Bijaklah ketika di masjid
Kisah Nyata... Seorang laki-laki pergi ke masjid, tapi dia lupa mematikan (silent mode) hp nya. Ketika sujud, hp- itu berdering.
Selesai sholat, seorang takmir masjid memarahinya, orang-orang langsung menegur nya karena di anggap menganggu kekhusyukan dan ketenangan sholat.
Dalam perjalanan pulang sang istri juga ikut memarahinya. Orang-orang jg terlihat menertawakan dan meremehkan nya.
Sejak Saat itu dia berjanji ''tidak akan pernah lagi melangkah kan kaki nya ke masjid itu"
DAN... Malam nya ia pergi ke cafe, masih merasa gugup dan terguncang dia tidak sengaja menumpahkan minuman nya ke meja.
Pelayanan bar dengan sigap meminta maaf dan memberi kain bersih untuk membersihkan pakaiannya.
Petugas kebersihan membersihkan lantai dan manajer bar memberikan pelukan serta berkata "Jangan kuatir, siapa sih yang tidak pernah berbuat salah". Sejak saat itu, dia tidak pernah berhenti datang ke bar itu.
PELAJARAN... Terkadang sikap kita merasa sebagai orang beriman dan lebih merasa bertakwa, malah mengantar kan jiwa-jiwa ke neraka. Kita memagari/meng eksklusif kan diri kita bahwa kita adalah orang yang paling berhak menghakimi.
Bagaimana kita bicara tentang memenangkan jiwa, jika fokus kita hanya kesalahan orang lain saja?
Sama dengan kasus anak-anak sholat di masjid. Terus ramai. Dimarahi sama takmir dan jamaah. Bahkan bapak nya juga kena makian. Kalau tidak bisa ajari anak akhlak di masjid jangan bawa anakmu ke masjid. Mengganggu kekhusyuan orang lain.
Padahal kalau tenang justru mengantuk, menguap, memikirkan hal lain selain bacaan sholatnya, tidak fokus pada yang dibaca imam nya. Tidak khusyu sama sekali.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan sampaikan komentar anda terhadap postingan (tulisan) ini. Terima kasih