dalam meraih surga. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 75 : "Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam,"

Tentunya dengan rahmat Allah dan dikarenakan kesabaran mereka untuk taat. Mereka akan disambut di surga dengan penghormatan dan ucapan salam dari malaikat dan menjumpai kehidupan yang baik dan keselamatan dari berbagai gangguan. Mereka kekal abadi di dalamnya tanpa ada kematian. 

Itu adalah sebaik-baik tempat menetap yang mereka diami dan tempat tinggal yang mereka huni. Mereka tidak mengharapkan pindah dari sana. Sabar MENAATI PERINTAH ALLAH. Mengapa ? Sebab untuk menjalankan semua rukun Islam sangat membutuhkan kesabaran. Shalat, misalnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaha: 132)

Allah berfirman, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar  dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengaitkan antara sabar dan shalat bahwa seseorang tak akan menegakkan shalat dengan benar tanpa kesabaran dirinya. Hidup bersama dengan orang-orang beriman, membantu mereka, berdakwah bersama mereka, membimbing mereka menaati Allah, juga membutuhkan kesabaran. 

Bahkan ada dua tugas pokok seorang Muslim yang keduanya saling berkait tak terpisahkan untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu : saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Ya Allah Ya Rabb, Ya Rahman Ya Rahim, Ampuni salah dan dosa kami, jadikanlah kami sebagai hamba yang istiqamah menjalankan perintahMu dan menjauhi laranganMu,  dan tetapkan kami sebagai hamba yang tetap beriman islam, sehat serta selalu dalam limpahan hidayah, rahmat dan lindunganMu di dunia di akhirat.

Ya Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barakah dan amalan yang Kau terima. Ya Allah, terimalah dan kabulkanlah doa- doa kami. Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar'. Aamiin. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim) refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Kamis 27 Zulhijjah 1445 H, 4 Juli 2024. Assalammu'alaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

Orang Bahagia yang Nafasnya Berhenti Pahalanya Mengalir

Ibnu Qudamah pernah ditanya : “Siapakah sebenarnya orang yang paling berbahagia itu ?” Ia menjawab: “Orang yang bahagia sebenarnya adalah orang yang apabila nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir.” 

Allah tidak hanya mencatat amal perbuatan yang kita lakukan, namun Allah juga mencatat semua pengaruh dari perilaku dan perbuatan kita. “Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang mati, Kami catat semua yang telah mereka lakukan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan semuanya kami kumpulkan dalam kitab (catatan amal) yang nyata”. (QS. Yaasin : 12 )

Para penghuni kubur TERPUTUS dari amalan shalih, dan MENUNGGU hari hisab yang tidak diketahui hasilnya. Mereka berada dalam KESEPIAN, hanya DITEMANI amalnya ketika di DUNIA. Dalam suasana demikian, ada beberapa orang yang kebaikannya terus mengalir.

Jasad mereka BERSEMAYAM dengan tenang di alam kubur, namun balasan PAHALA mereka TIDAK BERHENTI. Pahala mereka terus BERDATANGAN, padahal mereka TERDIAM dalam KUBURNYA, menunggu datangnya HARI AKHIR atau HARI KIAMAT

Sungguh masa pensiun yang SANGAT INDAH, yang tidak bisa terbeli dengan UANG atau dengan DUNIA seisinya. "Siapa yang MENGAJAK ke JALAN PETUNJUK , maka dia mendapatkan PAHALA seperti PAHALA orang yang MENGIKUTINYA, tanpa MENGURANGI pahala mereka sedikitpun.

Sebaliknya siapa yang MENGAJAK kepada KESESATAN maka dia mendapat DOSA seperti dosa orang yang MENGAMALKANNYA, tanpa mengurangi dosa MEREKA sedikitpun".(HR. Muslim  2674)

Marilah kita sekeluarga selalu beriman, bertaqwa kepada Allah, selalu menebar benih kebajikan, bahagia di dunia dan di akhirat. Aamiin. In sya Allah  bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Rabu 26 Zulhijjah 1445 H, 3 Juni 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi Wabarrakatuh 

Waspada 

Akhlak mulia mencakup aspek hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minannaas (hubungan dengan sesama). Kekurangan pada salah satu aspek tersebut merupakan kekurangan dalam agama.

Dan setan akan terus mengintai di mana letak kelemahan kita. Bisa saja setan membuka 99 pintu kebaikan guna menjerumuskan kita pada satu pintu keburukan. Jika seorang lemah dalam urusan hablun minallah, melalui sisi ini setan akan merusaknya. Maka bisa jadi ia memiliki akhlak mulia dalam mempergauli manusia. Namun setan berhasil merusak aqidah dan ibadahnya.

Sebaliknya jika seseorang lemah dalam hal hablun minannas, melalui sisi ini setan akan merusaknya. Maka bisa jadi seorang lurus aqidahnya dan tekun ibadahnya. Namun sayang ia memiliki akhlak yang buruk kepada sesama. Inilah orang yang bangkrut dengan kerugian yang sebenarnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabat : "Tahukah siapa orang yang  pailit?" Mereka menjawab: "Orang yang pailit adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta benda."

Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang pailit dari umatku adalah seorang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat. Namun sayang ia  telah mencela si fulan dan  menuduh si fulan, telah menumpahkan darah si fulan dan telah memukul si fulan. Maka kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang yang telah dia sakiti. Apabila kebaikannya sudah habis padahal perkaranya belum selesai maka dosa orang-orang yang ia sakiti diberikan kepadanya kemudian iapun dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 674). In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur, Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim), refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Selasa 25 Zulhijjah 1445 H, 02 Juli 2024. Assalammualaikum Warrahmatallahi Wabarrakatuh

7 Rahasia Istighfar

Istighfar adalah memohon ampun kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dengan kalimat : Astaghfirullaahal'adzhiim atau dengan kalimat lain yang semakna. Permohonan Ampun ini dilakukan dengan hati yang tulus dan dibarengi dengan penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat serta bertekad untuk tidak mengulanginya. Ada 7 Rahasia Istighfar, yaitu :

1 : MENDATANGKAN AMPUNAN ALLAH. Maka aku berkata (kepada mereka) Mohonlah ampun kepada RABBmu sesungguhnya DIA adalah Maha Pengampun. (QS. Nuh : 10)

2 : MENGATASI KESULITAN DAN TERBUKA NYA PINTU RIZEKI. Barangsiapa beristighfar secara rutin, pasti ALLAH memberinya jalan keluar dalam kesempitan dan memberi rizki yang tiada terhingga padanya. (HR. Abu Daud)

3 : MENAMBAH KEKUATAN. Dan (Hud berkata): Hai kaumku, mohonlah Ampunan kepada RABBMu lalu bertaubatlah kepadaNYA, Niscaya DIA akan menurunkan hujan yang sangat deras dan DIA akan menambahkan kekuatan diatas kekuatanmu. (QS. Hud :52)

4 : MEMPEROLEH BANYAK KENIKMATAN. Dan hendaklah kamu memohon Ampun kepada RABBmu dan bertaubat kepadaNYA Niscaya DIA akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan. (QS. Hud : 3)

5 : TURUN NYA RAHMAT. Hendaklah kamu memohon ampun kepada ALLAH, agar kamu mendapat rahmat. (QS. An-Naml : 46)

6 : SEBAGAI KAFARATUL MAJLIS. Barangsiapa yang duduk dalam satu Majlis (perkumpulan orang) lalu di dalamnya banyak perkataan sia-sianya atau (perdebatan) kemudian sebelum ia bangkit dari Majlis membaca (Istighfar): Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta Astaghfiruka wa atuubu ilaih

(Maha suci ENGKAU YAA ALLAH, dan aku memujiMU dan aku bersaksi bahwa tiada ALLAH melainkan ENGKAU, aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMU). Maka ia akan diampuni kesalahan kesalahan yang diperbuatnya selama di Majlis itu. (HR. Ath-Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Hibban, Abu Daud dan Al-Hakim).

7 : TERHINDAR DARI ADZAB ALLAH. Dan tidak-lah (pula) ALLAH akan mengadzab mereka, sedang mereka masih memohon ampun (Istighfar). (QS. Al-Anfal :33)

Itulah Tujuh Rahasia Istighfar, in sya Allah bermanfaat untuk kita bersama Aamiin Yaa rabbal 'alamiin. In sya Allah bermanfaat fimdalimunthe55@gmail.com 

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. Catatan Awal Pekan, Senin 1 Juli 2024, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh FIM - Ferry Is Mirza, 3170-PWI/WU/DP/2012

GATOT REVOLUSI MENTAL 

Gemol, Judol, Pinjol menjadi PEMBUNUH RAKYAT, ini fakta bahwa GATOT (GAGAL TOTAL) REVOLUSI MENTAL ala JOKOWI. Revolusi Mental berujung pada perilaku para pejabat kecanduan Judi Online (judol), anak anak muda terbius oleh Game Online (gemol) yang menghilangkan masa depannya. Publik kebanyakan terjerat Pinjaman Online (pinjol), di tambah lagi para artis ikut mengendors mempromosikan situs situs judol pinjol demi menumpuk pundi pundi rupiah dari para bandar untuk memenuhi kebutuhan hedon mereka.

Sudah tidak ada lagi moral yang tersisa untuk anak Bangsa ketika yang punya otoritas membiarkan kerusakan terjadi. Demokrasi kita sudah masuk dalam tingkat kejenuhan akibat ulah para elite yang mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Semua regulasi dibuat untuk memudahkan para badut badut opportunis merampok sumberdaya alam. Jika ini terus dibiarkan maka kedepan anak cucu kita hanya akan menanggung beban penderitaan.

Negara saat ini sudah bukan lagi tempat yang ramah dan aman untuk rakyatnya. Negara saat ini tidak hadir untuk mensejahterakan rakyat.Tapi, melalui regulasi yang dikeluarkan cenderung memperdayai rakyat.

Ketika anak anak  dihancurkan oleh gemol, orang dewasa dihancurkan oleh pinjol dan judol, artinya Negara tidak berdaya terhadap para Preman dan Bandar. Apakah mereka (para pemangku kebijakan ) mendapatkan cuan dari itu semua ???  

Sudah banyak korban dari rakyat tapi pemerintah menutup mata dan telinga. Bukannya memberi solusi / memecahkan masalah yang dihadapi rakyat dengan cara yang lebih bijak... Malah terkesan mendukung, membiarkan bahkan cenderung memfasilitasi kerusakan itu terjadi...

Apakah ini maksud slogan REVOLUSI MENTAL yang di teriakan JOKOWI saat awal menjabat sebagai Presiden..?? Justru ini Revolusi penghancuran mental rakyat dengan segala beban penderitaan di masa datang.

Penghancuran yang dilakukan dengan sistematis masiv terstruktur hingga rakyat tak bisa melawan atau berontak... Pertanyaannya sampai kapan kita hanya akan menjadi penonton, menonton kehancuran anak dan saudara sendiri..??

Tak adakah yang bisa diperbuat, apakah kita sudah putus asa sebagai rakyat..?? Melihat dan memperhatikan sejarah dari peradaban Mesir kuno, Yunani kuno, kejayaan Romawi, masa keemasan Islam sampai abad modern, tidak ada sejarahnya kemarahan rakyat bisa dibendung oleh penguasa.

Pressure yang kuat dari rakyat yang bisa merubah sejarah, tapi sayang kebanyakan orang lebih takut hidup dalam imajinasi daripada dalam dunia nyata, seolah olah tindakan dan keberanian akan mengundang kiamat bagi kehidupan.

Mari jadikan diri kita menjadi bagian dari perubahan, hanya dengan pressure dari rakyat yang bisa merubah keadaan yang terpuruk ini. "Ayo kita lakukan Revolusi terhadap Revolusi Mental" Manfaatkan umur sebelum dikubur. In sya Allah bermanfaat. fimdalimunthe55@gmail.com - @comuterlinetdesdjo

🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳🔳

#No Ferry No Happy. Bismillahirrahmanirrahim. EPCDH ZULHIJJAH, Manfaatkan Umur Sebelum Dikubur, oleh Ferry Is Mirza (fim) refrensi tafsir Alquran dan alhadits, Senin 24 Zulhijjah 1445 H, 01 Juli 2024. Assalammualaykum Warrahmatallahi wabarrakatuh

Hancur jika Urusan Diserahkan Bukan Kepada Ahlinya

Dari Abu Hurairah RA mengatakan; Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Jika amanat telah disia siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-siakan ? Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR. Bukhari 6015). Pelajaran yang terdapat di dalam hadist diatas :

1- Amanah berasal dari kata amuna - ya‘munu - amn[an] wa amânat[an] yang artinya jujur atau dapat dipercaya.

yang bermakna tidak meniru, terpercaya, jujur, atau titipan. Segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

2- Orang yang tidak mengerti bagaimana ketentuan Allah dalam mengatur urusannya tidak akan mampu menjalankan amanah dengan baik dalam urusan tersebut. Sebaliknya hanya akan merusak dan menghancurkan urusan itu. Bagaimana mungkin dia bisa menjalankan ketentuan Allah kalau dia tidak mengerti ? Sedangkan yang mengerti saja bisa jadi dia abai terhadap ketentuan yang dia ketahui ?

3- Dalam hal jual beli, sewa-menyewa, maupun masalah bisnis lainnya, orang yang tidak mengerti hukum Allah dalam hal tersebut, lalu nekat menggeluti dunia bisnis, dia bisa saja melakukan transaksi haram namun dianggapnya baik, sehingga tidak hanya membahayakan dirinya, namun juga mencelakakan orang lain yang bertransaksi dengannya, bahkan masyarakat umum. 

Oleh karena itu Umar bin Khattab RA pernah berkata: “Jangan ada yang bertransaksi di pasar kami kecuali orang yang telah paham agama.” (HR. At-Tirmidzi)

4- Terlebih lagi dalam hal kekuasaan, karena penguasalah yang bertanggung jawab menjalankan aturan yang mengatur rakyat. Jika dia tidak mengerti hukum syara’, atau tidak mau menjalankan amanahnya dengan menggunakan aturan aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tentu kerusakan demi kerusakan akan datang silih berganti. 

Sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam : “Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum- hukum Allah dan mereka memilih-milih apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan bencana diantara mereka”. (HR. Ibnu Majah)

5- Sungguh bencana demi bencana telah kita alami, bukan hanya bencana alam, namun yang lebih mengerikan adalah bencana sosial. Yakni makin meningkatnya kriminalitas, bunuh diri, kasus narkoba, judi online, korupsi merajalela, perzinaan, LGBT dan karena amanah disia-siakan. Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an :

1- Perintah untuk menunaikan amanah secara umum . Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Allah itu memerintahkan kepada engkau semua supaya engkau semua menunaikan - memberikan amanat kepada ahlinya  pemiliknya." (QS. an-Nisa': 58)

2- Dalam konteks ayat ayat Alquran, dengan amanah punya beberapa varian makna, terkait dengan larangan menyembunyikan kesaksian atau keharusan memberikan kesaksian yang benar

"Jika kalian dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai, sedangkan kalian tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi, jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya utangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kalian para saksi menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan". (QS. Al Baqarah :283)

3- Terkait dengan keadilan atau pelaksanaan hukum secara adil. "Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. An Nisa : 58)

4- Terkait dengan sifat khianat. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian mengetahui". (QS. Al Anfal : 27). In sya Allah bermanfaat.  fimdalimunthe55@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Utsman bin Affan r.a. dan para istrinya

Kontroversi hadits puasa dan sedekah

Pembahasan tentang Nur Muhammad