10 Awal Dzulhijjah Dan 10 Akhir Ramadhan

Jika ditanya "lebih utama mana 10 hari terakhir ramadhan ataukah 10 awal dzulhijjah ?". Jawabnya ada 3 pendapat : 
1. Pendapat pertama, lebih utama 10 awal dzulhijjah. Ibnu Katsir rahimahullah termasuk yang berpendapat ini dengan mendasarkan pada firman Allah Ta’ala,

وَالْفَجْرِوَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar. Dan (demi) hari yang sepuluh” (Al-Fajr: 1-2). Selanjutnya beliau berkata, 

والليالي العشر المراد بها عشر ذي الحجة ، كما قاله ابن عباسٍ وابن الزبير ومُجاهد وغير واحدٍ من السلف والخلف

Yang dimaksud dengan “malam yang sepuluh” adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ibnu az-Zubair, Mujahid, dan lainnya dari kalangan kaum Salaf dan Khalaf” [Tafsir Ibni Katsir, VIII/535].

Ibnul Arabi rahimahullah berkata,

أنه أطلق على الأيام لياليلأن اللغة العربية واسعة ، قد تطلق الليالي ويراد بها الأيام ، والأيام يراد بها الليالي

Makna malam bisa dimaksudkan siang hari, karena bahasa Arab luas pemaknaannya. Terkadang disebutkan malam padahal maksudnya siang dan sebaliknya disebutkan siang maksudnya malam” [2. Ahkamul Quran, 4/334].

2. Pendapat kedua, lebih utama 10 akhir ramadhan. Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

وإنما يرجح القول الثاني أنها الليالي العشر الأواخر من رمضان، وأقسم الله بها لشرفها، ولأن فيها ليلة القدر

yang Rajih adalah pendapat kedua yaitu 10 akhir Ramadhan. Allah telah bersumpah dengan kemualiaannya karena padanya terdapat malam Lailatul Qadar” [3. Tafsir Juz Amma li Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin, Asy Syamilah].

3. Pendapat ketiga, menggabungkan keduanya yaitu kalau malamnya lebih utama 10 akhir ramadhan tapi siangnya lebih utama 10 awal dzulhijjah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan hal ini, beliau berkata

:ليالي العشر اﻷخير من رمضان ، أفضل من ليالي عشر ذي الحجة ، و أيام عشر ذي الحجة أفضل من أيام عشر رمضان ، وبهذا التفصيل يزول اﻹشتباه ، ويدل عليه أن ليالي العشر من رمضان إنما فضلت بإعتبار ليلة القدر ، وهي من الليالي ، و عشر ذي الحجة إنما فضل بإعتبار أيامه، إذ فيه يوم النحر ، و يوم عرفة ،و يوم التروية 

Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah)”[4. Zaadul Ma’aad hal. 20].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Utsman bin Affan r.a. dan para istrinya

Kontroversi hadits puasa dan sedekah

Pembahasan tentang Nur Muhammad